Bab.3 Ternoda

Meski keraguan mendera, Alisha tetap memutuskan untuk menuruti apa yang Arsya minta. Ia pun mengangguk sebagai persetujuan.

Berusaha setenang mungkin untuk bisa keluar dari kamar ini coba Alisha lakukan. Ia sadar betul tidak mungkin bisa menggunakan cara yang kasar karena tidak akan menguntungkannya atau malah bisa memicu sikap agresif seorang Arsya. Terlebih di kamar ini hanya ada mereka berdua. Apabila terjadi perkelahian fisik tentu Alisha tak akan mudah mengalahkan pria ini mengingat postur Arsya yang lebih besar dengan badan yang terlihat berisi.

"Duduklah, aku akan ambilkan minum untukmu." Benar saja, setelah Alisha setuju dengan tawaran Arsya, pria itu langsung melepaskan tangannya yang tadi erat memegang lengan Alisha. Ketika pria itu berbalik menuju Bar, Alisha segera berlari menghampiri pintu. Ia menekan handle pintu berkali-kali agar pintu itu terbuka.

Sayang ... hal itu tidak membuahkan hasil. Pintu itu tak bergerak sedikit pun.

Dari meja bar, Arysa berseru, "Kamu belum meminum air yang aku ambilkan, bagaimana bisa kamu berpikir untuk pergi. Lagi pula kuncinya ada di sini." Arysa mengangkat sebelah tangannya dan memperlihatkan sebuah kartu.

Alisha menoleh pada pria yang sekarang memegang sebotol air mineral di tangan kirinya. Sementara di tangan kanan pria itu ada cardlock yang akan menjadi jalan keluar untuk Alisha.

Melihat apa yang model ini lakukan sekarang membuat Alisha berpikir negatif. "Pak, saya hanya ingin keluar. Terima kasih atas tawaran Anda, tapi saya benar-benar tidak haus."

"Kamu mungkin tidak haus, tapi menghormati tuan rumah yang sudah menyediakan air minum itu juga baik, bukan?"

"Minumlah, baru kau boleh pergi," sambung Arsya.

Alisha terdiam. Ia terpaku menatap botol air mineral di tangan pria itu. "Baiklah," ujar Alisha akhirnya. Ia berjalan mendekat begitupun dengan Arsya.

Pria itu mengulurkan botol air mineral di tangannya ketika sudah berhadapan. "Duduklah, tidak baik minum sambil berdiri."

Alisha menatap Arsya yang tengah tersenyum padanya, lalu berjalan menuju sofa dengan ragu. Ia menggenggam botol itu dengan kuat. Terus mengamatinya bahkan setelah ia duduk.

"Kenapa, apa kamu takut aku memberimu obat dalam minuman itu?" ujar Arsya persis seperti apa yang ada dalam pikiran Alisha saat ini.

"Minumlah, aku tidak menambahkan apa pun di sana. Kau bisa lihat segelnya yang yang utuh. Setelah itu baru kau boleh pergi." Arsya meyakinkan. Ia juga meletakkan cardlock yang ia bawa ke atas meja. Tepat di depannya.

Melihat kartu yang tergeletak di atas meja, pandangan Alisha seakan tak ingin beralih. Ia harus mengambil kartu itu dan segera keluar dari kamar ini.

"Apa kamu hanya akan terus menatap kartu ini dan tidak ingin pulang. Tidak apa kalau kamu ingin menginap malam ini di kamar ini. Aku tidak keberatan sama sekali." Arsya mencoba berkelakar, lebih tepatnya berusaha menggoda.

Membuat Alisha semakin takut saja berdua lama-lama dengan pria ini. Pandangannya beralih pada botol di tanggannya. Segel pada air kemasan itu masih rapi, seperti kata pria di depannya ini. Hal tersebut membuat kekhawatiran Alisha sedikit mereda. Setidaknya apa yang Arsya katakan bisa ia percaya, jika pria itu memang tidak menaruh obat apa pun dalam air kemasan yang diberikan padanya. Ia pun memberanikan diri memutar tutupnya, lalu meneguk air dalam botol itu.

Setelahnya dengan cepat Alisha berusaha mengambil cardlock di atas meja.

Kalah cepat, karena Arsya lebih dulu menariknya. Membuat Alisha reflek mengikuti ke mana kartu itu berpindah. Kini Alisha berada tepat di depan wajah Arsya. Sangat dekat hingga mata mereka bisa diadu.

Sadar akan posisinya, Alisha segera menarik diri. Lagi-lagi kalah cepat dengan gerakan tangan Arsya yang lebih dulu menarik Alisha dan membawa gadis itu jatuh di pangkuannya.

"Kenapa kamu buru-buru, bagaimana kalau kita lewatkan satu malam saja hari ini," bisik Arsya dengan senyum menggoda.

Merasa dipermainkan dan diperlakukan tidak sopan, Alisha memberontak agar terlepas dari pria itu. Semakin Alisha ingin lepas, semakin kuat juga Arsya menahan.

"Lepas, Anda sudah keterlaluan!" sentak Alisha.

"Aku keterlaluan?" Kini tangan pria itu semakin kuat meremas lengan Alisha hingga gadis itu meringis kesakitan.

Rupanya Arsya melihat semua itu, pria itu semakin menggila melihat Alisha yang terlihat kesakitan. Bukannya berhenti, pria itu justru menikmati raut kesakitan Alisha.

"Saya bilang lepaskan saya!" teriak Alisha lagi. Namun, hanya senyum meremehkan yang Alisha dapatkan.

Alisha tidak tahan lagi, ia pun mulai berlaku kasar pada Arsya. Memberontak sekuat tenaga demi lepas dari pria kurang ajar ini.

"Aku akan melepaskanmu setelah kita bersenang-senang," ujar Arsya tanpa malu.

Alisha tahu benar maksud dari ucapan pria ini sebab itu ia berjuang melawan pria gila ini. "Lepaskan!"

Gadis itu terus berusaha menggunakan seluruh tenaganya untuk lepas dari jerat pria yang ditakutkan akan merenggut kehormatannya tersebut. Segala usaha Alisha lakukan agar terbebas dari kungkungan pria berengsek ini.

Di luar dugaan. Semakin Alisha kasar, semakin kasar juga pria itu.

"Jangan ... Saya mohon jangan lakukan apa pun pada saya," mohon Alisha ketika Arsya sudah membawa dan membantingnya ke atas ranjang.

"Kenapa baru sekarang memohon, di mana keberanian kamu kemarin saat kamu menamparku!"

Alisha teringat kejadian itu dan berpikir jika kejadian itu lah yang membuatnya berada di situasi seperti sekarang ini.

"Maafkan saya atas perlakuan saya waktu itu, saya benar-benar minta maaf." Tidak apa jika Alisha harus memohon asal bisa lepas dari pria yang siap memangsanya.

Senyum licik tergambar jelas di bibir pria itu. Tanpa peduli dengan permohonan Alisha, ia memaksa Alisha dan melakukan perbuatan bejat itu.

Alisha dipaksa menyerah oleh keadaan. Tenaganya habis untuk melawan pria seperti Arsya. Kini tak ada lagi yang tersisa selain bekas-bekas pemaksaan pria tak bermoral itu.

Tangisnya pun tak akan bisa mengembalikan keadaan.

"Alisha," suara Pakdhe Imran yang membuka pintu kamarnya membuat Alisha tertarik dari kelamnya malam nahas itu. Ia segera menghapus air matanya dan bangkit untuk melihat pria tua yang tengah berdiri di ambang pintu melihat dirinya.

"Kamu baru pulang?" tanya Imran, berjalan mendekati Alisha. Pria itu duduk tepat di samping keponakannya.

Tak lagi bisa disembunyikan. Alisha memeluk kakak dari ayahnya itu. Menangis di bahu renta yang sejak dulu menjaganya.

"Maafin, Alisha, Pakdhe ... maafin Alisha," ujarnya tergugu.

"Kamu kenapa?" tanya Imran yang tidak mengerti.

"Alisha bodoh ... Alisha bodoh, tidak bisa menjaga diri Alisha sendiri."

"Alisha, Pakdhe tidak mengerti apa yang kamu ucapakan, Nak?"

Imran mengurai pelukannya. Mendorong pelan tubuh Alisha agar bisa menatap wajah sang keponakan.

"Katakan, apa yang terjadi dan apa yang membuatmu menangis."

Air di sudut mata Alisha semakin menderas. Tak kuasa mengutarakan apa yang ia alami. Banyak hal berkecamuk dalam benaknya tentang kekecewaan yang nantinya akan pakdhenya rasakan.

"Nak, katakan pada Pakdhe apa yang membuatmu menangis," bujuk Imran.

"Alisha .... Alisha telah ternoda pakde." Dengan sesenggukan Alisha berucap.

Mata Imran membelalak, tak percaya pada apa yang baru saja ia dengar.

"Siapa ... siapa, yang melakukannya, Alisha?"

Terpopuler

Comments

revinurinsani

revinurinsani

Sabar alisha kamu kuat

2023-11-29

1

Jumadin Adin

Jumadin Adin

Alisha buat Arsya menyesal telah menodaimu,

2023-03-08

3

Tati Suwarsih Prabowi

Tati Suwarsih Prabowi

emosiiiii aqu

2023-02-22

2

lihat semua
Episodes
1 Bab.1 Taruhan
2 Bab.2 Dijebak
3 Bab.3 Ternoda
4 Bab.4 Laporan Polisi
5 Bab.5 Undangan
6 Bab.6 Pertanggungjawaban
7 Bab.7 Akad Tak Terelak
8 Bab.8 Ketakutan Malam Pertama
9 Bab.9 Jengkol
10 Bab. 10 Pindah
11 Bab.11 Nafkah Pertama
12 Bab.12 Trauma
13 Bab.13 Menunggu
14 Bab.14 Selalu Ketakutan
15 Bab.15 Skandal Medsos
16 Bab.16 Monster Tuli
17 Bab. 17 Khawatir
18 Bab.18 Pria Brengsek
19 Bab. 19 Pegang Yang Erat
20 Bab. 20 Konferensi Pers
21 Bab. 21 Semua Pura-pura
22 Bab.22 Cinta
23 Bab.23 Kaget
24 Bab.24 Rasa Bersalah
25 Bab.25 Tetap Tidak Bisa
26 Bab.26 Wedding Festival
27 Bab. 27 Barang Bekas
28 Bab.28 Tidak Tahan
29 Bab.29 Jangan Pernah Bermimpi Untuk Bercerai!
30 Bab.30 Wangi Yang Mengusik
31 Bab.31 Berubah Sikap
32 Bab.32 Memantik Api Masalah
33 Bab.33 Dua Garis
34 Bab.34 Apa Ini Ngidam?
35 Bab.35 Hubungan Ayah dan Anak
36 Bab.36 Potret
37 Bab.37 Memburu Orang
38 Bab.38 Kamu Adalah Istriku
39 Bab.39 Sikap Arsya
40 Bab.40 Gue Bisa Apa?
41 Bab.41 Terima Kasih
42 Bab.42 Vidio Kekerasan
43 Bab.43 Benihku
44 Bab. 44 Calon Lainnya
45 Bab.45 Rahasia Besar
46 Bab. 46 Serasa Tak Dianggap
47 Bab.47 Kecewa
48 Bab. 48 Orang Yang Menjijikkan
49 Bab.49 Alisha!
50 Bab.50 Kehilangan
51 Bab.51 Sesal
52 Bab.52 Takdir Tuhan
53 Bab.53 Terpuruk
54 Bab.54 Bebas
55 Bab.55 Solo
56 Bab. 56 Menjawab Lamaran
57 Bab.57 Calon Istri
58 Bab.58 Terus Tertunduk
59 Bab. 59 Fatih
60 Bab.60 Kembali Ke Jakarta
61 Bab. 61 Mantan Suami
62 Bab.62 Poster
63 Bab. 63 Saling Memikirkan
64 Bab. 64 Hilang
65 Bab. 65 Gagal Move On
66 Bab.66 Jodoh atau Kebetulan
67 Bab.67 Kembali, Akad Tak Terelak
68 Bab. 68 Pulang Ke Mana?
69 Bab.69 Memulai Awal Yang Baru
70 Bab. 70 Pagi Pertama
71 Bab.71 Malam Yang Tak Terjadi
72 Bab. 72 Pasar
73 Bab.73 Solusi
74 Bab.74 Kejutan
75 Bab.75 Malam Pertama yang Kedua Kali
76 Bab. 76 Bidadari Yang Terabaikan
77 Bab.77 Hukuman
78 Bab.78 Tingkah Konyol
79 Bab. 79 Aku Suka ....
80 Bab.80 Adegan Dewasa
81 Bab. 81 Teman lama
82 Bab.82 Badmood Day
83 Bab. 83 Inget aku, nggak?
84 Bab.84 Dipaksa Padam
85 Bab.85 Orang Ketiga
86 Bab. 86 Wanita Berambut Blonde
87 Bab.87 Jenna
88 Bab.88 Kado Dari Salwa
89 Bab.89 Terkejut
90 Bab. 90 Anggi; Patah Hati
91 Bab. 91 Budak!
92 Bab. 92 Kunjungan Ke Solo
93 Bab. 93 Ocha
94 Bab. 94 Melamar
95 Bab. 95 Siapa kamu, Jenna?
96 Bab. 96 "Semalam"
97 Bab. 97 Ingin Tahu Tentang Si Blonde
98 Bab. 98 Win-Win Solution
99 Bab. 99 Gunawan; Pria Setia atau Hanya pencitraan?
100 Bab. 100 Dokumen
101 Bab. 101 Fakta Tentang Jenna
102 Bab. 102 Bawa Aku Pergi
103 Bab.103 Situasi Yang Salah
104 Bab. 104 Jenna dan Devon
105 Bab. 105 Hmm ....
106 Bab. 106 Bertepuk Sebelah Tangan
107 Bab.107 Membujuk
108 Bab. 108 Periksa
109 Bab. 109 Akhirnya Bertemu
110 Bab. 110 Setiap Perbuatan Ada Balasannya
111 Bab. 111 Naima Jennamira
112 Bab. 112 Kekhawatiran Naima
113 Bab. 113 Cuanki
114 Bab. 114 Welcome to the World
115 Bab. 115 Akhir Bahagia
116 Ucapan Terima Kasih
117 Promo Novel Baru
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Bab.1 Taruhan
2
Bab.2 Dijebak
3
Bab.3 Ternoda
4
Bab.4 Laporan Polisi
5
Bab.5 Undangan
6
Bab.6 Pertanggungjawaban
7
Bab.7 Akad Tak Terelak
8
Bab.8 Ketakutan Malam Pertama
9
Bab.9 Jengkol
10
Bab. 10 Pindah
11
Bab.11 Nafkah Pertama
12
Bab.12 Trauma
13
Bab.13 Menunggu
14
Bab.14 Selalu Ketakutan
15
Bab.15 Skandal Medsos
16
Bab.16 Monster Tuli
17
Bab. 17 Khawatir
18
Bab.18 Pria Brengsek
19
Bab. 19 Pegang Yang Erat
20
Bab. 20 Konferensi Pers
21
Bab. 21 Semua Pura-pura
22
Bab.22 Cinta
23
Bab.23 Kaget
24
Bab.24 Rasa Bersalah
25
Bab.25 Tetap Tidak Bisa
26
Bab.26 Wedding Festival
27
Bab. 27 Barang Bekas
28
Bab.28 Tidak Tahan
29
Bab.29 Jangan Pernah Bermimpi Untuk Bercerai!
30
Bab.30 Wangi Yang Mengusik
31
Bab.31 Berubah Sikap
32
Bab.32 Memantik Api Masalah
33
Bab.33 Dua Garis
34
Bab.34 Apa Ini Ngidam?
35
Bab.35 Hubungan Ayah dan Anak
36
Bab.36 Potret
37
Bab.37 Memburu Orang
38
Bab.38 Kamu Adalah Istriku
39
Bab.39 Sikap Arsya
40
Bab.40 Gue Bisa Apa?
41
Bab.41 Terima Kasih
42
Bab.42 Vidio Kekerasan
43
Bab.43 Benihku
44
Bab. 44 Calon Lainnya
45
Bab.45 Rahasia Besar
46
Bab. 46 Serasa Tak Dianggap
47
Bab.47 Kecewa
48
Bab. 48 Orang Yang Menjijikkan
49
Bab.49 Alisha!
50
Bab.50 Kehilangan
51
Bab.51 Sesal
52
Bab.52 Takdir Tuhan
53
Bab.53 Terpuruk
54
Bab.54 Bebas
55
Bab.55 Solo
56
Bab. 56 Menjawab Lamaran
57
Bab.57 Calon Istri
58
Bab.58 Terus Tertunduk
59
Bab. 59 Fatih
60
Bab.60 Kembali Ke Jakarta
61
Bab. 61 Mantan Suami
62
Bab.62 Poster
63
Bab. 63 Saling Memikirkan
64
Bab. 64 Hilang
65
Bab. 65 Gagal Move On
66
Bab.66 Jodoh atau Kebetulan
67
Bab.67 Kembali, Akad Tak Terelak
68
Bab. 68 Pulang Ke Mana?
69
Bab.69 Memulai Awal Yang Baru
70
Bab. 70 Pagi Pertama
71
Bab.71 Malam Yang Tak Terjadi
72
Bab. 72 Pasar
73
Bab.73 Solusi
74
Bab.74 Kejutan
75
Bab.75 Malam Pertama yang Kedua Kali
76
Bab. 76 Bidadari Yang Terabaikan
77
Bab.77 Hukuman
78
Bab.78 Tingkah Konyol
79
Bab. 79 Aku Suka ....
80
Bab.80 Adegan Dewasa
81
Bab. 81 Teman lama
82
Bab.82 Badmood Day
83
Bab. 83 Inget aku, nggak?
84
Bab.84 Dipaksa Padam
85
Bab.85 Orang Ketiga
86
Bab. 86 Wanita Berambut Blonde
87
Bab.87 Jenna
88
Bab.88 Kado Dari Salwa
89
Bab.89 Terkejut
90
Bab. 90 Anggi; Patah Hati
91
Bab. 91 Budak!
92
Bab. 92 Kunjungan Ke Solo
93
Bab. 93 Ocha
94
Bab. 94 Melamar
95
Bab. 95 Siapa kamu, Jenna?
96
Bab. 96 "Semalam"
97
Bab. 97 Ingin Tahu Tentang Si Blonde
98
Bab. 98 Win-Win Solution
99
Bab. 99 Gunawan; Pria Setia atau Hanya pencitraan?
100
Bab. 100 Dokumen
101
Bab. 101 Fakta Tentang Jenna
102
Bab. 102 Bawa Aku Pergi
103
Bab.103 Situasi Yang Salah
104
Bab. 104 Jenna dan Devon
105
Bab. 105 Hmm ....
106
Bab. 106 Bertepuk Sebelah Tangan
107
Bab.107 Membujuk
108
Bab. 108 Periksa
109
Bab. 109 Akhirnya Bertemu
110
Bab. 110 Setiap Perbuatan Ada Balasannya
111
Bab. 111 Naima Jennamira
112
Bab. 112 Kekhawatiran Naima
113
Bab. 113 Cuanki
114
Bab. 114 Welcome to the World
115
Bab. 115 Akhir Bahagia
116
Ucapan Terima Kasih
117
Promo Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!