.
.
Malam hari
Shila menghabiskan waktu dengan mempelajari cara berjalan mengenakan heels, ia bersusah payah belajar sebab ia tidak pernah mengenakan benda runcing (Heels) itu.
"Shila kamu harus kuat ya?? demi Papa, selama ini Papa sudah banyak berkorban untuk mu, ini saatnya kamu membalas kebaikan Papamu". Shila bergumam mengingatkan diri.
cukup lama Shila bergumam, ia tanpa ragu mengobrak-ngabrik plastik hitam dan mengenakannya ke tubuhnya lalu mulai belajar kembali sampai ia benar-benar bisa mengenakan heels.
jam 5 pagi
"huuh...! kenapa sulit sekali belajar mengenakan heels ini". gerutu Shila
"sabar Shila.. sabar.. demi hadiah 1 M dan Rumah mewah untuk tempat tinggalmu". jawab Shila sendiri mengelus kepalanya sambil mengangguk-ngangguk.
"pendaftarannya hari ini ya? tapi tidak mungkin aku berpakaian seperti ini, tubuhku bau sampah". Shila mengendus aroma tubuhnya sendiri.
Shila kembali saat itu juga ke Rumah Sakit dan membersihkan diri di Rumah Sakit, ia mengenakan baju kaus besar dan celana panjang,
"Shila.? akhirnya kamu kembali.. kamu kerja apa sampai tidak pulang hmm? ". Leon bangkit dari sofa sambil mengucek-ngucek matanya.
"maaf dokter..! tadi malam saya berlatih untuk bisa berjalan mengenakan heels". jawab Shila nyengir memamerkan heels usang yang diambilnya.
Leon melebarkan matanya seketika, "kenapa kamu mengambil heels rusak seperti itu? ".
"dokter..! saya mau bekerja". jawab Shila semangat
"nakk? ". suara Suryo memanggil Shila
"eeh.. Papa kebangun ya? ". Shila berjalan mendekati Suryo lalu mengambil tangan Suryo mengecup punggung tangan Suryo
Leon menghubungi seseorang dan meminta orang itu membawakan heels ukuran heels yang tergelatak di lantai, Shila menjatuhkannya saat Suryo memanggil Shila.
"kamu kerja apa nak? tidak usah bekerja, temani Papa disini, biar Papa yang ganti biaya pengobatan papa nak". Suryo mengelus kepala Shila dengan lembut dan penuh kasih.
"Papa nggak boleh ngomong begitu ya? Shila akan bekerja keras untuk biaya pengobatan Papa, Shila pekerja keras kok sama seperti Papa". Shila berkata dengan bangga
"tapi nak".
"papa tidak usah mikir apa-apa, Shila pernah bilang kalau Shila ingin menjadi model saat masih kecil kan Pa?". bisik Shila
Suryo mengangguk pelan
"Shila sedang mendaftar menjadi seorang calon Putri Indonesia periode ke 7". bisik Shila dengan senyuman cerahnya.
"nak.. hidup di Kota Jakarta ini sangat keras, Papa tidak mau kamu tertekan nak". cegah Suryo
"Shila tidak akan tertekan Papa, Papa adalah kekuatan Shila". jawab Shila
Suryo tidak bisa apa-apa saat Shila bersikeras untuk bekerja demi dirinya, Suryo merasa Shila akan mengalami banyak tekanan terlebih lagi wajah putrinya ini sangatlah cantik.
"nak..! Papa mohon jangan ikut ajang itu ya? ". bujuk Suryo
"Papa.. Shila akan melakukan apapun untuk Papa, jika Shila menang akan dapat uang, Rumah dan pekerjaan Papa, Shila merasa ini adalah pintu masuk Shila menuju keberhasilan". Shila menjelaskannya dengan lembut
tanpa mereka sadari dokter Leon mendengar pembicaraan mereka, Leon menganga melihat Shila.
"kasih sayang seperti apa yang mereka lalui? mengapa aku terharu? kenapa hatiku merasa iri? apa yang terjadi? mereka seperti keluarga bahagia yang sebenarnya". batin Leon
Leon tidak mengerti mengapa ia bisa merasa Shila dan Suryo hidup bahagia selama ini padahal tidak memiliki apa-apa, sementara Leon memiliki segalanya juga bisa iri dengan kasih sayang diantara Shila dan Suryo.
.
"saya mohon jaga Papa saya dokter". pinta Shila dengan serius menghapus sisa air matanya.
"iya.. tapi kenapa kamu bersikeras ikut ajang pencarian Putri Indonesia itu? hidupmu tidak akan tenang jika wajahmu sudah terekspos". Leon
Shila terdiam, "saya hanya memikirkan Papa saya dokter bukan hal lainnya". jawab Shila lalu hendak pergi namun tangannya di cekal oleh Leon.
"ini pakailah heels ini". Leon memberikan paper bag berisi sebuah kotak.
"dokter..! saya akan bayar semua hutang-hutang saya ". Shila menerima paper bag itu sambil tersenyum lebar.
Shila berlari meninggalkan Leon yang terdiam, ia menarik nafas dalam-dalam.
"aku merasa dia bukan untukku..! aku yakin dia pasti akan menjadi incaran Pria tampan kalangan teratas yang menginginkannya". batin Leon dengan lemas
jika Shila memang mendaftar pekerjaan itu artinya Shila akan mengekspos wajah cantiknya ke media, sudah pasti kecantikan Shila mengalahkan siapapun, sedang saat Shila Kotor, jorok dan bau saja masih memukau apalagi saat di poles.
.
.
Shila menutup wajahnya dengan masker dan kacamata hitam yang diberikan oleh Leon di dalam paperbagnya, Shila menganga lebar melihat banyaknya peserta yang mendaftar menjadi calon Putri Indonesia.
"wajar saja sih, hadiahnya sangat fantastis". batin Shila mengerti mengapa banyak perempuan yang mendaftar.
Shila mendapatkan antrian puluhan ribu-an, ia tetap sabar meski harus di dorong-dorong tidak sabaran oleh orang dibelakangnya.
"jika tau begini aku akan datang sekitar jam 4 pagi tadi". gerutu Shila dalam hati
Shila sebenarnya sabar menunggu tapi orang-orang yang dibelakangnya tidak sabar hingga mendorong-dorong dirinya.
.
tiba giliran Shila
"apa wajahmu akan di tutup seperti itu? ". tanya salah satu dewan juri
"kenapa tidak ada yang cantik diantara mereka tanpa di poles? ". sungut juri Pria
"mana ada perempuan yang sangat cantik bak bidadari tanpa make up, wanita itu sangat cantik saat di make up gobl*k". ejek Juri wanita disamping Pria itu.
"apa kamu tidak akan lepas semuanya? ". tanya juri pada Shila
"l.. lepas yang mana kakak juri? ". tanya Shila dengan kikuk.
"yang menutupi wajahmu itu". jawab semua dewan juri kompak
"eeh.. iya..maaf Kakak-kakak juri". cengir Shila melepaskan kacamata dan maskernya.
blusshhh..
ke empat dewan juri terpana seketika melihat penampakan itu, Shila tidak menggerai rambutnya tapi begitu pun sangat cantik.
"saya pakai heels nya ya Kak? ". Shila bertanya dengan polos.
mereka semua mengangguk-ngangguk seperti orang bodoh.
Shila melihat kursi di belakangnya lalu duduk disana dan memakai heels itu dengan sopan bukan terlihat anggun dan berwibawa,
"kamu lulus.. dapat tiket goldenwhite...! ". pekik seorang Juri Pria hingga semua juri melihat ke arah Pria itu.
"tapi saya belum berjalan kakak juri". jawab Shila tidak mengerti.
ketiga juri sangat tau Juri Pria bernama Agus itu sangat pemilih, sejak awal sampai detik ini tidak pernah mengeluarkan tiket goldenwhite nya dan Shila adalah peserta pilihan Agus.
Agus berdiri lalu berjalan mendekati Shila, Agus berdoa ala Hindu (India) ke arah Shila, "ya Dewa..! ini sangat sempurna". decak Agus mengagumi Shila.
Shila menatap polos semuanya, ia tidak pernah memperdulikan penampilannya karna Shila adalah seorang gadis yang hidup sendiri di Desa tidak pernah memikirkan saingan wajah.
"ikut saya!". Agus sendiri yang membawa Shila untuk di tes fisik seperti tinggi badan, berat badan dan lainnya.
"sempurna sekali..! ". decak Agus dengan takjub
ketiga Juri pun ikut-ikutan mengekori Agus yang terlihat sekali begitu mengspesialkan Shila.
Shila masih terlihat kaku dan Agus dengan senang hati akan mengajari Shila menjadi seorang Calon Putri Indonesia yang anggun dan berkelas.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 213 Episodes
Comments
RJ 💜🐑
ni novel udah sekian kali aku baca tetap aja gak bosan👍👍😘😘😘😍😍😍❤❤❤❤❤❤
2023-07-16
1
Dwi Rustiana
baiknya kau babang leon
2022-10-09
5
Bunda'nya Alfaro Dan Alfira
semoga leon bisa menjadi abang bagi Shila dan juga bisa melindungi Shila nanti nya....
2022-10-09
12