Bab.16 Monster Tuli

Melihat pemberitaan di media sosial yang ditunjukkan Laras membuat Alisha harus semakin banyak bersabar. Mungkin, inilah yang disebut ujian dalam pernikahan. Belum lama ikatan itu terjalin, tapi kesabaran Alisha seolah selalu diuji.

Kesabarannya semakin diuji dan membuat Alisha semakin mengelus dada ketika memasuki apartemennya. Di mana barang-barang di ruang tamu sudah berserakan melebihi kapal pecah. Hati-hati Alisha berjalan menuju kamar.

"Mas ...," panggil Alisha ketika membuka pintu.

Dilihatnya, Arsya sedang meneguk minuman langsung dari botolnya.

"Mas," panggilnya lagi dengan mendekati suaminya.

Alisha meletakkan tasnya di meja. Di sana banyak sekali puntung rokok yang berserakan. Ia duduk di sisi kosong di samping Arsya. "Mas Arsya, baik-baik saja?"

Pria yang sedari tadi mengabaikan panggilannya tersebut mendongak menatap Alisha. Matanya merah dengan sorot mata tak bersahabat.

"Dari mana, kamu?"

"Dari rumah Pakdhe Imran, Mas. Tadi pagi Mas Arsya sudah memberi ijin," jawab Alisha sedikit takut menatap sorot mata suaminya.

Mereka terdiam untuk beberapa lama. Alisha pun tak berani bertanya macam-macam. Ia menoleh ke kanan dan kirinya. Sama berantakannya dengan ruang tamu. Ia pikir lebih baik merapikan semua dari pada berdiam menunggui suaminya.

"Aku ganti baju dulu, Mas. Mau beres-beres," pamitnya.

Arsya tak menghiraukan. Ia justru meneguk kembali minumannya.

Sebelum Alisha masuk ke kamar mandi, ia menoleh ke tempat Arsya duduk. Ditatapnya punggung sang suami. Ia juga melihat Arsya meneguk minuman itu berkali-kali.

Ingin rasanya mengingatkan, tapi rasa takut dalam hatinya begitu besar. Ia tidak sedekat itu dengan Arsya meski statusnya adalah seorang istri. Alisha hanya bisa menggelengkan kepala melihat semua yang terjadi.

Usai berganti baju, Alisha segera menuju pantry mengambil peralatan kebersihan di sana. Ia mulai dari kamar tamu. Menata kembali semua yang sudah diporak-porandakan oleh sang suami. Lalu beralih ke kamar. Kekacauan di kamar ini tidak seburuk di ruang tamu tadi sehingga Alisha lebih cepat melakukan pekerjaannya.

Arsya yang melihat Alisha bersih-bersih pun hanya diam tak acuh. Lebih memilih menikmati minuman yang ia tenggak.

Alisha merasakan tubuhnya lelah, setelah bekerja seharian. Sampai di rumah pun harus bekerja ekstra. Buru-buru ia selesaikan pekerjaan beres-beresnya agar bisa segera istirahat.

"Alhamdulillah," ucapnya pada diri sendiri setelah selesai salat. Tentunya setelah semua ruangan kembali rapi dan ia juga sudah mandi. Tak sabar untuk segera merebahkan diri usai melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim.

Melihat Arsya yang masih terduduk di sofa, Alisha berusaha mendekat. "Mas Arsya sudah makan?"

Mendengar suara Alisha membuat Arsya berusaha membuka matanya yang begitu berat. Samar-samar ia menatap ke arah Alisha yang berdiri di dekatnya.

"Mau Alisha buatin makanan?" tawar Alisha.

"Siapa, lo?"

Alisha menoleh. Tidak ada siapa pun di kamar ini selain dirinya dan suaminya. Lalu siapa yang di maksud Arsya. Apa Arsya tak mengenali dirinya?

Pasti pria ini sudah mabuk berat. Sebaiknya Alisha tinggal saja. Suaminya pasti tidak bisa merasakan lapar juga dalam kondisi seperti ini. Alisha mengambil botol yang separuh isinya sudah tandas oleh Arsya.

"Heh, siapa, lo! Mau dibawa ke mana botol gue," ujar Arsya khas orang mabuk.

Alisha tak menjawab. Toh, Arsya tak akan nyambung jika ia berkata apa pun. Baru juga dua langkah, Arsya sudah mencekal tangan Alisha.

"Siapa lo berani bawa pergi minuman gue!" teriak pria itu.

Alisha menurunkan tangan Arsya yang mencekalnya. "Jangan minum lagi, Mas. Sebaiknya Mas Arsya tidur."

Arsya tertawa tak sadar. "Tidur lo bilang, gue masih mau minum. Siniin botol gue!"

Alisha menjauhkan botol tersebut. Tak mau lagi Arsya semakin hilang kesadaran.

"Enggak, Mas. Mas Arsya sudah terlalu mabuk. Sebaiknya Mas Arsya tidur."

"Sialan lo, ngatur-ngatur gue!" Arsya memaksa mengambil botol di tangan Alisha. Namun wanita itu tetap mempertahankannya. Ia harus mencegah Arsya kembali meminum minuman haram tersebut.

"Siniin!"Arsya terus berusaha. Begitu juga Alisha. Ia berusaha sebisa mungkin menyembunyikan botol tersebut di balik tubuhnya agar tak bisa dijangkau suaminya.

"Enggak, Mas. Jangan minum lagi." Alisha menolak memberikan botol itu.

"Berani, lo, ya, sama gue!" Arsya yang mabuk berat memaksa Alisha memberikan botol tersebut. Meski sudah kehilangan kesadaran tapi tenaga Arsya masih kuat untuk mengambil botol itu kembali.

"Mas, jangan, kamu udah mabuk berat, Mas." Alisha menahan tangan Arsya yang hendak kembali meneguk minuman itu. Namun dihempaskan oleh Arsya hingga wanita itu terjatuh ke lantai.

Arsya berhasil meneguk kembali minumannya. Matanya beralih pada Alisha yang terjerembab. Senyum miring tersungging di bibir pria itu.

"Wanita berengsek, berani sekali lo nantangin gue!" ujarnya pada Alisha. Pria itu menunduk, menarik tangan Alisha dan menghempaskannya ke atas sofa.

"Lo harus dapat pelajaran karena sudah berani main-main sama gue!"

Alisha yang merasakan sakit di pinggangnya karena dibanting, kesusahan untuk bisa segera bangkit dan lari. Ia mulai ketakutan melihat sorot mata Arsya yang penuh kebencian.

"Mas, ini aku, Alisha," ujar Alisha. Berharap suaminya ini mengerti.

Arsya benar-benar tak mengenali istrinya sendiri. Ia mengungkung Alisha di bawah tubuhnya. Dengan brutal, pria itu memaksa mencium Alisha.

"Mas hentikan!" Alisha berusaha menolak. Sekuat tenaga ia menahan agar tubuh Arsya tak menindihnya.

"Emph ...." Tenaga Arsya terlalu besar untuk ia lawan. Pria itu berhasil membungkam mulutnya dengan ciuman yang sangat kasar.

Air mata Alisha mengalir tak terbendung. Bayangan akan kelakuan Arsya dulu kembali berkelebatan dalam ingatannya. Seakan nyata terjadi.

"Jangan, Mas," lirih Alisha memohon ketika bibir Arsya berpindah ke lehernya.

Pria itu bagai monster tuli. Ia tak mendengar apa pun yang Alisha katakan.

Dalam ketakutan yang menghinggapi hatinya, Alisha tetap berjuang agar Arsya tak kembali meruda paksa dirinya untuk yang kedua kali. Ia berusaha mendorong tubuh Arsya yang semakin lama semakin menghimpitnya. Tangannya berusaha meraih botol minuman Arsya yang terletak di atas meja.

Sekuat tenaga, Alisha memukul kepala suaminya. Darah segar langsung mengalir bersamaan dengan teriakan kesakitan Arsya. Setelah perjuangannya yang begitu menguras emosi, Alisha berhasil membuat suaminya tumbang.

Alisha tak mau melewatkan kesempatan. Ia segara berlari ke kamar mandi dan menguncinya dari dalam. Entah mengapa, kamar mandi selalu menjadi tujuannya ketika ia lari dari ketakutan menghadapi sikap Arsya. Mungkin karena ruangan itu paling dekat, dan ia dengan mudah menjangkaunya.

Bersandar pada pintu kamar mandi, tubuh Alisha luruh ke bawah. Napasnya tersengal hampir habis. Air mata tak henti-hentinya menderas. Ketakutan yang teramat sangat membuat kaki dan tangannya lemas.

Alisha membekap mulutnya sendiri. Menahan tangis di dadanya agar tak meledak.

Kenapa suaminya tega berbuat demikian. Bukannya membantu mengobati traumatiknya tapi justru selalu menjadi pemicu ketakutannya.

Terpopuler

Comments

revinurinsani

revinurinsani

hadeh dah mabuk Gatau diri bejat lagi

2023-11-29

1

Masiah Cia

Masiah Cia

hiiii sdh tau orang mabuk di tantangin, padahal biasanya Alisa menghindar dari arsya tp koq sok2 nantangin

2023-10-03

1

Emi Widarti

Emi Widarti

org mabuk di lawan....
repot sendiri kan....

2023-03-21

1

lihat semua
Episodes
1 Bab.1 Taruhan
2 Bab.2 Dijebak
3 Bab.3 Ternoda
4 Bab.4 Laporan Polisi
5 Bab.5 Undangan
6 Bab.6 Pertanggungjawaban
7 Bab.7 Akad Tak Terelak
8 Bab.8 Ketakutan Malam Pertama
9 Bab.9 Jengkol
10 Bab. 10 Pindah
11 Bab.11 Nafkah Pertama
12 Bab.12 Trauma
13 Bab.13 Menunggu
14 Bab.14 Selalu Ketakutan
15 Bab.15 Skandal Medsos
16 Bab.16 Monster Tuli
17 Bab. 17 Khawatir
18 Bab.18 Pria Brengsek
19 Bab. 19 Pegang Yang Erat
20 Bab. 20 Konferensi Pers
21 Bab. 21 Semua Pura-pura
22 Bab.22 Cinta
23 Bab.23 Kaget
24 Bab.24 Rasa Bersalah
25 Bab.25 Tetap Tidak Bisa
26 Bab.26 Wedding Festival
27 Bab. 27 Barang Bekas
28 Bab.28 Tidak Tahan
29 Bab.29 Jangan Pernah Bermimpi Untuk Bercerai!
30 Bab.30 Wangi Yang Mengusik
31 Bab.31 Berubah Sikap
32 Bab.32 Memantik Api Masalah
33 Bab.33 Dua Garis
34 Bab.34 Apa Ini Ngidam?
35 Bab.35 Hubungan Ayah dan Anak
36 Bab.36 Potret
37 Bab.37 Memburu Orang
38 Bab.38 Kamu Adalah Istriku
39 Bab.39 Sikap Arsya
40 Bab.40 Gue Bisa Apa?
41 Bab.41 Terima Kasih
42 Bab.42 Vidio Kekerasan
43 Bab.43 Benihku
44 Bab. 44 Calon Lainnya
45 Bab.45 Rahasia Besar
46 Bab. 46 Serasa Tak Dianggap
47 Bab.47 Kecewa
48 Bab. 48 Orang Yang Menjijikkan
49 Bab.49 Alisha!
50 Bab.50 Kehilangan
51 Bab.51 Sesal
52 Bab.52 Takdir Tuhan
53 Bab.53 Terpuruk
54 Bab.54 Bebas
55 Bab.55 Solo
56 Bab. 56 Menjawab Lamaran
57 Bab.57 Calon Istri
58 Bab.58 Terus Tertunduk
59 Bab. 59 Fatih
60 Bab.60 Kembali Ke Jakarta
61 Bab. 61 Mantan Suami
62 Bab.62 Poster
63 Bab. 63 Saling Memikirkan
64 Bab. 64 Hilang
65 Bab. 65 Gagal Move On
66 Bab.66 Jodoh atau Kebetulan
67 Bab.67 Kembali, Akad Tak Terelak
68 Bab. 68 Pulang Ke Mana?
69 Bab.69 Memulai Awal Yang Baru
70 Bab. 70 Pagi Pertama
71 Bab.71 Malam Yang Tak Terjadi
72 Bab. 72 Pasar
73 Bab.73 Solusi
74 Bab.74 Kejutan
75 Bab.75 Malam Pertama yang Kedua Kali
76 Bab. 76 Bidadari Yang Terabaikan
77 Bab.77 Hukuman
78 Bab.78 Tingkah Konyol
79 Bab. 79 Aku Suka ....
80 Bab.80 Adegan Dewasa
81 Bab. 81 Teman lama
82 Bab.82 Badmood Day
83 Bab. 83 Inget aku, nggak?
84 Bab.84 Dipaksa Padam
85 Bab.85 Orang Ketiga
86 Bab. 86 Wanita Berambut Blonde
87 Bab.87 Jenna
88 Bab.88 Kado Dari Salwa
89 Bab.89 Terkejut
90 Bab. 90 Anggi; Patah Hati
91 Bab. 91 Budak!
92 Bab. 92 Kunjungan Ke Solo
93 Bab. 93 Ocha
94 Bab. 94 Melamar
95 Bab. 95 Siapa kamu, Jenna?
96 Bab. 96 "Semalam"
97 Bab. 97 Ingin Tahu Tentang Si Blonde
98 Bab. 98 Win-Win Solution
99 Bab. 99 Gunawan; Pria Setia atau Hanya pencitraan?
100 Bab. 100 Dokumen
101 Bab. 101 Fakta Tentang Jenna
102 Bab. 102 Bawa Aku Pergi
103 Bab.103 Situasi Yang Salah
104 Bab. 104 Jenna dan Devon
105 Bab. 105 Hmm ....
106 Bab. 106 Bertepuk Sebelah Tangan
107 Bab.107 Membujuk
108 Bab. 108 Periksa
109 Bab. 109 Akhirnya Bertemu
110 Bab. 110 Setiap Perbuatan Ada Balasannya
111 Bab. 111 Naima Jennamira
112 Bab. 112 Kekhawatiran Naima
113 Bab. 113 Cuanki
114 Bab. 114 Welcome to the World
115 Bab. 115 Akhir Bahagia
116 Ucapan Terima Kasih
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Bab.1 Taruhan
2
Bab.2 Dijebak
3
Bab.3 Ternoda
4
Bab.4 Laporan Polisi
5
Bab.5 Undangan
6
Bab.6 Pertanggungjawaban
7
Bab.7 Akad Tak Terelak
8
Bab.8 Ketakutan Malam Pertama
9
Bab.9 Jengkol
10
Bab. 10 Pindah
11
Bab.11 Nafkah Pertama
12
Bab.12 Trauma
13
Bab.13 Menunggu
14
Bab.14 Selalu Ketakutan
15
Bab.15 Skandal Medsos
16
Bab.16 Monster Tuli
17
Bab. 17 Khawatir
18
Bab.18 Pria Brengsek
19
Bab. 19 Pegang Yang Erat
20
Bab. 20 Konferensi Pers
21
Bab. 21 Semua Pura-pura
22
Bab.22 Cinta
23
Bab.23 Kaget
24
Bab.24 Rasa Bersalah
25
Bab.25 Tetap Tidak Bisa
26
Bab.26 Wedding Festival
27
Bab. 27 Barang Bekas
28
Bab.28 Tidak Tahan
29
Bab.29 Jangan Pernah Bermimpi Untuk Bercerai!
30
Bab.30 Wangi Yang Mengusik
31
Bab.31 Berubah Sikap
32
Bab.32 Memantik Api Masalah
33
Bab.33 Dua Garis
34
Bab.34 Apa Ini Ngidam?
35
Bab.35 Hubungan Ayah dan Anak
36
Bab.36 Potret
37
Bab.37 Memburu Orang
38
Bab.38 Kamu Adalah Istriku
39
Bab.39 Sikap Arsya
40
Bab.40 Gue Bisa Apa?
41
Bab.41 Terima Kasih
42
Bab.42 Vidio Kekerasan
43
Bab.43 Benihku
44
Bab. 44 Calon Lainnya
45
Bab.45 Rahasia Besar
46
Bab. 46 Serasa Tak Dianggap
47
Bab.47 Kecewa
48
Bab. 48 Orang Yang Menjijikkan
49
Bab.49 Alisha!
50
Bab.50 Kehilangan
51
Bab.51 Sesal
52
Bab.52 Takdir Tuhan
53
Bab.53 Terpuruk
54
Bab.54 Bebas
55
Bab.55 Solo
56
Bab. 56 Menjawab Lamaran
57
Bab.57 Calon Istri
58
Bab.58 Terus Tertunduk
59
Bab. 59 Fatih
60
Bab.60 Kembali Ke Jakarta
61
Bab. 61 Mantan Suami
62
Bab.62 Poster
63
Bab. 63 Saling Memikirkan
64
Bab. 64 Hilang
65
Bab. 65 Gagal Move On
66
Bab.66 Jodoh atau Kebetulan
67
Bab.67 Kembali, Akad Tak Terelak
68
Bab. 68 Pulang Ke Mana?
69
Bab.69 Memulai Awal Yang Baru
70
Bab. 70 Pagi Pertama
71
Bab.71 Malam Yang Tak Terjadi
72
Bab. 72 Pasar
73
Bab.73 Solusi
74
Bab.74 Kejutan
75
Bab.75 Malam Pertama yang Kedua Kali
76
Bab. 76 Bidadari Yang Terabaikan
77
Bab.77 Hukuman
78
Bab.78 Tingkah Konyol
79
Bab. 79 Aku Suka ....
80
Bab.80 Adegan Dewasa
81
Bab. 81 Teman lama
82
Bab.82 Badmood Day
83
Bab. 83 Inget aku, nggak?
84
Bab.84 Dipaksa Padam
85
Bab.85 Orang Ketiga
86
Bab. 86 Wanita Berambut Blonde
87
Bab.87 Jenna
88
Bab.88 Kado Dari Salwa
89
Bab.89 Terkejut
90
Bab. 90 Anggi; Patah Hati
91
Bab. 91 Budak!
92
Bab. 92 Kunjungan Ke Solo
93
Bab. 93 Ocha
94
Bab. 94 Melamar
95
Bab. 95 Siapa kamu, Jenna?
96
Bab. 96 "Semalam"
97
Bab. 97 Ingin Tahu Tentang Si Blonde
98
Bab. 98 Win-Win Solution
99
Bab. 99 Gunawan; Pria Setia atau Hanya pencitraan?
100
Bab. 100 Dokumen
101
Bab. 101 Fakta Tentang Jenna
102
Bab. 102 Bawa Aku Pergi
103
Bab.103 Situasi Yang Salah
104
Bab. 104 Jenna dan Devon
105
Bab. 105 Hmm ....
106
Bab. 106 Bertepuk Sebelah Tangan
107
Bab.107 Membujuk
108
Bab. 108 Periksa
109
Bab. 109 Akhirnya Bertemu
110
Bab. 110 Setiap Perbuatan Ada Balasannya
111
Bab. 111 Naima Jennamira
112
Bab. 112 Kekhawatiran Naima
113
Bab. 113 Cuanki
114
Bab. 114 Welcome to the World
115
Bab. 115 Akhir Bahagia
116
Ucapan Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!