Bab.2 Dijebak

Dengan senang hati Arsya mengeluarkan ponselnya. Ia memperlihatkan layar ponsel yang menyala kepada teman-temannya.

Bukan hanya Riko, David juga Angga terlihat syok melihat gambar yang tertera di sana. Di mana ada potret Alisha yang tak mengenakan hijab dan Arsya yang bertelanjang dada sedang berfoto dengan sangat intim.

Riko dan teman-temannya masih berada dalam mode kaget saat Arsya mendadak menarik ponsel dari tangan Riko dan membuat pria itu terhenyak.

"Udah jangan lama-lama, lo udah liat buktinya, 'kan. Cewek itu sudah ada dalam penaklukkan gue. Dia sama aja kayak cewek lainnya yang nggak bisa nolak pesona gue," ujar Arsya bangga.

Riko masih tidak percaya. "Lo yakin itu foto asli, nggak lo edit?"

"Lo pikir gue kurang kerjaan ngedit-ngedit foto, hah! Kalau lo nggak percaya, lo tanya sama petugas hotel di mana gue nginep, tanyain apa tu cewek beneran datang ke kamar gue apa enggak!"

Riko masih belum yakin, tapi melihat foto yang Arsya tunjukkan membuat ia juga berpikir tentang kebenaran foto tersebut. Mengingat reputasi seorang Arsyanendra sebagai penakluk para kaum hawa.

"Udah, sini kunci mobil lo. Gue yang menang taruhan!" desak Arsya.

Tak bisa mengelak lagi, Riko pun mengeluarkan kunci mobil dari saku jasnya. Dengan berat hati ia mengulurkannya pada Arsya.

"Nah, gitu dong. Lain kali, jangan lo nantangin gue kalau lo nggak mau melarat mendadak!" cibir Arsya.

Pria bergelar cassanova itu tersenyum lebar mengambil kunci mobil kesayangan temannya itu. Kemudian pergi begitu saja meninggalkan teman-temannya. Senyum puas tersungging di bibirnya karena telah membuat Riko menyesal telah menantangnya.

"Tidak boleh ada yang main-main sama gue! Lo pikir lo siapa berani nantangin gue!" batin Arsya.

__________________

Matahari sudah hampir tenggelam ketika Alisha sampai di rumah Pakde Imran—kakak dari ayah Alisha. Sejak Alisha SMP, pria itulah yang mengasuhnya. Sebab orang tuanya sudah tidak ada lagi.

"Assalamualaikum," ujar Alisha ketika masuk ke rumah bercat putih tersebut.

"Waalaikumsalam," jawab Laras—istri Imran.

Alisha yang mendapati Laras sedang duduk di depan meja jahitnya langsung mendatangi wanita itu. Ia mencium tangan wanita itu dengan takzim.

"Dari mana kamu, nggak pulang dan nggak kasih kabar. Ponsel pakai dimatikan segala. Pakdemu sampai nggak bisa tidur semalaman karena nungguin kamu. Mau kamu apa, hah! bikin orang rumah khawatir, gitu?" Sangat jelas raut murka di wajah Budhenya itu.

"Maaf Budhe, Alisha ada pekerjaan mendadak. Ponsel Alisha juga mati," bohong Alisha. Ia tidak berani berkata jujur pada istri Pakdenya tersebut.

"Maaf-maaf, apa kamu nggak bisa pinjam ponsel temenmu buat ngabarin, atau memang sengaja pengen bikin Pakdemu khawatir!"

"Maaf," ujar Alisha sekali lagi. " Alisha ke kamar dulu," pamitnya tak ingin lebih lama mendengar omelan budhenya.

"Heh, Budhe belum selesai bicara, ya!"

Alisha tak peduli, ia terus melangkah ke kamarnya dan segera membanting dirinya di atas kasur busa tanpa ranjang begitu memasukinya. Ia kembali menumpahkan tangisnya setelah tadi berusaha menahan agar tidak jatuh. Ia tidak ingin Budhe tahu tentang apa yang baru ia alami. Ia takut, pasti Budhenya akan marah dan menuduhnya yang bukan-bukan.

Ia kembali mengingat bagaimana pria itu memperlakukannya dengan sangat buruk. Menjebaknya dengan bantuan Mbak Ratih.

Alisha yakin bahwa perintah dari Mbak Ratih yang memaksanya harus mengantar jas ke hotel saat itu bukanlah kebetulan. Karena Mbak Ratih begitu ngotot kalau harus Alisha sendiri yang mengantarkan jas milik pria itu. Padahal saat itu sudah saatnya Alisha pulang, tapi Mbak Ratih memohon agar Alisha membantunya dengan mengantar jas tersebut ke sebuah hotel tempat sang model menginap.

"Please, Al ... bantu Mbak, ya. Soalnya ini kesempatan banget, kan, karya Mbak bisa dipakai model terkenal. Siapa tahu ini jalan kita menuju sukses. Setelah Arsyanendra memakai jas rancangan Mbak, pasti akan banyak artis atau model-model lain yang akan melirik karya Mbak. Dan saat itu terjadi, kamu juga akan merasakan hasilnya. Kita akan makin banyak pekerjaan, otomatis usaha kita maju. Nanti Mbak bisa naikin gaji kamu kalau usaha kita berkembang," bujuk Mbak Ratih waktu itu.

"Tapi ini sudah malam, Mbak. Bagaimana kalau besok pagi saja." Alisha berusaha menawar.

"Nggak bisa, Al ... Arsya maunya jas ini di antar malam ini. Besok dia harus pergi ke luar kota untuk show berikutnya. Please ... Al, kali ini aja," mohon Mbak Ratih.

"Kenapa bukan supir Mbak Ratih saja yang antar?"

"Al ... Mbak itu maunya kamu yang antar, siapa tahu nanti jas itu langsung dicoba oleh Arsya, nah, kalau ada yang kurang pas, kamu kan lebih ngerti dari pada supir Mbak. Mbak janji akan ada bonus buat kamu, anggap aja upah over time."

Mendengar penuturan Mbak Ratih, dan pertimbangan bonus, akhirnya Alisha mau pergi ke hotel di mana Arsya menginap. Ia mengantarkan jas rancangan Mbak Ratih pada model tersebut.

Namun, siapa sangka jika itu adalah malam nahas baginya. Arsya yang kala itu membuka pintu menyuruh Alisha masuk dan meletakkan jas pesanannya di sofa yang berada di tengah ruangan kamar hotel tersebut.

Tanpa menaruh rasa curiga, Alisha menurut saja. Hingga ia terkejut saat pria itu menutup pintu dan mulai menguncinya.

Alisha memutar tubuhnya cepat kala mendengar suara pintu tertutup. "Saya sudah meletakkan pesanan Anda di sini sesuai permintaan Anda, Mbak Ratih berpesan bahwa jas ini adalah hadiah untuk Anda jadi Anda tidak perlu membayarnya," ujar Alisha.

Arsya tak bergeming. Ia hanya terus menatap Alisha dengan sorot yang membuat Alisha risih.

"Kalau begitu, saya permisi dulu." Alisha berjalan menuju pintu di mana pria itu masih berdiri di sana. Ketika melewati Arsya, pria itu langsung menariknya. Mencengkram lengan Alisha dengan kuat.

"Kenapa buru-buru, aku punya minuman sebagai ucapan terima kasih karena telah mengantarkan pesananku."

Alisha mulai memiliki perasaan tidak baik pada pria ini. Tatapannya tertuju pada tangan Arsya yang dengan lancang memegang lengannya.

"Tidak, Pak, terima kasih. Tugas saya hanya mengantar. Saya permisi." Alisha memegang tangan Arsya yang berada tepat di lengannya, berusaha melepaskan tangan pria itu.

Kali ini tangan Arsya begitu kuat hingga Alisha tak mampu melepaskannya begitu saja. Alisha menatap Arsya yang juga tengah menatapnya dengan senyuman tak dapat diartikan.

"Saya mohon lepaskan tangan Anda, saya harus segera pergi," ujar Alisha, masih berusaha sopan.

"Aku akan melepaskanmu setelah kamu meminum satu gelas minuman ucapan terima kasihku."

Alisha menoleh pada meja bar, ada dua gelas piala berisi cairan berwarna pekat. Alisha bisa menebak jika minuman itu bukanlah minuman biasa.

"Tidak, terima kasih, saya tidak minum alkohol," ujar Alisha tanpa menutupi jika ia tahu apa yang ada dalam gelas tersebut.

"Oh ... Kalau begitu aku akan ambilkan air mineral saja. Kamu duduklah di sana." Arsya menunjuk pada sofa di mana Alisha meletakkan pesanan Arsya tadi.

Ragu, Alisha menatap sofa itu. Haruskah ia menuruti apa yang Arsya minta ataukah ia memaksa kabur saja?

Terpopuler

Comments

...

...

lanjutt Thor...tp asli emosi ko ada ya wanita seperti Ratih...mau ikut menjebak wanita lain nya

2023-08-12

1

Dewi Sariyanti

Dewi Sariyanti

Lapor polisi,biar karir sbg model terkenak ancur sekalian, kalau perlu mbak ratihnya seret jg, ikut di laporin polisi karna membantu perbuatan jahat.

2023-03-10

2

Yani Cuhayanih

Yani Cuhayanih

Aku nangis bombay dech baca ceritanya .....naas bener nasib Alisha

2023-02-04

2

lihat semua
Episodes
1 Bab.1 Taruhan
2 Bab.2 Dijebak
3 Bab.3 Ternoda
4 Bab.4 Laporan Polisi
5 Bab.5 Undangan
6 Bab.6 Pertanggungjawaban
7 Bab.7 Akad Tak Terelak
8 Bab.8 Ketakutan Malam Pertama
9 Bab.9 Jengkol
10 Bab. 10 Pindah
11 Bab.11 Nafkah Pertama
12 Bab.12 Trauma
13 Bab.13 Menunggu
14 Bab.14 Selalu Ketakutan
15 Bab.15 Skandal Medsos
16 Bab.16 Monster Tuli
17 Bab. 17 Khawatir
18 Bab.18 Pria Brengsek
19 Bab. 19 Pegang Yang Erat
20 Bab. 20 Konferensi Pers
21 Bab. 21 Semua Pura-pura
22 Bab.22 Cinta
23 Bab.23 Kaget
24 Bab.24 Rasa Bersalah
25 Bab.25 Tetap Tidak Bisa
26 Bab.26 Wedding Festival
27 Bab. 27 Barang Bekas
28 Bab.28 Tidak Tahan
29 Bab.29 Jangan Pernah Bermimpi Untuk Bercerai!
30 Bab.30 Wangi Yang Mengusik
31 Bab.31 Berubah Sikap
32 Bab.32 Memantik Api Masalah
33 Bab.33 Dua Garis
34 Bab.34 Apa Ini Ngidam?
35 Bab.35 Hubungan Ayah dan Anak
36 Bab.36 Potret
37 Bab.37 Memburu Orang
38 Bab.38 Kamu Adalah Istriku
39 Bab.39 Sikap Arsya
40 Bab.40 Gue Bisa Apa?
41 Bab.41 Terima Kasih
42 Bab.42 Vidio Kekerasan
43 Bab.43 Benihku
44 Bab. 44 Calon Lainnya
45 Bab.45 Rahasia Besar
46 Bab. 46 Serasa Tak Dianggap
47 Bab.47 Kecewa
48 Bab. 48 Orang Yang Menjijikkan
49 Bab.49 Alisha!
50 Bab.50 Kehilangan
51 Bab.51 Sesal
52 Bab.52 Takdir Tuhan
53 Bab.53 Terpuruk
54 Bab.54 Bebas
55 Bab.55 Solo
56 Bab. 56 Menjawab Lamaran
57 Bab.57 Calon Istri
58 Bab.58 Terus Tertunduk
59 Bab. 59 Fatih
60 Bab.60 Kembali Ke Jakarta
61 Bab. 61 Mantan Suami
62 Bab.62 Poster
63 Bab. 63 Saling Memikirkan
64 Bab. 64 Hilang
65 Bab. 65 Gagal Move On
66 Bab.66 Jodoh atau Kebetulan
67 Bab.67 Kembali, Akad Tak Terelak
68 Bab. 68 Pulang Ke Mana?
69 Bab.69 Memulai Awal Yang Baru
70 Bab. 70 Pagi Pertama
71 Bab.71 Malam Yang Tak Terjadi
72 Bab. 72 Pasar
73 Bab.73 Solusi
74 Bab.74 Kejutan
75 Bab.75 Malam Pertama yang Kedua Kali
76 Bab. 76 Bidadari Yang Terabaikan
77 Bab.77 Hukuman
78 Bab.78 Tingkah Konyol
79 Bab. 79 Aku Suka ....
80 Bab.80 Adegan Dewasa
81 Bab. 81 Teman lama
82 Bab.82 Badmood Day
83 Bab. 83 Inget aku, nggak?
84 Bab.84 Dipaksa Padam
85 Bab.85 Orang Ketiga
86 Bab. 86 Wanita Berambut Blonde
87 Bab.87 Jenna
88 Bab.88 Kado Dari Salwa
89 Bab.89 Terkejut
90 Bab. 90 Anggi; Patah Hati
91 Bab. 91 Budak!
92 Bab. 92 Kunjungan Ke Solo
93 Bab. 93 Ocha
94 Bab. 94 Melamar
95 Bab. 95 Siapa kamu, Jenna?
96 Bab. 96 "Semalam"
97 Bab. 97 Ingin Tahu Tentang Si Blonde
98 Bab. 98 Win-Win Solution
99 Bab. 99 Gunawan; Pria Setia atau Hanya pencitraan?
100 Bab. 100 Dokumen
101 Bab. 101 Fakta Tentang Jenna
102 Bab. 102 Bawa Aku Pergi
103 Bab.103 Situasi Yang Salah
104 Bab. 104 Jenna dan Devon
105 Bab. 105 Hmm ....
106 Bab. 106 Bertepuk Sebelah Tangan
107 Bab.107 Membujuk
108 Bab. 108 Periksa
109 Bab. 109 Akhirnya Bertemu
110 Bab. 110 Setiap Perbuatan Ada Balasannya
111 Bab. 111 Naima Jennamira
112 Bab. 112 Kekhawatiran Naima
113 Bab. 113 Cuanki
114 Bab. 114 Welcome to the World
115 Bab. 115 Akhir Bahagia
116 Ucapan Terima Kasih
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Bab.1 Taruhan
2
Bab.2 Dijebak
3
Bab.3 Ternoda
4
Bab.4 Laporan Polisi
5
Bab.5 Undangan
6
Bab.6 Pertanggungjawaban
7
Bab.7 Akad Tak Terelak
8
Bab.8 Ketakutan Malam Pertama
9
Bab.9 Jengkol
10
Bab. 10 Pindah
11
Bab.11 Nafkah Pertama
12
Bab.12 Trauma
13
Bab.13 Menunggu
14
Bab.14 Selalu Ketakutan
15
Bab.15 Skandal Medsos
16
Bab.16 Monster Tuli
17
Bab. 17 Khawatir
18
Bab.18 Pria Brengsek
19
Bab. 19 Pegang Yang Erat
20
Bab. 20 Konferensi Pers
21
Bab. 21 Semua Pura-pura
22
Bab.22 Cinta
23
Bab.23 Kaget
24
Bab.24 Rasa Bersalah
25
Bab.25 Tetap Tidak Bisa
26
Bab.26 Wedding Festival
27
Bab. 27 Barang Bekas
28
Bab.28 Tidak Tahan
29
Bab.29 Jangan Pernah Bermimpi Untuk Bercerai!
30
Bab.30 Wangi Yang Mengusik
31
Bab.31 Berubah Sikap
32
Bab.32 Memantik Api Masalah
33
Bab.33 Dua Garis
34
Bab.34 Apa Ini Ngidam?
35
Bab.35 Hubungan Ayah dan Anak
36
Bab.36 Potret
37
Bab.37 Memburu Orang
38
Bab.38 Kamu Adalah Istriku
39
Bab.39 Sikap Arsya
40
Bab.40 Gue Bisa Apa?
41
Bab.41 Terima Kasih
42
Bab.42 Vidio Kekerasan
43
Bab.43 Benihku
44
Bab. 44 Calon Lainnya
45
Bab.45 Rahasia Besar
46
Bab. 46 Serasa Tak Dianggap
47
Bab.47 Kecewa
48
Bab. 48 Orang Yang Menjijikkan
49
Bab.49 Alisha!
50
Bab.50 Kehilangan
51
Bab.51 Sesal
52
Bab.52 Takdir Tuhan
53
Bab.53 Terpuruk
54
Bab.54 Bebas
55
Bab.55 Solo
56
Bab. 56 Menjawab Lamaran
57
Bab.57 Calon Istri
58
Bab.58 Terus Tertunduk
59
Bab. 59 Fatih
60
Bab.60 Kembali Ke Jakarta
61
Bab. 61 Mantan Suami
62
Bab.62 Poster
63
Bab. 63 Saling Memikirkan
64
Bab. 64 Hilang
65
Bab. 65 Gagal Move On
66
Bab.66 Jodoh atau Kebetulan
67
Bab.67 Kembali, Akad Tak Terelak
68
Bab. 68 Pulang Ke Mana?
69
Bab.69 Memulai Awal Yang Baru
70
Bab. 70 Pagi Pertama
71
Bab.71 Malam Yang Tak Terjadi
72
Bab. 72 Pasar
73
Bab.73 Solusi
74
Bab.74 Kejutan
75
Bab.75 Malam Pertama yang Kedua Kali
76
Bab. 76 Bidadari Yang Terabaikan
77
Bab.77 Hukuman
78
Bab.78 Tingkah Konyol
79
Bab. 79 Aku Suka ....
80
Bab.80 Adegan Dewasa
81
Bab. 81 Teman lama
82
Bab.82 Badmood Day
83
Bab. 83 Inget aku, nggak?
84
Bab.84 Dipaksa Padam
85
Bab.85 Orang Ketiga
86
Bab. 86 Wanita Berambut Blonde
87
Bab.87 Jenna
88
Bab.88 Kado Dari Salwa
89
Bab.89 Terkejut
90
Bab. 90 Anggi; Patah Hati
91
Bab. 91 Budak!
92
Bab. 92 Kunjungan Ke Solo
93
Bab. 93 Ocha
94
Bab. 94 Melamar
95
Bab. 95 Siapa kamu, Jenna?
96
Bab. 96 "Semalam"
97
Bab. 97 Ingin Tahu Tentang Si Blonde
98
Bab. 98 Win-Win Solution
99
Bab. 99 Gunawan; Pria Setia atau Hanya pencitraan?
100
Bab. 100 Dokumen
101
Bab. 101 Fakta Tentang Jenna
102
Bab. 102 Bawa Aku Pergi
103
Bab.103 Situasi Yang Salah
104
Bab. 104 Jenna dan Devon
105
Bab. 105 Hmm ....
106
Bab. 106 Bertepuk Sebelah Tangan
107
Bab.107 Membujuk
108
Bab. 108 Periksa
109
Bab. 109 Akhirnya Bertemu
110
Bab. 110 Setiap Perbuatan Ada Balasannya
111
Bab. 111 Naima Jennamira
112
Bab. 112 Kekhawatiran Naima
113
Bab. 113 Cuanki
114
Bab. 114 Welcome to the World
115
Bab. 115 Akhir Bahagia
116
Ucapan Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!