Peraturan tidak tertulis

Ritual menggosok punggung dan mengeringkan rambutnya telah usai, namun sepertinya laki-laki ini masih berusaha membuatku jengkel dengan perintahnya ini dan itu, lakukan ini, lakukan itu.

"Nanti tepat jam tujuh malam waktunya makan malam, jangan terlambat!" ujarnya sembari memakai kaos polo berwarna putih di hadapanku.

"Ba, baik tuan."

"Aku ada pekerjaan yang harus ku selesaikan, kau harus sudah siap di meja makan sebelum aku tiba disana, telat beberapa detik saja, aku akan menghukummu," tegasnya sembari menunjuk tepat di depan wajahku.

Tuhan, apa lagi ini, mau makan malam saja harus seperti ini, tidak boleh telat, dia pikir aku disini mau latihan militer yang harus tepat waktu ini dan itu. Seharusnya tanpa di ancam pun aku akan datang tepat waktu, aku sudah paham kalau yang sedang aku hadapi ini adalah manusia dengan segala kekuasaanya yang bisa melakukan apapun padaku dan juga keluargaku, maka aku tidak boleh melakukan kesalahan.

Dia berlalu pergi meninggalkan kamar dan meninggalkanku dalam kesendirian, kepergiannya seakan membuat nafasku lebih ringan, saat ada di dekatnya aku merasa ada tali yang menjerat leherku, dadaku terasa sesak, ingin sekali aku memberontak, namun apalah daya, dia sudah merantai kaki dan leherku dengan kuat, entah sampai kapan aku diperlakukan seperti ini.

...

Pukul 6 aku bergegas menuju dapur, menemui para pelayan yang sedang sibuk menyiapkan makan malam.

"Salimah, apa yang bisa aku bantu disini?" tanyaku pada Salimah yang sedang mengelap piring-piring keramik berwarna putih.

"Nona, kami semua bisa melakukan pekerjaan kami sendiri, nona adalah majikan kami, tidak seharusnya nona membantu pekerjaan kami," balasnya menatapku.

"Aku bosan di kamar, tidak melakukan apapun dan hanya duduk sendirian."

"Apakah nona suka membaca buku atau novel?"

"Aku suka, tapi disini tidak ada buku yang bisa aku baca, Salimah."

"Baiklah, besok tuan Joe akan mengurusnya, sekarang kembalilah ke kamar dan bersiap untuk makan malam, Nona."

"Aku menunggu disini saja, Salimah."

"Sebaiknya nona mengganti baju nona dengan gaun malam yang sudah tersedia di lemari, berdandan dengan cantik sebelum tuan Arga datang," ujar Salimah.

"Memangnya apa yang salah dengan bajuku yang ini?" tanyaku sembari mengerutkan dahi penasaran.

"Makan malam dengan tuan muda seharusnya memang di lakukan dengan santai, tapi bukan berarti nona bisa memakai sembarang baju, ini sudah seperti peraturan tidak tertulis, Nona," jelasnya dengan wajah penuh senyuman.

"Baiklah, baiklah aku mengerti."

Segera aku bergegas kembali ke kamar, jam makan malam kurang 20 menit lagi, dan aku masih kebingungan memilih gaun apa yang akan aku pakai sekarang, banyaknya model dan warna membuatku semakin pusing.

Kenapa harus ada peraturan makan malam seperti itu sih, menjengkelkan sekali, padahal hanya makan malam biasa, merepotkan sekali punya suami maha benar suka mengatur, Hah.

Pilihanku jatuh pada gaun malam selutut berwarna biru tua, dengan hiasan manik-manik disekitar bagian leher, gaun ini terlihat manis dan sangat pas melekat ditubuhku. Aku mengoleskan lipstik berwarna merah cerah dibibirku, menaburkan bedak tipis dan terakhir membenahi rambutku.

...

Tepat pukul tujuh kurang lima menit aku sudah duduk di kursi meja makan sambil melihat para pelayan yang berjejer rapi di bawah anak tangga, apa lagi yang mereka lakukan, tentu saja menyambut sang mulia raja turun dari kayangan.

"Kau sudah disini, bagus," ujarnya saat menuruni anak tangga terakhir sambil tersenyum miring.

Pelayan laki-laki yang tadinya berjejer di bawah anak tangga dengan sigap menuju meja makan dan menarik kursi utama dimeja, mempersilahkan sang tuan untuk duduk.

Tuan Joe yang sedari tadi hanya diam mengekorinya sekarang duduk tepat di samping kanannya, pelayan menarik kursi sambil mempersilahkan aku duduk di sebelah kiri tuan Arga.

Sajian makan malam yang menurutku sangat berlebihan, banyak sekali makanan yang dihidangkan, dari berbagai jenis ikan sampai sayur-mayur. Terdapat makanan pembuka dan penutup seperti yang disediakan restorang-restoran mewah.

"Makanlah yang banyak, agar kau semakin gemuk, aku tidak mau ayah dan ibumu berfikir yang bukan-bukan," ucapnya sembari memasukkan makanan ke mulut tanpa menoleh padaku.

Aku yang mendengarnya hanya mengangguk pelan, tidak ingin menjawab ataupun membantah, sebab percuma saja berdebat dengan yang maha benar, hanya akan membuat umurku semakin pendek, itulah pesan tuan Joe beberapa waktu lalu.

Selanjutnya, makan malam dilakukan dengan tenang tanpa bahasan apapun, sesekali aku memergokinya melirikku, memperhatikan penampilanku, sedangkan tuan Joe tidak peduli dengan apapun, dia hanya sibuk mengunyah dan terus mengunyah.

...

Usai makan malam, aku bergegas menuju kamar, mengganti pakaian ketatku ini dengan piyama panjang dan longgar, udara malam ini terasa lebih dingin dari biasanya, jadi aku memutuskan untuk memilih piyama dengan bahan kain yang lebih tebal.

"Baju apa yang kau pakai ini?" tanya tuan Arga sembari memegang baju bagian pundakku dengan ekspresi jijik.

"Ini piyama tuan, tuan sendiri yang menyediakan baju ini di lemari."

"Kau ini mau tidur atau mau naik gunung, kenapa pakai baju seperti ini?"

"Tapi udara sedang dingin, agar hangat jadi saya pakai ini" jelasku.

"Pakai baju tidurmu yang lebih bagus, besok aku akan suruh Salimah membuang baju-baju tidur seperti ini," ujarnya sambil berlalu naik ke tempat tidur.

Apa? di buang? kau ini gila atau apa, kalau gila tolong jangan tunjukkan kepada siapa-siapa, ini itu baju tidur, memangnya kau pernah melihat orang naik gunung pakai piyama, Dasar!

Aku kembali menuju ruang ganti, membuka beberapa lemari, dan selain jenis piyama, hanya lingerie yang tersedia untuk ku pakai saat tidur. Dengan sangat berat hati, aku memilih untuk memakai lingerie berwarna merah mencolok.

"Saya tidur dimana tuan?" tanyaku pada tuan Arga yang sedang bersandar pada dipan kasur sembari memainkan ponselnya.

"Tidur di depan pintu sana!" jawabnya ketus.

Hah, tidur di depan pintu, kau pikir aku ini anjing penjaga! Aku berdiri mematung di samping tempat tidur sambil menggaruk kepalaku yang tidak gatal.

"Kalau kau tidak mau tidur di depan pintu, tidurlah disini." Dia melirik ke sampingnya, tempatku harus tidur.

"Kenapa kau diam saja, cepat, sebelum aku berubah pikiran dan menyuruhmu tidur di pos satpam!" lanjutnya.

"Ba, baik tuan, maafkan saya," ucapku langsung membaringkan tubuh membelakanginya.

"Lain kali kalau tidur kau pakai baju seperti ini, jangan membuatku kesal dengan pakaian-pakaian yang tidak enak di pandang itu!"

"Baik," jawabku singkat sembari menatap tirai jendela yang tertutup.

Meskipun aku tidak melihatnya, tapi aku tau dia sedang memperhatikanku dari belakang dengan seksama, menyadari tubuhku yang hanya dibalut kain tipis menerawang, aku langsung menarik selimut tebal yang berada di bawah kakiku, takut membuatnya ingin memakanku malam ini, aku benar-benar belum siap meskipun dia adalah suamiku yang sah.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Bersambung ...

Terpopuler

Comments

Tutun Imam

Tutun Imam

hahahahah kasian sasa

2022-01-14

0

Berdo'a saja

Berdo'a saja

ya ya yaaaa

2021-12-06

0

Sadrianty Yanti

Sadrianty Yanti

tuan arga....malu malu tapi mau....😄😄😄😄😄😄

2021-08-10

0

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 Es dawet gula aren
3 Permohonan Ayah dan Ibu
4 Kembali bertemu
5 Permohonan Terkabul
6 Jamuan Makan Malam
7 Kepulangan Safira
8 Di jemput sopir
9 Rumah Tuan Arga
10 Rencana Pernikahan
11 Hari pernikahan
12 Pengantin yang hilang
13 Tidak tau terimakasih
14 Segelas susu
15 Berkeliling rumah
16 Tugas seorang istri
17 Peraturan tidak tertulis
18 Ancaman tuan Arga
19 Tenggelam
20 POV Tuan Arga
21 Semangkok sup hangat
22 Bayangan Nakal
23 Senyum kemenangan
24 Hasrat berbahaya
25 Sarapan istimewa tuan Arga
26 Cerita Salimah
27 Papa Mertua
28 Ah, Suamiku
29 Ketagihan
30 Bukan wanita idaman
31 Tamu tak diundang
32 Sopir dan pengawal
33 Bang Bimo
34 Rambutku, Unik!
35 Bulan madu part 1
36 Bulan madu part 2
37 Bulan madu part 3
38 Berfoto berdua
39 Aku tidak cemburu
40 Claire
41 Pijat memijat
42 Diet mulai besok
43 Aku nenek lampir
44 Permintaan papa
45 kekanak-kanakan
46 Ronde kedua
47 Mawar putih
48 Trauma
49 Dinner
50 Cemburukah?
51 Ucapan selamat pagi
52 Virus
53 Bukan laki-laki idaman
54 Baby Face Vs Maskulin
55 Semakin?
56 Kegilaan
57 Obat pelangsing
58 Menunggumu
59 Honey
60 Datang bulan
61 Ngambek
62 Masuk angin
63 Tidak peka!
64 Kemeja untukmu
65 Berbelanja
66 Positif, yes!
67 Jahat!
68 Kehilangan
69 Aku pergi!
70 POV Tuan Arga 1 (Murka)
71 POV Tuan Arga 2
72 Menata Hati
73 Lebih Jauh Lagi
74 Aku Berjanji
75 POV Tuan Arga (Harapan)
76 Merubah penampilan
77 Ingin Pulang
78 Pulang
79 Terlambat Jatuh Cinta
80 Kadar Cinta
81 Menyicil Masa Depan
82 Ketakutan Berlebihan
83 Datang ke butik
84 Proses pemulihan
85 Vitamin Rahasia
86 Misi kebaikan
87 Resto Dan Taman
88 Alasan Menikah
89 Rumah Papa
90 Bercocok tanam
91 Membujuknya
92 Mengunjungi mama mertua
93 Merayunya
94 Marah
95 Masa Lalu
96 Masa Lalu (2)
97 Lukis aku!
98 Sate Kambing
99 Kembali pulang
100 Libur dulu
101 Butik baru
102 Kunjungan ke RS
103 Dokter Kandungan
104 Gaya Baru
105 Terserah
106 Penggoda
107 Romantis
108 Drama Memalukan
109 POV Suami
110 Merayunya
111 Program Hamil
112 Sifat Safira
113 Kata-kata Safira
114 POV Suamiku
115 Safira Pergi
116 Jadwal iya-iya
117 Tanda-tanda
118 Positif
119 8 minggu kehamilan
120 Aku baik-baik saja
121 Trimester pertama berlalu
122 Mie ongklok & Garang asam
123 POV Si tampan
124 POV Si tampan (Menjemput bi Ijah)
125 POV Si tampan (Rumah)
126 Menyiapkan kejutan
127 Hana
128 Hana 2
129 Proses
130 Lovely baby girl
131 Chamomile Arsyana Briella
132 Ada apa dengan Claire?
133 Dunia ini sempit
134 Tentang Joe
135 POV Joe
136 POV Arga
137 Kebahagiaan yang terselip
138 END
139 PENGUMUMAN
140 Extra Love
141 -
Episodes

Updated 141 Episodes

1
PROLOG
2
Es dawet gula aren
3
Permohonan Ayah dan Ibu
4
Kembali bertemu
5
Permohonan Terkabul
6
Jamuan Makan Malam
7
Kepulangan Safira
8
Di jemput sopir
9
Rumah Tuan Arga
10
Rencana Pernikahan
11
Hari pernikahan
12
Pengantin yang hilang
13
Tidak tau terimakasih
14
Segelas susu
15
Berkeliling rumah
16
Tugas seorang istri
17
Peraturan tidak tertulis
18
Ancaman tuan Arga
19
Tenggelam
20
POV Tuan Arga
21
Semangkok sup hangat
22
Bayangan Nakal
23
Senyum kemenangan
24
Hasrat berbahaya
25
Sarapan istimewa tuan Arga
26
Cerita Salimah
27
Papa Mertua
28
Ah, Suamiku
29
Ketagihan
30
Bukan wanita idaman
31
Tamu tak diundang
32
Sopir dan pengawal
33
Bang Bimo
34
Rambutku, Unik!
35
Bulan madu part 1
36
Bulan madu part 2
37
Bulan madu part 3
38
Berfoto berdua
39
Aku tidak cemburu
40
Claire
41
Pijat memijat
42
Diet mulai besok
43
Aku nenek lampir
44
Permintaan papa
45
kekanak-kanakan
46
Ronde kedua
47
Mawar putih
48
Trauma
49
Dinner
50
Cemburukah?
51
Ucapan selamat pagi
52
Virus
53
Bukan laki-laki idaman
54
Baby Face Vs Maskulin
55
Semakin?
56
Kegilaan
57
Obat pelangsing
58
Menunggumu
59
Honey
60
Datang bulan
61
Ngambek
62
Masuk angin
63
Tidak peka!
64
Kemeja untukmu
65
Berbelanja
66
Positif, yes!
67
Jahat!
68
Kehilangan
69
Aku pergi!
70
POV Tuan Arga 1 (Murka)
71
POV Tuan Arga 2
72
Menata Hati
73
Lebih Jauh Lagi
74
Aku Berjanji
75
POV Tuan Arga (Harapan)
76
Merubah penampilan
77
Ingin Pulang
78
Pulang
79
Terlambat Jatuh Cinta
80
Kadar Cinta
81
Menyicil Masa Depan
82
Ketakutan Berlebihan
83
Datang ke butik
84
Proses pemulihan
85
Vitamin Rahasia
86
Misi kebaikan
87
Resto Dan Taman
88
Alasan Menikah
89
Rumah Papa
90
Bercocok tanam
91
Membujuknya
92
Mengunjungi mama mertua
93
Merayunya
94
Marah
95
Masa Lalu
96
Masa Lalu (2)
97
Lukis aku!
98
Sate Kambing
99
Kembali pulang
100
Libur dulu
101
Butik baru
102
Kunjungan ke RS
103
Dokter Kandungan
104
Gaya Baru
105
Terserah
106
Penggoda
107
Romantis
108
Drama Memalukan
109
POV Suami
110
Merayunya
111
Program Hamil
112
Sifat Safira
113
Kata-kata Safira
114
POV Suamiku
115
Safira Pergi
116
Jadwal iya-iya
117
Tanda-tanda
118
Positif
119
8 minggu kehamilan
120
Aku baik-baik saja
121
Trimester pertama berlalu
122
Mie ongklok & Garang asam
123
POV Si tampan
124
POV Si tampan (Menjemput bi Ijah)
125
POV Si tampan (Rumah)
126
Menyiapkan kejutan
127
Hana
128
Hana 2
129
Proses
130
Lovely baby girl
131
Chamomile Arsyana Briella
132
Ada apa dengan Claire?
133
Dunia ini sempit
134
Tentang Joe
135
POV Joe
136
POV Arga
137
Kebahagiaan yang terselip
138
END
139
PENGUMUMAN
140
Extra Love
141
-

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!