Hari Pertama Kuliah

Ke esokkan harinya, Adam yang masih berada di Apartemen kakeknya kini tengah bersiap-siap. Setelah selesai dengan pakaiannya, Adam turun ke bawah.

Setibanya dibawah, Adam pergi menuju dapur. Adam membuka kulkas, lalu mengambil susu pisang kesukaannya.

Setelah mendapatkan dua botol susu pisang itu, Adam meneguknya habis tanpa sisa.

"Lebih baik aku ke Kampus terlebih dahulu. Setelah dari kampus, baru aku akan pulang ke rumah. Kalau misalnya mama marah-marah padaku. Aku sudah menyiapkan seribu alasan untuk menyerang mama!" seru Adam dengan tersenyum menyeringai

Setelah mengatakan hal itu, Adam pun langsung pergi meninggalkan Apartemen untuk menuju Kampus.

***

Setelah melakukan perjalanan selama satu setengah jam. Akhirnya Adam tiba di Kampus milik ibunya.

Kini Adam sudah berada di depan gerbang Kampus. Kemudian kakinya berjalan memasuki halaman gerbang Kampus tersebut. Setibanya di dalam, Adam bertanya kepada satpam yang berjaga disitu.

"Pak, ruangan Rektor dimana ya?" tanya Adam.

"Ooh, kamu mahasiswa baru yang dari Amerika itu? Nanti setelah dari gerbang ini ke kiri terus ke kanan, jalan lurus saja terus ke kiri lagi sudah sampai. Jalannya dari koridor ini saja ya." Satpam itu menjelaskan letak ruangan Rektor pada Adam sambil menunjuk arah koridor yang berada di kiri.

"Oke, pak. Terima kasih," jawab Adam sambil menundukkan kepalanya dan berjalan menuju koridor yang di tunjukkan satpam tersebut dan mengikuti arahnya.

^^^

Sesampainya di depan ruangan Rektor. Adam kemudian mengetuk pintu secara berlahan.

TOK!

TOK!

TOK!

"Masuk!" teriak Rektor dari dalam

CKLEK!

Adam membuka pintu tersebut. Setelah pintu itu terbuka, Adam melangkah memasuki ruangan tersebut.

"Selamat pagi pak. Saya mahasiswa baru pindahan dari Amerika seperti yang sudah ibu saya daftarkan." Adam berbicara lembut pada Rektor tersebut sambil menundukkan kepalanya

"Ooh iya, iya. Ibumu adalah pemilik kampus ini? Mari saya akan langsung tunjukkan jalan menuju kelasmu, "jawab Rektor tersebut

Setelah itu, keduanya pun pergi meninggalkan ruangan Rektor untuk menuju kelas Adam.

^^^

Sesampainya di depan kelas, Adma langsung melihat papan nama kelas yang berada di atas pintu. Fakultas Ilmu Komputer.

Rektor itu langsung mengetuk pintu kelas itu dan langsung memasukinya. Adam hanya mengikutinya dari belakang Rektor tersebut.

Semua tatapan dan pandangan orang yang berada di kelas itu langsung tertuju pada Adam. Adam yang menyadari hal itu hanya memberikan senyumannya kepada mereka semua.

Sedangkan para mahasiswa dan mahasiswi yang melihat Adam langsung saling berkata satu sama lain.

"Loh, kok tumben Rektor langsung yang mengantar mahasiswa baru itu? Biasanya kan dia menyuruh yang lain untuk mengantar mahasiswa yang baru masuk."

"Berarti dia anak orang kaya atau istimewa."

"Bisa saja, sih. Rektor kitakan selalu begitu."

"Tapi mahasiswa baru itu tampan juga, ya."

"Wajahnya itu loh, imut sekali."

Setelah Rektor tersebut mengantar Adam ke kelasnya. Rektor tersebut pun pergi menuju ruangannya kembali.

"Oh, iya. Silahkan perkenalkan namamu pada semua teman-temanmu!" ucap Dosen laki-laki itu

"Baik, pak."

Adam melihat dan menatap satu persatu wajah teman-teman barunya.

"Hallo semuanya, namaku Dirandra Adamka Abimanyu. Kalian bisa memanggilku Adam. Aku pindahan dari Amerika dan pindah kuliah disini ke tempat asalku."

"Baiklah, Adam. Sekarang silahkan duduk. Kita akan memulai mata kuliah kita."

"Baik, pak."

Adam berjalan menuju bangku paling belakang. Adam duduk paling pojok di bangku yang kosong. Bangku yang kosong itu bukan berarti tidak ada orangnya. Penghuni bangku tersebut sedang membolos. Penghuni tersebut adalah Ekawira Harsha Abimanyu, kakak sepupu Adam.

^^^

Setelah mengikuti materi kuliahnya selama dua jam. Kini Adam berada di kantin. Adam mengambil satu botol minuman dingin. Adam membukanya, lalu meminumnya berlahan. Setelah itu, Adam memutuskan menduduki dirinya di salah satu bangku sambil sibuk dengan ponsel di tangannya.

Adam menyadari bahwa orang-orang yang ada di kantin itu semua menatapnya. Ada yang menatapnya dengan tatapan kagum dan terpesona dengan ketampanannya dan ada juga yang menatapnya dengan tatapan tak suka. Tapi, Adam tidak memperdulikan semua itu. Adam masih tetap fokus sama ponsel di tangannya.

Disisi lain, Ardi dan Harsha bersama empat sahabatnya sedang berada di Rooftop. Mereka kini tengah khawatir akan adik kesayangannya yang tidak ada kabar selama dua hari. Dan sekarang adalah hari ketiga.

"Kak Ardi! Apa yang akan kita lakukan sekarang? Apa kita akan berdiam diri seperti ini terus? Bagaimana kalau terjadi sesuatu terhadap Adam?" tanya Harsha bertubi-tubi dengan wajah paniknya

"Tenanglah, Sha. Tidak akan terjadi apa-apa terhadap Adam. Dia anak yang kuat dan pemberani." Ardi berusaha menenangkan Harsha.

"Iya, Sha! Apa yang dikatakan kak Ardi benar. Kita berdoa saja semoga Adam baik-baik saja," ucap Gala.

"Ya sudah. Bagaimana kalau kita ke kantin saja. Biar kakak yang traktir!" seru Arka menyemangati.

"Waaaah.. benarkah kak Arka?" tanya mereka dengan wajah sumringah.

"Ya, benar. Ayooo!" ajak Arka.

Dengan semangatnya mereka berlalu pergi meninggalkan Rooftop untuk menuju ke kantin.

^^^

Mereka semua sekarang sudah berada di kantin. Setiba di kantin, tanpa basa-basi lagi mereka langsung memesan makanan. Seperti biasa Harsha yang akan memesan makanannya dan seperti biasa juga makanan yang mereka pesan sama.

Saat Harsha beranjak dari tempat duduknya, matanya tak sengaja melihat sosok orang yang dikenal.

"Adam," batin Harsha.

Melihat Harsha yang tiba-tiba terdiam, Sakha menepuk pundaknya.

"Sha, ada apa? Kenapa tiba-tiba kau melamun?" tanya Sakha.

"Kak Ardi itu Adam!" seru Harsha sambil jari telunjuknya menunjuk ke arah orang yang dimaksud.

Dengan kompaknya Arka, Ardi, Kenzie, Sakha dan Gala mengalihkan pandangan mereka melihat kearah yang di tunjuk oleh Harsha. Terukir senyuman di bibir mereka saat mereka melihat Adam dalam keadaan baik-baik saja.

Tanpa menunggu perintah. Mereka langsung berlari menghampiri adik mereka.

"Adam!" teriak mereka dan mereka pun langsung memeluk Adam.

Semua orang yang ada di kantin itu melihat kearah kelompok BRAINER. Mereka menyadari kalau teriakan mereka tadi, mengundang tatapan dari para pengunjung kantin. Tapi mereka tidak peduli dengan semua itu. Lagian orang-orang yang ada di kantin itu tidak akan ada yang berani protes pada mereka.

"Yak! Apa-apaan kalian, kak? Lepaskan aku!" teriak Adam kesal yang merasa terganggu.

Mereka melepaskan pelukan mereka dari Adam dan menduduki diri mereka di kursi. Tatapan mata mereka tak henti-hentinya menatap Adam dengan penuh kebahagiaan. Terutama Ardi dan Harsha. Mereka sangat lega ternyata Adam baik-baik saja.

"Kau ke mana saja tiga hari ini, Dam? Kami semua sangat mengkhawatirkanmu!" ucap dan tanya Ardi.

"Untuk apa kalian mengkhawatirkanku. Justru baguskan kalau aku tidak ada didekat kalian. Kalian bisa bebas melakukan apa saja," jawab Adam ketus yang masih fokus dengan ponselnya.

"Kenapa kamu bicara seperti itu, Dam? Kami memang benar-benar mengkhawatirkanmu," ucap Harsha.

Adam jengah, lalu menatap satu persatu wajah kakak-kakaknya.

"Sudahlah, kak. Simpan saja semua bualan kalian itu. Aku tidak akan percaya."

Setelah mengatakan itu, Adam langsung beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkan mereka semua.

"Adam tunggu!" Harsha menahan tangan Adam untuk tidak pergi.

"Adam, dengar dulu. Kita semua benar-benar khawatir, apalagi mama Utari. Mama Utari tak henti-hentinya menangis memikirkanmu, Dam." Harsha berbicara sambil menatap wajah tampan Adam.

"Kalau memang kalian semua sayang dan peduli padaku. Kenapa kalian tidak menjemputku di bandara? Tidak ada satu pun dari kalian yang datang menjemputku. Kalian tahu berapa jam aku menunggu disana, hah? Satu jam lebih aku menunggu kalian seperti orang bodoh. Bahkan aku juga sudah menghubungi mama berulang kali, tapi hasilnya apa? Ponselnya mama tidak aktif sama sekali!" teriak Adam.

Teriakan Adam membuat orang-orang yang ada di kantin kaget, lalu mereka semua melihat ke arahnya

"Kami minta maaf, Dam! Kami terlambat menjemputmu. Saat kami tiba di bandara, kamu sudah tidak ada!" seru Ardi yang diangguki oleh yang lain.

"Aku tidak peduli. Yang jelas sekarang aku belum mau pulang."

"Lalu kau tinggal di mana?" tanya Harsha.

"Kalian tidak perlu tahu." Adam menjawab dengan nada ketus.

Setelah itu, Adam berlalu pergi meninggalkan kakak-kakaknya. Dan tanpa Adam sadari, para kakak-kakaknya mengikutinya dari belakang dengan jarak yang tidak terlalu dekat.

Sekarang Adam sudah berada di halaman kampus dan tanpa sengaja Adam menabrak seseorang.

"Maaf, aku tidak sengaja." Adam menundukkan kepalanya dan berlalu pergi.

"Hei kau, tunggu!" seru Danish.

Adam menghentikan langkahnya dan berbalik melihat ke arah Danish.

"Ada apa?"

"Ooh.. jadi kau mahasiswa baru itu ya?" tanya Danish.

"Iya! Memangnya kenapa?" tanya Adam balik.

"Kau tahukan? Setiap mahasiswa baru yang baru masuk harus mematuhi peraturan di Kampus ini?" tanya Nuta Prana Khe.

"Ya, aku tahu. Di Kampus manapun pasti selalu ada peraturannya kan?" jawab Adam santai.

"Bukan itu maksudku, bodoh." Prana berucap kesal.

"Lalu apa? Kalau ngomong itu yang jelas bodoh," jawab Adam yang tak terima di katakan bodoh.

Prana mengepalkan tangannya kuat. Baru kali ini ada orang yang berani mengatatainya bodoh.

"Maksud dari perkataan temanku tadi itu adalah kau sebagai mahasiswa baru disini harus mematuhi semua perintah kami. Mengerti!" Kavi Nuta Kevala menjelaskan apa yang dimaksud oleh Prana kepada Adam dengan nada tinggi.

"Apa aku tidak salah dengar, hah? Kalian menyuruhku untuk mematuhi semua perintah kalian. Yang benar saja. Memangnya kalian itu siapa? Seenaknya saja kalian mengatur hidupku." Adam menjawab dengan wajah kesal.

Tidak ingin berlama-lama berurusan dengan Danish dan gengnya, Adam memilih pergi meninggalkan mereka semua.

"Wah, wah. Ternyata anak baru ini berani juga pada kita, Danish!" seru Indra Balamani.

"Wooi, anak baru. Urusan kita belum selesai. Dasar pecundang!" teriak Kim Danish.

Adam menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya, lalu menatap tajam kearah Danish.

"Mau apa lagi? Aku tidak ingin berurusan denganmu maupun geng bodohmu itu. Jadi jangan pernah mengusik kehidupanku. Mengerti!!" Adam berucap dengan kejam.

Setelah itu, Adam kembali melanjutkan langkahnya.

Sedangkan para kakak-kakaknya hanya tertawa geli melihat kelakuan sang adik yang sedang berhadapan dengan Geng Bruizer. Awalnya mereka khawatir kalau Adam kenapa-napa, tapi di luar dugaan adik mereka bisa mengatasinya.

"Beraninya kau menghina gengku, bocah sialan! Kalian berdua serang dia!" titah Danish emosi.

Saat kedua temannya yaitu Arya dan Cakra ingin menyerang Adam, terdengar suara teriakan.

"ADAM! AWAS! teriak Harsha.

DUUAAGGHH!!

DUUAAGGHH!!

Adam langsung berbalik dan melayangkan tendangan tepat kearah dua pemuda yang menyerangnya membuat mereka berdua tumbang.

"Waaaaaaw.. hebat sekali dia!" seru orang-orang yang menyaksikan kejadian langka itu.

Beberapa orang yang melihat kejadian itu berdecak kagum atas keberanian Adam sang anak baru di Kampus. Karena selama ini tidak ada yang berani melawan mereka, selain Geng Brainer. Hanya geng Brainer lah yang selalu berani melawan mereka. Karena kedua geng ini sama-sama punya pengaruh kuat di Kampus.

Adam menghampiri mereka dan menatap mereka satu persatu.

"Jangan pernah menyerang orang dari arah belakang. Apalagi orang itu sedang lengah. Itu tindakan yang sangat buruk. Hanya laki-laki pengecut yang melakukan hal itu." Adam tersenyum sinis.

Setelah itu Adam pergi meninggalkan Danish dan gengnya.

Episodes
1 Kembali Ke Jakarta
2 Kekhawatiran Utari
3 Hari Pertama Kuliah
4 Kerinduan Adam
5 Keributan
6 Ingatan Masa Kecil Adam
7 Kemarahan Adam
8 Khawatir
9 Hukuman
10 Perkelahian
11 Kerinduan Utari Kepada Putra Bungsunya
12 Memutuskan Untuk Pulang
13 Mama, I Miss You
14 Pengeroyokan
15 Kebahagiaan Keluarga Abimanyu
16 Kemarahan dan Kekecewaan Danish
17 Menceritakan
18 Jatuh Pingsan
19 Menyendiri
20 Sikap Dingin Adam
21 Kemarahan Adam
22 Perasaan Lain
23 Telepon Dari Rektor
24 Penusukan
25 Rasa Penasaran Danish
26 Amarah Harsha
27 Pasrah
28 Keusilan Sang Ibu
29 Rencana Jahat Dhira
30 Perasaan Yang Tak Enak
31 Saling Membunuh
32 Ikatan Batin
33 Profokasi
34 Bercerita
35 Kebahagiaan Garry Dan Danish
36 Perang Mulut Adam Dan Harsha
37 Pelukan Seorang Kakak
38 Kelinci vs Alien
39 Menggagalkan Rencana
40 Ketakutan Danish
41 Rasa Khawatir Seorang Ibu
42 Kecurigaan Adam
43 Kekecewaan Adam Pada Ibunya
44 Pikiran Yang Kacau
45 Membuat Rencana
46 Penyesalan Danish
47 Berdamai
48 Kebahagiaan Evan
49 Perdebatan Danish Dan Adam
50 Adik Yang Super Menyebalkan
51 Penculikan
52 Kekecewaan Utari
53 Mendatangi Kediaman Dhira
54 Pulang Ke Rumah
55 Terbongkar Kebusukan Dhira
56 Penyiksaan
57 Kemarahan Garry Dan Danish
58 Kehilangan
59 S2. Kekesalan Allan
60 S2. I Miss You
61 S2. Kejutan Ulang Tahun
62 S2. Kilas Balik
63 S2. Adam
64 S2. Perdebatan Allan Dan Melky
65 S2. Kerinduan Danish
66 S2. Kerinduan Danish 2
67 S2. Kesedihan Keluarga Abimanyu
68 S2. Berperang Dengan Pikiran
69 S2. Isak Tangis Gala Melihat Sosok Adam
70 S2. Dipertemukan Kembali
71 S2. Benar-benar Mirip
72 S2. Berusaha Untuk Mengingat
73 S2. Kecurigaan Cakra
74 S2. Fakta Terungkap
75 S2. Mencoba Untuk Mengingat
76 S2. Perang Mulut
77 S2. Allan vs Melky
78 S2. Kemarahan Allan
79 S2. Kekecewaan Allan
80 S2. Kembali Terluka
81 S2. Kekecewaan Nicolaas Terhadap Vigo
82 S2. Identitas Asli Allan
83 S2. Kesedihan Jungie
84 S2. Kemarahan Dan Kekecewaan Allan
85 S2. Ingatan Mulai Kembali
86 S2. Pulangnya Adam Kekeluarga Abimanyu
87 S2. Perkelahian Kakak Dan Adik
88 S2. Kekhawatiran Dan Kerinduan Keluarga Adiyaksa
89 S2. Nasib Malang Vigo
90 S2. Mood Yang Buruk
91 S2. Perkelahian Dengan Kelompok Lion
92 S2. Tak Berkutik
93 S2. Keributan Kecil Adam Dan Danish
94 S2. Pembalasan Adam
95 S2. Teleponan
96 S2. Teringat Kembali
97 S2. Kebencian Adam Terhadap Sang Nenek
98 S2. Masalah Kembali Datang
99 S2. Menceritakan Masalah Yang Terjadi
100 S2. Kembalinya Dhira
101 S2. Flashback Kejadian Lima Bulan Yang Lalu
102 S2. Flashback Kejadian Lima Bulan Yang Lalu 2
103 S2. Ketakutan Celena
104 S2. Keterpurukan Adam
105 S2. Berusaha Mengingat
106 S2. Kabar Yang Mengejutkan
107 S2. Kesedihan
108 S2. Kabar Duka
109 S2. Duka Yang Mendalam
110 S2. Obrolan Ayah Dan Anak
111 S2. Memulai Aksi
112 S2. Kembali Menyalahkan Diri Sendiri
113 S2. Kemarahan Dan Dendam Nicolaas
114 S2. Pembalasan Dari Adam
115 S2. Keberhasilan Adam Merebut Milik Keluarga Bimantara
116 S2. Rasa Bahagia Dan Rasa Syukur Adam
117 S2. Merencanakan Pembalasan
118 S2. Penyerangan Kediaman Keluarga Kalyani
119 S2. Kematian Yohanes Dan Dhira
120 S2. Kembali Merasakan Kehilangan
121 S2. Kesedihan Melky
122 S3. Bangun Dari Koma
123 S3. Telepon Dari Melky
124 S3. Kekesalan Danish Akan Perkataan Adam
125 S3. Aku Merindukan Kalian
126 S3. Wanita Tak Tahu Diri
127 S3. Kembali Bersedih
128 S3. Isakan Danish Di Pelukan Adam
129 S3. Alasan Dibalik Kepergian Melky
130 S3. Janji Adam Dan Zelo
131 S3. Pesan Dari Adam
132 S3. Aku Kakak Kandung Melky
133 Keberhasilan Kelompok Camorra
134 S3. Lebih Suka Adam Yang Sekarang
135 S3. Pertemuan Adam Dan Melky
136 S3. Menceritakan Kejadian Kecelakaan
137 S3. Pria Misterius
138 S3. Dia Adalah Kakak Sepupunya Jordan
139 S3. Menyelesaikan
140 S3. Penyesalan Ringga
141 S3. Obat-Obatan Cabean
142 S3. Kemarahan Adam Kepada Ronny
143 S3. Adam Dan Danish
144 S3. Menaklukkan Ketiga Pria Tampan
145 S3. Ketakutan Para Karyawan
146 S3. Kedelapan Mahasiswi Cantik
147 S3. Kemarahan Evan, Garry Dan Danish
148 S3. Kejahilan Di Pagi Hari
149 S3. Kerinduan Keluarga Abimanyu
150 S3. Tugas Praktikum
151 S3. Kesedihan Gino
152 S3. Memutuskan Untuk Pulang
153 S3. Cerita Yang Sebenarnya Dari Yoga
154 S3. Membujuk Untuk Pulang
155 S3. Pengakuan Dari Adam Tentang Yoga
156 S3. Balasan Langsung Dari Ardi
157 S3. Kesedihan Dan Ketakutan Adam
158 S3. Kabar Dari Zelo
159 S3. Janji Seorang Garry
160 S3. Adik Mata Duitan
161 S3. Kelompok Vagos Dan Rafan
162 S3. Telepon Dari Sandy Dan Kekesalan Sakha
163 S3. Perhatian Adam Terhadap Danish
164 S3. Siluman Kingkong
165 S3. Kemarahan Yoga
166 S3. Kemarahan Adam
167 S3. Sifat Yang Sama Dan Tidak Berubah
168 S3. Kekhawatiran Vino
169 S3. Hukuman Untuk Orang Yang Sombong
170 S3. Hari Keberuntungan
171 S3. Membantu Sang Bibi
172 S3. Informasi Dari Vino
173 S3. Harga Kertas-Kertas Miliaran Rupiah
174 S3. Kabar Dari Ardi
175 S3. Flashback
176 S3. Kesedihan Evan, Garry Dan Danish
177 S3. Membuat Momen Baru
178 S3. Pembalasan Tiga Abimanyu Bersaudara
179 S3. Kesedihan Melky Akan Adam
180 S3. Bertarung
181 S3. Perkataan Manis Adam
182 S3. Sebuah Pilihan
183 S3. Janji Garry Dan Danish
184 S3. Tak Berkutik
185 S3. Membahas Masalah Kerjasama
186 S3. Keinginan Adam
187 S3. Informasi Dari Ricky
188 S3. Menolong Dzaky
189 S3. Cerita Adam Yang Mengejutkan
190 S3. Kemarahan Dan Ancaman Seorang Adam
191 S3. Kabar Bahagia Dari Bagas
192 S3. Menceritakan Tentang Adam
193 S3. Sifat Patuh Adam Dan Harsha
194 S3. Menceritakan Tentang Sosok Ricky
195 S3. Pembalasan Dimulai
196 S3. Berakting Ribut
197 S3. Perkataan Sahabat Terlaknat
198 S3. Teriakkan Histeris Adam
199 S3. Cerita Adam Tentang Jasmine Dan Ariel
200 S3. Dua Kabar Yang Membahagiakan
201 S3. Rencana Selanjutnya
202 S3. Kalian Resmi Dipecat
203 S3. Kekecewaan Utari Terhadap Wakil Dekan
204 S3. Panggilan Dari Yana Bibinya Jasmine
205 S3. Janji Adam Untuk Jasmine
206 S3. Kekesalan Danish Di Pagi Hari
207 S3. Persiapan KKN
208 S3. Isak Tangis Kerinduan Adam Terhadap Ariel
209 S3. Permintaan Reres
210 S3. Kabar Mengejutkan Dari Ricky
211 S3. Kekesalan Adam
212 S3. Mengingat Kejadian Masa Lalu
213 S3. Bala Bantuan Dari Saga
214 S3. Rasa Bersalah Dan Permintaan Maaf Saga
215 S3. Kerinduan Adam Terhadap Ariel
216 S3. Telepon Dari Jasmine
217 S3. Memulai Penyerangan
218 S3. Pertarungan Adam Dan Saga Melawan Torrik
219 S3. Kilas Balik Perkelahian Adam Dan Saga Melawan Torrik
220 S3. Teringat Kejadian Yang Lalu
221 S3. Bubur Ayam
222 S3. Kedatangan Jasmine Dan Yani
223 S3. Kabar Yang Mengejutkan Sekaligus Membahagiakan
224 S3. Datanglah Ke Rumah Sakit Medistra
225 S3. Pertemuan Adam, Yani Dan Jasmine Dengan Ariel
226 S3. Umpatan Adam Untuk Danish
227 S3. Keterkejutan Adam
228 Bab 228
229 S3. Menceritakan Tentang Kelompok Lion
230 S3. Bab 230
231 S3. Kedatangan Sakti
232 Season 3. Kabar Bangunnya Ariel Dari Koma
233 Season 3. Kedatangan Adam Ke Rumah Sakit
234 Season 3. Air Mata Danish
235 Flashdisk Dari Saga
236 Bab 236
Episodes

Updated 236 Episodes

1
Kembali Ke Jakarta
2
Kekhawatiran Utari
3
Hari Pertama Kuliah
4
Kerinduan Adam
5
Keributan
6
Ingatan Masa Kecil Adam
7
Kemarahan Adam
8
Khawatir
9
Hukuman
10
Perkelahian
11
Kerinduan Utari Kepada Putra Bungsunya
12
Memutuskan Untuk Pulang
13
Mama, I Miss You
14
Pengeroyokan
15
Kebahagiaan Keluarga Abimanyu
16
Kemarahan dan Kekecewaan Danish
17
Menceritakan
18
Jatuh Pingsan
19
Menyendiri
20
Sikap Dingin Adam
21
Kemarahan Adam
22
Perasaan Lain
23
Telepon Dari Rektor
24
Penusukan
25
Rasa Penasaran Danish
26
Amarah Harsha
27
Pasrah
28
Keusilan Sang Ibu
29
Rencana Jahat Dhira
30
Perasaan Yang Tak Enak
31
Saling Membunuh
32
Ikatan Batin
33
Profokasi
34
Bercerita
35
Kebahagiaan Garry Dan Danish
36
Perang Mulut Adam Dan Harsha
37
Pelukan Seorang Kakak
38
Kelinci vs Alien
39
Menggagalkan Rencana
40
Ketakutan Danish
41
Rasa Khawatir Seorang Ibu
42
Kecurigaan Adam
43
Kekecewaan Adam Pada Ibunya
44
Pikiran Yang Kacau
45
Membuat Rencana
46
Penyesalan Danish
47
Berdamai
48
Kebahagiaan Evan
49
Perdebatan Danish Dan Adam
50
Adik Yang Super Menyebalkan
51
Penculikan
52
Kekecewaan Utari
53
Mendatangi Kediaman Dhira
54
Pulang Ke Rumah
55
Terbongkar Kebusukan Dhira
56
Penyiksaan
57
Kemarahan Garry Dan Danish
58
Kehilangan
59
S2. Kekesalan Allan
60
S2. I Miss You
61
S2. Kejutan Ulang Tahun
62
S2. Kilas Balik
63
S2. Adam
64
S2. Perdebatan Allan Dan Melky
65
S2. Kerinduan Danish
66
S2. Kerinduan Danish 2
67
S2. Kesedihan Keluarga Abimanyu
68
S2. Berperang Dengan Pikiran
69
S2. Isak Tangis Gala Melihat Sosok Adam
70
S2. Dipertemukan Kembali
71
S2. Benar-benar Mirip
72
S2. Berusaha Untuk Mengingat
73
S2. Kecurigaan Cakra
74
S2. Fakta Terungkap
75
S2. Mencoba Untuk Mengingat
76
S2. Perang Mulut
77
S2. Allan vs Melky
78
S2. Kemarahan Allan
79
S2. Kekecewaan Allan
80
S2. Kembali Terluka
81
S2. Kekecewaan Nicolaas Terhadap Vigo
82
S2. Identitas Asli Allan
83
S2. Kesedihan Jungie
84
S2. Kemarahan Dan Kekecewaan Allan
85
S2. Ingatan Mulai Kembali
86
S2. Pulangnya Adam Kekeluarga Abimanyu
87
S2. Perkelahian Kakak Dan Adik
88
S2. Kekhawatiran Dan Kerinduan Keluarga Adiyaksa
89
S2. Nasib Malang Vigo
90
S2. Mood Yang Buruk
91
S2. Perkelahian Dengan Kelompok Lion
92
S2. Tak Berkutik
93
S2. Keributan Kecil Adam Dan Danish
94
S2. Pembalasan Adam
95
S2. Teleponan
96
S2. Teringat Kembali
97
S2. Kebencian Adam Terhadap Sang Nenek
98
S2. Masalah Kembali Datang
99
S2. Menceritakan Masalah Yang Terjadi
100
S2. Kembalinya Dhira
101
S2. Flashback Kejadian Lima Bulan Yang Lalu
102
S2. Flashback Kejadian Lima Bulan Yang Lalu 2
103
S2. Ketakutan Celena
104
S2. Keterpurukan Adam
105
S2. Berusaha Mengingat
106
S2. Kabar Yang Mengejutkan
107
S2. Kesedihan
108
S2. Kabar Duka
109
S2. Duka Yang Mendalam
110
S2. Obrolan Ayah Dan Anak
111
S2. Memulai Aksi
112
S2. Kembali Menyalahkan Diri Sendiri
113
S2. Kemarahan Dan Dendam Nicolaas
114
S2. Pembalasan Dari Adam
115
S2. Keberhasilan Adam Merebut Milik Keluarga Bimantara
116
S2. Rasa Bahagia Dan Rasa Syukur Adam
117
S2. Merencanakan Pembalasan
118
S2. Penyerangan Kediaman Keluarga Kalyani
119
S2. Kematian Yohanes Dan Dhira
120
S2. Kembali Merasakan Kehilangan
121
S2. Kesedihan Melky
122
S3. Bangun Dari Koma
123
S3. Telepon Dari Melky
124
S3. Kekesalan Danish Akan Perkataan Adam
125
S3. Aku Merindukan Kalian
126
S3. Wanita Tak Tahu Diri
127
S3. Kembali Bersedih
128
S3. Isakan Danish Di Pelukan Adam
129
S3. Alasan Dibalik Kepergian Melky
130
S3. Janji Adam Dan Zelo
131
S3. Pesan Dari Adam
132
S3. Aku Kakak Kandung Melky
133
Keberhasilan Kelompok Camorra
134
S3. Lebih Suka Adam Yang Sekarang
135
S3. Pertemuan Adam Dan Melky
136
S3. Menceritakan Kejadian Kecelakaan
137
S3. Pria Misterius
138
S3. Dia Adalah Kakak Sepupunya Jordan
139
S3. Menyelesaikan
140
S3. Penyesalan Ringga
141
S3. Obat-Obatan Cabean
142
S3. Kemarahan Adam Kepada Ronny
143
S3. Adam Dan Danish
144
S3. Menaklukkan Ketiga Pria Tampan
145
S3. Ketakutan Para Karyawan
146
S3. Kedelapan Mahasiswi Cantik
147
S3. Kemarahan Evan, Garry Dan Danish
148
S3. Kejahilan Di Pagi Hari
149
S3. Kerinduan Keluarga Abimanyu
150
S3. Tugas Praktikum
151
S3. Kesedihan Gino
152
S3. Memutuskan Untuk Pulang
153
S3. Cerita Yang Sebenarnya Dari Yoga
154
S3. Membujuk Untuk Pulang
155
S3. Pengakuan Dari Adam Tentang Yoga
156
S3. Balasan Langsung Dari Ardi
157
S3. Kesedihan Dan Ketakutan Adam
158
S3. Kabar Dari Zelo
159
S3. Janji Seorang Garry
160
S3. Adik Mata Duitan
161
S3. Kelompok Vagos Dan Rafan
162
S3. Telepon Dari Sandy Dan Kekesalan Sakha
163
S3. Perhatian Adam Terhadap Danish
164
S3. Siluman Kingkong
165
S3. Kemarahan Yoga
166
S3. Kemarahan Adam
167
S3. Sifat Yang Sama Dan Tidak Berubah
168
S3. Kekhawatiran Vino
169
S3. Hukuman Untuk Orang Yang Sombong
170
S3. Hari Keberuntungan
171
S3. Membantu Sang Bibi
172
S3. Informasi Dari Vino
173
S3. Harga Kertas-Kertas Miliaran Rupiah
174
S3. Kabar Dari Ardi
175
S3. Flashback
176
S3. Kesedihan Evan, Garry Dan Danish
177
S3. Membuat Momen Baru
178
S3. Pembalasan Tiga Abimanyu Bersaudara
179
S3. Kesedihan Melky Akan Adam
180
S3. Bertarung
181
S3. Perkataan Manis Adam
182
S3. Sebuah Pilihan
183
S3. Janji Garry Dan Danish
184
S3. Tak Berkutik
185
S3. Membahas Masalah Kerjasama
186
S3. Keinginan Adam
187
S3. Informasi Dari Ricky
188
S3. Menolong Dzaky
189
S3. Cerita Adam Yang Mengejutkan
190
S3. Kemarahan Dan Ancaman Seorang Adam
191
S3. Kabar Bahagia Dari Bagas
192
S3. Menceritakan Tentang Adam
193
S3. Sifat Patuh Adam Dan Harsha
194
S3. Menceritakan Tentang Sosok Ricky
195
S3. Pembalasan Dimulai
196
S3. Berakting Ribut
197
S3. Perkataan Sahabat Terlaknat
198
S3. Teriakkan Histeris Adam
199
S3. Cerita Adam Tentang Jasmine Dan Ariel
200
S3. Dua Kabar Yang Membahagiakan
201
S3. Rencana Selanjutnya
202
S3. Kalian Resmi Dipecat
203
S3. Kekecewaan Utari Terhadap Wakil Dekan
204
S3. Panggilan Dari Yana Bibinya Jasmine
205
S3. Janji Adam Untuk Jasmine
206
S3. Kekesalan Danish Di Pagi Hari
207
S3. Persiapan KKN
208
S3. Isak Tangis Kerinduan Adam Terhadap Ariel
209
S3. Permintaan Reres
210
S3. Kabar Mengejutkan Dari Ricky
211
S3. Kekesalan Adam
212
S3. Mengingat Kejadian Masa Lalu
213
S3. Bala Bantuan Dari Saga
214
S3. Rasa Bersalah Dan Permintaan Maaf Saga
215
S3. Kerinduan Adam Terhadap Ariel
216
S3. Telepon Dari Jasmine
217
S3. Memulai Penyerangan
218
S3. Pertarungan Adam Dan Saga Melawan Torrik
219
S3. Kilas Balik Perkelahian Adam Dan Saga Melawan Torrik
220
S3. Teringat Kejadian Yang Lalu
221
S3. Bubur Ayam
222
S3. Kedatangan Jasmine Dan Yani
223
S3. Kabar Yang Mengejutkan Sekaligus Membahagiakan
224
S3. Datanglah Ke Rumah Sakit Medistra
225
S3. Pertemuan Adam, Yani Dan Jasmine Dengan Ariel
226
S3. Umpatan Adam Untuk Danish
227
S3. Keterkejutan Adam
228
Bab 228
229
S3. Menceritakan Tentang Kelompok Lion
230
S3. Bab 230
231
S3. Kedatangan Sakti
232
Season 3. Kabar Bangunnya Ariel Dari Koma
233
Season 3. Kedatangan Adam Ke Rumah Sakit
234
Season 3. Air Mata Danish
235
Flashdisk Dari Saga
236
Bab 236

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!