Bab.4 Laporan Polisi

Setelah pengakuannya kepada Imran, Alisha yang kala itu sudah melaporkan kejadian yang ia alami pada polisi, diantarkan oleh Imran untuk visum. Imran mendukung tindakan Alisha untuk melaporkan penjahat itu ke polisi. Bagaimanapun Arsya pantas mendapatkan hukuman atas perbuatan amoralnya.

Selain untuk memberikan efek jera pada pelaku, pelaporan kasus ini juga untuk memulihkan psikologi dari Alisha selaku korban. Sebagai korban pelecehan Alisha harus mendapat dukungan bahwa ia sangatlah berharga untuk diperlakukan buruk, sementara pelaku harus menerima hukuman atas perbuatan yang telah melukai harga diri serta kehormatan Alisha.

Sebagai seorang yang dituakan, Imran tak kurang-kurangnya memberikan dukungan pada Alisha. Dengan sabar pria tua itu mengantarkan Alisha bolak-balik ke kantor polisi.

Tak lama berselang usaha Alisha dan juga Imran pun mulai menunjukkan hasil. Pemanggilan untuk sang model pun dilakukan.

Berita dengan cepat menyebar. Banyak media baik offline maupun online yang membicarakan kasus pelecehan dengan kekerasan yang dilakukan oleh seorang Arsyanendra Bagaspati. Nama besar model itu membuat para awak media bersedia menunggu di depan kantor polisi hanya demi mencari kebenaran dari kasus pelecehan tersebut.

Banyak orang tidak menyangka jika model yang terkenal rupawan itu punya sifat bejat yang tak pantas untuk dicontoh. Namun, tidak sedikit orang juga yang masih saja membela pria itu, tentunya mereka yang berasal dari fans garis keras seorang Arsyanendra Bagaspati.

Bukan hanya di kantor polisi, para pencari berita juga langsung menyerbu kediaman Imran, rumah di mana Alisha tinggal. Alisha yang merupakan korban juga tak luput dari buruan media. Banyak yang ingin tahu tentang siapa gadis yang sudah membuat seorang Arsya bisa setega itu.

"Lihat, tu, Pak, banyak sekali wartawan yang menunggu di depan rumah kita. Ibu, malu, Pak," ujar Laras setelah mengintip dibalik tirai jendela. Ia berjalan menghampiri suami dan keponakannya yang duduk di bangku kayu di ruang tamu mereka.

"Ini semua gara-gara keponakan Bapak yang tidak tahu diuntung ini. Ibu mau keluar buat belanja benang jahit saja susah. Kalau mau terkenal itu mbok ya dengan prestasi, bukan malah karena kasus diperkosa."

"Buk!" hardik Imran. "Jaga bicara Ibu, Alisha juga tidak mau berada di posisi ini!"

"Halah, kalau dia tidak mau diperkosa, untuk apa dia datang malam-malam ke hotel menemui lelaki yang tidak dia kenal. Itu kan aneh, kecuali memang keponakan Bapak itu, gatel!"

"Buk!" Imran kembali meninggikan suaranya. Istrinya ini tidak ada empati sama sekali pada Alisha. Kata-katanya setajam belati.

Alisha yang menjadi topik pembicaraan hanya mampu menunduk dan terdiam. Menahan air mata yang ingin keluar. Bahkan setelah menjadi korban, ia tetap disalahkan. Bukan hanya Budhenya tapi juga banyak penggemar dari sang model ikut-ikutan menghujatnya. Melabelinya sebagai wanita murahan. Ia juga dituduh telah menggoda dan menjebak Arsya.

Sementara itu di sebuah ruangan di kantor polisi, seorang pria paruh baya tengah meluapkan emosinya pada sang putra.

Plak

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi kiri Arsya. Ini bukan yang pertama sebelumnya pria itu sudah menghadiahi sang putra dengan bogem-bogem mentahnya.

"Pa, sudah, hentikan!" mohon Sarah pada sang suami.

"Ini kantor polisi, Pa."

Pria bernama Surya tersebut langsung menarik diri. Ia segera duduk di bangku berwarna merah dan mulai mengatur napasnya yang terengah. Tatapan tajamnya masih tertuju pada Arsya yang terlihat diam tak berkutik. Pasrah menerima setiap pukulan yang dilayangkan papanya.

Kesempatan ini dimanfaatkan Sarah untuk mendekati putra pertamanya itu. "Arsya ...." Sarah menyentuh sudut bibir putranya yang berdarah. Ia juga mengusap pipi Arsya yang terlihat memar karena ulah suaminya.

"Ambilkan obat di mobil!" Sarah memerintah pada ajudannya.

"Tidak usah!" seru Surya ketika sang ajudan hendak pergi memenuhi perintah Sarah.

"Pa ...."

"Kenapa, apa kamu pikir luka itu sebanding dengan apa yang sudah dia perbuat pada gadis malang itu! Tidak, itu belum seberapa, harusnya aku membuat dia jera dengan mematahkan kaki atau ta ...."

"Pa ...," potong Sarah cepat. "Kenapa Papa tega bicara seperti itu pada anak Papa sendiri. Arsya ini anak kita, Pa, darah daging kita," ujar Sarah emosi.

"Aku lebih baik tidak punya anak dari pada harus memiliki anak sebejat dia!" Jari telunjuk Surya mengarah pada sang putra.

Sarah menangis pilu mendengar apa yang baru saja suaminya katakan. "Arsya memang salah, Pa, tapi setiap kesalahan selalu bisa diperbaiki. Arsya akan berubah untuk menebus kesalahannya. Iya, kan, Sayang?" Kembali Sarah mengusap lembut wajah anaknya.

Perlakuan Sarah pada Arsya membuat Surya hanya bisa memijit pelipisnya. Amarahnya semakin bertambah ketika pandangannya beralih pada putranya itu.

"Hotman, bagaimana langkah hukum selanjutnya?" Untuk mengalihkan emosinya, Surya mengajak Hotman—pengacaranya untuk meminta saran.

"Saya rasa apa yang dihadapi Mas Arsya cukup berat, Pak. Sebab gadis itu punya cukup bukti untuk menjerat Mas Arsya. Setelah malam itu, gadis itu langsung membuat laporan polisi dengan menyertakan bukti yang ia bawa dari hotel tempat kejadian perkara. CCTV hotel tersebut, juga check ini atas nama Mas Arsya semakin memperkuat semuanya, belum lagi visum yang telah membuktikan adanya kekerasan yang dilakukan oleh Mas Arsya." Hotman melirik Arsya dan juga Sarah yang tengah memperhatikannya.

"Apa ada upaya lain untuk membebaskan bajingan ini dari tempat ini?" Meski marah dan benci dengan kelakuan putranya, Surya tetap tidak ingin jika Arsya mendekam dibalik jeruji besi.

"Mungkin kita bisa membujuk gadis itu untuk mencabut laporannya, meskipun menurut saya harapannya cukup tipis."

"Kamu sudah cari informasi tentang gadis itu?"

"Sudah, Pak."

"Anton!" seru Surya pada ajudannya.

"Siap, Pak!"

"Kamu cari gadis itu dan bawa dia, aku ingin bicara."

"Siap, Pak!"

Sarah yang sejak tadi hanya jadi pendengar langsung memeluk putranya. Terbersit sedikit kebahagiaan dalam hatinya. Ia yakin semarah apa pun suaminya, pria itu tidak akan tega membiarkan putranya ditahan.

"Ayo, kita pulang!" ajak Surya. Ia segera mengambil jas yang sebelumnya ia tanggalkan saat menghajar putranya itu.

"Tapi, Pa, Arsya ...."

"Biarkan dia menginap di sini sebagai pelajaran baginya."

"Kamu kuat, ya, Sayang. Mama sama Papa akan berusaha membebaskan kamu dari tempat ini. Malam ini kamu di sini dulu, ya," pesan Sarah sebelum meninggalkan putra tersayangnya.

Surya dan istrinya juga pengacara segera meninggalkan ruangan itu. Sebelum pergi ia mengucapkan terima kasih pada pihak kepolisian yang sudah memberikan waktu khusus untuknya juga putranya. Ia juga menitipkan sang putra sampai ia bisa menemukan jalan untuk membebaskan putranya tersebut.

"Bagaimanapun caranya, kamu harus bawa gadis itu ke hadapanku. Aku ingin semua segera berakhir," titah Surya.

"Siap, Pak!"

Terpopuler

Comments

Shanty

Shanty

w.o.w bang Hotman hadir 😅

2023-11-14

1

Fikha Clara

Fikha Clara

Hotman Paris kh😅

2023-09-02

1

shadowone

shadowone

Hotman Paris🤣🤣🤣

2023-08-20

1

lihat semua
Episodes
1 Bab.1 Taruhan
2 Bab.2 Dijebak
3 Bab.3 Ternoda
4 Bab.4 Laporan Polisi
5 Bab.5 Undangan
6 Bab.6 Pertanggungjawaban
7 Bab.7 Akad Tak Terelak
8 Bab.8 Ketakutan Malam Pertama
9 Bab.9 Jengkol
10 Bab. 10 Pindah
11 Bab.11 Nafkah Pertama
12 Bab.12 Trauma
13 Bab.13 Menunggu
14 Bab.14 Selalu Ketakutan
15 Bab.15 Skandal Medsos
16 Bab.16 Monster Tuli
17 Bab. 17 Khawatir
18 Bab.18 Pria Brengsek
19 Bab. 19 Pegang Yang Erat
20 Bab. 20 Konferensi Pers
21 Bab. 21 Semua Pura-pura
22 Bab.22 Cinta
23 Bab.23 Kaget
24 Bab.24 Rasa Bersalah
25 Bab.25 Tetap Tidak Bisa
26 Bab.26 Wedding Festival
27 Bab. 27 Barang Bekas
28 Bab.28 Tidak Tahan
29 Bab.29 Jangan Pernah Bermimpi Untuk Bercerai!
30 Bab.30 Wangi Yang Mengusik
31 Bab.31 Berubah Sikap
32 Bab.32 Memantik Api Masalah
33 Bab.33 Dua Garis
34 Bab.34 Apa Ini Ngidam?
35 Bab.35 Hubungan Ayah dan Anak
36 Bab.36 Potret
37 Bab.37 Memburu Orang
38 Bab.38 Kamu Adalah Istriku
39 Bab.39 Sikap Arsya
40 Bab.40 Gue Bisa Apa?
41 Bab.41 Terima Kasih
42 Bab.42 Vidio Kekerasan
43 Bab.43 Benihku
44 Bab. 44 Calon Lainnya
45 Bab.45 Rahasia Besar
46 Bab. 46 Serasa Tak Dianggap
47 Bab.47 Kecewa
48 Bab. 48 Orang Yang Menjijikkan
49 Bab.49 Alisha!
50 Bab.50 Kehilangan
51 Bab.51 Sesal
52 Bab.52 Takdir Tuhan
53 Bab.53 Terpuruk
54 Bab.54 Bebas
55 Bab.55 Solo
56 Bab. 56 Menjawab Lamaran
57 Bab.57 Calon Istri
58 Bab.58 Terus Tertunduk
59 Bab. 59 Fatih
60 Bab.60 Kembali Ke Jakarta
61 Bab. 61 Mantan Suami
62 Bab.62 Poster
63 Bab. 63 Saling Memikirkan
64 Bab. 64 Hilang
65 Bab. 65 Gagal Move On
66 Bab.66 Jodoh atau Kebetulan
67 Bab.67 Kembali, Akad Tak Terelak
68 Bab. 68 Pulang Ke Mana?
69 Bab.69 Memulai Awal Yang Baru
70 Bab. 70 Pagi Pertama
71 Bab.71 Malam Yang Tak Terjadi
72 Bab. 72 Pasar
73 Bab.73 Solusi
74 Bab.74 Kejutan
75 Bab.75 Malam Pertama yang Kedua Kali
76 Bab. 76 Bidadari Yang Terabaikan
77 Bab.77 Hukuman
78 Bab.78 Tingkah Konyol
79 Bab. 79 Aku Suka ....
80 Bab.80 Adegan Dewasa
81 Bab. 81 Teman lama
82 Bab.82 Badmood Day
83 Bab. 83 Inget aku, nggak?
84 Bab.84 Dipaksa Padam
85 Bab.85 Orang Ketiga
86 Bab. 86 Wanita Berambut Blonde
87 Bab.87 Jenna
88 Bab.88 Kado Dari Salwa
89 Bab.89 Terkejut
90 Bab. 90 Anggi; Patah Hati
91 Bab. 91 Budak!
92 Bab. 92 Kunjungan Ke Solo
93 Bab. 93 Ocha
94 Bab. 94 Melamar
95 Bab. 95 Siapa kamu, Jenna?
96 Bab. 96 "Semalam"
97 Bab. 97 Ingin Tahu Tentang Si Blonde
98 Bab. 98 Win-Win Solution
99 Bab. 99 Gunawan; Pria Setia atau Hanya pencitraan?
100 Bab. 100 Dokumen
101 Bab. 101 Fakta Tentang Jenna
102 Bab. 102 Bawa Aku Pergi
103 Bab.103 Situasi Yang Salah
104 Bab. 104 Jenna dan Devon
105 Bab. 105 Hmm ....
106 Bab. 106 Bertepuk Sebelah Tangan
107 Bab.107 Membujuk
108 Bab. 108 Periksa
109 Bab. 109 Akhirnya Bertemu
110 Bab. 110 Setiap Perbuatan Ada Balasannya
111 Bab. 111 Naima Jennamira
112 Bab. 112 Kekhawatiran Naima
113 Bab. 113 Cuanki
114 Bab. 114 Welcome to the World
115 Bab. 115 Akhir Bahagia
116 Ucapan Terima Kasih
117 Promo Novel Baru
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Bab.1 Taruhan
2
Bab.2 Dijebak
3
Bab.3 Ternoda
4
Bab.4 Laporan Polisi
5
Bab.5 Undangan
6
Bab.6 Pertanggungjawaban
7
Bab.7 Akad Tak Terelak
8
Bab.8 Ketakutan Malam Pertama
9
Bab.9 Jengkol
10
Bab. 10 Pindah
11
Bab.11 Nafkah Pertama
12
Bab.12 Trauma
13
Bab.13 Menunggu
14
Bab.14 Selalu Ketakutan
15
Bab.15 Skandal Medsos
16
Bab.16 Monster Tuli
17
Bab. 17 Khawatir
18
Bab.18 Pria Brengsek
19
Bab. 19 Pegang Yang Erat
20
Bab. 20 Konferensi Pers
21
Bab. 21 Semua Pura-pura
22
Bab.22 Cinta
23
Bab.23 Kaget
24
Bab.24 Rasa Bersalah
25
Bab.25 Tetap Tidak Bisa
26
Bab.26 Wedding Festival
27
Bab. 27 Barang Bekas
28
Bab.28 Tidak Tahan
29
Bab.29 Jangan Pernah Bermimpi Untuk Bercerai!
30
Bab.30 Wangi Yang Mengusik
31
Bab.31 Berubah Sikap
32
Bab.32 Memantik Api Masalah
33
Bab.33 Dua Garis
34
Bab.34 Apa Ini Ngidam?
35
Bab.35 Hubungan Ayah dan Anak
36
Bab.36 Potret
37
Bab.37 Memburu Orang
38
Bab.38 Kamu Adalah Istriku
39
Bab.39 Sikap Arsya
40
Bab.40 Gue Bisa Apa?
41
Bab.41 Terima Kasih
42
Bab.42 Vidio Kekerasan
43
Bab.43 Benihku
44
Bab. 44 Calon Lainnya
45
Bab.45 Rahasia Besar
46
Bab. 46 Serasa Tak Dianggap
47
Bab.47 Kecewa
48
Bab. 48 Orang Yang Menjijikkan
49
Bab.49 Alisha!
50
Bab.50 Kehilangan
51
Bab.51 Sesal
52
Bab.52 Takdir Tuhan
53
Bab.53 Terpuruk
54
Bab.54 Bebas
55
Bab.55 Solo
56
Bab. 56 Menjawab Lamaran
57
Bab.57 Calon Istri
58
Bab.58 Terus Tertunduk
59
Bab. 59 Fatih
60
Bab.60 Kembali Ke Jakarta
61
Bab. 61 Mantan Suami
62
Bab.62 Poster
63
Bab. 63 Saling Memikirkan
64
Bab. 64 Hilang
65
Bab. 65 Gagal Move On
66
Bab.66 Jodoh atau Kebetulan
67
Bab.67 Kembali, Akad Tak Terelak
68
Bab. 68 Pulang Ke Mana?
69
Bab.69 Memulai Awal Yang Baru
70
Bab. 70 Pagi Pertama
71
Bab.71 Malam Yang Tak Terjadi
72
Bab. 72 Pasar
73
Bab.73 Solusi
74
Bab.74 Kejutan
75
Bab.75 Malam Pertama yang Kedua Kali
76
Bab. 76 Bidadari Yang Terabaikan
77
Bab.77 Hukuman
78
Bab.78 Tingkah Konyol
79
Bab. 79 Aku Suka ....
80
Bab.80 Adegan Dewasa
81
Bab. 81 Teman lama
82
Bab.82 Badmood Day
83
Bab. 83 Inget aku, nggak?
84
Bab.84 Dipaksa Padam
85
Bab.85 Orang Ketiga
86
Bab. 86 Wanita Berambut Blonde
87
Bab.87 Jenna
88
Bab.88 Kado Dari Salwa
89
Bab.89 Terkejut
90
Bab. 90 Anggi; Patah Hati
91
Bab. 91 Budak!
92
Bab. 92 Kunjungan Ke Solo
93
Bab. 93 Ocha
94
Bab. 94 Melamar
95
Bab. 95 Siapa kamu, Jenna?
96
Bab. 96 "Semalam"
97
Bab. 97 Ingin Tahu Tentang Si Blonde
98
Bab. 98 Win-Win Solution
99
Bab. 99 Gunawan; Pria Setia atau Hanya pencitraan?
100
Bab. 100 Dokumen
101
Bab. 101 Fakta Tentang Jenna
102
Bab. 102 Bawa Aku Pergi
103
Bab.103 Situasi Yang Salah
104
Bab. 104 Jenna dan Devon
105
Bab. 105 Hmm ....
106
Bab. 106 Bertepuk Sebelah Tangan
107
Bab.107 Membujuk
108
Bab. 108 Periksa
109
Bab. 109 Akhirnya Bertemu
110
Bab. 110 Setiap Perbuatan Ada Balasannya
111
Bab. 111 Naima Jennamira
112
Bab. 112 Kekhawatiran Naima
113
Bab. 113 Cuanki
114
Bab. 114 Welcome to the World
115
Bab. 115 Akhir Bahagia
116
Ucapan Terima Kasih
117
Promo Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!