THE FRATERNITY
Adam berada Apartemennya, tepatnya di balkon kamarnya. Adam mengambil ponselnya yang ada di saku celananya, kemudian menekan nomor ponsel milik ibunya. Adam ingin menghubungi ibunya dan meminta ibunya untuk mengurus kepindahan nya ke Jakarta.
Selang beberapa menit, panggilan tersambung..
"Hallo Mama. Minggu depan aku akan pindah kuliah ke Jakarta. Aku sudah tidak betah disini. Jadi dalam minggu ini aku akan mengurus semua administrasi dan kepindahan kuliahku. Jadi besok adalah hari terakhirku kuliah dibsini. Aku mau mama mengurus nya."
"Baiklah, sayang. Kalau itu maunya kamu, mama akan mengurus semua disini."
"Terima kasih, mama. Aku menyayangimu."
Setelah selesai berbicara dengan ibunya, Adam pun mematikan panggilannya.
^^^
Keesokan harinya, setelah sarapan pagi. Adam langsung pergi meninggalkan Apartemennya untuk menuju Kampusnya hanya untuk mengurus kepindahannya Ke Jakarta dan juga berpamitan dengan teman-teman sekelasnya dan juga keenam sahabatnya.
***
Adam sudah berada di Kampusnya. Ketika Adam tiba di Kampus. Teman-temannya dan juga keenam sahabatnya dengan semangat dan kekompakan.
"Selamat pagi dan selamat datang di Kampus, Dirandra Adamka Abimanyu!" seru mereka semua ketika melihat Adan melangkah memasuki kelas
Adam yang melihat dan mendengarnya tersenyum bahagia. Kini Adam telah duduk di kursinya.
Adam menatap satu persatu wajah keenam sahabatnya, begitu juga dengan teman-teman sekelasnya.
"Ada yang ingin aku sampaikan pada kalian!" seru Adam.
"Apa, Dam? Kau mau menyampaikan apa pada kami?"
"Aku besok mau balik ke Jakarta," jawab Adam.
"Ba-balik ke Jakarta?"
"Hm." Adam menjawabnya dengan deheman.
"Tapi kau akan balik lagi ke sini kan?"
"Kayaknya tidak. Ini adalah hari terakhirku kuliah di sini bersama kalian. Dan hari terakhir aku di Amerika." Adam menjawab pertanyaan dari sahabatnya itu dengan wajah sedihnya.
"Tapi kenapa, Dam? Apa ada yang membuatmu tidak nyaman kuliah di sini?"
"Atau ada yang mengusikmu selama tinggal di Amerika ini?"
"Tidak. Aku nyaman tinggal di negara ini. Dan aku juga nyaman kuliah di sini. Hanya saja, aku memang benar-benar ingin balik ke Jakarta."
"Apa tidak bisa dibatalkan, Dam? Disini saja ya."
"Tidak bisa. Aku minta maaf," jawab Adam.
Adam menatap sedih keenam sahabatnya yang sudah menangis mendengar keputusan Adam yang akan kembali ke Jakarta.
"Kalian tidak perlu khawatir dan sedih. Walaupun aku balik ke Jakarta. Kita tetap menjadi sahabat. Aku akan sering-sering menghubungi kalian. Kitakan punya grup chat. Kita akan melepaskan rindu disana." Adam berbicara sembari memberikan semangat keenam sahabatnya
"Baiklah, Dam. Kalau itu sudah menjadi keputusanmu. Aku dan yang lainnya menghargai keputusanmu itu."
"Terima kasih.
***
Di kediaman keluarga Bimantara. Terlihat seorang pemuda tampan yang masih terlelap di dalam kamarnya. Pemuda itu adalah Danelio Danish Bimantara, putra kedua dari Evan Hara Bimantara.
"Danish, ayo bangun. Ini sudah jam 06.00 pagi. Nanti kamu bisa terlambat pergi ke Kampusnya." Dhira berucap sambil menarik selimut Danish.
"Yaelah Mama. Ini masih jam 6 kan. Aku berangkatnya jam 8," jawab Danish sambil mengucek-ucek matanya.
"Ya, ampun Danish. Kamu itu mandinya lumayan lama. Belum lagi pakai bajunya milih-milih dulu. Tambah lagi sarapan. Sudah berapa menit waktu yang terpakai sayang."
"Iya, ya. Aku mandi sekarang! Papa dan kak Garry sudah bangun belum, ma?"
"Jangan ditanya lagi. Mereka sudah bangun dari tadi. Tidak kayak kamu setiap hari dibangunin. Ya, sudah Mama tunggu dimeja makan."
Setelah itu, Dhira pun pergi meninggalkan kamar Danish. Sementara Danish langsung beranjak dari tempat tidurnya dan kemudian bergegas ke kamar mandi.
Setelah berpisah dengan istrinya Utari. Evan menikah lagi dengan seorang perempuan yang baik hati. Perempuan itu adalah Dhira. Evan menikah bukan karena dia sudah tidak mencintai istrinya lagi, tapi dia menikah karena rencana jahat sang Ibu dan kakak perempuannya.
Evan tidak mengetahui, apa yang sudah dilakukan oleh ibunya. Dirinya hanya menuruti semua kemauan ibunya.
Dhira adalah sosok istri yang baik untuk Evan dan ibu yang penyayang untuk ke dua putranya yaitu Ayden Garry Bimantara dan Danelio Danish Bimantara. Dhira sangat tulus menyayangi mereka berdua.
***
Di kediaman keluarga besar Abimanyu, seluruh anggota keluarga telah berkumpul di meja makan untuk melakukan ritual mereka yaitu sarapan pagi.
"Oh, ya! Mama ada kabar baik untuk kalian berdua!" seru Utari sembari menatap dua keponakan tampannya yaitu Mahanta Ardiya Abimanyu dan Ekawira Harsha Abimanyu.
"Kabar apa, Mama?" tanya Ardi penasaran.
"Adam akan pulang ke Jakarta. Dan Adam akan kuliah disini bersama kalian. Dan mama sudah mengurus semuanya."
"Benarkah, Ma? Waaaah! Ini kabar yang sangat menyenangkan. Aku makin tidak sabar ingin cepat-cepat bertemu dengannya. Sudah berapa lama ya tidak bertemu dengan anak kelinci itu. Aku sangat-sangat merindukannya?" ucap Harsha.
"Memangnya cuma kau saja yang merindukan si kelinci bongsor itu. Kakak juga merasakan hal yang sama," saut Ardi.
"Kapan Adam pulang, Ma?" tanya Harsha dengan semangat.
"Besok! Jadi, bisakah kalian menjemputnya di bandara?" tanya Utari tersenyum.
"Bisa," jawab Ardi dan Harsha bersamaan.
Mereka semuanya tersenyum ketika mendengar jawaban antusias dari Ardi dan Harsha. Mereka bisa melihat ada kerinduan yang terpancar di mata keduanya untuk adiknya.
"Ayoo, sekarang habiskan sarapan kalian. Nanti kalian bisa terlambat ke Kampus," ucap Yodha, sang kakek
"Baik, Kakek!" jawab Ardi dan Harsha bersamaan.
Mereka pun kembali melanjutkan sarapan paginya dengan tenang dan hikmat.
***
Adam berada di ruang tengah Apartemen miliknya. Dirinya duduknya di sana sebelum rasa kantuknya menyerang.
Adam saat ini sedang memikirkan keenam sahabatnya. Wajah sedih dan kecewa keenam sahabatnya masih terngiang-ngiang di otaknya.
"Apa aku telah salah mengambil keputusan untuk balik ke Jakarta? Maafkan aku." Adam menggumam dalam hatinya.
***
Pesawat yang di tumpangi oleh Adam sudah landing di bandara Soekarno Hatta satu jam yang lalu. Adam menduduki dirinya di salah satu kursi yang ada di ruang tunggu bandara sambil mendengarkan musik.
"Aiisshh! Dari pada aku duduk disini kayak orang bodoh menunggu jemputan yang tak kunjung datang. Mending aku pergi dari sini saja. Menyebalkan! Lebih baik aku menginap di Apartemen milik kakek dan sekalian aku tidak akan memberikan kabar kepada mereka. Biarkan saja mereka kelimpungan mencariku. Siapa suruh membuat seorang Dirandra Adamka Abimanyu menunggu lama di bandara?" Adam menggerutu
Adam beranjak dari tempat duduknya dan melangkahkan kakinya pergi meninggalkan bandara Soekarno Hatta.
Beberapa jam dalam perjalanan, Adam pun telah sampai di depan gedung Apartemen milik kakeknya.
Adam melangkah memasuki gedung Apartemen tersebut dengan senyuman yang mengembang di bibirnya.
Kini Adam telah berdiri di depan Apartemen kakeknya. Adam menekan pin pintu Apartemen tersebut. Setelah itu, Adam pun membuka pintu Apartemen itu.
CKLEK
"I AM BACK!" seru Adam saat kakinya melangkah memasuki Apartemen itu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 233 Episodes
Comments