Rumah sakit.
Sebuah mobil mewah memasuki gerbang rumah sakit. Seluruh mata memandang mobil itu dengan tatapan kagum, bahkan beberapa menatap iri.
Tak lama setelah parkir, seorang pria yang terlihat sudah sangat berumur keluar dari mobil. Walau sudah di makan usia, tapi ketampanannya tidak berkurang sama sekali.
Kerutan di wajahnya juga cukup sedikit, tidak sebanding dengan usiannya yang sudah menginjak kepala tujuh.
Seorang asisten setia pun mengawalnya kemana pun ia pergi.
“Silahkan, Tuan.” Ucap si asisten yang kemudian membuntuti kemana si Tuan pergi.
Setelah sampai di depan kamar rawat sang anak, wajah pria itu langsung merah padam. “Anak kurang ajar, beraninya ia bermain mesum dengan seorang wanita saat di rumah sakit begini? Sejak kapan kelakuannya menjadi liar begini?”
Pria itu langsung membuka pintu dengan keras, dan sangat kaget saat melihat anaknya dengan seorang wanita sedang berduaan saja. Apalagi dengan posisi pas yang siapa pun yang melihatnya akan memikirkan hal yang tidak tidak.
...........................
Di dalam kamar, karna bosan, Guzel mengajak sang bos dengan bermain memasukkan bola ke dalam gelas. Karna Zeky tidak bisa melihat, jadi Zeky harus mencari di mana Guzel meletakkan gelas itu .
“Ayolah Tuan, ya ya.” Pinta Guzel dengan memelas.
“Tidak mau. Seperti anak kecil saja.” Tolak Zeky galak. Kenapa dengan wanita ini.
“Please ya...”
“Tidak mau!!!!” Bentak Zeky dengan suara yang sangat tinggi, membuat Guzel terlonjak kaget. dan menjadi emosi.
“Apa susah nya sih, main kayak gitu. Aku itu sudah sangat bosan hanya berdiam diri di rumah sakit. Kenapa anda tidak membiarkan saya bekerja di hotel saja? Kinerja saya sangat bagus sekali Tuan. Jadi saya jamin anda tidak akan menyesal atau pun rugi saat memasuk kan saya kembali ke perusahaan.” Ucap Guzel dengan suara yang agak lancang.
“Kau berani sekali membantah ku?”
“Tuan, tidak seperti itu.” Guzel sedikit menggigit bibir bawahnya sambil memikirkan kata yang pas agar ia dapat merayu lelaki ini.
Sedangkan Zeky memikirkan hal lain. Zeky masih memikirkan kata kata nya yang tadi, saat ia menuduh Guzel adalah wanita yang liar, sampai membuat Guzel pergi meninggalkan nya karna kesal. Tidak dapat di pungkiri kalau ia sedang merasa bersalah.
Melihat Guzel juga terdiam, Zeky berprasangka kalau Guzel sedang marah, jadi untuk menebus rasa bersalahnya tadi ia pun berkata
“Baiklah.”
“Benarkah, Tuan. Anda akan membiarkan saya bekerja di hotel lagi?” ucap Guzel dengan antusias. Ia sangat merindukan masakan koki hotel yang sangat enak.
“Tidak! Aku menyetujui permainan itu, bukan permintaan mu untuk kembali bekerja di hotel.” ucap Zeky yang langsung mematahkan harapan Guzel.
“Tu.. Tuan? Bagaimana.. a.. apa maksud anda?” Guzel jadi gelagapan.
“Aku tidak akan membiarkan kamu bekerja lagi di hotel. Kan aku sudah bilang kalau kau rawat aku saja. Dengan begitu aku tidak akan menuntut mu.”
“Tuan, apa maksud mu?”
“Kau fikir aku tiadk tau kalau kau yang menyebab kan aku kecelakaan?” ucap Zeky.
“Tuan, anda terlihat sangat mengerikan kalau mengatakan itu. Asal anda tau. Saya tidak pernah berfikir untuk melakukan hal jahat seperti itu. Buat apa juga saya harus mencelakai ada? Tidak ada gunannya sama sekali. Apa untung nya buat saya kalau saya melakukan itu, Tuan?’ ucap Guzel tidak habis fikir dengan pemikiran dangkal bos nya.
Bagaimana bisa pria ini nanti akan jadi penerus harta orang tuannya? Yang ada nanti dia malah salah tangkap orang.
“Tuan, anda harus berfikir dengan benar. Tanya kan pada diri anda sendiri, apakah yang anda katakan sudah benar atau tidak.” Ucap Guzel lagi.
“Iya, iya. Kamu tidak perlu berteriak seperti itu pada ku. Berani sekali kau jadi cewek!!!”
“Tentu saja saya harus berani untuk menegakkan keadilan. Anda juga harus begitu. Seharusnya anda bisa membuka mata anda lebar lebar. Apakah masih ada musuh anda yang sekirannya punya kekuatan yang lebih besar dari anda, sehingga berani berbuat jahat kepada anda?” tanya Guzel.
Sejenak Zeky berfikir, musuhnya banyak sekali. Tapi yang melebihi dia tidak ada. Kecuali....
“Sepertinya ada yang lebih dari aku..” ucap Zeky kemudian.
“Siapa Tuan?”
“Kau tidak perlu tau. Orang miskin seperti kamu tidak akan mengenalnya.” Ucap Zeky kemudian.
“Sombong sekali.” ucap Guzel dengan kesal.
“Tentu saja.” Zeky membenarkan sambil tersenyum misterius.
Karna kesal, Guzel langsung memaksa Zeky.
“Baiklah. Ayo kita main.”
“Hey, apa maksud mu?”
“Kau tadi menyetujui kalau akan bermain dengan ku bukan?” ucap Guzel dengan senyum tengil. Pria ini sudah mematahkan harapannya, maka Guzel akan mengerjainnya. ‘Biar kapok.’ Pikir Guzel.
“Tap.. tapi..” Zeky ingin sekali menghindar. Mana sumur? Kalau ada Zeky mau nyebur aja ke dalam sumur.
“Kenapa Tuan? Anda mau selamat dari permainan ini? No! Tetap harus main. Ayo!!!” Gertak Guzel.
Zeky hanya bisa pasrah saat Guzel memberikan satu bola dengan ukuran agak besar dengan Gelas ukuran yang sama. Dan ini lah yang membuat orang salah faham, jika mendengar.
“Bukan kah itu terlalu kecil?” ucap Zeky, yang di maksud kecil adalah gelasnya.
“Ini sudah besar Tuan, anda sudah akan kesulitan memasukkannya kalau ukurannya lebih kecil lagi.” Sanggah Guzel.
“Tapi sepertinya punya ku sangat besar.” Yang di maksud Zeky adalah Bola.
“Besar apanya. Coba saja Tuan, pasti masuk.”
“Tidak akan muat ini kalau di masukkan.” Ucap Zeky sambil menyondorkan Gelas untuk Guzel, agar di ganti dengan gelas yang lebih besar.
Guzel sangat kesal. Mengambil gelas itu dari tangan Zeky dan berniat untuk mengambil kan gelas yang baru. Namun naas, Guzel tersandung pinggiran ranjang dan gubrak.
Tubuh Guzel yang sexy langsung jatuh menimpa Zeky, dengan posisi Zeky tidak sengaja memegang sesuatu yang pernah ia lihat saat ia bersembunyi di balik lemari kamar Guzel.
Mereka terdiam karna sama sama kaget dengan apa yang telah terjadi. Sebuah suara bariton mengagetkan mereka. “Apa yang kalian lakukan?”
Ya, pria yang menggerutu di depan kamar rawat Zeky adalah ayahnya.
“Dad?” Zeky sangat mengenali suara ayahnya. Oleh karna itu, ia tau kalau itu adalah suara ayahnya walau kedua matanya sedang tidak bisa melihat.
“Anak nakal, apa yang kamu lakukan, hah? Ternyata sifat kamu yang penurut saat ini hanya lah tipuan belaka. Ternyata kelakuan mu di luar sama saja. Kalau mau nikah bilang sama Daddy, kau tidak perlu melakukan hal keji seperti ini.” Ucap Tuan Levent sambil memukuli pelan anaknya.
“Dad, ini tidak seperti yang sudah kau fikir kan.” Zeky mencoba untuk menjelaskan, tapi sepertinya percuma saja.
“Tidak bagaimana? Sudah sangat jelas, apa yang aku lihat di depan mata. Kau tidak bisa membohongi daddy.” Ucap Tuan Levent sambil menatap kearah Guzel.
Tuan Levent menatap gadis cantik itu dengan penuh rasa penasaran, entah kenapa ia tidak punya rasa benci sedikit pun pada gadis itu, padahal kalau orang tua kaya yang lain, akan mengira kalau orang di posisi Guzel akan di cap sebagai penggoda anak mereka. Tapi entah kenapa Tuan Levent malah tertarik dengan gadis itu. “Siapa dia?” pikirnya dalam hati.
“Kalian harus menikah.” Ucap Tuan Levent kemudian.
Apa yang terjadi selanjutnya?
Bersambung...........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments