Tugas seorang istri

Usai meneguk segelas besar jus jeruk, aku merasa ngantuk, suasana rumah yang nyaman ini membuatku ingin sekali berbaring, menikmati tidur siang yang menyenangkan, karena mata ini rasanya berat setelah semalaman tidak bisa tidur.

"Salimah, kamarku sebelah mana?" tanyaku pada Salimah yang hanya duduk diam memperhatikanku.

"Mari, saya antarkan, Nona." Salimah beranjak dari tempat duduknya sambil membawa gelas kosong bekas jus yang sudah ku lahap habis.

Salimah menaruh gelas itu di sebuah meja pelayan di lantai dua, setiap lantai rumah ini memiliki tempat khusus bagi para pelayan, wajar saja jika semua pelayan mengabdi dengan sepenuh hati kalau imbalannya juga sebanding dengan apa yang sudah diberikan.

"Ini kamar nona dan tuan," ucap Salimah sembari membuka pintu kamar bercat putih dengan ukuran yang besar.

"Hah, saya sekamar dengan tuan Agra?" aku terkejut sembari melongo menatap Salimah yang tersenyum simpul.

"Nona adalah istri tuan, sudah seharusnya nona tinggal satu kamar dengan tuan," ujar Salimah.

"Apakah tidak ada kamar lain untukku?"

"Ini sudah perintah, Nona." Salimah menganggukkan kepalanya.

"Baiklah, terimakasih banyak, Salimah," ucapku sembari masuk ke kamar.

"Kalau nona butuh sesuatu, tekan saja tombol ini, pelayan akan datang," terang Salimah sembari menunjuk sebuah tombol berwarna hitam yang terletak di dekat pintu bagian dalam kamar.

"Oke!"

"Saya permisi, Nona, selamat beristirahat," ucap Salimah lalu beranjak pergi.

Kamar ini sangat luas, luasnya bahkan dua kali lipat dari kamarku di rumah, terdapat meja rias berukuran besar dengan kursi bulat di depannya, tempat tidurnya juga berukuran sama persis dengan tempat tidur yang ada di hotel kemarin malam.

Aku memasuki ruang ganti yang lebarnya bahkan sama dengan ukuran kamarku, ada beberapa lemari kaca transparan berukuran besar, juga sebuah cermin berdiri di ujung ruangan.

Aku membuka satu persatu pintu lemari, semuanya tertata sangat rapi, satu lemari penuh berisi jas, satu lagi berisi kemeja, juga terdapat bagian-bagian lemari yang berisi koleksi dasi, jam tangan dan sepatu.

Aku dibuat terkejut ketika membuka lemari di bagian ujung, satu deret lemari berisi baju tidur berwarna-warni dengan kain yang sangat tipis, jumlahnya bahkan tak terhitung, dengan banyak model yang nyeleneh-nyeleneh menurutku.

Siapa yang membeli begitu banyak lingerie seperti ini, lalu untuk apa aku memakai baju begini, melihatnya saja sudah menggelikan, bisa-bisa aku masuk angin pakai baju kurang kain seperti ini, Huh.

Aku kembali menutup pintu lemari sambil menggerutu dalam hati, membayangkan aku memakai baju seperti itu saja sudah menggelikan, apa lagi benar-benar memakainya. Aku duduk ditepi ranjang, memandang jendela kamar yang langsung mengarah ke taman bagian depan rumah, aku benar-benar di buat kagum dengan arsitektur dan kemewahan rumah ini.

"Kau tidak mandi?" ucap seseorang tiba-tiba di belakangku.

"Saya mau tidur siang sebentar," ucapku menoleh kearah sumber suara yang ternyata adalah tuan Arga.

"Tidurlah." Tuan Arga kembali keluar kamar lalu menutupnya, sedangkan aku hanya melihatnya tanpa berkedip, memandang punggung laki-laki itu sampai pintu benar-benar tertutup rapat.

Aku membaringkan tubuhku diatas kasur empuk, memeluk guling putih halus dan mencoba memejamkan mata yang sudah sangat berat ini.

...

Diruang tamu, tuan Arga dan tuan Joe sedang berbincang-bincang membahas tentang saham perusahaan yang semakin naik, tentu saja itu sangat menguntungkan.

"Joe, apakah semua urusan untuk membantu ayahnya Sabrina sudah selesai?" tanya tuan Arga sembari menyeruput kopi panas di cangkir porselen.

"Beres boss, serahkan semuanya padaku," jawab tuan Joe sambil tersenyum.

"Baiklah, selanjutnya kau urus Hana, sepertinya dia punya masalah dengan Sabrina," pungkas tuan Arga.

"Masalah, masalah apa boss?"

"Kau pasti paham bagaimana Hana berusaha mendekatiku, kalau bukan karena dia adalah anak paman Tio, aku tidak akan sudi berteman dengannya," ungkap tuan Arga.

"Baiklah, aku tau masalahmu boss, serahkan saja padaku!" balas tuan Joe mengangguk-angguk.

Hana adalah anak dari tuan Tio, sahabat dari orang tua tuan Arga, sikap Hana yang berlebihan dan terlalu manja, membuat tuan Arga merasa jijik jika terus berada di dekatnya, Hana bersikap seolah-olah dirinya adalah kekasih tuan Arga, tidak sopan berada di tempan umum, bergelayut manja di leher tuan Arga saat berada di sebuah pesta ulangtahun tuan Tio. Sejak saat itu tuan Arga mulai menjauhi Hana, namun masih berhubungan baik dengannya untuk menjaga perasaan tuan Tio.

...

"Sabrina!" suara tuan Arga menggelegar di kamar, membangunkanku dari tidur nyenyakku.

"Sampai kapan kau akan tidur? heh?" cetusnya sambil melirik tajam kearahku.

"Saya baru saja tertidur tuan," ucapku bergetar ketakutan.

"Ini sudah sore, kau lupa tugasmu sebagai seorang istri?" tanyanya sambil menautkan kedua alisnya.

Seketika aku bangkit tanpa peduli kepala yang terasa begitu berat, pusing, namun aku berusaha kuat untuk berdiri dan mengumpulkan kesadaran penuh.

"Lalu tuan ingin saya melakukan apa?"

"Aku mau mandi!"

Hah, kalau mandi ya mandi saja sana, lalu kau mau aku melakukan apa? memandikanmu? melepaskan bajumu?

"Siapkan air hangat untukku," ujarnya sembari melepas kemeja yang masih melekat ditubuhnya.

"Baiklah," ucapku sembari berlalu memasuki kamar mandi, menyalakan kran air hangat untuk mengisi bath up dan memberikan beberapa tetes aroma therapy yang sudah tersedia di dalam sana.

Aku kembali keluar dari kamar mandi dan duduk di tepi ranjang, rasa pusing di kepalaku karena terbangun dengan tiba-tiba membuat pandanganku seakan berputar-putar.

"Sabrina, kemarilah," teriaknya dari dalam kamar mandi yang pintunya terlihat tidak ditutup dengan rapat.

Mau apa lagi sih laki-laki gila ini, ya inilah itulah, apa-apa minta di layani. Hah.

"Ada apa, Tuan?" tanyaku sambil berdiri di depan pintu.

"Gosok punggungku, cepat!" pintanya.

"Apa tuan tidak bisa melakukannya sendiri?" tanyaku enggan memasuki kamar mandi.

"Tanganku tidak cukup panjang menggosok punggungku di semua bagian, kau ini cerewet sekali, kemarilah!"

Aku mengintip sedikit kedalam kamar mandi, melihatnya duduk di bath up.

"Bisakah tuan memakai handuk dulu?" ujarku merasa malu karena melihatnya bertelanjang tanpa sehelai benangpun.

"Memangnya kenapa? kau takut tergoda dengan tubuhku, Hahah," ucapnya sembari tertawa.

"Saya hanya tidak nyaman melihat tuan seperti ini."

"Kau nanti juga terbiasa, aku pastikan kau akan ketagihan melihatku seperti ini."

Aku hanya menghela nafas panjang, mengontrol mataku agar tidak melihat yang tidak seharusnya. Aku masuk mendekatinya kemudian mengambil kursi dan duduk di belakangnya, aku memperhatikan setiap lekuk tubuhnya yang terlihat sempurna, sungguh jika bukan karena sifatnya yang keterlaluan dan menyebalkan, aku bisa saja tergila-gila akan ketampanannya.

Di dalam kamar mandi, kami hanya diam seribu bahasa, aku dengan sabar dan telaten menggosok punggungnya dari pucuk leher sampai punggung bagian bawahnya, dia hanya diam menikmatinya.

Tanpa aba-aba terlebih dahulu, dia langsung berdiri dan melewatiku begitu saja tanpa rasa malu, padahal aku masih menikmati adegan gosok-menggosok itu.

Hey tuan, kau pikir aku ini buta, mataku masih normal dan sehat, kau seperti tidak punya dosa saja berjalan berlenggak-lenggok di hadapanku tanpa pakaian, apa urat malumu sudah putus?

Dia berjalan menuju shower dan membilas badannya lalu mencuci sendiri rambutnya. Aku memalingkan wajah berpura-pura tidak melihat tubuh seksinya yang seakan menari-nari menggoda hasrat yang berbahaya.

Usai tuan Arga mencuci rambutnya dengan bersih, dia meraih handuk di sebelahku, lalu keluar meninggalkanku begitu saja di dalam kamar mandi saksi kegilaan yang tak pernah sekalipun aku memimpikannya. Aku menarik nafas kuat dan menghembuskannya secara perlahan, menenangkan ritme jantungku yang tak karuan.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Terimakasih sudah membaca, jangan lupa tinggalkan Like dan Komentar yang mendukung ya ❤️❤️

Terpopuler

Comments

Berdo'a saja

Berdo'a saja

hahaha 😀😀😀😀😀

2021-12-05

0

CahayaTerpuji

CahayaTerpuji

😂😂😂

2021-11-13

0

Salfanei

Salfanei

nyengir 2 sendiri padahal udah baca sebelum y tp masih suka ku ulang

2021-05-08

1

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 Es dawet gula aren
3 Permohonan Ayah dan Ibu
4 Kembali bertemu
5 Permohonan Terkabul
6 Jamuan Makan Malam
7 Kepulangan Safira
8 Di jemput sopir
9 Rumah Tuan Arga
10 Rencana Pernikahan
11 Hari pernikahan
12 Pengantin yang hilang
13 Tidak tau terimakasih
14 Segelas susu
15 Berkeliling rumah
16 Tugas seorang istri
17 Peraturan tidak tertulis
18 Ancaman tuan Arga
19 Tenggelam
20 POV Tuan Arga
21 Semangkok sup hangat
22 Bayangan Nakal
23 Senyum kemenangan
24 Hasrat berbahaya
25 Sarapan istimewa tuan Arga
26 Cerita Salimah
27 Papa Mertua
28 Ah, Suamiku
29 Ketagihan
30 Bukan wanita idaman
31 Tamu tak diundang
32 Sopir dan pengawal
33 Bang Bimo
34 Rambutku, Unik!
35 Bulan madu part 1
36 Bulan madu part 2
37 Bulan madu part 3
38 Berfoto berdua
39 Aku tidak cemburu
40 Claire
41 Pijat memijat
42 Diet mulai besok
43 Aku nenek lampir
44 Permintaan papa
45 kekanak-kanakan
46 Ronde kedua
47 Mawar putih
48 Trauma
49 Dinner
50 Cemburukah?
51 Ucapan selamat pagi
52 Virus
53 Bukan laki-laki idaman
54 Baby Face Vs Maskulin
55 Semakin?
56 Kegilaan
57 Obat pelangsing
58 Menunggumu
59 Honey
60 Datang bulan
61 Ngambek
62 Masuk angin
63 Tidak peka!
64 Kemeja untukmu
65 Berbelanja
66 Positif, yes!
67 Jahat!
68 Kehilangan
69 Aku pergi!
70 POV Tuan Arga 1 (Murka)
71 POV Tuan Arga 2
72 Menata Hati
73 Lebih Jauh Lagi
74 Aku Berjanji
75 POV Tuan Arga (Harapan)
76 Merubah penampilan
77 Ingin Pulang
78 Pulang
79 Terlambat Jatuh Cinta
80 Kadar Cinta
81 Menyicil Masa Depan
82 Ketakutan Berlebihan
83 Datang ke butik
84 Proses pemulihan
85 Vitamin Rahasia
86 Misi kebaikan
87 Resto Dan Taman
88 Alasan Menikah
89 Rumah Papa
90 Bercocok tanam
91 Membujuknya
92 Mengunjungi mama mertua
93 Merayunya
94 Marah
95 Masa Lalu
96 Masa Lalu (2)
97 Lukis aku!
98 Sate Kambing
99 Kembali pulang
100 Libur dulu
101 Butik baru
102 Kunjungan ke RS
103 Dokter Kandungan
104 Gaya Baru
105 Terserah
106 Penggoda
107 Romantis
108 Drama Memalukan
109 POV Suami
110 Merayunya
111 Program Hamil
112 Sifat Safira
113 Kata-kata Safira
114 POV Suamiku
115 Safira Pergi
116 Jadwal iya-iya
117 Tanda-tanda
118 Positif
119 8 minggu kehamilan
120 Aku baik-baik saja
121 Trimester pertama berlalu
122 Mie ongklok & Garang asam
123 POV Si tampan
124 POV Si tampan (Menjemput bi Ijah)
125 POV Si tampan (Rumah)
126 Menyiapkan kejutan
127 Hana
128 Hana 2
129 Proses
130 Lovely baby girl
131 Chamomile Arsyana Briella
132 Ada apa dengan Claire?
133 Dunia ini sempit
134 Tentang Joe
135 POV Joe
136 POV Arga
137 Kebahagiaan yang terselip
138 END
139 PENGUMUMAN
140 Extra Love
141 -
Episodes

Updated 141 Episodes

1
PROLOG
2
Es dawet gula aren
3
Permohonan Ayah dan Ibu
4
Kembali bertemu
5
Permohonan Terkabul
6
Jamuan Makan Malam
7
Kepulangan Safira
8
Di jemput sopir
9
Rumah Tuan Arga
10
Rencana Pernikahan
11
Hari pernikahan
12
Pengantin yang hilang
13
Tidak tau terimakasih
14
Segelas susu
15
Berkeliling rumah
16
Tugas seorang istri
17
Peraturan tidak tertulis
18
Ancaman tuan Arga
19
Tenggelam
20
POV Tuan Arga
21
Semangkok sup hangat
22
Bayangan Nakal
23
Senyum kemenangan
24
Hasrat berbahaya
25
Sarapan istimewa tuan Arga
26
Cerita Salimah
27
Papa Mertua
28
Ah, Suamiku
29
Ketagihan
30
Bukan wanita idaman
31
Tamu tak diundang
32
Sopir dan pengawal
33
Bang Bimo
34
Rambutku, Unik!
35
Bulan madu part 1
36
Bulan madu part 2
37
Bulan madu part 3
38
Berfoto berdua
39
Aku tidak cemburu
40
Claire
41
Pijat memijat
42
Diet mulai besok
43
Aku nenek lampir
44
Permintaan papa
45
kekanak-kanakan
46
Ronde kedua
47
Mawar putih
48
Trauma
49
Dinner
50
Cemburukah?
51
Ucapan selamat pagi
52
Virus
53
Bukan laki-laki idaman
54
Baby Face Vs Maskulin
55
Semakin?
56
Kegilaan
57
Obat pelangsing
58
Menunggumu
59
Honey
60
Datang bulan
61
Ngambek
62
Masuk angin
63
Tidak peka!
64
Kemeja untukmu
65
Berbelanja
66
Positif, yes!
67
Jahat!
68
Kehilangan
69
Aku pergi!
70
POV Tuan Arga 1 (Murka)
71
POV Tuan Arga 2
72
Menata Hati
73
Lebih Jauh Lagi
74
Aku Berjanji
75
POV Tuan Arga (Harapan)
76
Merubah penampilan
77
Ingin Pulang
78
Pulang
79
Terlambat Jatuh Cinta
80
Kadar Cinta
81
Menyicil Masa Depan
82
Ketakutan Berlebihan
83
Datang ke butik
84
Proses pemulihan
85
Vitamin Rahasia
86
Misi kebaikan
87
Resto Dan Taman
88
Alasan Menikah
89
Rumah Papa
90
Bercocok tanam
91
Membujuknya
92
Mengunjungi mama mertua
93
Merayunya
94
Marah
95
Masa Lalu
96
Masa Lalu (2)
97
Lukis aku!
98
Sate Kambing
99
Kembali pulang
100
Libur dulu
101
Butik baru
102
Kunjungan ke RS
103
Dokter Kandungan
104
Gaya Baru
105
Terserah
106
Penggoda
107
Romantis
108
Drama Memalukan
109
POV Suami
110
Merayunya
111
Program Hamil
112
Sifat Safira
113
Kata-kata Safira
114
POV Suamiku
115
Safira Pergi
116
Jadwal iya-iya
117
Tanda-tanda
118
Positif
119
8 minggu kehamilan
120
Aku baik-baik saja
121
Trimester pertama berlalu
122
Mie ongklok & Garang asam
123
POV Si tampan
124
POV Si tampan (Menjemput bi Ijah)
125
POV Si tampan (Rumah)
126
Menyiapkan kejutan
127
Hana
128
Hana 2
129
Proses
130
Lovely baby girl
131
Chamomile Arsyana Briella
132
Ada apa dengan Claire?
133
Dunia ini sempit
134
Tentang Joe
135
POV Joe
136
POV Arga
137
Kebahagiaan yang terselip
138
END
139
PENGUMUMAN
140
Extra Love
141
-

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!