Bab. 10 Pindah

Arsya berjalan dengan langkah lebar menelusuri koridor untuk menuju apartemen miliknya. Di belakangnya ada Alisha yang mati-matian berlari untuk mengikuti sang suami. Tangannya menyeret koper besar yang ia bawa dari kediaman Surya Bagaspati. Alisha bersusah payah sendiri tanpa mau meminta bantuan pria yang berstatus suaminya tersebut karena ia tahu pria itu tak akan peduli padanya.

Napasnya sudah ngos-ngosan ketika pria tak punya hati itu membuka pintu apartemen. Pria itu bahkan masuk sendiri tanpa mempersilakan wanita yang sejak tadi mengekorinya.

Tak ada yang bisa Alisha lakukan selain mengusap dadanya menahan kesal dan memperbanyak sabar. Meski begitu Alisha tetap masuk dengan koper yang ia seret di tangan kanannya.

"Gue nggak ada kamar lain di apartemen ini selain kamar utama, karena kamar yang satunya sudah gue jadikan untuk ruang kerja gue. Jadi seperti di rumah Mama, lo bisa pakai kamar gue untuk sementara." Arsya menunjuk kamar utama yang di maksud.

Alisha mengikuti pria itu kembali untuk masuk ke kamar utama.

"Peraturan yang harus lo ingat baik-baik selama lo tinggal di sini ... jangan jorok. Gue nggak suka tempat yang kotor. Paham!"

Alisha mengangguk.

"Gue nggak akan membatasi apa yang ingin lo lakukan, tapi satu hal yang harus lo ingat ... jangan pernah membuat malu gue!"

Alisha kembali mengangguk. Ia mengedarkan pandangannya, memindai ruangan yang mulai hari ini akan jadi tempatnya tinggal. Sedangkan Arsya langsung pergi meninggalkan istrinya tanpa pamit.

Namun, sebelum ia benar-benar keluar kamar, Arsya membalik tubuhnya dan berkata, "Satu hal lagi, jangan pernah lo berpikir untuk makan jengkol kalau lo masih mau tinggal bareng gue!" Perkataan yang lebih mirip dengan ancaman itu diucapkan dengan tegas sebelum Arsya benar-benar pergi.

"Ok, aku akan menurut. Lagi pula aku hanya seorang yang menumpang," lirih Alisha pada diri sendiri.

Tidak ingin larut dalam pikirannya yang selalu merasa menyedihkan, Alisha lebih memilih untuk segera melihat ke mana ia harus menata isi kopernya. Setelahnya ia berpikir untuk bersih-bersih saja. Ia yakin apartemen ini belum sempat dibersihkan sebab seminggu sebelumnya mereka tinggal di rumah mertua.

Selesai mengerjakan semua dan telah membuat apartemen ini rapi dan bersih Alisha merasa perutnya menuntut untuk diisi. Sayangnya ketika ia membuka lemari pendingin, tak ada bahan apa pun yang bisa dimasak. Isinya hanya ada minuman kaleng dan juga roti yang sudah keras mengering saking lamanya.

Ia pun berpikir untuk mencari makan di luar saja. Sebelumnya ia melihat isi dompetnya yang ternyata hanya ada selembar uang seratus ribuan.

"Kalau uang segini dapat apa, ya?" pikir Alisha.

Kalau ditempat kerjanya dulu uang seratus ribu bisa ia gunakan untuk makan seorang diri paling tidak bisa dua kali makan. Karena ia lebih sering makan di warteg atau warung makan pinggir jalan lainnya yang harganya terjangkau untuk seorang pegawai sepertinya.

Tetapi kalau di sini, di apartemen yang tergolong untuk kalangan menengah ke atas ini ia bisa beli apa di restoran yang ada di apartemen ini. Ia tidak mungkin meminta uang pada Arsya, lagi pula ia tidak tahu juga nomor ponsel pria itu.

"Ah ... sudahlah, aku keluar saja dulu. Siapa tahu aku ketemu warung makan yang murah." Alisha pun bergegas turun.

Di saat ia berusaha mencari rumah makan, matanya menangkap sebuah mini market yang tak jauh dari apartemen. Ia pun berpikir untuk belanja saja di situ. Dengan uang seratus ribu yang ia miliki, Alisha sudah bisa membeli telur dan juga mie instan, juga sosis.

Ia tak sabar mengolahnya karena perutnya sudah sangat keroncongan. Tak main-main, Alisha memasak dua bungkus mie instan sekaligus ditambah dengan dua butir telur dan irisan sosis. Tak terbayang betapa kenyangnya ia setelah menghabiskan masakannya sendiri.

"Uh ... kenyang banget." Alisha mengusap perutnya yang kekenyangan. Baru kali ini ia makan dengan rakus, karena terakhir kali ia makan pas sarapan tadi di rumah mertuanya. Barulah malam ini ia bisa makan dengan kenyang.

Alisha membungkukkan tubuhnya, meletakkan kepalanya di atas meja. Berniat istirahat sebentar sebelum ia masuk ke kamar sembari menunggu perutnya terasa agak lega.

Mungkin karena lelah dan kekenyangan, membuat Alisha tertidur.

Sekitar jam sebelas malam, Arsya baru saja pulang. Hal pertama yang ia lihat adalah istrinya yang tertidur di bar stool. Pria itu menghampiri, melihat mangkuk yang sudah kosong tapi masih bisa menunjukkan jika isi dari mangkuk itu tadi adalah mie instan.

Pria itu pun berjalan membuka lemari pendingin. Tak ada apa pun di sana selain minuman. Ia juga melihat kondisi dapurnya. Hanya ada satu alat masak yaitu panci bekas memasak mie yang digunakan oleh Alisha. Memang di dapurnya ia tak punya peralatan masak. Panci yang digunakan Alisha itu pun Jimmy yang membelinya. Karena terkadang manajernya itu kelaparan di tengah malam ketika menginap di apartemen Arsya.

"Hei, bangun!" Arsya mengguncang bahu Alisha setelah sidak dari dapur.

"Hei, bangun!" ulangnya.

Mata Alisha terasa berat untuk membuka karena ia benar-benar mengantuk tapi guncangan yang ia rasakan memaksanya harus membuka mata.

"Iya ...." Alisha langsung berjingkat kala menatap wajah Arsya di depannya.

"Ma-mas ... Arsya," lirih Alisha.

"Bangun, atau kamu mau tidur di sini?"

Alisha baru sadar jika ia masih berada di dapur. Ia segera bangun dan membawa mangkuk juga gelas yang ia gunakan ke wastafel.

Melihat Alisha yang mencuci peralatan makannya Arsya meninggalkannya ke kamar. Selesai membereskan alat makannya Alisha menyusul ke kamar, tujuannya adalah kamar mandi untuk berganti baju dan gosok gigi.

Betapa kagetnya Alisha ketika membuka pintu kamar mandi dan mendapati Arsya juga ada di sana.

"Ma-maaf, aku tidak tahu kalau ada orang di dalam." Alisha buru-buru keluar dan menutup pintu itu kembali. Tak lama pria itu keluar dengan handuk yang melilit bagian bawah tubuhnya.

Alisha bergegas masuk dan mengunci pintu kamar mandi begitu Arsya keluar.

"Ish ... bodohnya aku, kenapa tidak ingat jika aku tinggal dengan orang itu sekarang." Alisha menepuk jidatnya sendiri. Ia menatap kaca di kamar mandi dan memperhatikan diri sendiri. Melepas hijab yang ia kenakan dan memasukkannya ke keranjang cucian. Kemudian mencuci muka dan gosok gigi sekalian berganti baju. Tak lupa ia berwudhu karena ingat belum menunaikan salat isya.

Lupa membawa ganti hijab instan yang bersih, Alisha memilih menutupi kepalanya dengan handuk. Lalu keluar untuk mengambil mukena.

Saat ia menggelar sajadah, Arsya bertanya, "Lo keramas malam-malam begini?" Semua itu ditanyakan karena melihat lilitan handuk di kepala Alisha.

"Ya?" Alisha bingung dengan maksud Arsya

Arsya menyentuh kepalanya sendiri. Dari situ Alisha sadar dengan handuk di kepalanya. "Ah, ini ya, bukan, hanya saja aku lupa bawa hijab."

Setelah mendengar jawaban istrinya Arsya memilih untuk kembali fokus pada ponsel di tangannya. Sedangkan Alisha segera memakai mukena dan melaksanakan salat.

Begitu selesai, melihat Arsya yang sudah menempatkan dirinya di sofa Alisha langsung menuju ranjang. Itu artinya sama seperti di rumah mertuanya jika pria itu akan mengalah dan meminjamkan ranjangnya untuk Alisha.

Mendadak lampu dipadamkan oleh Arsya, membuat Alisha kembali dalam ketakutan. Ia memegang erat selimut yang menutupi tubuhnya. Kenapa lampu selalu dimatikan, hal itu membuat Alisha merasa tidak nyaman.

"Mas, kamu udah tidur?" Alisha memberanikan diri bertanya.

"Hemmm."

"Apa boleh kalau lampunya dinyalakan saja, aku tidak bisa tidur dengan lampu yang dipadamkan."

Bukannya menjawab, Arsya yang kesal dengan permintaan Alisha justru bangkit dari sofa dan mendatangi wanita itu. Ia berdiri tegap di hadapan Alisha.

"Mas ... Arsya, mau apa, Mas?" Alisha semakin takut melihat Arsya di depannya.

Terpopuler

Comments

Rita Ritonga

Rita Ritonga

sampai episode ini, ntah Knp aku suka Setiap Kata Dan kalimat nya, Menurutku apik Dan tak berteletele

2023-09-26

2

Jumadin Adin

Jumadin Adin

ada trauma apa Alisha dgn lampu yg padam

2023-03-09

2

lihat semua
Episodes
1 Bab.1 Taruhan
2 Bab.2 Dijebak
3 Bab.3 Ternoda
4 Bab.4 Laporan Polisi
5 Bab.5 Undangan
6 Bab.6 Pertanggungjawaban
7 Bab.7 Akad Tak Terelak
8 Bab.8 Ketakutan Malam Pertama
9 Bab.9 Jengkol
10 Bab. 10 Pindah
11 Bab.11 Nafkah Pertama
12 Bab.12 Trauma
13 Bab.13 Menunggu
14 Bab.14 Selalu Ketakutan
15 Bab.15 Skandal Medsos
16 Bab.16 Monster Tuli
17 Bab. 17 Khawatir
18 Bab.18 Pria Brengsek
19 Bab. 19 Pegang Yang Erat
20 Bab. 20 Konferensi Pers
21 Bab. 21 Semua Pura-pura
22 Bab.22 Cinta
23 Bab.23 Kaget
24 Bab.24 Rasa Bersalah
25 Bab.25 Tetap Tidak Bisa
26 Bab.26 Wedding Festival
27 Bab. 27 Barang Bekas
28 Bab.28 Tidak Tahan
29 Bab.29 Jangan Pernah Bermimpi Untuk Bercerai!
30 Bab.30 Wangi Yang Mengusik
31 Bab.31 Berubah Sikap
32 Bab.32 Memantik Api Masalah
33 Bab.33 Dua Garis
34 Bab.34 Apa Ini Ngidam?
35 Bab.35 Hubungan Ayah dan Anak
36 Bab.36 Potret
37 Bab.37 Memburu Orang
38 Bab.38 Kamu Adalah Istriku
39 Bab.39 Sikap Arsya
40 Bab.40 Gue Bisa Apa?
41 Bab.41 Terima Kasih
42 Bab.42 Vidio Kekerasan
43 Bab.43 Benihku
44 Bab. 44 Calon Lainnya
45 Bab.45 Rahasia Besar
46 Bab. 46 Serasa Tak Dianggap
47 Bab.47 Kecewa
48 Bab. 48 Orang Yang Menjijikkan
49 Bab.49 Alisha!
50 Bab.50 Kehilangan
51 Bab.51 Sesal
52 Bab.52 Takdir Tuhan
53 Bab.53 Terpuruk
54 Bab.54 Bebas
55 Bab.55 Solo
56 Bab. 56 Menjawab Lamaran
57 Bab.57 Calon Istri
58 Bab.58 Terus Tertunduk
59 Bab. 59 Fatih
60 Bab.60 Kembali Ke Jakarta
61 Bab. 61 Mantan Suami
62 Bab.62 Poster
63 Bab. 63 Saling Memikirkan
64 Bab. 64 Hilang
65 Bab. 65 Gagal Move On
66 Bab.66 Jodoh atau Kebetulan
67 Bab.67 Kembali, Akad Tak Terelak
68 Bab. 68 Pulang Ke Mana?
69 Bab.69 Memulai Awal Yang Baru
70 Bab. 70 Pagi Pertama
71 Bab.71 Malam Yang Tak Terjadi
72 Bab. 72 Pasar
73 Bab.73 Solusi
74 Bab.74 Kejutan
75 Bab.75 Malam Pertama yang Kedua Kali
76 Bab. 76 Bidadari Yang Terabaikan
77 Bab.77 Hukuman
78 Bab.78 Tingkah Konyol
79 Bab. 79 Aku Suka ....
80 Bab.80 Adegan Dewasa
81 Bab. 81 Teman lama
82 Bab.82 Badmood Day
83 Bab. 83 Inget aku, nggak?
84 Bab.84 Dipaksa Padam
85 Bab.85 Orang Ketiga
86 Bab. 86 Wanita Berambut Blonde
87 Bab.87 Jenna
88 Bab.88 Kado Dari Salwa
89 Bab.89 Terkejut
90 Bab. 90 Anggi; Patah Hati
91 Bab. 91 Budak!
92 Bab. 92 Kunjungan Ke Solo
93 Bab. 93 Ocha
94 Bab. 94 Melamar
95 Bab. 95 Siapa kamu, Jenna?
96 Bab. 96 "Semalam"
97 Bab. 97 Ingin Tahu Tentang Si Blonde
98 Bab. 98 Win-Win Solution
99 Bab. 99 Gunawan; Pria Setia atau Hanya pencitraan?
100 Bab. 100 Dokumen
101 Bab. 101 Fakta Tentang Jenna
102 Bab. 102 Bawa Aku Pergi
103 Bab.103 Situasi Yang Salah
104 Bab. 104 Jenna dan Devon
105 Bab. 105 Hmm ....
106 Bab. 106 Bertepuk Sebelah Tangan
107 Bab.107 Membujuk
108 Bab. 108 Periksa
109 Bab. 109 Akhirnya Bertemu
110 Bab. 110 Setiap Perbuatan Ada Balasannya
111 Bab. 111 Naima Jennamira
112 Bab. 112 Kekhawatiran Naima
113 Bab. 113 Cuanki
114 Bab. 114 Welcome to the World
115 Bab. 115 Akhir Bahagia
116 Ucapan Terima Kasih
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Bab.1 Taruhan
2
Bab.2 Dijebak
3
Bab.3 Ternoda
4
Bab.4 Laporan Polisi
5
Bab.5 Undangan
6
Bab.6 Pertanggungjawaban
7
Bab.7 Akad Tak Terelak
8
Bab.8 Ketakutan Malam Pertama
9
Bab.9 Jengkol
10
Bab. 10 Pindah
11
Bab.11 Nafkah Pertama
12
Bab.12 Trauma
13
Bab.13 Menunggu
14
Bab.14 Selalu Ketakutan
15
Bab.15 Skandal Medsos
16
Bab.16 Monster Tuli
17
Bab. 17 Khawatir
18
Bab.18 Pria Brengsek
19
Bab. 19 Pegang Yang Erat
20
Bab. 20 Konferensi Pers
21
Bab. 21 Semua Pura-pura
22
Bab.22 Cinta
23
Bab.23 Kaget
24
Bab.24 Rasa Bersalah
25
Bab.25 Tetap Tidak Bisa
26
Bab.26 Wedding Festival
27
Bab. 27 Barang Bekas
28
Bab.28 Tidak Tahan
29
Bab.29 Jangan Pernah Bermimpi Untuk Bercerai!
30
Bab.30 Wangi Yang Mengusik
31
Bab.31 Berubah Sikap
32
Bab.32 Memantik Api Masalah
33
Bab.33 Dua Garis
34
Bab.34 Apa Ini Ngidam?
35
Bab.35 Hubungan Ayah dan Anak
36
Bab.36 Potret
37
Bab.37 Memburu Orang
38
Bab.38 Kamu Adalah Istriku
39
Bab.39 Sikap Arsya
40
Bab.40 Gue Bisa Apa?
41
Bab.41 Terima Kasih
42
Bab.42 Vidio Kekerasan
43
Bab.43 Benihku
44
Bab. 44 Calon Lainnya
45
Bab.45 Rahasia Besar
46
Bab. 46 Serasa Tak Dianggap
47
Bab.47 Kecewa
48
Bab. 48 Orang Yang Menjijikkan
49
Bab.49 Alisha!
50
Bab.50 Kehilangan
51
Bab.51 Sesal
52
Bab.52 Takdir Tuhan
53
Bab.53 Terpuruk
54
Bab.54 Bebas
55
Bab.55 Solo
56
Bab. 56 Menjawab Lamaran
57
Bab.57 Calon Istri
58
Bab.58 Terus Tertunduk
59
Bab. 59 Fatih
60
Bab.60 Kembali Ke Jakarta
61
Bab. 61 Mantan Suami
62
Bab.62 Poster
63
Bab. 63 Saling Memikirkan
64
Bab. 64 Hilang
65
Bab. 65 Gagal Move On
66
Bab.66 Jodoh atau Kebetulan
67
Bab.67 Kembali, Akad Tak Terelak
68
Bab. 68 Pulang Ke Mana?
69
Bab.69 Memulai Awal Yang Baru
70
Bab. 70 Pagi Pertama
71
Bab.71 Malam Yang Tak Terjadi
72
Bab. 72 Pasar
73
Bab.73 Solusi
74
Bab.74 Kejutan
75
Bab.75 Malam Pertama yang Kedua Kali
76
Bab. 76 Bidadari Yang Terabaikan
77
Bab.77 Hukuman
78
Bab.78 Tingkah Konyol
79
Bab. 79 Aku Suka ....
80
Bab.80 Adegan Dewasa
81
Bab. 81 Teman lama
82
Bab.82 Badmood Day
83
Bab. 83 Inget aku, nggak?
84
Bab.84 Dipaksa Padam
85
Bab.85 Orang Ketiga
86
Bab. 86 Wanita Berambut Blonde
87
Bab.87 Jenna
88
Bab.88 Kado Dari Salwa
89
Bab.89 Terkejut
90
Bab. 90 Anggi; Patah Hati
91
Bab. 91 Budak!
92
Bab. 92 Kunjungan Ke Solo
93
Bab. 93 Ocha
94
Bab. 94 Melamar
95
Bab. 95 Siapa kamu, Jenna?
96
Bab. 96 "Semalam"
97
Bab. 97 Ingin Tahu Tentang Si Blonde
98
Bab. 98 Win-Win Solution
99
Bab. 99 Gunawan; Pria Setia atau Hanya pencitraan?
100
Bab. 100 Dokumen
101
Bab. 101 Fakta Tentang Jenna
102
Bab. 102 Bawa Aku Pergi
103
Bab.103 Situasi Yang Salah
104
Bab. 104 Jenna dan Devon
105
Bab. 105 Hmm ....
106
Bab. 106 Bertepuk Sebelah Tangan
107
Bab.107 Membujuk
108
Bab. 108 Periksa
109
Bab. 109 Akhirnya Bertemu
110
Bab. 110 Setiap Perbuatan Ada Balasannya
111
Bab. 111 Naima Jennamira
112
Bab. 112 Kekhawatiran Naima
113
Bab. 113 Cuanki
114
Bab. 114 Welcome to the World
115
Bab. 115 Akhir Bahagia
116
Ucapan Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!