Keributan

TAP!

TAP!

TAP!

Terlihat ketujuh orang pemuda dengan tatapan tajam sedang merapatkan tubuh mereka dan mengepung seorang gadis cantik, lugu dan kutu buku di belakang gudang Kampus. Keenam pemuda itu saling beradu pandang kemudian menatap kembali setiap inchi tubuh gadis yang mereka kepung seraya bersmirk ria seperti macan yang bersiap-siap menerkam mangsanya. Kini tubuh gadis cantik itu terlihat bergetar dengan hebatnya.

"Sonia, aku tahu kau bawa uang hari ini. Kemarikan dompetmu," ujar Cakra seraya mengulurkan tangannya, meminta gadis cantik yang bernama Sonia itu untuk menyerahkan dompetnya.

"M-maaf.. kak Cakra. A-aku t-tidak bawa uang hari ini." Sonia benar-benar sangat takut melihat ketujuh pemuda itu yang sebenarnya adalah teman satu kelasnya yang suka sekali membullynya. Mereka memang selalu membully para mahasiswa di Kampus.

"Ya! Jangan membuat kami marah. Cepat berikan uangmu!" teriak Prana.

"M-maaf.. kak Prana. Aku benar-benar sedang tidak membawa uang," jawab Sonia dengan terbata-bata dan menundukkan kepalanya karena saking takutnya.

Tiba-tiba saja sebuah tangan dingin meraih pipinya dan tangan itu berusaha mendongakkan kepalanya.

"Ya, kau bisa merasakannya kan? Kami kedinginan. Kami minta uangmu hanya untuk membeli soju," ujar Danish.

Sonia menatap mata pemuda itu, lalu turun ke bibirnya yang tipis dan bisa dilihatnya asap yang mengepul keluar dari mulutnya karena udara yang dingin saat itu.

"Ma..maaf.. kak Danish. T-tapi Dosen tidak memperbolehkan kita untuk minum minuman berakohol di Kampus."

"Ck!" terdengar decakkan kesal yang keluar dari mulut Danish. "Apa kau ingin menggurui kami, hah?"

"A-a.. Tidak." Sonia menggeleng-gelengkan kepalanya dan kembali menundukkan kepalanya.

Danish pun memegang dagu Sonia dan sekali lagi ia berusaha mendongakkan kepala Sonia.

"Haah. Ternyata aku baru sadar kalau wajahmu itu sungguh sangat cantik. Kenapa selama ini aku tidak menyadari ada malaikat cantik di dekatku?" Danish berucap seraya tersenyum evil dan tangannya melepaskan kaca mata yang dipakai oleh Sonia.

"Kau lebih cantik jika tidak memakai kaca mata jelek ini." Danish membuang kaca mata Sonia, lalu menatap tajam Sonia.

"Apa kau ingin aku merusak wajah cantikmu ini, hum?" Danish berkata seraya mengelus pipi Sonia.

Penyataan Danish membuat tubuh Sonia semakin bergetar hebat. Sonia sungguh tidak tau bagaimana caranya agar bisa terlepas dari cengkraman Danish.

Danish mendekatkan wajahnya pada Sonia dan mendengus di dekat wajah Sonia.

"Bagaimana kalau kau yang menghangatkanku?" Danish seduktif di telinga Sonia yang berhasil membuat Sonia membelalakkan matanya yang bulat.

Keenam pemuda yang lainnya yang juga ikut mengepung Sonia hanya bisa terkekeh melihat kelakuan Danish yang sedang menggoda Sonia.

Baru saja Danish ingin menempelkan bibirnya di bibir Sonia yang merah bak buah ceri, tiba-tiba seorang pemuda dengan nada tinggi berteriak didekat mereka.

"Yak! Danish. Apa yang sedang kau lakukan? Lepaskan dia!"

Seketika Danish menjauhkan wajahnya dari Sonia dan menoleh kearah asal suara tersebut.

"Ck. Dasar bocah kecil sialan. Mengganggu urusan orang saja," gumam Danish.

Pemuda yang telah merusak kegiatan Danish itu melirik kearah Sonia.

"Ya, Kau kemarilah," ucap pemuda itu tapi Sonia masih betah berdiri terpaku di tempatnya.

"Yak! Apa yang kau tunggu!" ucap pemuda itu lagi.

Dan dengan segera Sonia menepis tangan Danish dan berlari kearah pemuda itu, lalu berlindung di belakang punggungnya.

"Cepatlah kembali ke kelas. Biar aku yang mengurusnya," ujar pemuda itu pada Sonia

"Ta..tapi.."

"Yak, pergilah! Kau dengar tidak, hah!"

Sonia dengan getaran tubuh yang masih belum bisa Sonia stabilkan, secepat kilat berlari meninggalkan kedelapan pemuda itu.

Danish yang sejak tadi menatap sinis pemuda yang berani mengganggu acaranya, kemudian melangkahkan kakinya mendekati pemuda itu.

"Kau anak baru itukan? Eemm! Namamu Adam. Pindahan dari Amerika! Benarkan? Kenapa kau mengganggu urusanku? Mau jadi pahlawan, hah? Karena kau sudah menggangguku dan menggagalkan rencanaku. Sebagai gantinya, berikan uangmu padaku sekarang! Aku membutuhkannya untuk membeli soju." Danish membentak pemuda itu.

Pemuda yang menolong Sonia itu adalah Dirandra Adamka Abimanyu.

Teman-teman Danish memberikan tatapan tak suka kepada Adam. Adam hanya diam melihat tingkah laku pemuda-pemuda itu.

"Aku tidak punya uang. Kalau kau mau uang, minta saja sana sama orang tuamu. Bukankah orang tuamu kaya raya. Apa kau tidak malu? Kau adalah anak seorang donatur terbesar di Kampus ini, tapi kerjanya cuma memalak bahkan suka membully mahasiswa mahasiswi disini?" cibir Adam.

"Ck. Apa kau bilang? Apa kau kira aku ini bodoh? Mana mungkin mereka mau memberikanku uang hanya untuk membelikan anaknya minuman beralkohol?" ucap Danish

"Nah, itu kau tahu! Orang tuamu saja tidak akan mau memberikanmu uang untuk membeli minuman beralkohol. Apalagi orang lain," ejek Danish.

SREEKK!

Danish mencengkram erat kerah Adam.

"Kau ingin mencari masalah dengan kami, hah?"

Adam menatap tajam mata Danish dan menjawab pernyataan Danish dengan santai. "Bukan aku yang mencari masalah, tapi kalian sendiri yang mendatanginya."

"Ck. Kau..." Danish mendecakkan lidahnya dan mengepalkan tangannya di depan wajah Adam.

"Ya, ya! Apa yang kalian lakukan disana?!" teriak seorang dosen dari jarak yang tidak jauh dari posisi mereka.

"Yak! Danish ada dosen yang datang!" teriak Arya gelagapan.

"Ayo kita pergi dari sini."

Tapi entah mengapa tubuh Danish masih saja betah terdiam sambil mengepalkan tangannya di depan wajah Adam.

"Ya. Ayo cepat." Kavi dan Prana seraya menyeret Danish menjauh dari Adam.

"Awas kau! Lihat saja nanti."

Danish berucap seraya berlari meninggalkan Adam yang sibuk merapikan kerahnya.

Dosen yang tadi berteriak pada mereka tidak sempat mengejar ketujuh pemuda yang sudah lari kalang kabut itu.

"Apa yang kalian lakukan tadi?" tanya sang dosen ketika ia berhasil menghampiri Adam.

"Tidak ada pak. Kami hanya berbincang-bincang sebentar saja," jawab Adam dengan santai, tapi di dalam hatinya dirinya sangat berterima kasih pada dosennya itu karena dirinya sangat tidak suka berurusan dengan Danish dan Gengnya.

"Ya, sudah? Kalau begitu cepat kau ke kelas. Sebentar lagi kelas akan dimulai."

"Baik, Pak." Adam seraya membungkukkan badannya, lalu pergi ke kelas dengan langkah yang dipercepat.

***

Adam sudah berada di kelas. Seperti biasanya, kelas komputer memang terkenal dengan kelas yang paling ramai di Kampus. Apalagi saat ini wali kelas mereka belum juga masuk ke kelas. Dan seperti biasanya juga Sonia masuk ke kelas dengan menundukkan kepalanya dan duduk di bangku paling depan.

Mau tahu kenapa dia selalu duduk di depan? Sebenarnya dia anak yang sangat pintar. Malah dia ini termasuk siswi yang memiliki peringkat akademik yang lumayan lah. Sonia selalu duduk di bangku depan karena dia ingin fokus terhadap pelajarannya.

Sonia duduk di bangkunya tanpa mengucapkan satu katapun. Dirinya berusaha mati-matian agar getaran pada tubuhnya karena kejadian tadi pagi tidak diketahui oleh orang lain. Sonia memutar bola matanya dan melirik kearah bangku yang ada di sampingnya. Diamatinya seorang pemuda yang baru saja datang itu dan langsung mengeluarkan buku.

"Woaaa!! lihat.. Siapa yang baru datang, eoh?!" teriak seorang pemuda bersuara di belakang bangku Sonia.

"Woaaa! Seorang Dirandra Adamka Abimanyu si anak baru dan Ekawira Harsha Abimanyu dari geng BRIANER ternyata. Seperti biasa, kau terlihat cantik sekali hari ini, Adam," lanjut pemuda itu seraya tersenyum seperti orang bodoh.

"Yak, Robin! Adam itu laki-laki," tegur seorang pemuda yang duduk di belakang Adam.

"Kenapa Lino? Adam memang cantikkan? Adam itu memang cowok. Tapi wajahnya cantik dan juga manis seperti cewek," ucap Robin.

Lino tidak bisa membalas pernyataan Robin dan memilih untuk diam. Yah, memang benar sih kalau Adam itu bisa dibilang pemuda tertampan dan juga tercantik di kelasnya.

Bagaimana tidak? Semenjak dia pindah kuliah ke Kampus ini beberapa minggu yang lalu. Setiap dia lewat, entah itu dihalaman Kampus atau di lorong Kampus atau di Kantin, semua mata wanita dan pemuda yang ada di kampus itu pasti meliriknya.

"Hari ini kita mau main ke gamenet lagi kan? Aku mau menyelesaikan pertarunganku yang tertunda," ujar seorang Harsha yang sedari tidak melepas PSP-nya.

"Ya, kak Harsha! Aku juga ingin segera mengupgrade kekuatanku supaya bisa mengalahkan kakak... hahaha." Adam menimpali.

"Ck! Ya, Adam. Sudah berapa kali kakak bilang kalau kau tidak mungkin bisa mengalahkan kakak," sindir Harsha.

"Benarkah? Kita lihat saja nanti siapa yang bakalan menangis diakhir?" sahut Adam.

"Ya, ya! Apa kalian melupakan sang Master, eoh?" ujar Torry seraya menunjuk dirinya sendiri. "Aku yang akan membuat kalian menangis. Hahaha.."

BRAAAKKK!

Kelas komputer yang tadinya sangat ramai, tiba-tiba hening ketika ketujuh orang pemuda masuk ke kelas. Ya, mereka adalah Danish dan Gengnya.

Danish dan Gengnya ini sangat disegani di Kampusnya. Siapapun yang berani macam-macam dengan mereka pasti tidak akan pulang dengan tubuh yang masih utuh, paling tidak sedikit lebam disana-sini.

Danish berjalan kearah bangku miliknya yang terletak di deretan paling belakang, lalu meletakkan tubuhnya di atas kursi dengan kasar dan mengangkat kedua kakinya di atas meja. Matanya kini tertuju pada seorang gadis yang duduk di deretan paling depan, sedangkan gadis yang diperhatikan oleh Danish terlihat menundukkan kepalanya dan meremas bajunya hingga tangannya menjadi putih pucat.

"Ya, Sonia. Urusan kita belum selesai! Dan kau juga anak baru!" seru Danish memecah keheningan yang ada.

Kata-kata Danish telah berhasil membuat seluruh mata yang ada memandangnya dengan tatapan tajam. Hal tersebut membuat Sonia semakin membenamkan kepalanya di atas meja. Tapi tidak untuk Adam. Dia tidak memiliki rasa takut sama sekali dan hanya memilih mengabaikan ucapan dari Adam.

Sementara dengan Harsha. Dirinya marah saat nama Adam disebut. Harsha berdiri dan menggebrak mejanya dengan keras sehingga membuat penghuni kelas tersentak kaget.

BRAAAKKK!

"Hey, Danish! Apa urusanmu dengan Adam? Kenapa kau bawa-bawa dia, hah?!" teriak Harsha emosi.

"Sudahlah kak Harsha. Abaikan saja dia. Jangan dengarkan omongannya," ucap Adam menenangkan Harsha.

Episodes
1 Kembali Ke Jakarta
2 Kekhawatiran Utari
3 Hari Pertama Kuliah
4 Kerinduan Adam
5 Keributan
6 Ingatan Masa Kecil Adam
7 Kemarahan Adam
8 Khawatir
9 Hukuman
10 Perkelahian
11 Kerinduan Utari Kepada Putra Bungsunya
12 Memutuskan Untuk Pulang
13 Mama, I Miss You
14 Pengeroyokan
15 Kebahagiaan Keluarga Abimanyu
16 Kemarahan dan Kekecewaan Danish
17 Menceritakan
18 Jatuh Pingsan
19 Menyendiri
20 Sikap Dingin Adam
21 Kemarahan Adam
22 Perasaan Lain
23 Telepon Dari Rektor
24 Penusukan
25 Rasa Penasaran Danish
26 Amarah Harsha
27 Pasrah
28 Keusilan Sang Ibu
29 Rencana Jahat Dhira
30 Perasaan Yang Tak Enak
31 Saling Membunuh
32 Ikatan Batin
33 Profokasi
34 Bercerita
35 Kebahagiaan Garry Dan Danish
36 Perang Mulut Adam Dan Harsha
37 Pelukan Seorang Kakak
38 Kelinci vs Alien
39 Menggagalkan Rencana
40 Ketakutan Danish
41 Rasa Khawatir Seorang Ibu
42 Kecurigaan Adam
43 Kekecewaan Adam Pada Ibunya
44 Pikiran Yang Kacau
45 Membuat Rencana
46 Penyesalan Danish
47 Berdamai
48 Kebahagiaan Evan
49 Perdebatan Danish Dan Adam
50 Adik Yang Super Menyebalkan
51 Penculikan
52 Kekecewaan Utari
53 Mendatangi Kediaman Dhira
54 Pulang Ke Rumah
55 Terbongkar Kebusukan Dhira
56 Penyiksaan
57 Kemarahan Garry Dan Danish
58 Kehilangan
59 S2. Kekesalan Allan
60 S2. I Miss You
61 S2. Kejutan Ulang Tahun
62 S2. Kilas Balik
63 S2. Adam
64 S2. Perdebatan Allan Dan Melky
65 S2. Kerinduan Danish
66 S2. Kerinduan Danish 2
67 S2. Kesedihan Keluarga Abimanyu
68 S2. Berperang Dengan Pikiran
69 S2. Isak Tangis Gala Melihat Sosok Adam
70 S2. Dipertemukan Kembali
71 S2. Benar-benar Mirip
72 S2. Berusaha Untuk Mengingat
73 S2. Kecurigaan Cakra
74 S2. Fakta Terungkap
75 S2. Mencoba Untuk Mengingat
76 S2. Perang Mulut
77 S2. Allan vs Melky
78 S2. Kemarahan Allan
79 S2. Kekecewaan Allan
80 S2. Kembali Terluka
81 S2. Kekecewaan Nicolaas Terhadap Vigo
82 S2. Identitas Asli Allan
83 S2. Kesedihan Jungie
84 S2. Kemarahan Dan Kekecewaan Allan
85 S2. Ingatan Mulai Kembali
86 S2. Pulangnya Adam Kekeluarga Abimanyu
87 S2. Perkelahian Kakak Dan Adik
88 S2. Kekhawatiran Dan Kerinduan Keluarga Adiyaksa
89 S2. Nasib Malang Vigo
90 S2. Mood Yang Buruk
91 S2. Perkelahian Dengan Kelompok Lion
92 S2. Tak Berkutik
93 S2. Keributan Kecil Adam Dan Danish
94 S2. Pembalasan Adam
95 S2. Teleponan
96 S2. Teringat Kembali
97 S2. Kebencian Adam Terhadap Sang Nenek
98 S2. Masalah Kembali Datang
99 S2. Menceritakan Masalah Yang Terjadi
100 S2. Kembalinya Dhira
101 S2. Flashback Kejadian Lima Bulan Yang Lalu
102 S2. Flashback Kejadian Lima Bulan Yang Lalu 2
103 S2. Ketakutan Celena
104 S2. Keterpurukan Adam
105 S2. Berusaha Mengingat
106 S2. Kabar Yang Mengejutkan
107 S2. Kesedihan
108 S2. Kabar Duka
109 S2. Duka Yang Mendalam
110 S2. Obrolan Ayah Dan Anak
111 S2. Memulai Aksi
112 S2. Kembali Menyalahkan Diri Sendiri
113 S2. Kemarahan Dan Dendam Nicolaas
114 S2. Pembalasan Dari Adam
115 S2. Keberhasilan Adam Merebut Milik Keluarga Bimantara
116 S2. Rasa Bahagia Dan Rasa Syukur Adam
117 S2. Merencanakan Pembalasan
118 S2. Penyerangan Kediaman Keluarga Kalyani
119 S2. Kematian Yohanes Dan Dhira
120 S2. Kembali Merasakan Kehilangan
121 S2. Kesedihan Melky
122 S3. Bangun Dari Koma
123 S3. Telepon Dari Melky
124 S3. Kekesalan Danish Akan Perkataan Adam
125 S3. Aku Merindukan Kalian
126 S3. Wanita Tak Tahu Diri
127 S3. Kembali Bersedih
128 S3. Isakan Danish Di Pelukan Adam
129 S3. Alasan Dibalik Kepergian Melky
130 S3. Janji Adam Dan Zelo
131 S3. Pesan Dari Adam
132 S3. Aku Kakak Kandung Melky
133 Keberhasilan Kelompok Camorra
134 S3. Lebih Suka Adam Yang Sekarang
135 S3. Pertemuan Adam Dan Melky
136 S3. Menceritakan Kejadian Kecelakaan
137 S3. Pria Misterius
138 S3. Dia Adalah Kakak Sepupunya Jordan
139 S3. Menyelesaikan
140 S3. Penyesalan Ringga
141 S3. Obat-Obatan Cabean
142 S3. Kemarahan Adam Kepada Ronny
143 S3. Adam Dan Danish
144 S3. Menaklukkan Ketiga Pria Tampan
145 S3. Ketakutan Para Karyawan
146 S3. Kedelapan Mahasiswi Cantik
147 S3. Kemarahan Evan, Garry Dan Danish
148 S3. Kejahilan Di Pagi Hari
149 S3. Kerinduan Keluarga Abimanyu
150 S3. Tugas Praktikum
151 S3. Kesedihan Gino
152 S3. Memutuskan Untuk Pulang
153 S3. Cerita Yang Sebenarnya Dari Yoga
154 S3. Membujuk Untuk Pulang
155 S3. Pengakuan Dari Adam Tentang Yoga
156 S3. Balasan Langsung Dari Ardi
157 S3. Kesedihan Dan Ketakutan Adam
158 S3. Kabar Dari Zelo
159 S3. Janji Seorang Garry
160 S3. Adik Mata Duitan
161 S3. Kelompok Vagos Dan Rafan
162 S3. Telepon Dari Sandy Dan Kekesalan Sakha
163 S3. Perhatian Adam Terhadap Danish
164 S3. Siluman Kingkong
165 S3. Kemarahan Yoga
166 S3. Kemarahan Adam
167 S3. Sifat Yang Sama Dan Tidak Berubah
168 S3. Kekhawatiran Vino
169 S3. Hukuman Untuk Orang Yang Sombong
170 S3. Hari Keberuntungan
171 S3. Membantu Sang Bibi
172 S3. Informasi Dari Vino
173 S3. Harga Kertas-Kertas Miliaran Rupiah
174 S3. Kabar Dari Ardi
175 S3. Flashback
176 S3. Kesedihan Evan, Garry Dan Danish
177 S3. Membuat Momen Baru
178 S3. Pembalasan Tiga Abimanyu Bersaudara
179 S3. Kesedihan Melky Akan Adam
180 S3. Bertarung
181 S3. Perkataan Manis Adam
182 S3. Sebuah Pilihan
183 S3. Janji Garry Dan Danish
184 S3. Tak Berkutik
185 S3. Membahas Masalah Kerjasama
186 S3. Keinginan Adam
187 S3. Informasi Dari Ricky
188 S3. Menolong Dzaky
189 S3. Cerita Adam Yang Mengejutkan
190 S3. Kemarahan Dan Ancaman Seorang Adam
191 S3. Kabar Bahagia Dari Bagas
192 S3. Menceritakan Tentang Adam
193 S3. Sifat Patuh Adam Dan Harsha
194 S3. Menceritakan Tentang Sosok Ricky
195 S3. Pembalasan Dimulai
196 S3. Berakting Ribut
197 S3. Perkataan Sahabat Terlaknat
198 S3. Teriakkan Histeris Adam
199 S3. Cerita Adam Tentang Jasmine Dan Ariel
200 S3. Dua Kabar Yang Membahagiakan
201 S3. Rencana Selanjutnya
202 S3. Kalian Resmi Dipecat
203 S3. Kekecewaan Utari Terhadap Wakil Dekan
204 S3. Panggilan Dari Yana Bibinya Jasmine
205 S3. Janji Adam Untuk Jasmine
206 S3. Kekesalan Danish Di Pagi Hari
207 S3. Persiapan KKN
208 S3. Isak Tangis Kerinduan Adam Terhadap Ariel
209 S3. Permintaan Reres
210 S3. Kabar Mengejutkan Dari Ricky
211 S3. Kekesalan Adam
212 S3. Mengingat Kejadian Masa Lalu
213 S3. Bala Bantuan Dari Saga
214 S3. Rasa Bersalah Dan Permintaan Maaf Saga
215 S3. Kerinduan Adam Terhadap Ariel
216 S3. Telepon Dari Jasmine
217 S3. Memulai Penyerangan
218 S3. Pertarungan Adam Dan Saga Melawan Torrik
219 S3. Kilas Balik Perkelahian Adam Dan Saga Melawan Torrik
220 S3. Teringat Kejadian Yang Lalu
221 S3. Bubur Ayam
222 S3. Kedatangan Jasmine Dan Yani
223 S3. Kabar Yang Mengejutkan Sekaligus Membahagiakan
224 S3. Datanglah Ke Rumah Sakit Medistra
225 S3. Pertemuan Adam, Yani Dan Jasmine Dengan Ariel
226 S3. Umpatan Adam Untuk Danish
227 S3. Keterkejutan Adam
228 Bab 228
229 S3. Menceritakan Tentang Kelompok Lion
230 S3. Bab 230
231 S3. Kedatangan Sakti
232 Season 3. Kabar Bangunnya Ariel Dari Koma
233 Season 3. Kedatangan Adam Ke Rumah Sakit
234 Season 3. Air Mata Danish
235 Flashdisk Dari Saga
236 Bab 236
Episodes

Updated 236 Episodes

1
Kembali Ke Jakarta
2
Kekhawatiran Utari
3
Hari Pertama Kuliah
4
Kerinduan Adam
5
Keributan
6
Ingatan Masa Kecil Adam
7
Kemarahan Adam
8
Khawatir
9
Hukuman
10
Perkelahian
11
Kerinduan Utari Kepada Putra Bungsunya
12
Memutuskan Untuk Pulang
13
Mama, I Miss You
14
Pengeroyokan
15
Kebahagiaan Keluarga Abimanyu
16
Kemarahan dan Kekecewaan Danish
17
Menceritakan
18
Jatuh Pingsan
19
Menyendiri
20
Sikap Dingin Adam
21
Kemarahan Adam
22
Perasaan Lain
23
Telepon Dari Rektor
24
Penusukan
25
Rasa Penasaran Danish
26
Amarah Harsha
27
Pasrah
28
Keusilan Sang Ibu
29
Rencana Jahat Dhira
30
Perasaan Yang Tak Enak
31
Saling Membunuh
32
Ikatan Batin
33
Profokasi
34
Bercerita
35
Kebahagiaan Garry Dan Danish
36
Perang Mulut Adam Dan Harsha
37
Pelukan Seorang Kakak
38
Kelinci vs Alien
39
Menggagalkan Rencana
40
Ketakutan Danish
41
Rasa Khawatir Seorang Ibu
42
Kecurigaan Adam
43
Kekecewaan Adam Pada Ibunya
44
Pikiran Yang Kacau
45
Membuat Rencana
46
Penyesalan Danish
47
Berdamai
48
Kebahagiaan Evan
49
Perdebatan Danish Dan Adam
50
Adik Yang Super Menyebalkan
51
Penculikan
52
Kekecewaan Utari
53
Mendatangi Kediaman Dhira
54
Pulang Ke Rumah
55
Terbongkar Kebusukan Dhira
56
Penyiksaan
57
Kemarahan Garry Dan Danish
58
Kehilangan
59
S2. Kekesalan Allan
60
S2. I Miss You
61
S2. Kejutan Ulang Tahun
62
S2. Kilas Balik
63
S2. Adam
64
S2. Perdebatan Allan Dan Melky
65
S2. Kerinduan Danish
66
S2. Kerinduan Danish 2
67
S2. Kesedihan Keluarga Abimanyu
68
S2. Berperang Dengan Pikiran
69
S2. Isak Tangis Gala Melihat Sosok Adam
70
S2. Dipertemukan Kembali
71
S2. Benar-benar Mirip
72
S2. Berusaha Untuk Mengingat
73
S2. Kecurigaan Cakra
74
S2. Fakta Terungkap
75
S2. Mencoba Untuk Mengingat
76
S2. Perang Mulut
77
S2. Allan vs Melky
78
S2. Kemarahan Allan
79
S2. Kekecewaan Allan
80
S2. Kembali Terluka
81
S2. Kekecewaan Nicolaas Terhadap Vigo
82
S2. Identitas Asli Allan
83
S2. Kesedihan Jungie
84
S2. Kemarahan Dan Kekecewaan Allan
85
S2. Ingatan Mulai Kembali
86
S2. Pulangnya Adam Kekeluarga Abimanyu
87
S2. Perkelahian Kakak Dan Adik
88
S2. Kekhawatiran Dan Kerinduan Keluarga Adiyaksa
89
S2. Nasib Malang Vigo
90
S2. Mood Yang Buruk
91
S2. Perkelahian Dengan Kelompok Lion
92
S2. Tak Berkutik
93
S2. Keributan Kecil Adam Dan Danish
94
S2. Pembalasan Adam
95
S2. Teleponan
96
S2. Teringat Kembali
97
S2. Kebencian Adam Terhadap Sang Nenek
98
S2. Masalah Kembali Datang
99
S2. Menceritakan Masalah Yang Terjadi
100
S2. Kembalinya Dhira
101
S2. Flashback Kejadian Lima Bulan Yang Lalu
102
S2. Flashback Kejadian Lima Bulan Yang Lalu 2
103
S2. Ketakutan Celena
104
S2. Keterpurukan Adam
105
S2. Berusaha Mengingat
106
S2. Kabar Yang Mengejutkan
107
S2. Kesedihan
108
S2. Kabar Duka
109
S2. Duka Yang Mendalam
110
S2. Obrolan Ayah Dan Anak
111
S2. Memulai Aksi
112
S2. Kembali Menyalahkan Diri Sendiri
113
S2. Kemarahan Dan Dendam Nicolaas
114
S2. Pembalasan Dari Adam
115
S2. Keberhasilan Adam Merebut Milik Keluarga Bimantara
116
S2. Rasa Bahagia Dan Rasa Syukur Adam
117
S2. Merencanakan Pembalasan
118
S2. Penyerangan Kediaman Keluarga Kalyani
119
S2. Kematian Yohanes Dan Dhira
120
S2. Kembali Merasakan Kehilangan
121
S2. Kesedihan Melky
122
S3. Bangun Dari Koma
123
S3. Telepon Dari Melky
124
S3. Kekesalan Danish Akan Perkataan Adam
125
S3. Aku Merindukan Kalian
126
S3. Wanita Tak Tahu Diri
127
S3. Kembali Bersedih
128
S3. Isakan Danish Di Pelukan Adam
129
S3. Alasan Dibalik Kepergian Melky
130
S3. Janji Adam Dan Zelo
131
S3. Pesan Dari Adam
132
S3. Aku Kakak Kandung Melky
133
Keberhasilan Kelompok Camorra
134
S3. Lebih Suka Adam Yang Sekarang
135
S3. Pertemuan Adam Dan Melky
136
S3. Menceritakan Kejadian Kecelakaan
137
S3. Pria Misterius
138
S3. Dia Adalah Kakak Sepupunya Jordan
139
S3. Menyelesaikan
140
S3. Penyesalan Ringga
141
S3. Obat-Obatan Cabean
142
S3. Kemarahan Adam Kepada Ronny
143
S3. Adam Dan Danish
144
S3. Menaklukkan Ketiga Pria Tampan
145
S3. Ketakutan Para Karyawan
146
S3. Kedelapan Mahasiswi Cantik
147
S3. Kemarahan Evan, Garry Dan Danish
148
S3. Kejahilan Di Pagi Hari
149
S3. Kerinduan Keluarga Abimanyu
150
S3. Tugas Praktikum
151
S3. Kesedihan Gino
152
S3. Memutuskan Untuk Pulang
153
S3. Cerita Yang Sebenarnya Dari Yoga
154
S3. Membujuk Untuk Pulang
155
S3. Pengakuan Dari Adam Tentang Yoga
156
S3. Balasan Langsung Dari Ardi
157
S3. Kesedihan Dan Ketakutan Adam
158
S3. Kabar Dari Zelo
159
S3. Janji Seorang Garry
160
S3. Adik Mata Duitan
161
S3. Kelompok Vagos Dan Rafan
162
S3. Telepon Dari Sandy Dan Kekesalan Sakha
163
S3. Perhatian Adam Terhadap Danish
164
S3. Siluman Kingkong
165
S3. Kemarahan Yoga
166
S3. Kemarahan Adam
167
S3. Sifat Yang Sama Dan Tidak Berubah
168
S3. Kekhawatiran Vino
169
S3. Hukuman Untuk Orang Yang Sombong
170
S3. Hari Keberuntungan
171
S3. Membantu Sang Bibi
172
S3. Informasi Dari Vino
173
S3. Harga Kertas-Kertas Miliaran Rupiah
174
S3. Kabar Dari Ardi
175
S3. Flashback
176
S3. Kesedihan Evan, Garry Dan Danish
177
S3. Membuat Momen Baru
178
S3. Pembalasan Tiga Abimanyu Bersaudara
179
S3. Kesedihan Melky Akan Adam
180
S3. Bertarung
181
S3. Perkataan Manis Adam
182
S3. Sebuah Pilihan
183
S3. Janji Garry Dan Danish
184
S3. Tak Berkutik
185
S3. Membahas Masalah Kerjasama
186
S3. Keinginan Adam
187
S3. Informasi Dari Ricky
188
S3. Menolong Dzaky
189
S3. Cerita Adam Yang Mengejutkan
190
S3. Kemarahan Dan Ancaman Seorang Adam
191
S3. Kabar Bahagia Dari Bagas
192
S3. Menceritakan Tentang Adam
193
S3. Sifat Patuh Adam Dan Harsha
194
S3. Menceritakan Tentang Sosok Ricky
195
S3. Pembalasan Dimulai
196
S3. Berakting Ribut
197
S3. Perkataan Sahabat Terlaknat
198
S3. Teriakkan Histeris Adam
199
S3. Cerita Adam Tentang Jasmine Dan Ariel
200
S3. Dua Kabar Yang Membahagiakan
201
S3. Rencana Selanjutnya
202
S3. Kalian Resmi Dipecat
203
S3. Kekecewaan Utari Terhadap Wakil Dekan
204
S3. Panggilan Dari Yana Bibinya Jasmine
205
S3. Janji Adam Untuk Jasmine
206
S3. Kekesalan Danish Di Pagi Hari
207
S3. Persiapan KKN
208
S3. Isak Tangis Kerinduan Adam Terhadap Ariel
209
S3. Permintaan Reres
210
S3. Kabar Mengejutkan Dari Ricky
211
S3. Kekesalan Adam
212
S3. Mengingat Kejadian Masa Lalu
213
S3. Bala Bantuan Dari Saga
214
S3. Rasa Bersalah Dan Permintaan Maaf Saga
215
S3. Kerinduan Adam Terhadap Ariel
216
S3. Telepon Dari Jasmine
217
S3. Memulai Penyerangan
218
S3. Pertarungan Adam Dan Saga Melawan Torrik
219
S3. Kilas Balik Perkelahian Adam Dan Saga Melawan Torrik
220
S3. Teringat Kejadian Yang Lalu
221
S3. Bubur Ayam
222
S3. Kedatangan Jasmine Dan Yani
223
S3. Kabar Yang Mengejutkan Sekaligus Membahagiakan
224
S3. Datanglah Ke Rumah Sakit Medistra
225
S3. Pertemuan Adam, Yani Dan Jasmine Dengan Ariel
226
S3. Umpatan Adam Untuk Danish
227
S3. Keterkejutan Adam
228
Bab 228
229
S3. Menceritakan Tentang Kelompok Lion
230
S3. Bab 230
231
S3. Kedatangan Sakti
232
Season 3. Kabar Bangunnya Ariel Dari Koma
233
Season 3. Kedatangan Adam Ke Rumah Sakit
234
Season 3. Air Mata Danish
235
Flashdisk Dari Saga
236
Bab 236

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!