Bab.5 Undangan

"Kamu yang sabar, ya." Imran berusaha menenangkan keponakannya.

"Maaf ...." Alisha menunduk. Malu menatap wajah kakak dari ayahnya tersebut. Rasanya benar apa kata Budhenya, dia memang tidak tahu diuntung. Sudah dibesarkan, dirawat, dan dididik tapi justru mencoreng wajah Pakdhe dan Budhenya.

"Hei, kenapa minta maaf. Ini semua bukan hanya kesalahanmu, kamu sudah berusaha sebaik yang kamu bisa untuk menjaga agar pria itu tidak merusakmu, itu sudah menjadi bukti jika kamu adalah perempuan baik-baik." Imran tahu benar betapa terpuruknya sang keponakan. Ia tidak ingin menambah beban mental gadis itu dengan menyudutkannya. Saat ini dukungan dari keluargalah yang Alisha butuhkan untuk menumbuhkan lagi rasa percaya dirinya.

"Tapi, Alisha aib buat Pakdhe." Air mata ikut mengalir ketika Alisha mengakui dirinya sebagai aib keluarga.

"Siapa yang bilang kamu aib? Kamu terlalu berharga untuk sebutan rendah itu, tidak ada korban pelecehan yang sengaja ingin dilecehkan. Tidak ada satu perempuan pun di dunia ini yang berharap hal buruk itu menimpanya. Kamu bukan aib, Alisha ... kamu pejuang. Dan Pakde akan terus mendampingi kamu sampai kamu mendapatkan keadilan."

Air mata Alisha semakin deras tak terbendung mendengar dukungan yang disampaikan Imran. Pria tua itu benar-benar menggantikan sosok ayah untuknya. Menjaga dan melindunginya.

"Bagaimana jika keadilan itu tidak ada, Pakdhe?" Alisha pesimis. Mengingat siapa Arsyanendra Bagaspati dibandingkan dengan dirinya.

"Tidak, Alisha, jangan putus asa. Keadilan itu selalu ada."

"Alisha ragu, Pakdhe."

"Jangan ragu untuk mengatakan kebenaran, anakku." Imran mengusap kepala Alisha. "Kamu harus bangga dengan dirimu yang mau mengatakan kebenaran ini. Setidaknya jangan biarkan ada korban lain lagi selain kamu."

Imran meraih tangan keponakannya itu, menggenggamnya erat untuk menyakinkan jika ia mendukung apa yang Alisha lakukan saat ini. Mencari keadilan.

"Pak, ada tamu," seru Laras yang langsung saja nyelonong masuk ke kamar Alisha.

Sontak, Alisha dan Imran menoleh.

"Siapa?" tanya Imran.

Laras hanya menggeleng. "Dia nyari keponakan Bapak."

Kini Alisha dan Imran saling tatap.

"Wartawan?" tanya Imran lagi.

"Bukan, Ibuk juga ndak tahu. Pokoknya dia nyari Alisha."

"Siapa, Pakdhe?" lirih Alisha.

Imran hanya bisa menggeleng. "Pakdhe juga nggak tahu, ayo kita temui."

"Tapi, Pakdhe ...."

"Tidak apa, ada Pakdhe."

Alisha menurut apa kata Imran. Ia keluar bersama dengan Pakdhe dan juga Budhenya menemui sosok asing yang sudah menunggu di ruang tamu.

Dengan terus menundukkan wajahnya, Alisha duduk di sebelah Imran yang telah menyapa pria berpakaian serba hitam tersebut. Baru juga ia mengkhawatirkan tentang keadilan yang ia upayakan, kini nampaknya semua terjawab.

Pria yang memperkenalkan diri bernama Anton ini adalah ajudan dari Surya Bagaspati, ayah dari Arsyanendra Bagaspati.

"Jadi, tujuan Anda datang ke sini untuk membawa keponakan saya bertemu dengan pimpinan Anda, begitu?" tanya Imran setelah sang ajudan mengutarakan maksud kedatangannya.

"Begitulah, Pak. Atasan saya mengundang Nona Alisha untuk datang ke kediaman beliau."

"Mohon maaf sebelumnya, tapi kami tidak ingin bertemu dengan beliau atau pun putra beliau," ujar Imran.

"Pak ...," Laras menyela. Namun, gerakan tangan Imran melarang istrinya tersebut untuk ikut bicara dalam hal ini.

"Tolong Anda sampaikan kepada pimpinan Anda bahwa kami hanya akan menemui beliau di pengadilan saja."

Ajudan tersebut menatap Alisha yang terus saja menunduk. "Maaf, Pak, bisakah Nona Alisha sendiri yang menjawab. Sebab, pimpinan saya hanya ingin bertemu sebentar saja dengan Nona Alisha. Saya jamin, saya akan mengantarkan Nona Alisha kembali ke rumah ini dengan selamat. Bagaimana, Nona Alisha?"

Mendengar namanya disebut, Alisha memberanikan diri untuk mendongak. "Sa-saya ...." Alisha menoleh pada Imran, seakan mencari bantuan.

"Hanya sebentar, Nona. Atasan saya hanya ingin mengenal Anda secara pribadi." Ajudan itu berusaha meyakinkan.

Alisha tidak bisa mengambil keputusan sendiri. Sebab ia punya ketakutan tersendiri pada kekuasaan yang dimiliki oleh ayah dari Arsya.

"Mohon maaf sekali lagi, Pak. Tolong Anda kembali saja dan katakan apa yang tadi saya katakan pada pimpinan Anda, jika kami tidak ingin bertemu dengannya selain di pengadilan atau pun kantor polisi." Imran menjawab pertanyaan Anton, seakan mewakili Alisha.

Tidak ingin membuat keributan karena takut masalah ini akan membesar, Anton pun kembali dengan tangan kosong.

"Pakdhe, bagaimana jika apa yang Alisha takutkan terjadi. Ayah dari Arsya bukan orang sembarangan untuk kita," ujar Alisha ketika ajudan itu telah pergi.

"Nah, kamu tahu siapa itu Bapak Surya. Lalu, kenapa tadi kamu menolak untuk bertemu. Awas saja ya kalau sampai terjadi sesuatu dengan keluarga ini hanya karena ulah kamu tadi!" ancam Laras.

"Buk!"

"Kenapa, Ibuk hanya tidak ingin keluarga kita jadi korban dari keponakan Bapak yang tidak tahu diri ini. Sudah untung kita mau merawat dan membesarkannya, masak iya dia mau membalasnya dengan membuat hidup kita susah di usia tua kita."

Setiap perkataan Laras sering kali membuat Alisha tidak tahan, oleh karenanya Alisha lebih memilih untuk pergi saja ke kamar dari pada harus mendengar setiap ocehan yang memojokkan dirinya.

"Alisha ...," panggil Imran ketika keponakannya itu pergi ke kamar.

"Nah, begitu itu, kalau ada orang tua sedang ngomong pasti main pergi saja. Dasar nggak punya adab!"

"Buk, sudah, Ibuk sendiri yang membuat Alisha tidak tahan untuk berlama-lama dengan Ibuk."

Laras mencebik kesal, suaminya selalu membela sang keponakan bukan dirinya.

___________________

Keesokan paginya, Alisha bersiap untuk pergi ke butik milik Mbak Ratih. Sejak kasus itu mencuat belum sekali pun ia menemui atasannya tersebut.

Alisha hanya mengajukan cuti lewat pesan singkat saja. Kini selain untuk bertemu dan meminta ijin secara resmi, Alisha juga ingin meminta kesediaan Mbak Ratih menjadi saksi atas kasus yang di hadapinya.

"Pakdhe antar, ya?"

"Nggak usah, Pakdhe. Alisha bisa sendiri kok."

"Kamu keluar lewat pintu belakang saja, biar nggak ketahuan wartawan-wartawan itu."

Dengan dibantu Imran Alisha berangkat ke butik milik Ratih. Di sana ia bertemu wanita yang Alisha yakini punya niat tertentu malam itu.

Karena takut akan terjerat pasal yang lebih, akhirnya Ratih setuju untuk ada dipihak Alisha. Wanita itu berjanji akan memberikan keterangan sejujur-jujurnya dalam proses peradilan nanti. Mendengar hal tersebut Alisha merasa lega, setidaknya ada lagi orang yang berdiri mendukungnya.

Tak berlama-lama, Alisha segera pulang. Ia memesan ojek on line yang ia tunggu di pelataran butik.

"Nona, Alisha," sapa seseorang pria yang baru saja turun dari Kendaraan.

"Ya ...," jawab Alisha gugup.

"Mohon ikut dengan saya." Pria itu menunjuk pada pintu mobil yang terbuka.

Alisha nampak terkejut melihat sosok yang ada di dalam mobil. Tengah melihat ke arahnya.

Terpopuler

Comments

✨️ɛ.

✨️ɛ.

gimana mo ngebela kalo kerjaanmu merepet terus, buk..

2024-10-28

1

revinurinsani

revinurinsani

hati hati lho bejat jadi bucin tuh anak

2023-11-29

1

Jumadin Adin

Jumadin Adin

harusnya yg salah yg datang ke rumah pakde Alisha, bukan Alisha yg harus datang ke rumah Arsya

2023-03-08

5

lihat semua
Episodes
1 Bab.1 Taruhan
2 Bab.2 Dijebak
3 Bab.3 Ternoda
4 Bab.4 Laporan Polisi
5 Bab.5 Undangan
6 Bab.6 Pertanggungjawaban
7 Bab.7 Akad Tak Terelak
8 Bab.8 Ketakutan Malam Pertama
9 Bab.9 Jengkol
10 Bab. 10 Pindah
11 Bab.11 Nafkah Pertama
12 Bab.12 Trauma
13 Bab.13 Menunggu
14 Bab.14 Selalu Ketakutan
15 Bab.15 Skandal Medsos
16 Bab.16 Monster Tuli
17 Bab. 17 Khawatir
18 Bab.18 Pria Brengsek
19 Bab. 19 Pegang Yang Erat
20 Bab. 20 Konferensi Pers
21 Bab. 21 Semua Pura-pura
22 Bab.22 Cinta
23 Bab.23 Kaget
24 Bab.24 Rasa Bersalah
25 Bab.25 Tetap Tidak Bisa
26 Bab.26 Wedding Festival
27 Bab. 27 Barang Bekas
28 Bab.28 Tidak Tahan
29 Bab.29 Jangan Pernah Bermimpi Untuk Bercerai!
30 Bab.30 Wangi Yang Mengusik
31 Bab.31 Berubah Sikap
32 Bab.32 Memantik Api Masalah
33 Bab.33 Dua Garis
34 Bab.34 Apa Ini Ngidam?
35 Bab.35 Hubungan Ayah dan Anak
36 Bab.36 Potret
37 Bab.37 Memburu Orang
38 Bab.38 Kamu Adalah Istriku
39 Bab.39 Sikap Arsya
40 Bab.40 Gue Bisa Apa?
41 Bab.41 Terima Kasih
42 Bab.42 Vidio Kekerasan
43 Bab.43 Benihku
44 Bab. 44 Calon Lainnya
45 Bab.45 Rahasia Besar
46 Bab. 46 Serasa Tak Dianggap
47 Bab.47 Kecewa
48 Bab. 48 Orang Yang Menjijikkan
49 Bab.49 Alisha!
50 Bab.50 Kehilangan
51 Bab.51 Sesal
52 Bab.52 Takdir Tuhan
53 Bab.53 Terpuruk
54 Bab.54 Bebas
55 Bab.55 Solo
56 Bab. 56 Menjawab Lamaran
57 Bab.57 Calon Istri
58 Bab.58 Terus Tertunduk
59 Bab. 59 Fatih
60 Bab.60 Kembali Ke Jakarta
61 Bab. 61 Mantan Suami
62 Bab.62 Poster
63 Bab. 63 Saling Memikirkan
64 Bab. 64 Hilang
65 Bab. 65 Gagal Move On
66 Bab.66 Jodoh atau Kebetulan
67 Bab.67 Kembali, Akad Tak Terelak
68 Bab. 68 Pulang Ke Mana?
69 Bab.69 Memulai Awal Yang Baru
70 Bab. 70 Pagi Pertama
71 Bab.71 Malam Yang Tak Terjadi
72 Bab. 72 Pasar
73 Bab.73 Solusi
74 Bab.74 Kejutan
75 Bab.75 Malam Pertama yang Kedua Kali
76 Bab. 76 Bidadari Yang Terabaikan
77 Bab.77 Hukuman
78 Bab.78 Tingkah Konyol
79 Bab. 79 Aku Suka ....
80 Bab.80 Adegan Dewasa
81 Bab. 81 Teman lama
82 Bab.82 Badmood Day
83 Bab. 83 Inget aku, nggak?
84 Bab.84 Dipaksa Padam
85 Bab.85 Orang Ketiga
86 Bab. 86 Wanita Berambut Blonde
87 Bab.87 Jenna
88 Bab.88 Kado Dari Salwa
89 Bab.89 Terkejut
90 Bab. 90 Anggi; Patah Hati
91 Bab. 91 Budak!
92 Bab. 92 Kunjungan Ke Solo
93 Bab. 93 Ocha
94 Bab. 94 Melamar
95 Bab. 95 Siapa kamu, Jenna?
96 Bab. 96 "Semalam"
97 Bab. 97 Ingin Tahu Tentang Si Blonde
98 Bab. 98 Win-Win Solution
99 Bab. 99 Gunawan; Pria Setia atau Hanya pencitraan?
100 Bab. 100 Dokumen
101 Bab. 101 Fakta Tentang Jenna
102 Bab. 102 Bawa Aku Pergi
103 Bab.103 Situasi Yang Salah
104 Bab. 104 Jenna dan Devon
105 Bab. 105 Hmm ....
106 Bab. 106 Bertepuk Sebelah Tangan
107 Bab.107 Membujuk
108 Bab. 108 Periksa
109 Bab. 109 Akhirnya Bertemu
110 Bab. 110 Setiap Perbuatan Ada Balasannya
111 Bab. 111 Naima Jennamira
112 Bab. 112 Kekhawatiran Naima
113 Bab. 113 Cuanki
114 Bab. 114 Welcome to the World
115 Bab. 115 Akhir Bahagia
116 Ucapan Terima Kasih
117 Promo Novel Baru
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Bab.1 Taruhan
2
Bab.2 Dijebak
3
Bab.3 Ternoda
4
Bab.4 Laporan Polisi
5
Bab.5 Undangan
6
Bab.6 Pertanggungjawaban
7
Bab.7 Akad Tak Terelak
8
Bab.8 Ketakutan Malam Pertama
9
Bab.9 Jengkol
10
Bab. 10 Pindah
11
Bab.11 Nafkah Pertama
12
Bab.12 Trauma
13
Bab.13 Menunggu
14
Bab.14 Selalu Ketakutan
15
Bab.15 Skandal Medsos
16
Bab.16 Monster Tuli
17
Bab. 17 Khawatir
18
Bab.18 Pria Brengsek
19
Bab. 19 Pegang Yang Erat
20
Bab. 20 Konferensi Pers
21
Bab. 21 Semua Pura-pura
22
Bab.22 Cinta
23
Bab.23 Kaget
24
Bab.24 Rasa Bersalah
25
Bab.25 Tetap Tidak Bisa
26
Bab.26 Wedding Festival
27
Bab. 27 Barang Bekas
28
Bab.28 Tidak Tahan
29
Bab.29 Jangan Pernah Bermimpi Untuk Bercerai!
30
Bab.30 Wangi Yang Mengusik
31
Bab.31 Berubah Sikap
32
Bab.32 Memantik Api Masalah
33
Bab.33 Dua Garis
34
Bab.34 Apa Ini Ngidam?
35
Bab.35 Hubungan Ayah dan Anak
36
Bab.36 Potret
37
Bab.37 Memburu Orang
38
Bab.38 Kamu Adalah Istriku
39
Bab.39 Sikap Arsya
40
Bab.40 Gue Bisa Apa?
41
Bab.41 Terima Kasih
42
Bab.42 Vidio Kekerasan
43
Bab.43 Benihku
44
Bab. 44 Calon Lainnya
45
Bab.45 Rahasia Besar
46
Bab. 46 Serasa Tak Dianggap
47
Bab.47 Kecewa
48
Bab. 48 Orang Yang Menjijikkan
49
Bab.49 Alisha!
50
Bab.50 Kehilangan
51
Bab.51 Sesal
52
Bab.52 Takdir Tuhan
53
Bab.53 Terpuruk
54
Bab.54 Bebas
55
Bab.55 Solo
56
Bab. 56 Menjawab Lamaran
57
Bab.57 Calon Istri
58
Bab.58 Terus Tertunduk
59
Bab. 59 Fatih
60
Bab.60 Kembali Ke Jakarta
61
Bab. 61 Mantan Suami
62
Bab.62 Poster
63
Bab. 63 Saling Memikirkan
64
Bab. 64 Hilang
65
Bab. 65 Gagal Move On
66
Bab.66 Jodoh atau Kebetulan
67
Bab.67 Kembali, Akad Tak Terelak
68
Bab. 68 Pulang Ke Mana?
69
Bab.69 Memulai Awal Yang Baru
70
Bab. 70 Pagi Pertama
71
Bab.71 Malam Yang Tak Terjadi
72
Bab. 72 Pasar
73
Bab.73 Solusi
74
Bab.74 Kejutan
75
Bab.75 Malam Pertama yang Kedua Kali
76
Bab. 76 Bidadari Yang Terabaikan
77
Bab.77 Hukuman
78
Bab.78 Tingkah Konyol
79
Bab. 79 Aku Suka ....
80
Bab.80 Adegan Dewasa
81
Bab. 81 Teman lama
82
Bab.82 Badmood Day
83
Bab. 83 Inget aku, nggak?
84
Bab.84 Dipaksa Padam
85
Bab.85 Orang Ketiga
86
Bab. 86 Wanita Berambut Blonde
87
Bab.87 Jenna
88
Bab.88 Kado Dari Salwa
89
Bab.89 Terkejut
90
Bab. 90 Anggi; Patah Hati
91
Bab. 91 Budak!
92
Bab. 92 Kunjungan Ke Solo
93
Bab. 93 Ocha
94
Bab. 94 Melamar
95
Bab. 95 Siapa kamu, Jenna?
96
Bab. 96 "Semalam"
97
Bab. 97 Ingin Tahu Tentang Si Blonde
98
Bab. 98 Win-Win Solution
99
Bab. 99 Gunawan; Pria Setia atau Hanya pencitraan?
100
Bab. 100 Dokumen
101
Bab. 101 Fakta Tentang Jenna
102
Bab. 102 Bawa Aku Pergi
103
Bab.103 Situasi Yang Salah
104
Bab. 104 Jenna dan Devon
105
Bab. 105 Hmm ....
106
Bab. 106 Bertepuk Sebelah Tangan
107
Bab.107 Membujuk
108
Bab. 108 Periksa
109
Bab. 109 Akhirnya Bertemu
110
Bab. 110 Setiap Perbuatan Ada Balasannya
111
Bab. 111 Naima Jennamira
112
Bab. 112 Kekhawatiran Naima
113
Bab. 113 Cuanki
114
Bab. 114 Welcome to the World
115
Bab. 115 Akhir Bahagia
116
Ucapan Terima Kasih
117
Promo Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!