Akad Tak Terelak

Akad Tak Terelak

Bab.1 Taruhan

Alisha tergugu dalam tangisnya. Ia tak tahu lagi apa yang harus ia lakukan. Sekarang ini ia hanya bisa mencengkeram erat selimut yang menutupi tubuhnya dengan air mata yang tak henti-hentinya mengalir.

"Udah, nggak usah nangis lagi. Gue bakal bayar apa yang udah gue ambil." Pria yang sedang mengancingkan kemejanya itu berjalan menuju sofa. Di sana terletak tas hitam miliknya. Mengambil buku cek dan menuliskan nominal sejumlah uang untuk ia berikan pada gadis yang baru saja ia renggut kehormatannya dengan paksa.

"Nih!" Pria itu melempar selembar cek tersebut tepat dihadapan Alisha yang masih saja menangis. "Lo bisa gunakan uang itu untuk seneng-seneng biar nggak nangis terus!" ujarnya tanpa perikemanusiaan. Kemudian meninggalkan Alisha begitu saja bagai ja lang yang habis dipakai.

Alisha kini berteriak. Mengeluarkan apa yang sejak tadi ia tahan. Ia melihat tubuhnya yang hina tanpa pakaian. Berlari ke kamar mandi untuk menghapus setiap jejak dari pria berengsek yang telah menjamahnya tadi.

Alisha mengusap kasar bekas kemerahan di tubuhnya di bawah guyuran air yang deras dengan air mata yang terus berderai. Semakin ia berusaha untuk menghapus setiap jejak yang tercipta, semakin ia mengingat bagaimana ia berusaha melawan pria itu agar tak menyentuhnya. Namun, apalah dayanya dibandingkan tenaga si pria berengsek itu.

Sekuat apa pun ia melawan, pria bejat itu nyatanya telah berhasil merenggut kehormatan yang selama ini ia jaga. Tangis bercampur air yang mengguyur tubuhnya menjadi saksi betapa hancurnya gadis itu.

Di kamar mandi hotel, Alisha terus menyesali apa yang terjadi. Merutuki perbuatan pria ba jingan tadi.

Berbeda dengan Alisha yang terus menangis, pria berengsek yang baru saja keluar dari kamar hotel di mana ia baru saja menghancurkan masa depan seorang gadis, masih saja bisa tersenyum. Ia seolah merasa menang dengan apa yang baru saja ia lakukan.

"Makanya, jangan main-main dengan Arsya," ujarnya dengan bangga sembari terus berjalan.

Pria itu mengeluarkan ponselnya dan mulai mencari nama seseorang. "Halo, lo di mana?" ujarnya setelah menemukan nama David pada layar benda pipih di tangannya.

"Ok, gue susul ke sana." Pria bernama Arsya itu segera mematikan panggilan setelah mendapatkan jawaban dari David.

Segera setelah keluar hotel ia menyusul David ke sebuah kelab malam yang tadi David sebutkan. Senyum bahagia tak lekang dari bibirnya. Euforia karena telah mendapatkan apa yang ia inginkan seolah masih terasa meski ia sudah meninggalkan tempat di mana tadi ia berhasil menujukkan tentang siapa dirinya.

Arsya menaiki mobil sport berwarna hitam kebanggaannya karena mobil tersebut ia beli dari hasil kerja kerasnya. Dalam waktu beberapa menit akhirnya sampai juga di kelab malam, yang mana teman-temannya tengah berpesta di sana.

Begitu masuk tempat tersebut, Arysa disambut oleh dentuman musik keras yang dimainkan seorang DJ perempuan. Wanita berpakaian seksi dengan head phone di kepalanya itu terlihat bersemangat memandu para pencari hiburan untuk terus mengoyangkan badannya.

Melewati kerumunan banyak orang, Arsya menuju meja di mana teman-temannya sedang berpesta minuman. Mereka semua tertawa dengan apa yang mereka bicarakan.

"Hallo, Brother, ke mana aja, kok telat?" sambut salah seorang teman bernama Riko.

"Nggak usah basa-basi, berikan kunci mobil lo sekarang!" ujar Arysa to the point.

"Wait ... wait ... wait ... ini maksudnya apa, Mas Bro?" Riko sedikit terkejut dengan permintaan sekonyong-konyong Arysa.

"Udah, nggak usah belaga amnesia, lo. Gue udah menangin taruhannya, sekarang berikan apa yang kemarin lo pertaruhkan!"

Riko menggeleng. "Tunggu, maksud, lo, taruhan yang mana, nih. Beneran gue lupa. Lo tahu lah ini bukan taruhan pertama kita, yang lo maksud yang mana?"

"Gadis berhijab itu, lo, inget?"

Riko juga dua teman lainnya, David dan Angga mulai berpikir tentang gadis berhijab yang dimaksud oleh Arsya. Mereka saling tatap seolah saling bertanya gadis mana yang dibicarakan teman mereka yang baru datang ini.

"Maksud, lo, yang mana, sih?" tanya Riko meminta penjelasan lebih.

"Gadis berhijab, asistennya Mbak Ratih."

Riko dan dua temannya baru paham sekarang tentang gadis yang dimaksud.

Sedetik kemudian, Riko terbahak menertawakan Arsya dengan omongannya. "Maksud lo, lo menangin taruhan itu apa? Lo udah berhasil bikin itu cepek klepek-klepek sama lo?"

Arsya mengangguk.

Seakan tak percaya dengan pengakuan Arsya, Riko kembali tertawa. "Nggak usah bohong, lo. Gimana ceritanya tu cewek bisa klepek-klepek sama lo dalam sehari. Gue nggak yakin sama omongan lo kalau mengingat gimana ganasnya tu cewek waktu nampar lo kemarin."

Riko ingat benar, bagaimana kemarin malam wanita berhijab yang merupakan asisten designer bernama Ratih telah menampar dan mempermalukan Arsya di hadapannya juga teman-temannya. Dari situlah muncul ide taruhan, jika Arsya bisa menaklukkan wanita itu dan membuktikan kebenaran dari predikat cassanova yang ia sandang, dengan suka rela Riko akan memberikan mobil mewah miliknya.

Arsya yang kala itu terlanjur malu dan merasa terhina dengan perlakuan wanita berhijab yang ia anggap rendah itu merasa tertantang dengan tawaran Riko. Tanpa berpikir panjang demi menjaga gengsinya, ia pun menyusun rencana.

Arsya yang merupakan seorang model sudah sering bekerja sama dengan banyak designer untuk membawakan hasil karya mereka tak terkecuali designer yang waktu itu sedang mengadakan pameran bernama Ratih Wulandari.

Ratih memiliki seorang asisten berhijab bernama Alisha, yang saat itu bertugas menangani baju yang akan dipakai oleh Arsyanendra. Pada suatu kesempatan, Riko yang juga seorang model berusaha menggoda Alisha, tapi Alisha tolak dengan halus.

Riko tak menyerah, pria itu terus berusaha menggoda karena paras Alisha memanglah menarik perhatian. Hingga Alisha merasa risih dan marah, kemudian membentak Riko dan meminta pria itu agar bersikap sopan.

Arsya yang melihat justru menertawakan temannya tersebut. Kesal melihat Arsya tertawa, Riko pun mencetuskan ide gila. Ia menawarkan pada Arsya agar menunjukkan pesonanya untuk menaklukkan Alisha.

Arsya yang terkenal sebagai penakluk wanita, dengan mudah mengikuti apa yang diinginkan Riko. Setelah selesai acara pameran busana, diadakan pesta untuk mengucapkan terima kasih pada semua yang berkontribusi dalam pameran tersebut. Arsya sengaja mengundang Alisha untuk bergabung dengan teman-temannya yang sedang berkumpul. Pria itu juga memesan bunga untuk diberikan pada Alisha demi menarik perhatian gadis itu.

Sama seperti Alisha menolak Riko, gadis itu juga menolak bunga dari Arsya dengan halus. Tak terima bunga pemberiannya di tolak, Arsya pun meradang. Terlebih ketika teman-temannya menertawakan kegagalannya memberi bunga pada seorang wanita.

Egonya menolak jika ia harus jadi pecundang. Dengan arogannya Arsya menarik tangan Alisha dan berkata, "Heh, lo pikir, lo, siapa? berani nolak bunga dari gue. Apa lo tahu kalau di luar sana banyak wanita yang ngantri cuma buat dapatin bunga pemberian gue. Nah, lo, cantik enggak, tapi sok-sokan nolak pemberian gue. Mau sok jual mahal lo sama gue!"

Mendengar dirinya direndahkan, Alisha dengan halus melepaskan tangan Arsya yang mencekal pergelangan tangannya. "Maaf, saya tidak terbiasa menerima pemberian apa pun dari orang yang tidak saya kenal," ujar Alisha masih berusaha untuk sopan.

Arsya tersenyum meremehkan. "Munafik, lo!" Setelah kata-kata itu, Arsya tiba-tiba kembali menarik tangan Alisha. Kali ini lebih kuat hingga tubuh Alisha menabrak tubuh Arsya.

Sontak saja Alisha segera mendorong Arsya agar menjauh, lalu melayangkan sebuah tamparan keras di pipi kanan Arsya karena kekurangajaran pria tersebut.

Di depan semua teman-temannya, untuk pertama kalinya Arsya ditampar oleh seorang wanita. Bukan hanya Arsya, teman-temannya pun kaget melihat keberanian Alisha.

Dengan tegas Alisha berkata, "Mungkin ada banyak wanita yang mau mengantri untuk mendapatkan bunga dari Anda, tapi itu bukan saya!" Alisha berbalik meninggalkan Arysa yang masih memegangi pipinya yang terasa panas.

Beberapa saat, waktu seolah terhenti. Arsya hanya bisa menatap punggung Alisha yang perlahan menjauh. Fokusnya tertuju pada wanita yang baru saja membuat dirinya kehilangan harga diri.

Hingga tepuk tangan dari Riko menyadarkannya. Bukan hanya tepuk tangan, tawa Riko terlihat semakin menjengkelkan ditambah dengan perkataan. "Gila, sang cassanova kita ternyata sekarang udah kehilangan powernya. Ada juga gadis yang nggak mau sama dia. Wah ... Wah ... Gue harus kasih hadiah nih sama tuh cewek."

Arsya semakin marah mendengar ejekan Riko.

"Diem, lo!" sentak Arsya.

"Kenapa, marah, Bro! Tapi, itu kenyataan, 'kan. Pamor lo sebagai cassanova sudah luntur, Brother. Sepertinya sudah ada yang harus mewarisi gelar itu sekarang. Kira-kira, siapa, ya, cassanova berikutnya?" ujar Riko dengan nada semakin menjengkelkan di telinga Arsya.

"Bagaimana kalau David, atau mungkin Angga aja, sepertinya belum ada riwayat kalau mereka berdua ditolak cewek," sambung Riko semakin membuat amarah Arsya mendidih.

Tak tahan dengan ejekan-ejekan Riko, Arsya memilih pergi meninggalkan ketiga temannya begitu saja.

Sebelum Arsya benar-benar menjauh, Riko berteriak. "Bro, ke mana, lo. Gue kasih lo mobil gue kalau lo berhasil bikin cewek itu takluk!"

Arsya terus melenggang pergi, memilih mengabaikan apa yang Riko ucapkan.

Mengingat semua kejadian itu, Riko tersadar dengan apa yang kemarin ia ucapkan.

"Mana buktinya kalau lo benar-benar sudah menaklukan gadis itu?" Riko masih belum percaya dengan ucapan Arsya.

Terpopuler

Comments

maulana syarofa

maulana syarofa

astaghfirulloh

2023-12-19

2

Ratu jagad🌷

Ratu jagad🌷

Kutandai wajahmu Riko, awas kau

2023-12-16

1

Erni Fitriana

Erni Fitriana

ku tandain dulu

2023-11-30

1

lihat semua
Episodes
1 Bab.1 Taruhan
2 Bab.2 Dijebak
3 Bab.3 Ternoda
4 Bab.4 Laporan Polisi
5 Bab.5 Undangan
6 Bab.6 Pertanggungjawaban
7 Bab.7 Akad Tak Terelak
8 Bab.8 Ketakutan Malam Pertama
9 Bab.9 Jengkol
10 Bab. 10 Pindah
11 Bab.11 Nafkah Pertama
12 Bab.12 Trauma
13 Bab.13 Menunggu
14 Bab.14 Selalu Ketakutan
15 Bab.15 Skandal Medsos
16 Bab.16 Monster Tuli
17 Bab. 17 Khawatir
18 Bab.18 Pria Brengsek
19 Bab. 19 Pegang Yang Erat
20 Bab. 20 Konferensi Pers
21 Bab. 21 Semua Pura-pura
22 Bab.22 Cinta
23 Bab.23 Kaget
24 Bab.24 Rasa Bersalah
25 Bab.25 Tetap Tidak Bisa
26 Bab.26 Wedding Festival
27 Bab. 27 Barang Bekas
28 Bab.28 Tidak Tahan
29 Bab.29 Jangan Pernah Bermimpi Untuk Bercerai!
30 Bab.30 Wangi Yang Mengusik
31 Bab.31 Berubah Sikap
32 Bab.32 Memantik Api Masalah
33 Bab.33 Dua Garis
34 Bab.34 Apa Ini Ngidam?
35 Bab.35 Hubungan Ayah dan Anak
36 Bab.36 Potret
37 Bab.37 Memburu Orang
38 Bab.38 Kamu Adalah Istriku
39 Bab.39 Sikap Arsya
40 Bab.40 Gue Bisa Apa?
41 Bab.41 Terima Kasih
42 Bab.42 Vidio Kekerasan
43 Bab.43 Benihku
44 Bab. 44 Calon Lainnya
45 Bab.45 Rahasia Besar
46 Bab. 46 Serasa Tak Dianggap
47 Bab.47 Kecewa
48 Bab. 48 Orang Yang Menjijikkan
49 Bab.49 Alisha!
50 Bab.50 Kehilangan
51 Bab.51 Sesal
52 Bab.52 Takdir Tuhan
53 Bab.53 Terpuruk
54 Bab.54 Bebas
55 Bab.55 Solo
56 Bab. 56 Menjawab Lamaran
57 Bab.57 Calon Istri
58 Bab.58 Terus Tertunduk
59 Bab. 59 Fatih
60 Bab.60 Kembali Ke Jakarta
61 Bab. 61 Mantan Suami
62 Bab.62 Poster
63 Bab. 63 Saling Memikirkan
64 Bab. 64 Hilang
65 Bab. 65 Gagal Move On
66 Bab.66 Jodoh atau Kebetulan
67 Bab.67 Kembali, Akad Tak Terelak
68 Bab. 68 Pulang Ke Mana?
69 Bab.69 Memulai Awal Yang Baru
70 Bab. 70 Pagi Pertama
71 Bab.71 Malam Yang Tak Terjadi
72 Bab. 72 Pasar
73 Bab.73 Solusi
74 Bab.74 Kejutan
75 Bab.75 Malam Pertama yang Kedua Kali
76 Bab. 76 Bidadari Yang Terabaikan
77 Bab.77 Hukuman
78 Bab.78 Tingkah Konyol
79 Bab. 79 Aku Suka ....
80 Bab.80 Adegan Dewasa
81 Bab. 81 Teman lama
82 Bab.82 Badmood Day
83 Bab. 83 Inget aku, nggak?
84 Bab.84 Dipaksa Padam
85 Bab.85 Orang Ketiga
86 Bab. 86 Wanita Berambut Blonde
87 Bab.87 Jenna
88 Bab.88 Kado Dari Salwa
89 Bab.89 Terkejut
90 Bab. 90 Anggi; Patah Hati
91 Bab. 91 Budak!
92 Bab. 92 Kunjungan Ke Solo
93 Bab. 93 Ocha
94 Bab. 94 Melamar
95 Bab. 95 Siapa kamu, Jenna?
96 Bab. 96 "Semalam"
97 Bab. 97 Ingin Tahu Tentang Si Blonde
98 Bab. 98 Win-Win Solution
99 Bab. 99 Gunawan; Pria Setia atau Hanya pencitraan?
100 Bab. 100 Dokumen
101 Bab. 101 Fakta Tentang Jenna
102 Bab. 102 Bawa Aku Pergi
103 Bab.103 Situasi Yang Salah
104 Bab. 104 Jenna dan Devon
105 Bab. 105 Hmm ....
106 Bab. 106 Bertepuk Sebelah Tangan
107 Bab.107 Membujuk
108 Bab. 108 Periksa
109 Bab. 109 Akhirnya Bertemu
110 Bab. 110 Setiap Perbuatan Ada Balasannya
111 Bab. 111 Naima Jennamira
112 Bab. 112 Kekhawatiran Naima
113 Bab. 113 Cuanki
114 Bab. 114 Welcome to the World
115 Bab. 115 Akhir Bahagia
116 Ucapan Terima Kasih
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Bab.1 Taruhan
2
Bab.2 Dijebak
3
Bab.3 Ternoda
4
Bab.4 Laporan Polisi
5
Bab.5 Undangan
6
Bab.6 Pertanggungjawaban
7
Bab.7 Akad Tak Terelak
8
Bab.8 Ketakutan Malam Pertama
9
Bab.9 Jengkol
10
Bab. 10 Pindah
11
Bab.11 Nafkah Pertama
12
Bab.12 Trauma
13
Bab.13 Menunggu
14
Bab.14 Selalu Ketakutan
15
Bab.15 Skandal Medsos
16
Bab.16 Monster Tuli
17
Bab. 17 Khawatir
18
Bab.18 Pria Brengsek
19
Bab. 19 Pegang Yang Erat
20
Bab. 20 Konferensi Pers
21
Bab. 21 Semua Pura-pura
22
Bab.22 Cinta
23
Bab.23 Kaget
24
Bab.24 Rasa Bersalah
25
Bab.25 Tetap Tidak Bisa
26
Bab.26 Wedding Festival
27
Bab. 27 Barang Bekas
28
Bab.28 Tidak Tahan
29
Bab.29 Jangan Pernah Bermimpi Untuk Bercerai!
30
Bab.30 Wangi Yang Mengusik
31
Bab.31 Berubah Sikap
32
Bab.32 Memantik Api Masalah
33
Bab.33 Dua Garis
34
Bab.34 Apa Ini Ngidam?
35
Bab.35 Hubungan Ayah dan Anak
36
Bab.36 Potret
37
Bab.37 Memburu Orang
38
Bab.38 Kamu Adalah Istriku
39
Bab.39 Sikap Arsya
40
Bab.40 Gue Bisa Apa?
41
Bab.41 Terima Kasih
42
Bab.42 Vidio Kekerasan
43
Bab.43 Benihku
44
Bab. 44 Calon Lainnya
45
Bab.45 Rahasia Besar
46
Bab. 46 Serasa Tak Dianggap
47
Bab.47 Kecewa
48
Bab. 48 Orang Yang Menjijikkan
49
Bab.49 Alisha!
50
Bab.50 Kehilangan
51
Bab.51 Sesal
52
Bab.52 Takdir Tuhan
53
Bab.53 Terpuruk
54
Bab.54 Bebas
55
Bab.55 Solo
56
Bab. 56 Menjawab Lamaran
57
Bab.57 Calon Istri
58
Bab.58 Terus Tertunduk
59
Bab. 59 Fatih
60
Bab.60 Kembali Ke Jakarta
61
Bab. 61 Mantan Suami
62
Bab.62 Poster
63
Bab. 63 Saling Memikirkan
64
Bab. 64 Hilang
65
Bab. 65 Gagal Move On
66
Bab.66 Jodoh atau Kebetulan
67
Bab.67 Kembali, Akad Tak Terelak
68
Bab. 68 Pulang Ke Mana?
69
Bab.69 Memulai Awal Yang Baru
70
Bab. 70 Pagi Pertama
71
Bab.71 Malam Yang Tak Terjadi
72
Bab. 72 Pasar
73
Bab.73 Solusi
74
Bab.74 Kejutan
75
Bab.75 Malam Pertama yang Kedua Kali
76
Bab. 76 Bidadari Yang Terabaikan
77
Bab.77 Hukuman
78
Bab.78 Tingkah Konyol
79
Bab. 79 Aku Suka ....
80
Bab.80 Adegan Dewasa
81
Bab. 81 Teman lama
82
Bab.82 Badmood Day
83
Bab. 83 Inget aku, nggak?
84
Bab.84 Dipaksa Padam
85
Bab.85 Orang Ketiga
86
Bab. 86 Wanita Berambut Blonde
87
Bab.87 Jenna
88
Bab.88 Kado Dari Salwa
89
Bab.89 Terkejut
90
Bab. 90 Anggi; Patah Hati
91
Bab. 91 Budak!
92
Bab. 92 Kunjungan Ke Solo
93
Bab. 93 Ocha
94
Bab. 94 Melamar
95
Bab. 95 Siapa kamu, Jenna?
96
Bab. 96 "Semalam"
97
Bab. 97 Ingin Tahu Tentang Si Blonde
98
Bab. 98 Win-Win Solution
99
Bab. 99 Gunawan; Pria Setia atau Hanya pencitraan?
100
Bab. 100 Dokumen
101
Bab. 101 Fakta Tentang Jenna
102
Bab. 102 Bawa Aku Pergi
103
Bab.103 Situasi Yang Salah
104
Bab. 104 Jenna dan Devon
105
Bab. 105 Hmm ....
106
Bab. 106 Bertepuk Sebelah Tangan
107
Bab.107 Membujuk
108
Bab. 108 Periksa
109
Bab. 109 Akhirnya Bertemu
110
Bab. 110 Setiap Perbuatan Ada Balasannya
111
Bab. 111 Naima Jennamira
112
Bab. 112 Kekhawatiran Naima
113
Bab. 113 Cuanki
114
Bab. 114 Welcome to the World
115
Bab. 115 Akhir Bahagia
116
Ucapan Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!