Rumah Sakit
Setelah peristiwa naas saat dirinya di tinggal sama Guzel, amarah Zeky tidak tertahan kan mulai hari itu. Ia selalu merepotkan Sekertaris Kai untuk segera menemukan dimana keberaddan Guzel.
Karna Guzel bukan di hotel, atau pun di kos, jadi sekertaris Kai tidak menemukannya sama sekali. Lalu, dimana kah Guzel saat itu?
Ternyata, Guzel sedang berada di sebuah coffe shop. Guzel meminta rekaman CCTV dari beberapa jalan yang dekat dengan kejadian, tentu saja dia menggunakan nama ayhanya. Kalau ngga gitu nanti malah panjang urusannya.
Di rumah sakit,
“Kau sudah menemukannya?” tanya Zeky yang sudah ke sekian kalinya. Sekertaris Kai sampai kualahan gimana menjawabnya.
“Maaf tuan.”
“Kenapa cari satu gadis saja susah sekali. Biasanya kamu selalu bekerja dengan baik.”
“Maaf kan saya tuan. Saya akan mencarinya lebih keras lagi.”
“Ck, pokoknya hari ini harus ketemu. Kalau tidak kau akan mendapatkan hukuman dari ku.” Teriak Zeky marah, karna ini sudah satu hari satu malam setelah Guzel meninggalkan rumah sakit.
Tepat setelah keduanya terdiam, Guzel langsung mengetuk dan membuka pintu.
“Good afternoon, Tuan Tuan.” Ucap Guzel dengan senyum sumringahnya.
“Akhirnya kau datang sekarang Nona, aku udah bingung menghadapi bos yang temperamennya sudah sangat berubah ini.” Pikir Sekertaris Kai dalam hati.
“Tuan, kalau begitu saya izin pamit pergi ke perusahaan ya, banyak yang harus saya urus.” Ucap sekertaris Kai yang langsung berangkat tanpa menunggu persetujuan dari bosnya.
“Aku tidak mau telibat dengan perdebatan kalian berdua.” Pikir sekertaris kai dalam hati.
“Ck, dari mana saja kau. Kau seharian meninggalkan aku sendirian di rumah sakit. Kau mau hukuman mu bertambah dua kali lipat ya.” Zeky langsung bereteriak marah saat mendengar suara Guzel.
“Aduh maaf ya Tuan, saya hanya bertukar kabar dengan kedua orang tua saya. Jadi saya buru buru kemarin.”
“kau fikir alasan seperti itu masuk akal untuk mengelabuhi ku. Tidak sama sekali, nona!”
“Ayolah Tuan, saya tidak berbohong. Saya ada urusan mendesak dengan kedua orang tua saya. Itu saja. Kenapa kau sangat perhitungan sekali.” ucap Guzel benar. Dia memang bertukar Kabar dengan kedua orang tuanya, dan meminta bantuan kepada mereka namun di tolak.
“ck, pandai sekali mulut mu itu berbicara.” Kata Zeky dengan nada sinis.
“Apa?” Guzel mendelik.
“Dasar, udah ngga bisa melihat. Malah bertambah menyebalkan saja. Sepertinya aku harus menyhediakan stok klesabaran yuang lebih banyak lagi” ucap Guzel, dalam hati tapi. Kalau secara gamblang bisa langsung di hukum gantung sama si bos.
“Tuan, saya akan merawat anda dengan sepenuh hati. Jadi saya mohon dengan sangat agar Tuan yang berjiwa besar memaafkkan saya.” Ucap Guzel dengan suara lembut tapi tatapan matanya melotot seakan tidak suka dengan bosnya itu.
“Kau fikir aku akan berbaik hati pada mu. Kau itu sangat kolot sekali sehingga tidak tau kabar tentang aku, yang tidak berbelas kasih di seluruh sosial media di dunia ini.” Ucap Zeky dengan melipatkan tangan di depan dada.
“Heleh, masih saja sombong.” Pikir Guzel dalam hati lagi.
“Maaf Tuan. Anda tau sendiri bukan, kalau saya sibuk kerja untuk cari makan, lalu buat apa saya bermain hal yang tidak berguna. Saya ini anak yang rajin tuan.”
“Apa kau sedang mempromosi kan diri mu? Aku tidak butuh itu ya, pokoknya kau harus bertanggung jawab penuh atas kecelakaan itu. Kau harus merawat ku sampai sembuh. Titik!”
Keputusan Zeky yang sudah tidak bisa di ganggu gugat lagi.
“Kau harus merawat ku.” Ucap Guzel meniru dambil memanyunkan bibir, suaranya pun pelan agar si Tuan tidak mendengar, kalau dengar bisa mengamuk lagi. Bahkan pemadam kebakaran pun akan kesulitan menangani si jago merah yang keluar dari mulut Zeky.
Guzel hanya menata beberapa makanan yang sudah ada di atas nakas sambil menyumpahi si bos dalam hati. “Dasar, galak. Setidaknya sama perempuan ia harus punya sedikit hati nurani.” Kira kira seperti itu lah sumpah serapah guzel.
“Hey, si cungkring. Cepat mana makanannya. Aku sudah sangat lapar. Apa kau mau mencurinya dari ku.” Tuduhnya.
“Dasar pelit, makanan di rumah ku jauh lebih enak dari pada makanan yang kau beli dari restoran jepang itu.” Pikir Guzel dalam hati.
“Saya tidak berminat makanan seperti iniTuan. Makanan di rumah saya jauh lebih enak.” Ucap Guzel kesal tapi masih bernada lembut saat berbicara.
“Kau, beraninya? Memang apa yang kau masak di rumah?’
“Tempe sama sambel, Tuan.” Guzel berdusta.
Zeky hanya berdecak saja. Menghadapi gadis ini tidak akan membuat nya menang. Hanya malah membuatnya bertambah kesal saja.
“Cepatlah.”
“Makanannya sudah berada di atas meja kecil di depan Anda Tuan.” Guzel memberi tau.
“Kau ini pikun atau apa, kamu kan udah tau kalau aku ini tidak bisa melihat. Bagaimana aku bisa makan sendiri?”
“Jadi saya harus bagaimana? Harus kah saya menyewakan janda tua kurang belaian untuk menyuapi anda, Tuan?” tawar Guzel dengan lembut tapi sangat menghina hati si bos.
“Kau! Beraninya kau berkata kurang ajar kepada bos mu?” teriak Zeky. Jika saja Zeky bisa melihat, ia bisa saja bertindak kriminal pada gadis menyebalkan seperti Guzel.
“Tidak lah Tuan, saya mana berani. Nyawa saya Cuma satu tuan,”
“Lalu tadi itu apa? Kau fikir aku tuli, sehingga tidak mendenganya?”
“Justru saya akan menjadi tambah senang kalau anda benar benar Tuli, Tuan.” Ucap Guzrl tanpa sadar, Guzel langsung menutup mulutnya ketika sadar ia salah bicara.
“Apa?” Teriak Zeky.
“Bukan apa apa Tuan, mari saya suapi.” Ucap Guzel sambil mengambil sendok garpu dengan tergesa.
“Kau....” ucapan Zeky terpotong saat Guzel berhasil memasukkan sesendok nasi saat Zeky berbicara.
Zeky pun mengunyah nasi itu dengan cepat karna ia masih ingin memarahi Guzel. Saat nasi sudah tertelan, Zeky berniat untuk angkat bicara lagi.
Namun Guzel dengan cepat tanggap memasukkan lagi nasi dengan ceopat, sehingga Zeky tidak punya kesempatan untuk mengumpat.
“Rasain, telinga ku sudah panas mendengar omelan mu.” Gerutu Guzel dalam hati.
“Uhuk Uhuk....”
Zeky terbatuk saat berusaha untuk menelan nasi denagn cepat.
“Pelan pelan saja Tuan, lagian anda tidak harus terburu buru untuk bekerja, ngapain juga Anda harus makan dengan cepat sekali.” ucap Guzel sambil memberikan air putih dengan tangan kanannya. Tangan kirinya tidak lupa untuk menepuk punggung Tuannya itu dengan tangan kirinya.
Zeky malah kesakitan, tepukan di punggung itu sangat keras, sehingga membuat dia ingin mati saja rasanya.
“Hey, kau sedang ingin membunuh ku, ya.” Teriak Zeky saat batuknya sudah reda.
“Bukankah Anda yang berprasangka seperti itu, Tuan? Bahkan anda menuduh saya sengaja membuat sekenario seolah olah ada yang menabrak Anda, dan anda mengira bahwa aku benar benar melakukannya. Anda fikir saya tidak bisa membaca fikiran dangkal Anda?” Tanya Guzel sambil berdecak pinggang.
“Bagaimana bisa dia tau?” tanya Zeky dalam hati.
“Ekm, kau jangan salah faham, ya.” Ucap Zeky sambil menetralkan keterkejutannya.
“Salah faham gimana!” bentak Guzel yang mampu membuat Zeky gemetar. Entah kenapa, saat marah begini suara Guzel terdengar seperti malaikat maut.
“Aku harus baik padanya, hanya kita berdua di ruangan ini. Kalau saja ia berbuat yang jahat pada ku, aku sendiri yang rugi.” Pikir Zeky dalam hati.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments