Di kediaman keluarga Abimanyu, terlihat seorang wanita cantik sedang duduk di taman belakang Mansion mewahnya. Dia adalah Erina Utari Abimanyu, ibu dari seorang Dirandra Adamka Abimanyu.
Utari saat ini memegang foto Adam dan menatap dengan penuh kerinduan. Kerinduan pada sang anak. Utari lalu mengambil ponselnya dan mengirimkan sebuah pesan untuk putra bungsunya.
...***...
Harsha sepupunya Adam masih menginap di Apartemen milik Kakek mereka. Harsha ingin menjaga Adam, karena Adan dalam mood yang tidak baik. Kalau mood Adam sedang tidak baik, dia gampang sekali emosi dan kadang bisa melukai dirinya sendiri.
Adam terbangun dari tidurnya saat mendengar ponselnya berbunyi. Adan mengambil ponselnya dan melihat ada satu pesan yang masuk. Pesan dari ibunya. Adam pun membaca pesan dari dari ibunya.
From : Mama
[Adam, sayang. Mama sangat merindukanmu, nak! Kenapa Adan tidak pernah menghubungi Mama? Bahkan Adan juga tidak menjawab panggilan dari Mama. Hanya sekali Adan menjawab panggilan dari Mama? Adam, buah hati Mama. Mama masih bisa berusaha untuk kuat. Mama mencintai Adan bahkan sebelum melihat indahnya wajah Adam saat ini. Dapat menjadi apapun jika kau menginginkannya. Lebih dari seorang sahabat yang selalu mengerti diri Adam]
[Adan! Apakah Adam tahu Mama ini seorang manusia biasa? Manusia yang tubuhnya dapat merasakan rasa sakit. Mama melahirkan Adam yang rasa sakitnya sama dengan 20 tulang tubuh retak bersamaan. Apakah Adam pernah membayangkannya? Perasaan Mama terluka saat Adam tak mendengar Mama. Namun, tak sedikitpun mengurangi rasa cinta Mama kepada Adam. Hati Mama memang sedih saat Adam tak melakukan apa yang mama pinta. Namun, tak sedikit pun mengurangi rasa sayang Mama kepada Adam]
[Adam! Mama mencintai Adam, dan akan selalu ada untuk Adam, selalu membantu Adam. Adam! Mama memang seorang wanita yang kuat. Tapi jangan karena itu Adam lalu berpikir, bagaimana Adam menyakiti, Mama akan selalu baik-baik saja. Karena terkadang Mama menangis dalam hati.
[Adam! Kata Adam Mama adalah malaikat yang selalu menjaga Adam. Tapi jangan karena itu Adam menjadi sosok yang lemah yang selalu menangis. Dan jangan berfikir bahwa apapun yang kamu lakukan, Adam punya Mama yang selalu ada untuk Adam]
[Adam sayang, Mama berharap Adam mau pulang ke rumah. Mama sangat merindukan Adam. Mama tahu! Adam kecewa pada Mama, Adam marah kepada Mama. Setiap Adan menanyakan tentang Papa, Mama selalu mengatakan kalau Papa sudah meninggal. Tapi Mama mohon sayang, jangan hukum Mama seperti ini. Mama tidak bisa hidup tanpa Adam. Pulanglah, sayang."
Setelah membaca pesan dari ibunya, seketika Adam menangis terisak.
"Hiks.. Mama!" teriak Adam
yang menangis setelah membaca pesan dari ibunya.
Harsha yang ada di dapur sontak terkejut dan langsung berlari menghampiri Adam.
"Adam, kau kenapa?" tanya Harsha dengan wajah panik.
"Kak! Aku ingin pulang. Antarkan aku pulang," pinta Adam yang air matanya sudah mengalir di pipinya.
Harsha mengulas senyuman di bibirnya. Akhirnya keras kepala adik sepupunya mencair juga.
"Baiklah! Tapi kita makan dulu, ya. Kakak sudah masak untuk kita berdua. Tapi, sebelumnya kau mandi dulu." Harsha berucap sambil mengelus rambut sang adik.
Adam hanya menganggukkan kepalanya. Lalu beranjak dari tempat tidurnya dan menuju kamar mandi.
Sekarang ini Harsha dan Adam sudah berada di meja makan untuk menyantap sarapan pagi mereka.
"Adam. Kita berangkat ke Kampus dulu ya. Setelah dari Kampus baru kita pulang ke rumah. Bagaimana?" tanya Harsha lembut.
"Baiklah," jawab Adam singkat.
"Ya, sudah. Habiskan sarapanmu," ucap Harsha.
Harsha dan Adam pun memulai memakan sarapan paginya dengan tenang dan hikmat.
...***...
Di kediaman keluarga Abimanyu, Utari masih setia duduk di taman belakang Mansion mewahnya. Utari tak bisa lagi membendung air matanya saat dirinya menulis sebuah pesan untuk putra bungsunya. Air matanya mengalir deras di pipinya. Dirinya menangis terisak. Menangis karena kerinduannya pada putra bungsunya yang tidak mau pulang ke rumah saat setelah kembali dari Amerika. Putra bungsunya memilih tinggal di Apartemen karena kecewa pada dirinya. Dirinya berharap putranya membaca pesannya itu dan mau kembali pulang ke rumah.
Ketika Utari sedang memikirkan dan merindukan putra bungsunya, tiba-tiba seseorang menepuk pelan bahunya. Dan hal itu membuat Utari terkejut. Lalu Utari menolehkan wajahnya melihat kearah orang itu.
"Kak Evan," ucap Utari.
"Kau habis menangis, hum? Pasti kau lagi memikirkan Adam? Kakak yakin Adam pasti akan pulang. Bersabarlah!"
"Aku takut kalau Adam sampai membenciku. Selama ini aku sudah hidup terpisah dengan kedua putraku yang lain dan aku tidak tahu kabar tentang mereka? Sekarang ini aku hanya memiliki Adam. Dan aku tidak mau kehilangannya, kak." Utari berucap lirih.
"Kau tidak akan pernah kehilangan Adam, karena kau adalah ibunya. Ya, sudah. Ayoo, kita masuk ke dalam. Di luar ini sangat dingin. Yang lainnya sudah menunggu kita untuk sarapan."
...***...
Ke esokkan harinya di Kampus, Danish dan teman-temannya berada di markas Bruizer. Setelah dua hari kejadian perkelahian mereka dengan Geng Brainer, tubuh mereka seakan mau rontok. Mereka tidak menyangka kalau ternyata musuh mereka yang selama ini dianggap remeh ternyata benar-benar hebat. Bela diri mereka diatas rata-rata.
"Hah! Prana menarik nafasnya. "Badanku sakit semua. Padahal sudah dua hari kejadian perkelahian itu," ucap Prana.
"Iya, nih. Badanku juga rasanya mau rontok semua. Aku tidak menyangka kalau bela diri si Adam itu benar-benar diatasku!" seru Kavi menambahkan.
"Ternyata mereka sadis juga. Aku masih ingat bagaimana wajah marah dari si pemuda pucat itu saat melihat Adan dikeroyok. Dan bagaimana saat dia menghajar Prana saat itu," kata Arya.
"Kita akan membalas mereka. Kalian tidak maukan kita kalah dengan cara seperti inikan," ucap Danish tiba-tiba.
"Apa yang akan kau lakukan, Danish?" tanya Indra.
"Aku akan menantang Adam Fight
denganku," jawab Danish.
"Tapi, bela dirinya tinggi. Kemarin saja kau kalah dengannya," kata Cakra.
"Kau meremehkanku?" tanya Danish emosi.
"Bukan begitu, Danish. Kau kan lihat sendiri, bagaimana cara bertarung mereka kemarin," tutur Cakra.
"Ya! Aku setuju apa yang dikatakan oleh Cakra," sela Rayan.
"Memang benar apa yang dikatakan mereka? Bela diri Adam sangat hebat. Tapi aku tidak terima kalah dengan cara seperti ini," batin Danish.
"Apa kau yakin dengan rencanamu itu, Danish?" tanya Arya.
"Ya! Aku yakin. Aku akan berlatih lagi agar bisa mengalahkannya," jawab Danish.
"Sudah, sudah! Bagaimana kalau kita ke kantin. Aku sudah lapar, nih!" seru Prana.
"Ayoooo!" seru mereka, kecuali Danish yang masih dalam mood tidak baik.
"Sudahlah. Jangan perlihatkan wajah jelekmu seperti itu. Kau sudah jelek. Malah makin jelek," goda Indra sambil merangkul Danish.
"Sialan kau," umpat Danish, lalu menjitak kening Indra.
PLETAK!
"Yak! Sakit tahuuu," protes Indra.
Sedangkan Danish nyengir tanpa dosa ketika mendengar keluhan dari Indra.
...^^^...
Para mahasiswa dan mahasiswi yang mendapatkan hukuman dari Adam atas umpatan-umpatan yang mereka lontarkan kepada Adam sudah mulai menderita serta frustasi. Ada yang bangun kesiangan sampai telat ke Kampus, ada yang tidur kemalaman dikarenakan tugas menumpuk, ada yang sampai ketiduran di kelas dikarenakan begadang mengerjakan tugas kuliah. Tanpa mereka sadari, mereka mengumpat yang ditujukan kepada sipelaku yang memberi hukuman.
"Cih!! Sebenarnya dia itu siapa, sih? Bisa-bisanya dia melakukan ini pada kita semua. Bahkan Rektor sendiri saja sampai nurut gitu sama dia," kata salah satu mahasiswi tersebut.
"Mentang-mentang dia dekat dengan Geng Brainer, jadi songong aja tu anak baru," ketus salah satu mahasiswa.
"Iya, nih!! Aku kesal banget sama dia.
Belagu banget tu orang. Padahal dia bukan apa-apa di Kampus ini. Bahkan dia anak pindahan dari Amerika," tutur seorang mahasiswa.
"Aiish! Kalau seperti ini terus, aku bisa gila," ucap salah satu mahasiswi.
Saat para mahasiswa dan mahasiswi sedang berbincang-bincang dengan mengeluarkan semua kekesalan mereka satu sama lain, datanglah geng Infinite menghampiri mereka. Sontak membuat mereka semua takut.
"Ada apa dengan kalian? Kenapa kalian berbicara bisik-bisik seperti itu?" tanya Arya ketus.
"A-anuu.. ituu! Kami takut kalau pembicaraan kami didengar oleh Adam," jawab salah satu mahasiswi gugup.
"Memangnya kenapa? Kalian takut sama anak baru itu. Dia tidak ada apa-apa nya disini," sahut Prana.
"Bu-bukan begitu. Kami takut dia akan menambahkan hukuman untuk kami. Hukuman ini saja sudah membuat kami menderita," ujar mahasiswa lain.
"Hukuman? Hukuman apa maksud kalian? kalau bicara itu yang jelas!" bentak Cakra.
"Lima hari yang lalu kami melihat foto Adam dan Sonia sedang melakukan hal yang menjijikkan di mading. Kami mengumpat bahkan memandang jijik ke arah Adam, lalu dianya marah. Setelah itu dia menyuruh kami berkumpul di halaman kampus dan tidak lupa ada Reaktor dan Sonia juga. Disana Sonia menceritakan yang sebenarnya tentang foto itu," jawab salah satu mahasiswi.
"Lalu apa yang terjadi?" tanya Indra.
"Adam meminta pada Rektor untuk memberikan tambahan Jam kuliah sampai jam 9 malam bahkan sampai jam 10 malam," jawab mahasiswa itu.
"Waaw! Gilaaa! Sebenarnya dia itu siapa? Kenapa Rektor nurut gitu ama sianak baru itu," ucap Sung yeol.
"Siapa dia sebenarnya?" batin Danish.
...^^^...
Ardi, Arka, Kenzie, Sakha dan Gala sedang bersantai ria di markas sembari menunggu kedatangan Adam dan Harsha.
"Aaiisshh! Ini sudah jam 8.30. Harsha dan Adam belum juga datang. Memang mereka ngapain sih. Tidak biasanya mereka terlambat," ucap Gala.
"Sabar kenapa, Gal? Mungkin mereka masih tidur. Dua hari yang lalu kan kita habis bertarung sama geng Bruizer. Dan kemungkinan saja badan mereka masih terasa sakit," jawab Kenzie.
"Benar kata Kenzie. Aku saja masih sedikit sakit bagian bahuku yang terkena hantaman si brengsek Prana," kata Sakha.
"Kita tunggu saja. Mungkin sebentar lagi Harsha dan Adam akan datang," sahut Arka.
Gala beranjak dari duduknya dan ingin pergi. Saat kakinya mulai melangkah, salah satu kakaknya memanggilnya.
"Gal, kau mau kemana?" tanya Kenzie.
"Aku mau ketoilet. Kenapa? Apa kak Kenzie mau ikut denganku? Anggap saja menemaniku biar tidak kesepian. kekekeke," ucap Gala sambil terkekeh.
"Ogah. Pergi saja sendirian," jawab Kenzie malas.
Sedangkan yang lain hanya terkekeh melihat Kenzie dan Gala.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 235 Episodes
Comments