.
.
selama beberapa tahun Shila hidup bersama Suryono di desa terpencil, Shila tidak pernah merasa menderita, ia hidup bahagia berteman dengan alam semesta sesekali Shila memasak dan mengantarkan makan siang untuk Papanya yang kini menjadi seorang petani.
KayShila Paramastri Maharani, Umur 20 tahun.
Shila tumbuh menjadi Pribadi ceria, cerah, dan pastinya pintar, walau tidak sekolah khusus (Elit) tapi Shila memiliki ijazah online yang bisa di cetak jika ia membutuhkannya.
Suryono melakukan apapun supaya tempatnya memiliki jaringan terkuat walau harus menghabiskan banyak uang, Shila masuk sekolah dasar di umur 9 tahun tapi tamat lebih cepat.
Shila masuk sekolah dasar umur 9 tahun karna tidak bisa bersekolah lebih cepat, mereka hidup di desa terpencil yang jauh dari sekolah, untuk itu Suryono membuat jaringan terbaik di rumahnya untuk sang putri tercinta supaya bisa menikmati jenjang sekolah walau terlambat ia (Suryono) sudah berusaha.
"Papa..? ". teriak Shila menggema.
Suryono berbalik mengangkat sedikit topinya.
"Kenapa kesini nak? nanti kulitmu menghitam". teriak Suryono
Shila tertawa lebar memamerkan bekal makan siang untuk Suryono, Suryono tidak pernah memaksa Shila masak tapi putrinya itu sangat pintar dan belajar seorang diri tanpa merepotkan sang ayahnya malah ingin membantu Suryono.
Suryono tersenyum lembut lalu berjalan memijak tanah basah yang ada disekitarnya, ia mendekati sang putri kesayangan yang sudah menyajikan bekal yang dibawa Shila.
"Papa.. Shila ini udah cantik walau kulit Shila gelap pasti lebih terlihat seksi". gerutu Shila saat Suryono sudah duduk di hadapannya.
Suryono terkekeh gemas mengelus sayang kepala Shila, "masak apa nak? ".
"Sayur kangkung nya udah bisa di ambil pa, juga ubi nya enak sekali Pa". heboh Shila
Suryono tidak bisa memungkiri bahwa putri manja nya tumbuh menjadi gadis ceria yang mandiri, semua masakan Shila memang sangat membantu pekerjaan Suryono yang berperan sebagai Ibu untuk Shila.
"kamu tidak kuliah nak? ". tanya Suryono
"Papa.. Shila kuliah kok cuma nanti malam, papa tenang aja ". jawab Shila yang sangat tau Suryono begitu keras tentang sekolahnya.
Walau hidup di desa terpencil Suryono tetap bersikeras menyekolahkan putrinya supaya masa depan putrinya ada pencerahan.
"baguslah Nak..! ini kamu masak apa nak? ". tanya Suryono melihat masakan Shila
"papa nggak usah rewel, jangan tanya bentuknya tapi rasanya". omel Shila mengingatkan Suryono pada mendiang sang istri tercintanya.
Suryono tertawa dan memakan masakan Shila tanpa bertanya lagi, soal Rasa Suryono benar-benar menyukainya tentu ia makan dengan sangat lahap.
"Papa tidak bisa kah bekerja lebih santai sedikit? sekarang umur papa sudah 47 tahun, sudah saatnya Papa bersantai sedikit saja". tanya Shila dengan serius.
Suryono tersenyum melihat raut wajah serius putrinya, "Papa hanya ingin menyekolahkanmu nak..! Papa tidak tau berapa lama lagi Papa hidup, tidak mungkin putri papa selalu hidup di desa ini selama hidupnya".
"Papa ngomong apa? Shila tidak suka". Shila menekuk wajah cantiknya hingga Suryono terbatuk-batuk.
Shila dengan cepat memberikan air minum untuk Suryono, "Papa tenang aja..! Shila gadis cantik yang mandiri tidak akan menyerah dengan sekolah, tapi Papa juga jangan menyiksa diri".
Suryono mengangguk setelah meneguk semua air minumnya sambil tersenyum, Suryono tidak pernah menyesal mengambil keputusan 13 tahun yang lalu, dimana ia memilih melepaskan segalanya dari pada memberikan putri kesayangannya pada Pria Tua yang haus akan Gadis cantik untuk nya.
Suryono tidak tau detail dan tujuan Pria Tua itu meminta anak gadis semua pengusaha dalam pertemuan itu, tapi yang jelas ia tidak akan mengorbankan kebahagiaan putri kesayangannya untuk pernikahan yang tidak pernah di inginkan putri nya.
selama beberapa hari kemudian Shila merasa ada yang tidak beres dengan kesehatan Papanya, ia pernah melihat Suryono batuk darah tapi Papanya itu terlihat begitu keras kepala menyembunyikan segalanya.
"Papa..? Shila tidak mau tau kita harus ke Rumah Sakit! ". tegas Shila yang tidak terbantahkan lagi
"nak..! hari ini Padi kita sudah bisa di ambil, Papa harus bekerja". bujuk Suryono
"tidak bisa..! Papa harus ikut Shila ke Kota sebelah". tolak Shila dengan tegas
Suryono tidak bisa mengelak lagi saat Shila sudah bersikeras, ia dibawa ke Rumah Sakit kota sebrang yang jauh dari desa mereka, kecantikan Shila menjadi tatapan banyak orang yang ada di sekelilingnya.
Shila membawa Suryono dengan hati-hati, ia tidak memperdulikan penampilannya tapi malah terlihat lebih alami dan menggetarkan hati siapapun yang memandang gadis cantik itu.
"Papa tunggu disini ya? ". Shila mendudukkan Suryono di kursi menunggu.
Suryono merasakan dirinya sedang sakit-sakitan, ia berharap penyakitnya tidaklah mematikan dan bisa disembuhkan.
"dokter..! ". Shila memegang salah satu Dokter yang melintasi nya.
si dokter berbalik dan terpana melihat Shila, ia dokter muda bernama Leon AdiPutra (25 Tahun), Leon lulusan sekolah kedokteran terbaik di Kota Jakarta tapi ia mendapat tugas di Rumah Sakit Desa ini.
"dokter..! ". Shila menepuk tangannya dengan raut wajah kesal menatap si dokter yang tengah melamun di situasi gentingnya kini.
"eeh.. Iya? ada yang bisa saya bantu gadis kecil? ". tanya Leon dengan senyuman.
"Gila...! ini cewek cantik banget..! wajahnya tidak ada make up nya sama sekali tapi pahatannya indah sekali". batin Leon.
"saya terburu-buru dokter..! bisakah anda memeriksa keadaan Papa saya? ". tanya Shila menunjuk Suryono yang tengah terbatuk-batuk.
seketika Leon berubah serius, ia berlari ke arah Suryono dan memeriksa di tempat.
dr. Leon memanggil suster dan Suryono dibawa oleh tim medis ke Ruangan dokter Leon, Leon merasa Suryono punya penyakit serius dan untuk memastikan hal itu ia memeriksa nya dengan semua alat medis canggih yang tersedia di Rumah Sakit itu.
Shila menangis mendengar penjelasan Dr. Leon yang mengatakan Suryono punya penyakit kanker walau belum parah tapi harus segera di obati jika tidak, semua akan terlambat.
dr. Leon memegang bahu Shila, ia menggeleng kepalanya melihat Shila menangis pun membuatnya terpana.
Dr. Leon mendudukkan Shila dengan hati-hati.
"lalu berapa biaya pengobatan Papa saya dokter? ". tanya Shila sesegukan.
Dr. Leon bersimpuh di depan Shila yang tengah duduk di bangku menunggu pasien,
"fasilitas di sini tidak cukup gadis kecil, kalau pun operasinya berhasil Pasien harus menjalani kemo untuk membunuh kanker itu sendiri supaya tidak lagi tumbuh, Pasien harus menjalani kemo di Kota Jakarta". jelas dr. Leon.
Shila tampak berpikir, "apa dokter tidak bisa mengoperasinya disini? kalau kemo harus di jakarta saya akan cari uang untuk biaya ke kota Dokter".
Leon bisa merasakan gadis cantik ini bukan gadis biasa yang pernah ia temui di sekitarnya.
"baiklah..! percayakan Papamu padaku..! ". dr. Leon tersenyum mengelus kepala Shila.
Shila berdiri dari duduknya dan menghapus air matanya, "kalau begitu saya pergi dulu dokter! ".
Shila yang hendak pergi tiba-tiba tangannya dicekal oleh Leon hingga gadis itu menoleh
"siapa namamu gadis kecil? tidak mungkin aku tau nama pasien tapi tidak tau wali nya". tanya dr. Leon.
"aah.. nama saya Kayshila dokter, ini KTP saya sebagai jaminan, saya akan kembali lagi dokter". Shila menyerahkan KTP nya pada Leon dengan terburu-buru lalu segera berlari menjauhi leon.
Leon melihat KTP Shila dan tersenyum tipis, "Kayshila Pamastri Maharani? Ratu kecantikan bak bidadari yang Suci? ... namanya indah sekali sangat sesuai dengan orangnya". gumam Leon menatap lorong rumah sakit yang mana Shila tidak terlihat lagi.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 213 Episodes
Comments
Desi deshiny
suka sama nama nya .kayshila pamasri maharani
2024-08-13
0
Neng Alifa
wah namanya bagus. nanti anak saya cewek namanya itu ya Thor. ijin 🤭
2023-02-10
2
Maryani Yani
mulai seru
2022-12-24
2