Ardi dan yang lainnya masih berada di Kantin. Mereka masih setia menunggu Adam yang nyatanya tidak akan kembali. Bukan tidak kembali, justru Adam melupakan mereka dikarenakan kekesalan kepada Sonia dan kelompok Danish.
"Mana Adam? Kenapa lama sekali ke toiletnya," kata Gala.
"Eeh ya! Benar juga kata Gala. Sudah setengah jam loh," ucap Kenzie menambahkan.
"Lebih baik ita cari Adam sekarang!" seru Ardi.
Mereka semua pun pergi meninggalkan kantin untuk mencari Adam.
Keenam kakaknya kelimpungan mencari Adam. Sementara korban pencarian lagi berada di ruang latihan.
Adam sedang membaringkan tubuhnya di sofa yang ada di ruang latihan. Dirinya ingin menenangkan pikirannya sesaat setelah berdebat dengan Danish musuh bebuyutannya. Lebih tepatnya Danish yang selalu cari gara-gara kepada Adam.
"Mau apa lagi sih si bodoh itu? Gak puas apa sudah bertarung babak belur dua hari yang lalu. Dan sekarang dia malah ngajak Fight lagi. Aarrgghh!" teriak frustasi Adam.
"Dari pada mikirin si bodoh itu, mending aku tidur."
Ardi dan yang lainnya masih terus mencari Adam, lalu detik kemudian Harsha bersuara.
"Kak Ardi, mungkin saja saat ini Adam ada di ruang latihannya. Bagaimana kalau kita cari ke sana?" ucap dan tanya Harsha.
"Ide bagus. Ayoo!" seru Ardi.
Mereka akhirnya memutuskan untuk pergi ke ruang latihan Adam. Mereka berharap jika Adam berada di sana.
CKLEK!
Pintu ruangan tempat latihan Adam terbuka. Kemudian mereka semua masuk. Dan mereka bisa melihat orang yang mereka cari sedang tertidur di sofa.
"Tuh lihat. Benarkan? Kita semua kelimpungan mencarinya. Ternyata dia enak-enakan tidur disini," ucap Harsha.
"Adik siapa dulu?" sindir Arka.
"Aish. Apaan sih, kak Arka!" kesal Harsha dan Ardi bersamaan.
Arka hanya cengengesan. Hehehe."
Saat mereka ingin mengganggu Adam yang sedang tidur, tiba-tiba terdengar igauan dari bibir Adam.
"Mama."
Mereka yang mendengar igauan Adam menjadi sedih. Adam yang mereka kenal selama ini dianggap kuat ternyata di dalamnya rapuh.
"Dam," ucap Ardi sambil mengusap rambut coklat Adam.
Melihat Adam yang tertidur pulas, mereka pun ikut tidur berjajar di samping Adam.
Beberapa jam kemudian, Adam terbangun.
"Eeuugghhh." lenguhan Adam terdengar.
Adam berlahan membuka kedua matanya. Saat dirinya sudah membuka matanya dengan sempurna. Dirinya bisa melihat para kakaknya juga tertidur berjajar di sampingnya. Dirinya tersenyum melihat mereka, lalu terlintas pikiran jahil di otaknya. Adam kemudian berdiri dari posisi duduknya.
Adam melangkah menuju ke sekring listrik yang ada di dalam ruang latihan dan fokus berdiri disana. Dengan hitungan ketiga, Adam membalikkan sekring listrik tersebut dan mengakibatkan ruangan tersebut menjadi gelap, lalu Adam berteriak dengan keras.
"Kakaaaaakkk!!"
Terdengarlah suara berisik di dalam ruangan tersebut.
"Yah! Kenapa gelap sekali?" tanya Sakha.
BUGH!
BRAAKK!
JDUUKK!
JDAAKK!
"Siapa yang memukulku, hah?!" teriak Harsha.
"Maaf, Sha. Kakak tidak sengaja," ucap Arka.
"Yak! Sakit tahu. Siapa yang injak kakiku?!" teriak Gala.
"Sialan! Siapa yang berani memukul kepalaku?!" bentak Ardi.
"Adam! Kau dimana?!" teriak Ardi.
Sedangkan sipelaku sudah sedari tadi menahan ketawa. Dalam hitungan ketiga Adam membalikkan posisi sekring listrik itu dan lampu di ruangan itu kembali hidup. Dan dapat Adam lihat dengan jelas bagaimana raut wajah para kakaknya.
Dan pada akhirnya Adam tidak bisa lagi menahan tawanya. Tawa Adam pecah di ruangan itu
"Hahahahaha."
Melihat reaksi dari para kakaknya, Adam memilih kabur agar tidak mendapatkan amukan dari para kakaknya itu.
"Kabuuuuurrr." Adam berlari meninggalkan mereka semua.
"Adaaammm!" teriak mereka semua, lalu pergi berlari mengejar si pelaku.
...***...
Hari ini memang hari yang sangat sial untuk Adam. Bagaimana tidak? Lagi-lagi dia harus berpapasan dengan orang yang sama sekali tidak ingin dirinya temui. Siapa lagi kalau bukan Danish dan gengnya. Adam berusaha sebisa mungkin untuk tidak meladeni Danish. Apapun itu.
"Hei, Adam!" teriak Danish.
Adam mengabaikan teriakan dari Danish. Dan dia terus berjalan menghindari Danish dan gengnya. Tapi Danish tidak tinggal diam. Dirinya berlari dan menghadang Adam. Mereka semua mengelilingi Adam.
"Kau tidak akan bisa lari lagi, Dirandra Adamka Abimanyu!" sergah Prana.
"Cih! Dasar pengecut. Beraninya keroyokkan," ejek Adam.
Danish memberikan kode kepada Indra. Dan Indra pun mengerti, lalu tanpa aba-aba Indra melayangkan pukulan kearah Adam dan dengan sigap Adam menangkis pukulan tersebut, lalu membalas dengan tendangan.
DUUAAGGHH!
Tubuh Indra tersungkur ke tanah. Tak terima melihat temannya tersungkur, Arya membalas dengan memberikan tendangannya kearah perut Adam. Dan lagi-lagi Adam dengan gesit bisa menghindarinya. Adam tidak tinggal diam. Dirinya memberikan tendangan balik tepat di punggung Arya.
DUUAAGGHH!!
Arya jatuh ke tanah dan meringis kesakitan. Prana membalas Adam dengan melayangkan pukulan. Adam berhasil menghindar dan menghadiahkan Prana dengan pukulan dan tendangan yang sangat keras dibagian wajah dan perutnya.
BUUGGHH! DUUAGGHH!
BUUGGHH!
Prana jatuh tersungkur. Terjadilah perkelahian antara Adam dan Geng Bruizer. Perkelahian yang tak seimbang.
BUUGGHH! BUUGGHH!
DUUAAGGHH!
Itulah yang terjadi sekarang. Adam kewalahan menghadapi mereka. Adam beberapa kali terkena pukulan dan tendangan yang cukup kuat.
"Sial! Beraninya cuma keroyokan. Kalau satu lawan satu, kalian belum tentu bisa mengalahkanku," ucap Adam tersenyum menyeringai.
Sedangkan para mahasiswa dan mahasiswi yang sedang memperhatikan pertarungan mereka hanya bisa menelan ludah. Tidak ada yang berani mencegah ataupun melerai pertarungan tersebut. Mereka hanya mencari aman saja. Karena mereka tidak jago dalam hal bela diri.
Para kakak Adam berada di kantin. Mereka sedari tadi menunggu Adam. Tapi yang ditunggu tak kunjung datang, lalu tiba-tiba ada yang berteriak memanggil mereka.
"Kak Sakha. Gawat! " tutur mahasiswa yang baru datang itu.
"Ada apa?" tanya Sakha.
"Itu.. itu.. anu.. anu!
"Ada apa? Kalau bicara itu yang jelas!" bentak Ardi.
"Adam dikeroyok oleh Danish dan gengnya."
"Apa? Dimana mereka sekarang?" tanya Sakha.
"Mereka di halaman Kampus."
Tanpa pikir panjang lagi, mereka berlari menuju halaman kampus.
"Awas, kau Danish." Ardi berucap emosi.
Kavi kembali melayangkan pukulan tepat di wajah Adam ditambah dengan tendangan keras dari Rayan tepat di perut Adam.
BAAGGHH! BUUGGHH!
DUUAAGGHH!
"Aaahh." rintih Adam menahan semua serangan bertubi-tubi yang diberikan oleh Danish dan gengnya.
Adam jatuh tersungkur seketika di tanah. Disaat Danish dan Prana ingin memberikan pukulan dan tendangan mereka bersamaan kepada Adam dan saat itu pula Ardi dan yang lainnya datang.
Dengan berlari kencang Ardi memberikan tendangan keras bagian perut Prana dan membuat Prana tersungkur. Tak tinggal diam Arka memberikan pukulan yang sangat kuat tepat diwajah Danish secara bertubi-tubi ditambah dengan tendangan keras Arka di bagian perutnya. Pada saat pertarungan itu terjadi, Adam sudah tidak sadarkan diri.
BAAGGHH! DUUAAGGHH!
BUUGGHH
Gala memberikan pukulan dan tendangan pada Arya. "Ini untuk Adam, adikku."
BUUGGH! DUUAAGGHH!
Arya jatuh terkapar. Sakha tak mau kalah dia memberikan pukulan bertubi-tubi pada Rayan dan satu tendangan keras pada perutnya. "Ini untuk adikku, Adam."
BAAGGHH! BAAGGHH!
DUUAAGGHH!
Rayan jatuh terkapar di tanah. Kenzie dan Arka memberikan pukulan dan juga tendangan yang sangat keras pada Indra dan Cakra. "Ini juga untuk adikku. Terimalah ini!" Kenzie dan Arka berucap bersamaan.
BAAGGHH! BUUGGHH!
DUUAAGGHH!
Indra dan Cakra langsung K.O. Harsha memberikan tendangan serta pukulan bertubi-tubi kepada Kavi "Ini untuk adikku. Brengsek!"
BUUGGHH!
BAAGGHH! DUUAAGGHH!
Kavi terkapar di tanah. Mereka semua terkapar di halaman Kampus. dengan luka di wajah dan di perut.
Ardi menghampiri Danish dengan tatapan tajamnya. Dengan kejamnya Ardi menginjak perut Danish dengan sangat kuat sampai Danish meringis kesakitan.
"Brengsek! Beraninya kau menyakiti adikku. Bahkan kalian menyerangnya secara bersamaan. Aku yakin kalau kalian bertarung secara adil dan bertarung satu lawan satu, kalian belum tentu bisa mengalahkannya!" bentak Ardi yang masih terus menekan perut Danish dengan kakinya.
"Kak Ardi, hentikan! Pikirkan Adam, kak. Adam tidak sadarkan diri. Kita harus bawa Adam ke rumah sakit sekarang!" teriak Harsha.
Sontak membuat Ardi melepaskan pijakan kakinya di atas perut Danish dan berlari menuju kearah Adam dan Harsha.
"Adam, bangunlah." Harsha saat ini sudah menangis.
"Adam. hei, bangunlah!" Ardi berucap sambil menepuk pelan pipi Adam.
"Angkat Adam ke punggung kakak!" seru Arka.
Mereka kemudian mengangkat Adam ke punggung Arka. Dan mereka langsung berlari menuju mobil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 235 Episodes
Comments