Sarapan pagi ini istimewa sekali, rasanya sudah lama melewatkan sarapan pagiku di rumah, aku selalu berangkat pagi-pagi setiap hari, karena memang banyak hal yang harus aku kerjakan di butik, aku biasa membeli sarapan di warung soto sebelah butik.
Usai sarapan, aku kembali ke kamar, melanjutkan aktifitas rebahanku yang sempat terjeda, guling sana guling sini, miring, tengkurap, sampai angkat kaki ke tembok, semuanya sambil memainkan gawaiku, scroll aplikasi biru berlogo F keatas dan kebawah, isinya hanya teman-temanku yang memamerkan pacar mereka.
Huft... apa hanya aku disini yang jomblo abadi. Ah, setidaknya aku jauh dari zina. Pacaran juga kan tidak menguntungkan, bikin pusing kepala barbie aja pacar-pacaran segala. Jomblo aja merdeka, bebas ini dan itu semauku.
Jam di dinding menunjukkan pukul sepuluh.
"Ah, cepet banget jam ini muter, perasaan baru 5 menit rebahan," gumamku dalam hati sambil berganti baju untuk bersiap ke butik, karena sudah ada janji bertemu clien hari ini.
..
Panas sekali siang ini, maklum saja, aku hampir tidak pernah berangkat sesiang ini ke butik, biasanya selalu berangkat pagi sebelum matahari merangkak naik, karena cuaca yang terik dan kerongkongan yang mulai kering meronta-ronta ingin lekas disegarkan, maka aku memutuskan untuk memarkir sepeda motorku di depan butik dan melipir ke cafe depan sendirian.
Kali ini aku ingin duduk di bagian pojok cafe yang beralaskan karpet bulu lembut dengan hiasan boneka-boneka lucu di sisi kanan kirinya, aku hanya ingin selonjoran saja, meregangkan otot-otot kakiku yang lelah sepanjang perjalanan.
"Mas, pesan es krim coklat gellato ya," ucapku kepada mas-mas pelayan cafe yang datang menghampiriku.
"Tumben mbak Sabrina mau es krim, biasanya coklat panas," jawabnya sambil tersenyum.
"Ah... hari ini panas sekali mas, Aku baru datang siang-siang begini, jadi pengen yang nyegerin," ucapku sambil menyeringai.
Beberapa menit kemudian, datang rombongan anak laki-laki berseragam putih abu-abu yang mungkin sedang bolos sekolah, mana mungkin sekolah sudah pulang jam segini.
"Eh mbak, gabung yuk sama kita-kita, kasian nih cantik-cantik sendirian aja." goda salah satu anak yang memakai topi bergambar super hero berwarna merah.
"Kalian masih kecil yang sopan ya!" bentakku sambil melotot, hampir saja kedua bola mataku mau copot.
"Heh, kalian anak kecil, jangan mengganggu orang tua yang sedang sendirian, dosa tau!" sela seseorang datang tiba-tiba.
"Eh sejak kapan aku jadi orangtua, aku ini masih muda, masih imut begini dibilang tua, dasar rabun!" pekikku dalam hati sambil melirik tajam kearah lelaki itu.
Rupanya laki-laki kemarin, aku tidak menyadari kedatangan mereka, karena mataku sedang sibuk melihat gawai yang sedari tadi kupegang.
Pelayan datang membawakan pesananku, dia menaruhnya disebelah kananku sambil tersenyum, Aku hanya mengangguk pelan.
"Eh, Nona yang kemarin ya, bolak-balik ketemu nih kayak jodoh, kita belum kenalan loh, tapi selalu dipertemukan," sapa leki-laki itu sambil tertawa lebar, untung tidak ada lalat yang masuk kemulutnya.
"Maaf ya tuan, anda sendiri kalau berbicara tidak sopan, percuma anda menasehati bocah SMA tadi, bikin malu."
"Gabung saja dengan kami nona, Boss ku juga tidak keberatan, benarkan boss?" jawabnya sambil melirik seseorang yang dipanggilnya boss.
"Hmm." Seseorang yang di panggilnya boss hanya berdehem sambil mengangguk, tanpa menoleh sedikitpun, sibuk memilih menu dalam lembaran yang dia pegang.
"Terimakasih, saya senang sendirian," ucapku tanpa menoleh, biar saja mereka berpikir aku sombong, sok jual mahal.
Aku tidak peduli, aku ingin menikmati es krimku dengan penuh hikmat tanpa gangguan, aku beranjak mengemasi tasku dan membawa es krim yang sudah hampir meleleh ini ke meja yang lebih jauh dari mereka.
Sial sekali hari ini, berpanas-panasan dijalan, digoda bocah, ditambah lagi bertemu laki-laki menyebalkan yang kemarin hampir saja kuajak baku hantam.
Tanpa berlama-lama, aku menghabiskan es krimku hingga tetes terakhir, pekerjaan di butik sudah melambai-lambai ingin segera dituntaskan. segera aku ke kasir untuk membayar.
"Mas, ini uangnya." aku menyodorka satu lembaran biru ke petugas kasir.
"Pesanan mbak Sabrina gratis, sudah dibayar Tuan Joe tadi," jawab mas-mas berseragam merah di depanku.
"Siapa dia? Siapa tuan Joe?" aku memelototkan mata penasaran.
"Laki-laki yang tadi duduk di kursi dekat mbak Sabrina, yang duduk berdua sambil ditunggu bodyguard dibelakangnya," ucapnya sambil menunjuk kursi yang dimaksud.
"Baiklah, terimakasih."
Rupanya laki-laki itu membayar pesananku, dan sekarang tiba-tiba pergi begitu saja, aku kan belum berterimakasih.
...
Memasuki butik, aku menyapa semua karyawanku yang sibuk mengemas baju-baju untuk segera dikirim ke tuannya. Aku segera berlalu menaiki tangga menuju lantai atas, menunggu clienku yang sudah janji datang siang ini.
Selang beberapa menit Riani datang, diikuti wanita cantik dibelakangnya, sepertinya dia adalah clien yang aku maksud, namanya nona Hana.
"Silahkan duduk nona Hana, Ada yang bisa saya bantu?" Aku mempersilahkannya duduk di sofa panjang dekat jendela.
"Tentu saja nona Sabrina, Aku datang untuk memesan gaun terbaik rancanganmu untuk ku pakai di hari jadi perusaan terbesar di kota ini," jawab wanita berkulit putih ini sambil tersenyum.
"Baiklah, saya akan tunjukkan beberapa koleksi saya, anda bisa memilihnya sendiri, setelah anda memilih design yang sesuai, kami akan memprosesnya." Aku menyodorkan lembaran-lembaran kertas putih bergambar gaun-gaun hasil coretan tanganku.
"Waw, semuanya cantik nona, tanganmu lihai sekali dalam menggambar, aku suka sekali semua karyamu." Wanita itu tersenyum senang.
"Aku pilih yang ini." Lanjutnya sambil menunjuk gambar gaun yang bagian depannya hanya selutut, dan bagian belakang berekor panjang sampai ke lantai.
"Baiklah nona, gaun ini memiliki dua pilihan warna, merah muda dan biru cerah." Aku memberinya pilihan.
"Aku mau yang merah muda saja, tolong di perhatikan jahitan dan hasilnya yang mirip dengan gambar ini, aku tidak mau dikecewakan." lanjutnya memastikan.
"Baiklah nona, kita akan terus memberi kabar hasilnya nanti.
"Terimakasih banyak nona, aku senang memilih designmu, semoga hasilnya juga memuaskan. Aku permisi."
Aku tersenyum sambil menjabat tangannya.
...
"Riani, segera proses gaun yang tadi sudah aku serahkan polanya padamu, Aku ingin pulang lebih awal," ucapku kepada Riani yang sedang duduk memotong kain sambil nyemil batagor.
"Oke Saa, jangan khawatir, aku akan mengurus semuanya, kau pulang saja, sepertinya hari ini moodmu sedang tidak baik"
"Ada ada saja kau ini, aku baik-baik saja Riani, hanya sedikit kesal saja." Aku tertawa sambil berlalu pergi membuka pintu kaca butikku.
.
.
.
.
.
.
Terimakasih sudah membaca, jangan lupa like dan komentar yang membangun ya ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
Berdo'a saja
Joe pasti sengaja mengikuti Sabrina untuk cari tau
2021-12-04
0
Riri onggoks
keknya si tuan muda dh lma tau Sabrina ini dan mungkin kebangkrutan keluarga Sabrina jg karna si tuan muda... menurut q shiiii🤔🤔🤔🤔
2021-11-11
0
zila
nyimak dulu lah
2021-04-27
0