Di sebuah masjid yang tak jauh dari kawasan elite perumahan milik Surya Bagaspati, Alisha terduduk dalam diam. Inilah bukti akhir dari perjuangannya. Ia dipaksa menyerah oleh lingkungan.
Nama baik Pakdhe dan Budhenya lah yang menjadi pertimbangan terbesarnya. Ia tak ingin membuat kedua orang tua itu semakin terpojok oleh gunjingan-gunjingan para tetangga.
Perdebatan antara Pakdhe dan Budhe mengenai masa depannya yang suram, membuat Alisha menarik laporan dan menerima pinangan dari pria yang telah menodainya tersebut. Pun dengan banyaknya omongan orang yang menyudutkannya jika ia menolak pertanggungjawaban dari Arsya.
Di sinilah ia sekarang. Dalam kesunyian tak bertepi. Dalam bias rasa yang tak bisa dibagi. Duduk bersimpuh, bersanding dalam khidmat. Untuk menyatu dalam sebuah akad.
Tak ada senyum yang menghiasi bibir Alisha, pun dengan Arsya. Setelah segala bujuk rayu yang terlontar, pria itu pun setuju untuk duduk di depan penghulu bersama dengan ayahnya dan dua orang saksi.
Dengan lantang dan tegas pria itu mengucap kalimat sakral untuk menghalalkan Alisha. Seruan kata 'sah' dari saksi dan seluruh yang hadir menjadi bukti bahwa kini hubungan antara dua insan itu sudah terjalin. Disaksikan oleh para malaikat dan juga hadirin.
"Alisha," panggil Imran.
Wanita dengan gamis berwarna putih serta hijab senada yang membuatnya terlihat begitu cantik dari kebiasaan itu berjalan perlahan memenuhi panggilan dari wali nikahnya tersebut.
Tak banyak yang hadir, tapi cukup untuk membuat Alisha menunduk malu. Dengan dituntun oleh Laras, Alisha duduk tepat di samping Arsya.
Pria itu langsung mengulurkan tangannya, tapi tak mendapat sambutan dari Alisha. Gadis itu bergeming dalam ketakutan.
"Alisha, ayo," bisik Laras ketika keponakannya itu terdiam dan tak segera menyambut tangan mempelai pria.
Alisha mendongak, sedetik kemudian ia menunduk. Gemetar di tangannya terlihat jelas ketika ia mengulurkan tangan berhias henna itu. Belum sampai tangan itu bersambut, Alisha menarik kembali tangannya.
"Alisha," bisik Laras lagi. kali ini dengan nada penuh penekanan. "Cium tangan suami kamu," imbuhnya.
Entah mengapa, gadis itu tidak segera menurut. Ia tetap bergeming menahan getar hebat pada tubuhnya. Hingga Laras mengambil paksa tangan Alisha dan mengulurkannya untuk menyambut tangan Arsya.
Tentu hal itu membuat Alisha terperanjat. Terlebih ketika tangannya telah menyatu dengan tangan suaminya. Gemetar hebat tak mampu lagi ia sembunyikan.
"Buruan cium!" Laras kembali memerintah ketika keponakannya itu justru kembali bergeming dan tak segera mencium tangan Arsya.
Alisha menoleh sekejap pada Laras yang berada tepat di sampingnya. Melihat mata Budhenya yang mendelik, Alisha lalu mencium tangan pria yang telah sah menjadi suaminya tersebut.
Hatinya bergetar hebat kala hidungnya menyentuh punggung tangan sang suami. Air mata mendadak luruh, seolah menjadi saksi betapa akad ini tak terelak lagi.
Semua yang hadir tersenyum bahagia menyaksikan bersatunya dua insan dalam ikatan suci pernikahan. Banyak doa teriring semoga ikatan ini berlangsung hingga ke surga.
"Selamat, ya, Alisha ... semoga pernikahanmu dipenuhi kebahagiaan. Sekarang Pakdhe akan tenang jika bertemu dengan Yusuf, karena Pakdhe sudah menjalankan amanatnya untuk mengantarkanmu pada pernikahan," ujar Imran ketika acara ijab qobul sudah berakhir.
Tak bisa berkata-kata, Alisha hanya mengulas senyum tipis di bibirnya.
"Ingat, sekarang kamu sudah menjadi istri dan menantu dari seseorang. Jaga nama baik suami juga keluarga barumu nanti. Jangan bikin malu." Pesan Laras, yang diucapkan dengan nada khasnya yang judes.
Acara tak berlangsung lama, setelah ijab qabul tersebut. Alisha langsung dibawa ke kediaman Surya Bagaspati.
Banyak wartawan yang sudah menunggu di pelataran masjid, namun dihalangi masuk oleh anak buah Surya. Alasan agar suasana menjadi khidmat, melarang para awak media untuk meliput acara ijab qobul yang telah dinanti-nantikan oleh banyak orang tersebut.
"Mas Arsya, boleh berikan sedikit keterangan tentang pernikahan ini. Apakah ini adalah cara Mas Arsya untuk terbebas dari jerat hukum?" Pertanyaan dari salah seorang wartawan terlontar ketika Arsya dan Alisha mulai keluar dari masjid.
Alisha yang belum terbiasa dengan kerumunan para wartawan justru berhenti ketika para pencari berita itu menghadang mereka, dan melontarkan banyak tanya tentang pernikahan yang dianggap sebagai jalan lari oleh Arsya dari tuduhan dan hukuman.
"Mbak Alisha, apa yang membuat Anda mendadak mencabut laporan dan menerima pernikahan ini?" tanya wartawan lainnya.
Melihat istrinya yang terdiam, Arsya langsung menggandeng tangan Alisha dan menariknya untuk segera menuju ke mobil. Tanpa menghiraukan pertanyaan-pertanyaan dari para awak media tentunya. Alisha yang masih terpaku pada kerumunan para wartawan sedikit tersentak ketika tangan Arsya menggenggamnya erat, dan membawanya pergi dari lontaran pertanyaan-pertanyaan yang mungkin tak mampu ia jawab.
Mobil melaju menuju perumahan dengan gerbang tinggi menjulang serta banyak penjaga di depannya. Rupanya tak hanya di masjid tadi, di kediaman Surya pun para awak media sudah menunggu untuk mendapatkan berita. Situasi di rumah Surya jauh lebih kondusif karena para pencari berita hanya mampu berdiri di depan gerbang dan tak bisa masuk saking ketatnya penjagaan di rumah itu.
Kedatangan Arsya dan orang tuanya hampir bersamaan. Arsya dan Alisha lebih dulu masuk ke dalam rumah yang kemudian disusul oleh Sarah dan Surya.
Sarah memeluk Alisha, dan berkata, "Selamat ya, semoga Allah menjaga pernikahan kalian dan meliputinya dengan kebahagiaan."
"Terima kasih, Bu," lirih Alisha.
"Bukan, Bu tapi Mama. Sekarang kamu sudah menjadi istri Arsya, itu artinya kamu juga anak Mama. Panggil Mama," ujar Sarah.
"Iya, Ma."
"Mama tahu kamu pasti lelah, sekarang biar Arsya yang mengantarmu ke kamar." Sarah melirik putranya.
Terlihat malas menuruti ucapan mamanya tapi akan lebih baik juga jika ia berada di kamar dari pada harus melihat orang tuanya, Arsya pun patuh. Ia berjalan lebih dulu tanpa mengajak Alisha.
"Arsya!" seru Sarah. "Ajak dong istri kamu."
Arsya memutar bola matanya malas lalu menatap Alisha. "Apa kamu tidak dengar kalau dari tadi Mama nyuruh kamu istirahat? Ngapain masih diam di situ?" Ucapan ketus pria itu tak berubah. Masih sama seperti dulu saat mereka pertama bertemu.
"Arsya!" seru Sarah lagi. "Itu koper istri kamu, kenapa nggak kamu bawa?"
Sebelum Arsya kembali memperlihatkan rasa tidak sukanya, Alisha langsung menghampiri kopernya sendiri. "Nggak apa, Ma, biar Alisha yang bawa." Segera Alisha menarik koper tersebut mengikuti ke mana Arsya berjalan.
Sebuah ruangan yang sangat luas menurut Alisha untuk ukuran kamar tidur. Interior yang sangat kental dengan nuansa hitam dan putih tersebut membuat Alisha sedikit takut untuk memasukinya.
Namun, berbeda dengan aroma yang menguar dari ruangan itu. Khas sekali dengan aroma citrus dan musk. Membuat Alisha terbuai dengan wanginya yang menenangkan.
"Ini kamarku, dan mulai sekarang kamu akan menumpang di sini," ujar Arsya yang membuat Alisha tersentak.
Ia bahkan belum memasuki kamar itu tapi pria ini sudah mengatakan tentang statusnya di kamar ini. Numpang!
"Mama sudah mengatur semuanya, ada lemari kosong di sana untuk meletakkan barang-barangmu, tapi aku harap kamu tidak menjadikannya satu dengan barang-barang milikku. Aku tidak mau barang-barangku bercampur dengan milik orang lain," sambungnya tanpa memikirkan perasaan Alisha.
Seperti apa yang Arsya katakan. Setelah memasuki kamar tersebut, Alisha mulai menatap baju-bajunya di tempat kosong yang sudah disediakan tanpa menyentuh barang-barang pria itu. Selesai menata baju, Alisha memutuskan untuk membersihkan diri di kamar mandi.
Tak melihat adanya pintu kamar mandi, Alisha memberanikan diri untuk bertanya, "Maaf, di mana kamar mandinya. Aku ingin membersihkan diri."
Arsya yang sejak tadi rebahan di atas ranjang sedikit mendongak. "Apa kau berusaha menggodaku dengan mengatakan kalau kau ingin mandi?"
"Apa?" Tentu Alisha kaget. Dia bertanya tentang kamar mandi dan pria ini mengartikan bahwa dirinya berniat menggoda.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Ririn Nursisminingsih
ayoo alisha jg mudah ditindas
2023-12-17
0
Nengmela 😘
ihhh aku sebel sama Arsya, gak ada cool nya banget!!! jadi tolong kamu nyadar ya... buat alisya tolong semangat demi aku xixixi
2023-02-25
4
Tati Suwarsih Prabowi
mulutnya pedas kayak bon cabe...
2023-02-22
2