Kecantikan Dunia
“Kau tau, ada lowongan pekerjaan tidak?” Tanya Guzel, berharap teman baiknya ini bisa membantu.
“Lowongan pekerjaan?” Tanya Raisa dan di balas sebuah anggukan kepala oleh si Guzel.
“Entahlah, Zel. Kalau lowongan pekerjaan di perusahaan itu susah di cari, mengingat kau tidak punya pengalaman bekerja. Pegalaman mu hanya di perusahaan Daddy mu. Apa orang orang akan percaya kalau kau pernah bekerja di sana, tanpa ada bukti yang kuat. Sedangkan tidak ada yang tau kalau kau adalah putri tunggal dari milyader nomor dua di dunia ini. Bagaimana kalau bekerja di restoran saja?” Saran Raisa lagi.
“Restoran?” pikir Guzel sambil menerawang, sepertinya tidak terlalu buruk.
“Iya, restoran. Kau akan di kasih bonus kalau kerja mu rajin. Dan juga, bosnya sangat baik. Pemilik restoran ini tidak pernah membedakan antara majikan dengan bawahan. Jadi sepertinya kau akan betah bekerja di sana.” Ucap Raisa. Karna sepertinya kemarin ia melihat ada lowongan di restorang terkenal itu.
“Benarkah? Tapi, apakah aku akan di terima?” tanya Guzel sedikit ragu, karna ia tidak punya kemampuan di bidang itu.
“Tenang saja, bestie. Dengan wajah mu yang cantik serta rupawan ini. Aku yakin 100% kau akan di terima bekerja di sana.” Ucap Raisa dengan penuh keyakinan.
“Bagaimana kau bisa seyakin itu?”
“Hey, dunia jaman sekarang. Semua orang menyukai melihat wanita yang berwajah cantik, juga lelaki yang tampan. Jadi zaman sekarang, orang berwajah buruk rupa, sangat sulit untuk di terima orang, kecuali seseorang dengan hati yang sangat tulus. Jadi maksud ku, kau akan mudah di terima bekerja di restoran, karna dengan restoran itu memiliki karyawan yang cantik, pasti akan banyak yang datang ke sana. Dan restoran itu akan untung besar karna hal itu.”
“Oh, bukan kah itu berarti, seseorang dengan wajah jelek tidak ada artinya?”
“Bukan nya tidak ada artinya. Hanya saja orang Zaman sekarang pada sibuk mengagumi keindahan saja, mata dan hati mereka di sibukkan menikmati kecantikan dunia, hingga lupa dengan ketulusan dan keunggulan orang yang terlihat biasa saja.” Ucap Raisa sambil melihat kearah jendela. Dimana disana terlihat pemandangan lalu lintas yang begitu ramai.
“Hm.. kau benar.” Ucap Guzel sambil sedikit tertawa.
“Hey, kenapa kau tertawa? Apa ada yang lucu?” tanya Raisa heran, apa Guzel sdang menertawakan dirinya?
“Tidak kok.” Kata Guzel sambil melihat kearah Raisa.
“Tidak apanya, dari tatapan mu, aku bisa melihat kalau kau sedang meremehkan ku.” Kini suara Raisa terdengar mencak mencak karna ia sangat kesal dengan Guzel.
“Ku bilang bukan itu. Uh, dasar bocah gemesin.” Kata Guzel sambil mengacak acak rambut Raisa.
“Kau! Jangan merusak tatanan rambut ku! Aku sudah berlama lama di salon untuk membentuknya sebaik mungkin. Dan kau malah seenaknya merusak nya.” teriak Raisa tidak terima.
“Raisa, kau terlihat seperti orang dewasa saat mengucapkan hal seperti tadi. dan aku suka. Jadi, kita di sini, sedang belajar bagaimana caranya menjadi dewasa.” Ucap Guzel senang. Akhirnya sekarang temannya tidak hanya tau bagaimana caranya untuk membuat rusuh saja.
“Tidak mau! Aku tidak mau menjadi orang dewasa!” teriak Raisa sambil memakan cemilan yang tinggal sedikit itu dengan gaya yang beringas. Tidak mencerminkan sifat orang deawa sama sekali.
Sedangkan Guzel malu bukan main, karna kini semua mata melihat kearah Guzel dan Raisa karna terganggu dengan teriakan Raisa tadi.
“Maaf.. Maaf...” cicit Guzel pelan.
Kaki Guzel dengan reflek langsung menendang kaki Raisa karna di jadikan sebagai pelampiasan setelah ia sangat malu.
“Aduh, sakit tau. Zel” pekik Raisa tidak terima. “Ada apa dengan mu?”
“Hey, seharusnya aku yang tanya. Ada apa dengan mu? Kau sudah mempermalu kan ku, tadi.” jawab Guzel tidak kalah sengit nya.
...................................................
Sedangkan di rumah sakit, Zeky uring uringan karna Guzel tidak kunjung datang. “Kemana gadis bar bar itu?”
“Maaf Tuan, saya belum menemukannya.” Sesal sekertaris Kai.
“Bagaimana bisa, kau tidak menemukannya? Dengar ya, kau harus segera menemukannya atau kau akan kena akibatnya.” Titah Zeky dengan marah.
‘Tuan, anda ini kenapa sih? Di tinggal Nona Guzel begitu saja udah marah marah ngga jelas, padahal pacar juga ngga.’ Gerutu sekertaris Kai dalam hati.
“Tapi Tuan, pekerjaan saya di kantor belum selesai.” Ucap sekertaris Kai, berharap ia mendapatkan keringanan.
“Itu urusan mu. Makanya kalau kerja yang ikhlas dong, biar hasilnya maksimal. Karna kamu tadi nyari nya ngga ikhlas, makanya ngga ketemu.” Tuduh Zeky pada sang sekertaris. Tapi entah kenapa, tuduhannya itu benar.
‘Saya kesulitan ikhlas itu juga karna anda Tuan, sakikng sibuknya saya selama ini, sampai saya lupa untuk cari jodoh.’ Gerutu sekertaris Kai tapi hanya memendamnya dalam hati.
“Maaf Tuan.” Ucap sekertaris Kai.
“Sudah lah, tidak perlu minta maaf. Ngga ada gunannya sama sekali. sekarang aku mau cari sendiri, dan temani aku.” Ucap Zeky dengan kesal. Tadi dokter mengatakan kalau kondisinya sudah pulih, hanya saja ia harus banyak istirahat. Dan untuk kebutaan Zeky, itu hanya bersifat sementara.
‘Itu namanya bukan mau mencari sendiri, tapi mau mencari berdua. Dan aku harus menjadi korban pria menyebalkan ini. Yang sayangnya punya banyak uang.’ Gerutu sekertaris Kai dalam hati, sambil menuntun Tuan nya itu melangkah keluar dari rumah sakit.
Di tengah perjalanan,
“Kai, aku sangat lapar. Bawa aku ke restoran terkenal.” Pinta Zeky karna ia tidak bisa melihat.
“Baiklah Tuan,” mereka kemudian mengisi perut mereka di sebuah restoran terkenal. Dan memilih kursi VVIP.
Dan tak lupa, Zeky memakai topi, kaca mata dan berpenampilan biasa saja. Dengan penyamaran itu, seseorang tidak akan mengenalinya. Dan citra Zaky penerus milyader nomor satu di dunia yang sempurna masih akan melekat dalam dirinya.
“Ck, aku sangat tidak suka dengan keadaan ku yang seperti ini.” Umpatnya.
....................................................
Di saat yang sama, saat itu Guzel dan Raisa telah mengakhiri obrolan seru mereka.
“Zel, sepertinya sudah melewati jam makan siang. Aku harus bersiap untuk menemui ayah ku, sia tua menyebalkan itu akan ngamuk kalau aku tidak segera memenuhi undangan nya.”
“Hey, kau belajar lah sopan kepada ayah mu. Ku lihat ayah mu sangat menyayangi mu. Bagimana kau bisa menyebutnya sebagai si tua menyebalkan?” Guzel hanya bisa geleng geleng kepala melihat kelakuan sahabat nya itu.
“Kau benar. Aku hanya tidak suka dengan sifat nya yang seenaknya mengatur aku sesuka hatinya.” Protes Raisa.
“Itu adalah bentuk dari rasa kasih sayang nya pada mu. Coba kau lihat, anak anak di luar sana masih banyak yang kekurangan kasih sayang dari orang tua mereka, jadi sykuri saja.”
“baiklah, kau memang bijak, Guzel. Kalau begitu, aku permisi pergi ya. Bye bye.” Ucap Raisa langsung berdiri, namun langsung di cegah sama Guzel.
“Eits... mau kemana?”
“Kan aku sudah bilang, aku mau menemui ayah.”
“Iya, aku tau. Bukan itu maksud ku, kau jangan pergi dulu. Kasih aku nomor telvon agar aku bisa menghubungi manager restoran itu.”
“Oh, iya siap. Ini, aku kasih nomor WA nya.”
“Iya, makasih.”
Setelah berpisah dengan sahabat baiknya, Guzel pun segera menuju lokasi dimana restoran itu berada. Jangan sampai ia keduluan orang lain untuk melamar kerja di sana.
Setelah berbincang beberapa saat, Guzel sangat senang kalau ternyata ia di terima. Namun sebuah suara mengagetkannya.
“Siapa bilang kau bisa bekerja disini?” ucap seorang pria dengan marah. Dan Guzel sangat ketakutan saat menatap mata pria itu, seperti melihat hantu. Apa yang harus Guzel lakukan?
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments