Bab. 19 Pegang Yang Erat

Alisha tak bisa menolak ketika Arsya mengajaknya untuk masuk ke mobil.

Kecanggungan langsung tercipta. Mengisi ruang di antara pasangan suami istri itu. Alisha yang duduk di samping Arsya yang berada di bangku kemudi terus terdiam. Tak berani berucap sepatah kata pun.

Ada hal yang membuat Alisha terganggu dari tadi. Tatapan Arsya. Pria itu tak bicara tapi tatapannya terus terarah pada Alisha.

Pandangan Arsya tertuju pada bibir Alisha yang bengkak. Sedikit merah dan ada luka. Pasti itu karena ulahnya saat mabuk. Tangan Arsya tak tahan untuk menyentuh, tapi Alisha segera mundur untuk menghindar ketika merasakan sentuhan di bibirnya.

Raut takut begitu kentara di wajah Alisha.

Pria itu tersenyum. "Gue hanya ingin lihat, apa itu sakit?" Arsya menyentuh bibirnya sendiri.

Alisha tak menjawab. Ia justru menunduk.

"Maaf, gue tidak sadar waktu itu."

Alisha tak menanggapi.

Kebungkaman Alisha membuat Arsya berpikir untuk pulang saja. "Kita pulang," ajak Arsya.

Sontak Alisha menoleh, tapi tak berani mengatakan keinginannya jika ia takut untuk pulang bersama Arsya. Bahkan Alisha terus terdiam hingga mereka sampai ke apartemen.

"Ayo masuk." Arsya menepuk bahu Alisha ketika wanita itu bergeming di depan pintu saat Arsya sudah membukanya.

Alisha menarik napasnya beberapa kali. Meyakinkan dirinya sendiri semua akan baik-baik saja. Tidak akan terjadi apa pun padanya tinggal berdua dengan Arsya.

Perlahan langkahnya memasuki ruangan yang menjadi tempat tinggalnya sejak ia menikah. Pandangannya mengedar menatap ke seluruh ruangan.

Mendadak Alisha tersentak, spontan ia menoleh ketika mendengar suara daun pintu ditutup oleh Arsya. Jantungnya berdegup tak karuan. Memompa darah lebih cepat dari yang seharusnya. Tubuhnya mendadak kembali gemetar. Keringat dingin mendadak membuat tubuhnya merinding.

Kenangan dulu kembali teringat. Saat Aksa menutup pintu kamar hotel.

Langkah Arsya yang mulai mendekat membuat reflek tubuh Alisha secara otomatis menghindar. Seakan sudah terprogram jika ia harus menjaga jarak dari pria ini.

"Kenapa?"

Alisha hanya menatap Arsya tanpa tahu harus bicara apa. Melihat sorot aneh di wajah istrinya, Arsya perlahan menjauh. Ia biarkan Alisha yang nampak takut untuk bisa menguasai dirinya sendiri.

"Ok, gue ke kamar duluan." Arsya berjalan lebih dulu meninggalkan Alisha.

"Mas ...," panggil Alisha sebelum Arsya sampai ke kamar.

"Hemm." Arsya menoleh.

"Bisakah kita tidur terpisah?"

Arsya yang tadinya ingin meninggalkan Alisha ke kamar kembali mendekati istrinya. "Bukankah selama ini kita tidur terpisah. Gue sudah meminjamkan ranjang gue buat lo. Jadi ... lo mau tidur di mana?"

"Aku bisa tidur di sini." Alisha menunjuk sofa di ruang tamu.

Tak ingin mendebat atau memperpanjang urusan, Arsya pun mengiyakan. "Ok." Arsya kemudian masuk ke dalam kamar disusul Alisha di belakang.

Tak ada lagi percakapan di antara mereka. Alisha langsung menaruh tasnya dan bergegas ke kamar mandi. Sementara Arsya duduk di ranjang yang sudah tidak pernah ia tempati sejak ia membawa istrinya masuk ke apartemen ini.

Usai salat, Alisha melihat Arsya yang duduk di ranjang. Ia jadi tak berani mendekat ke sana.

"Gue belum makan," ujar Arsya yang melihat Alisha kebingungan. Bingung harus apa.

"Mas Arsya mau di masakin apa?" tanya Alisha.

Arsya nampak berpikir sejenak. Lalu menjawab, "Apa aja."

Alisha pun menuju dapur melihat bahan untuk dibuat menjadi makan malam. Ada daging ayam dan sawi putih juga jamur. Melihat bahan yang tersedia, langsung terlintas dalam otak Alisha apa yang akan ia buat untuk makan malam suami.

Sebelum memasak lauk pauknya, Alisha lebih dulu memasak nasi. Baru ia mengeluarkan bahan-bahan dari dalam lemari pendingin. Sebelumnya Alisha menggunakan apron untuk menjaga bajunya tetap bersih usai memasak nanti.

Barulah ia mulai mengeksekusi sayur dan juga bumbu. Alisha akan membuat tumis sawi dengan jamur dan ayam goreng mentega.

Saat ia sibuk menumis, Arsya yang keluar dari kamar karena aroma masakan Alisha terus memperhatikan istrinya tersebut.

"Mau gue bantu?"

Mendapati Arsya sudah berada tepat di belakang punggungnya, dan berdiri sangat dekat dengannya membuat Alisha kaget. Hampir saja ia menjatuhkan spatula di tangannya kalau saja Arsya tidak menahannya. Arsya menggenggam tangan Alisha agar spatulanya tidak terjatuh.

"M-mas Arsya ...." Alisha gugup.

"Pegang yang erat biar nggak jatuh." Arsya menekan tangannya pada tangan Alisha yang menggengam spatula.

"I-iya, Mas." Alisha memperat genggamannya.

Bukannya langsung pergi setelah mendapat jawaban, pria itu masih saja bergeming di tempatnya.

"Mas ...."

"Hmm ...."

"Tolong lepasin tangannya, aku mau aduk sayurnya lagi."

Barulah pria itu tersadar. Rupanya sejak tadi Arsya begitu menikmati aroma yang menguar dari tubuh istrinya.

Pria itu langsung duduk di bar Stool sembari melihat Alisha yang tengah memasak. Sesekali ia memainkan ponsel yang ia bawa dari kamar.

"Geser dikit, Mas," ujar Alisha yang akan meletakkan dua piring lauk yang sudah ia masak. Ada tangan Arsya di meja jadi ia meminta suaminya itu untuk menggeser tanganya agar memberi tempat untuk piring saji yang ia bawa.

Di susul dengan nasi yang Alisha ambil dari rice cooker. Tak lupa ia juga mengambilkan minum.

"Silakan, Mas." Setelahnya Alisha melepas apron-nya dan berniat pergi, tapi ditahan oleh Arsya.

"Mau ke mana?"

Alisha bingung mencari alasan.

"Di sini saja, temani gue makan ... kita makan bersama."

Alisha pun menurut. Ia duduk di sebelah Arsya setelah mengambilkan nasi juga lauk untuk suaminya. Lalu mengambil untuk dirinya sendiri.

Sedari tadi Arsya memperhatikan Alisha yang makan dalam diam.

"Besok gue akan mengadakan konferensi pers. Gue ingin lo ikut," ujar Arsya ketika selesai makan.

"Tapi, aku nggak terbiasa menghadapi media, Mas."

Alisha ingat, dulu ketika mereka baru menikah. Banyak wartawan yang menghadangnya, ia malah gugup dan tak tahu harus berbuat apa hingga membuatnya diam tak bergerak. Sampai-sampai Arsya harus menariknya keluar dari kerumunan Wartawan.

"Lo nggak perlu bicara, cukup temani gue di depan para wartawan."

Alisha mengangguk saja. Meskipun ia tak tahu tujuan Arsya membawanya ke hadapan media.

Mendapatkan persetujuan dari istrinya, Arsya langsung meninggalkan Alisha di dapur, sebab wanita itu masih harus membereskan alat makan mereka.

Arsya pergi ke kamar dan menelepon Jimmy. "Halo, Jim," sapa Arsya pada manajernya.

"Besok gue mau adain konferensi pers, lo atur deh semua," lanjut Arsya setelah Jimmy menjawab salamnya.

Meski kemarin mereka marahan, sampai pukul-pukulan tapi persahabatan mereka yang sudah dijalin sejak lama tak bisa pudar begitu saja. Tak dapat dipungkiri jika Jimmy tak bisa mengabaikan arti persahabatannya dengan Arsya.

Semarah apa pun Jimmy, ia selalu siap membantu temannya tersebut. Arsya, ia sungguh pria yang luar biasa. Biarpun kelakuannya banyak yang tidak suka, tapi pria itu seolah punya daya magis yang mampu membuat orang lain patuh pada apa yang ia mau.

Terpopuler

Comments

Jumadin Adin

Jumadin Adin

apa muka Arsya daya magic

2023-03-09

1

Aurel Bundha

Aurel Bundha

Aku menantikan kelanjutannya 🥰🥰🥰 semangat 💪

2022-10-29

2

lihat semua
Episodes
1 Bab.1 Taruhan
2 Bab.2 Dijebak
3 Bab.3 Ternoda
4 Bab.4 Laporan Polisi
5 Bab.5 Undangan
6 Bab.6 Pertanggungjawaban
7 Bab.7 Akad Tak Terelak
8 Bab.8 Ketakutan Malam Pertama
9 Bab.9 Jengkol
10 Bab. 10 Pindah
11 Bab.11 Nafkah Pertama
12 Bab.12 Trauma
13 Bab.13 Menunggu
14 Bab.14 Selalu Ketakutan
15 Bab.15 Skandal Medsos
16 Bab.16 Monster Tuli
17 Bab. 17 Khawatir
18 Bab.18 Pria Brengsek
19 Bab. 19 Pegang Yang Erat
20 Bab. 20 Konferensi Pers
21 Bab. 21 Semua Pura-pura
22 Bab.22 Cinta
23 Bab.23 Kaget
24 Bab.24 Rasa Bersalah
25 Bab.25 Tetap Tidak Bisa
26 Bab.26 Wedding Festival
27 Bab. 27 Barang Bekas
28 Bab.28 Tidak Tahan
29 Bab.29 Jangan Pernah Bermimpi Untuk Bercerai!
30 Bab.30 Wangi Yang Mengusik
31 Bab.31 Berubah Sikap
32 Bab.32 Memantik Api Masalah
33 Bab.33 Dua Garis
34 Bab.34 Apa Ini Ngidam?
35 Bab.35 Hubungan Ayah dan Anak
36 Bab.36 Potret
37 Bab.37 Memburu Orang
38 Bab.38 Kamu Adalah Istriku
39 Bab.39 Sikap Arsya
40 Bab.40 Gue Bisa Apa?
41 Bab.41 Terima Kasih
42 Bab.42 Vidio Kekerasan
43 Bab.43 Benihku
44 Bab. 44 Calon Lainnya
45 Bab.45 Rahasia Besar
46 Bab. 46 Serasa Tak Dianggap
47 Bab.47 Kecewa
48 Bab. 48 Orang Yang Menjijikkan
49 Bab.49 Alisha!
50 Bab.50 Kehilangan
51 Bab.51 Sesal
52 Bab.52 Takdir Tuhan
53 Bab.53 Terpuruk
54 Bab.54 Bebas
55 Bab.55 Solo
56 Bab. 56 Menjawab Lamaran
57 Bab.57 Calon Istri
58 Bab.58 Terus Tertunduk
59 Bab. 59 Fatih
60 Bab.60 Kembali Ke Jakarta
61 Bab. 61 Mantan Suami
62 Bab.62 Poster
63 Bab. 63 Saling Memikirkan
64 Bab. 64 Hilang
65 Bab. 65 Gagal Move On
66 Bab.66 Jodoh atau Kebetulan
67 Bab.67 Kembali, Akad Tak Terelak
68 Bab. 68 Pulang Ke Mana?
69 Bab.69 Memulai Awal Yang Baru
70 Bab. 70 Pagi Pertama
71 Bab.71 Malam Yang Tak Terjadi
72 Bab. 72 Pasar
73 Bab.73 Solusi
74 Bab.74 Kejutan
75 Bab.75 Malam Pertama yang Kedua Kali
76 Bab. 76 Bidadari Yang Terabaikan
77 Bab.77 Hukuman
78 Bab.78 Tingkah Konyol
79 Bab. 79 Aku Suka ....
80 Bab.80 Adegan Dewasa
81 Bab. 81 Teman lama
82 Bab.82 Badmood Day
83 Bab. 83 Inget aku, nggak?
84 Bab.84 Dipaksa Padam
85 Bab.85 Orang Ketiga
86 Bab. 86 Wanita Berambut Blonde
87 Bab.87 Jenna
88 Bab.88 Kado Dari Salwa
89 Bab.89 Terkejut
90 Bab. 90 Anggi; Patah Hati
91 Bab. 91 Budak!
92 Bab. 92 Kunjungan Ke Solo
93 Bab. 93 Ocha
94 Bab. 94 Melamar
95 Bab. 95 Siapa kamu, Jenna?
96 Bab. 96 "Semalam"
97 Bab. 97 Ingin Tahu Tentang Si Blonde
98 Bab. 98 Win-Win Solution
99 Bab. 99 Gunawan; Pria Setia atau Hanya pencitraan?
100 Bab. 100 Dokumen
101 Bab. 101 Fakta Tentang Jenna
102 Bab. 102 Bawa Aku Pergi
103 Bab.103 Situasi Yang Salah
104 Bab. 104 Jenna dan Devon
105 Bab. 105 Hmm ....
106 Bab. 106 Bertepuk Sebelah Tangan
107 Bab.107 Membujuk
108 Bab. 108 Periksa
109 Bab. 109 Akhirnya Bertemu
110 Bab. 110 Setiap Perbuatan Ada Balasannya
111 Bab. 111 Naima Jennamira
112 Bab. 112 Kekhawatiran Naima
113 Bab. 113 Cuanki
114 Bab. 114 Welcome to the World
115 Bab. 115 Akhir Bahagia
116 Ucapan Terima Kasih
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Bab.1 Taruhan
2
Bab.2 Dijebak
3
Bab.3 Ternoda
4
Bab.4 Laporan Polisi
5
Bab.5 Undangan
6
Bab.6 Pertanggungjawaban
7
Bab.7 Akad Tak Terelak
8
Bab.8 Ketakutan Malam Pertama
9
Bab.9 Jengkol
10
Bab. 10 Pindah
11
Bab.11 Nafkah Pertama
12
Bab.12 Trauma
13
Bab.13 Menunggu
14
Bab.14 Selalu Ketakutan
15
Bab.15 Skandal Medsos
16
Bab.16 Monster Tuli
17
Bab. 17 Khawatir
18
Bab.18 Pria Brengsek
19
Bab. 19 Pegang Yang Erat
20
Bab. 20 Konferensi Pers
21
Bab. 21 Semua Pura-pura
22
Bab.22 Cinta
23
Bab.23 Kaget
24
Bab.24 Rasa Bersalah
25
Bab.25 Tetap Tidak Bisa
26
Bab.26 Wedding Festival
27
Bab. 27 Barang Bekas
28
Bab.28 Tidak Tahan
29
Bab.29 Jangan Pernah Bermimpi Untuk Bercerai!
30
Bab.30 Wangi Yang Mengusik
31
Bab.31 Berubah Sikap
32
Bab.32 Memantik Api Masalah
33
Bab.33 Dua Garis
34
Bab.34 Apa Ini Ngidam?
35
Bab.35 Hubungan Ayah dan Anak
36
Bab.36 Potret
37
Bab.37 Memburu Orang
38
Bab.38 Kamu Adalah Istriku
39
Bab.39 Sikap Arsya
40
Bab.40 Gue Bisa Apa?
41
Bab.41 Terima Kasih
42
Bab.42 Vidio Kekerasan
43
Bab.43 Benihku
44
Bab. 44 Calon Lainnya
45
Bab.45 Rahasia Besar
46
Bab. 46 Serasa Tak Dianggap
47
Bab.47 Kecewa
48
Bab. 48 Orang Yang Menjijikkan
49
Bab.49 Alisha!
50
Bab.50 Kehilangan
51
Bab.51 Sesal
52
Bab.52 Takdir Tuhan
53
Bab.53 Terpuruk
54
Bab.54 Bebas
55
Bab.55 Solo
56
Bab. 56 Menjawab Lamaran
57
Bab.57 Calon Istri
58
Bab.58 Terus Tertunduk
59
Bab. 59 Fatih
60
Bab.60 Kembali Ke Jakarta
61
Bab. 61 Mantan Suami
62
Bab.62 Poster
63
Bab. 63 Saling Memikirkan
64
Bab. 64 Hilang
65
Bab. 65 Gagal Move On
66
Bab.66 Jodoh atau Kebetulan
67
Bab.67 Kembali, Akad Tak Terelak
68
Bab. 68 Pulang Ke Mana?
69
Bab.69 Memulai Awal Yang Baru
70
Bab. 70 Pagi Pertama
71
Bab.71 Malam Yang Tak Terjadi
72
Bab. 72 Pasar
73
Bab.73 Solusi
74
Bab.74 Kejutan
75
Bab.75 Malam Pertama yang Kedua Kali
76
Bab. 76 Bidadari Yang Terabaikan
77
Bab.77 Hukuman
78
Bab.78 Tingkah Konyol
79
Bab. 79 Aku Suka ....
80
Bab.80 Adegan Dewasa
81
Bab. 81 Teman lama
82
Bab.82 Badmood Day
83
Bab. 83 Inget aku, nggak?
84
Bab.84 Dipaksa Padam
85
Bab.85 Orang Ketiga
86
Bab. 86 Wanita Berambut Blonde
87
Bab.87 Jenna
88
Bab.88 Kado Dari Salwa
89
Bab.89 Terkejut
90
Bab. 90 Anggi; Patah Hati
91
Bab. 91 Budak!
92
Bab. 92 Kunjungan Ke Solo
93
Bab. 93 Ocha
94
Bab. 94 Melamar
95
Bab. 95 Siapa kamu, Jenna?
96
Bab. 96 "Semalam"
97
Bab. 97 Ingin Tahu Tentang Si Blonde
98
Bab. 98 Win-Win Solution
99
Bab. 99 Gunawan; Pria Setia atau Hanya pencitraan?
100
Bab. 100 Dokumen
101
Bab. 101 Fakta Tentang Jenna
102
Bab. 102 Bawa Aku Pergi
103
Bab.103 Situasi Yang Salah
104
Bab. 104 Jenna dan Devon
105
Bab. 105 Hmm ....
106
Bab. 106 Bertepuk Sebelah Tangan
107
Bab.107 Membujuk
108
Bab. 108 Periksa
109
Bab. 109 Akhirnya Bertemu
110
Bab. 110 Setiap Perbuatan Ada Balasannya
111
Bab. 111 Naima Jennamira
112
Bab. 112 Kekhawatiran Naima
113
Bab. 113 Cuanki
114
Bab. 114 Welcome to the World
115
Bab. 115 Akhir Bahagia
116
Ucapan Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!