Bab.7 Akad Tak Terelak

Di sebuah masjid yang tak jauh dari kawasan elite perumahan milik Surya Bagaspati, Alisha terduduk dalam diam. Inilah bukti akhir dari perjuangannya. Ia dipaksa menyerah oleh lingkungan.

Nama baik Pakdhe dan Budhenya lah yang menjadi pertimbangan terbesarnya. Ia tak ingin membuat kedua orang tua itu semakin terpojok oleh gunjingan-gunjingan para tetangga.

Perdebatan antara Pakdhe dan Budhe mengenai masa depannya yang suram, membuat Alisha menarik laporan dan menerima pinangan dari pria yang telah menodainya tersebut. Pun dengan banyaknya omongan orang yang menyudutkannya jika ia menolak pertanggungjawaban dari Arsya.

Di sinilah ia sekarang. Dalam kesunyian tak bertepi. Dalam bias rasa yang tak bisa dibagi. Duduk bersimpuh, bersanding dalam khidmat. Untuk menyatu dalam sebuah akad.

Tak ada senyum yang menghiasi bibir Alisha, pun dengan Arsya. Setelah segala bujuk rayu yang terlontar, pria itu pun setuju untuk duduk di depan penghulu bersama dengan ayahnya dan dua orang saksi.

Dengan lantang dan tegas pria itu mengucap kalimat sakral untuk menghalalkan Alisha. Seruan kata 'sah' dari saksi dan seluruh yang hadir menjadi bukti bahwa kini hubungan antara dua insan itu sudah terjalin. Disaksikan oleh para malaikat dan juga hadirin.

"Alisha," panggil Imran.

Wanita dengan gamis berwarna putih serta hijab senada yang membuatnya terlihat begitu cantik dari kebiasaan itu berjalan perlahan memenuhi panggilan dari wali nikahnya tersebut.

Tak banyak yang hadir, tapi cukup untuk membuat Alisha menunduk malu. Dengan dituntun oleh Laras, Alisha duduk tepat di samping Arsya.

Pria itu langsung mengulurkan tangannya, tapi tak mendapat sambutan dari Alisha. Gadis itu bergeming dalam ketakutan.

"Alisha, ayo," bisik Laras ketika keponakannya itu terdiam dan tak segera menyambut tangan mempelai pria.

Alisha mendongak, sedetik kemudian ia menunduk. Gemetar di tangannya terlihat jelas ketika ia mengulurkan tangan berhias henna itu. Belum sampai tangan itu bersambut, Alisha menarik kembali tangannya.

"Alisha," bisik Laras lagi. kali ini dengan nada penuh penekanan. "Cium tangan suami kamu," imbuhnya.

Entah mengapa, gadis itu tidak segera menurut. Ia tetap bergeming menahan getar hebat pada tubuhnya. Hingga Laras mengambil paksa tangan Alisha dan mengulurkannya untuk menyambut tangan Arsya.

Tentu hal itu membuat Alisha terperanjat. Terlebih ketika tangannya telah menyatu dengan tangan suaminya. Gemetar hebat tak mampu lagi ia sembunyikan.

"Buruan cium!" Laras kembali memerintah ketika keponakannya itu justru kembali bergeming dan tak segera mencium tangan Arsya.

Alisha menoleh sekejap pada Laras yang berada tepat di sampingnya. Melihat mata Budhenya yang mendelik, Alisha lalu mencium tangan pria yang telah sah menjadi suaminya tersebut.

Hatinya bergetar hebat kala hidungnya menyentuh punggung tangan sang suami. Air mata mendadak luruh, seolah menjadi saksi betapa akad ini tak terelak lagi.

Semua yang hadir tersenyum bahagia menyaksikan bersatunya dua insan dalam ikatan suci pernikahan. Banyak doa teriring semoga ikatan ini berlangsung hingga ke surga.

"Selamat, ya, Alisha ... semoga pernikahanmu dipenuhi kebahagiaan. Sekarang Pakdhe akan tenang jika bertemu dengan Yusuf, karena Pakdhe sudah menjalankan amanatnya untuk mengantarkanmu pada pernikahan," ujar Imran ketika acara ijab qobul sudah berakhir.

Tak bisa berkata-kata, Alisha hanya mengulas senyum tipis di bibirnya.

"Ingat, sekarang kamu sudah menjadi istri dan menantu dari seseorang. Jaga nama baik suami juga keluarga barumu nanti. Jangan bikin malu." Pesan Laras, yang diucapkan dengan nada khasnya yang judes.

Acara tak berlangsung lama, setelah ijab qabul tersebut. Alisha langsung dibawa ke kediaman Surya Bagaspati.

Banyak wartawan yang sudah menunggu di pelataran masjid, namun dihalangi masuk oleh anak buah Surya. Alasan agar suasana menjadi khidmat, melarang para awak media untuk meliput acara ijab qobul yang telah dinanti-nantikan oleh banyak orang tersebut.

"Mas Arsya, boleh berikan sedikit keterangan tentang pernikahan ini. Apakah ini adalah cara Mas Arsya untuk terbebas dari jerat hukum?" Pertanyaan dari salah seorang wartawan terlontar ketika Arsya dan Alisha mulai keluar dari masjid.

Alisha yang belum terbiasa dengan kerumunan para wartawan justru berhenti ketika para pencari berita itu menghadang mereka, dan melontarkan banyak tanya tentang pernikahan yang dianggap sebagai jalan lari oleh Arsya dari tuduhan dan hukuman.

"Mbak Alisha, apa yang membuat Anda mendadak mencabut laporan dan menerima pernikahan ini?" tanya wartawan lainnya.

Melihat istrinya yang terdiam, Arsya langsung menggandeng tangan Alisha dan menariknya untuk segera menuju ke mobil. Tanpa menghiraukan pertanyaan-pertanyaan dari para awak media tentunya. Alisha yang masih terpaku pada kerumunan para wartawan sedikit tersentak ketika tangan Arsya menggenggamnya erat, dan membawanya pergi dari lontaran pertanyaan-pertanyaan yang mungkin tak mampu ia jawab.

Mobil melaju menuju perumahan dengan gerbang tinggi menjulang serta banyak penjaga di depannya. Rupanya tak hanya di masjid tadi, di kediaman Surya pun para awak media sudah menunggu untuk mendapatkan berita. Situasi di rumah Surya jauh lebih kondusif karena para pencari berita hanya mampu berdiri di depan gerbang dan tak bisa masuk saking ketatnya penjagaan di rumah itu.

Kedatangan Arsya dan orang tuanya hampir bersamaan. Arsya dan Alisha lebih dulu masuk ke dalam rumah yang kemudian disusul oleh Sarah dan Surya.

Sarah memeluk Alisha, dan berkata, "Selamat ya, semoga Allah menjaga pernikahan kalian dan meliputinya dengan kebahagiaan."

"Terima kasih, Bu," lirih Alisha.

"Bukan, Bu tapi Mama. Sekarang kamu sudah menjadi istri Arsya, itu artinya kamu juga anak Mama. Panggil Mama," ujar Sarah.

"Iya, Ma."

"Mama tahu kamu pasti lelah, sekarang biar Arsya yang mengantarmu ke kamar." Sarah melirik putranya.

Terlihat malas menuruti ucapan mamanya tapi akan lebih baik juga jika ia berada di kamar dari pada harus melihat orang tuanya, Arsya pun patuh. Ia berjalan lebih dulu tanpa mengajak Alisha.

"Arsya!" seru Sarah. "Ajak dong istri kamu."

Arsya memutar bola matanya malas lalu menatap Alisha. "Apa kamu tidak dengar kalau dari tadi Mama nyuruh kamu istirahat? Ngapain masih diam di situ?" Ucapan ketus pria itu tak berubah. Masih sama seperti dulu saat mereka pertama bertemu.

"Arsya!" seru Sarah lagi. "Itu koper istri kamu, kenapa nggak kamu bawa?"

Sebelum Arsya kembali memperlihatkan rasa tidak sukanya, Alisha langsung menghampiri kopernya sendiri. "Nggak apa, Ma, biar Alisha yang bawa." Segera Alisha menarik koper tersebut mengikuti ke mana Arsya berjalan.

Sebuah ruangan yang sangat luas menurut Alisha untuk ukuran kamar tidur. Interior yang sangat kental dengan nuansa hitam dan putih tersebut membuat Alisha sedikit takut untuk memasukinya.

Namun, berbeda dengan aroma yang menguar dari ruangan itu. Khas sekali dengan aroma citrus dan musk. Membuat Alisha terbuai dengan wanginya yang menenangkan.

"Ini kamarku, dan mulai sekarang kamu akan menumpang di sini," ujar Arsya yang membuat Alisha tersentak.

Ia bahkan belum memasuki kamar itu tapi pria ini sudah mengatakan tentang statusnya di kamar ini. Numpang!

"Mama sudah mengatur semuanya, ada lemari kosong di sana untuk meletakkan barang-barangmu, tapi aku harap kamu tidak menjadikannya satu dengan barang-barang milikku. Aku tidak mau barang-barangku bercampur dengan milik orang lain," sambungnya tanpa memikirkan perasaan Alisha.

Seperti apa yang Arsya katakan. Setelah memasuki kamar tersebut, Alisha mulai menatap baju-bajunya di tempat kosong yang sudah disediakan tanpa menyentuh barang-barang pria itu. Selesai menata baju, Alisha memutuskan untuk membersihkan diri di kamar mandi.

Tak melihat adanya pintu kamar mandi, Alisha memberanikan diri untuk bertanya, "Maaf, di mana kamar mandinya. Aku ingin membersihkan diri."

Arsya yang sejak tadi rebahan di atas ranjang sedikit mendongak. "Apa kau berusaha menggodaku dengan mengatakan kalau kau ingin mandi?"

"Apa?" Tentu Alisha kaget. Dia bertanya tentang kamar mandi dan pria ini mengartikan bahwa dirinya berniat menggoda.

Terpopuler

Comments

Ririn Nursisminingsih

Ririn Nursisminingsih

ayoo alisha jg mudah ditindas

2023-12-17

0

Nengmela 😘

Nengmela 😘

ihhh aku sebel sama Arsya, gak ada cool nya banget!!! jadi tolong kamu nyadar ya... buat alisya tolong semangat demi aku xixixi

2023-02-25

4

Tati Suwarsih Prabowi

Tati Suwarsih Prabowi

mulutnya pedas kayak bon cabe...

2023-02-22

2

lihat semua
Episodes
1 Bab.1 Taruhan
2 Bab.2 Dijebak
3 Bab.3 Ternoda
4 Bab.4 Laporan Polisi
5 Bab.5 Undangan
6 Bab.6 Pertanggungjawaban
7 Bab.7 Akad Tak Terelak
8 Bab.8 Ketakutan Malam Pertama
9 Bab.9 Jengkol
10 Bab. 10 Pindah
11 Bab.11 Nafkah Pertama
12 Bab.12 Trauma
13 Bab.13 Menunggu
14 Bab.14 Selalu Ketakutan
15 Bab.15 Skandal Medsos
16 Bab.16 Monster Tuli
17 Bab. 17 Khawatir
18 Bab.18 Pria Brengsek
19 Bab. 19 Pegang Yang Erat
20 Bab. 20 Konferensi Pers
21 Bab. 21 Semua Pura-pura
22 Bab.22 Cinta
23 Bab.23 Kaget
24 Bab.24 Rasa Bersalah
25 Bab.25 Tetap Tidak Bisa
26 Bab.26 Wedding Festival
27 Bab. 27 Barang Bekas
28 Bab.28 Tidak Tahan
29 Bab.29 Jangan Pernah Bermimpi Untuk Bercerai!
30 Bab.30 Wangi Yang Mengusik
31 Bab.31 Berubah Sikap
32 Bab.32 Memantik Api Masalah
33 Bab.33 Dua Garis
34 Bab.34 Apa Ini Ngidam?
35 Bab.35 Hubungan Ayah dan Anak
36 Bab.36 Potret
37 Bab.37 Memburu Orang
38 Bab.38 Kamu Adalah Istriku
39 Bab.39 Sikap Arsya
40 Bab.40 Gue Bisa Apa?
41 Bab.41 Terima Kasih
42 Bab.42 Vidio Kekerasan
43 Bab.43 Benihku
44 Bab. 44 Calon Lainnya
45 Bab.45 Rahasia Besar
46 Bab. 46 Serasa Tak Dianggap
47 Bab.47 Kecewa
48 Bab. 48 Orang Yang Menjijikkan
49 Bab.49 Alisha!
50 Bab.50 Kehilangan
51 Bab.51 Sesal
52 Bab.52 Takdir Tuhan
53 Bab.53 Terpuruk
54 Bab.54 Bebas
55 Bab.55 Solo
56 Bab. 56 Menjawab Lamaran
57 Bab.57 Calon Istri
58 Bab.58 Terus Tertunduk
59 Bab. 59 Fatih
60 Bab.60 Kembali Ke Jakarta
61 Bab. 61 Mantan Suami
62 Bab.62 Poster
63 Bab. 63 Saling Memikirkan
64 Bab. 64 Hilang
65 Bab. 65 Gagal Move On
66 Bab.66 Jodoh atau Kebetulan
67 Bab.67 Kembali, Akad Tak Terelak
68 Bab. 68 Pulang Ke Mana?
69 Bab.69 Memulai Awal Yang Baru
70 Bab. 70 Pagi Pertama
71 Bab.71 Malam Yang Tak Terjadi
72 Bab. 72 Pasar
73 Bab.73 Solusi
74 Bab.74 Kejutan
75 Bab.75 Malam Pertama yang Kedua Kali
76 Bab. 76 Bidadari Yang Terabaikan
77 Bab.77 Hukuman
78 Bab.78 Tingkah Konyol
79 Bab. 79 Aku Suka ....
80 Bab.80 Adegan Dewasa
81 Bab. 81 Teman lama
82 Bab.82 Badmood Day
83 Bab. 83 Inget aku, nggak?
84 Bab.84 Dipaksa Padam
85 Bab.85 Orang Ketiga
86 Bab. 86 Wanita Berambut Blonde
87 Bab.87 Jenna
88 Bab.88 Kado Dari Salwa
89 Bab.89 Terkejut
90 Bab. 90 Anggi; Patah Hati
91 Bab. 91 Budak!
92 Bab. 92 Kunjungan Ke Solo
93 Bab. 93 Ocha
94 Bab. 94 Melamar
95 Bab. 95 Siapa kamu, Jenna?
96 Bab. 96 "Semalam"
97 Bab. 97 Ingin Tahu Tentang Si Blonde
98 Bab. 98 Win-Win Solution
99 Bab. 99 Gunawan; Pria Setia atau Hanya pencitraan?
100 Bab. 100 Dokumen
101 Bab. 101 Fakta Tentang Jenna
102 Bab. 102 Bawa Aku Pergi
103 Bab.103 Situasi Yang Salah
104 Bab. 104 Jenna dan Devon
105 Bab. 105 Hmm ....
106 Bab. 106 Bertepuk Sebelah Tangan
107 Bab.107 Membujuk
108 Bab. 108 Periksa
109 Bab. 109 Akhirnya Bertemu
110 Bab. 110 Setiap Perbuatan Ada Balasannya
111 Bab. 111 Naima Jennamira
112 Bab. 112 Kekhawatiran Naima
113 Bab. 113 Cuanki
114 Bab. 114 Welcome to the World
115 Bab. 115 Akhir Bahagia
116 Ucapan Terima Kasih
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Bab.1 Taruhan
2
Bab.2 Dijebak
3
Bab.3 Ternoda
4
Bab.4 Laporan Polisi
5
Bab.5 Undangan
6
Bab.6 Pertanggungjawaban
7
Bab.7 Akad Tak Terelak
8
Bab.8 Ketakutan Malam Pertama
9
Bab.9 Jengkol
10
Bab. 10 Pindah
11
Bab.11 Nafkah Pertama
12
Bab.12 Trauma
13
Bab.13 Menunggu
14
Bab.14 Selalu Ketakutan
15
Bab.15 Skandal Medsos
16
Bab.16 Monster Tuli
17
Bab. 17 Khawatir
18
Bab.18 Pria Brengsek
19
Bab. 19 Pegang Yang Erat
20
Bab. 20 Konferensi Pers
21
Bab. 21 Semua Pura-pura
22
Bab.22 Cinta
23
Bab.23 Kaget
24
Bab.24 Rasa Bersalah
25
Bab.25 Tetap Tidak Bisa
26
Bab.26 Wedding Festival
27
Bab. 27 Barang Bekas
28
Bab.28 Tidak Tahan
29
Bab.29 Jangan Pernah Bermimpi Untuk Bercerai!
30
Bab.30 Wangi Yang Mengusik
31
Bab.31 Berubah Sikap
32
Bab.32 Memantik Api Masalah
33
Bab.33 Dua Garis
34
Bab.34 Apa Ini Ngidam?
35
Bab.35 Hubungan Ayah dan Anak
36
Bab.36 Potret
37
Bab.37 Memburu Orang
38
Bab.38 Kamu Adalah Istriku
39
Bab.39 Sikap Arsya
40
Bab.40 Gue Bisa Apa?
41
Bab.41 Terima Kasih
42
Bab.42 Vidio Kekerasan
43
Bab.43 Benihku
44
Bab. 44 Calon Lainnya
45
Bab.45 Rahasia Besar
46
Bab. 46 Serasa Tak Dianggap
47
Bab.47 Kecewa
48
Bab. 48 Orang Yang Menjijikkan
49
Bab.49 Alisha!
50
Bab.50 Kehilangan
51
Bab.51 Sesal
52
Bab.52 Takdir Tuhan
53
Bab.53 Terpuruk
54
Bab.54 Bebas
55
Bab.55 Solo
56
Bab. 56 Menjawab Lamaran
57
Bab.57 Calon Istri
58
Bab.58 Terus Tertunduk
59
Bab. 59 Fatih
60
Bab.60 Kembali Ke Jakarta
61
Bab. 61 Mantan Suami
62
Bab.62 Poster
63
Bab. 63 Saling Memikirkan
64
Bab. 64 Hilang
65
Bab. 65 Gagal Move On
66
Bab.66 Jodoh atau Kebetulan
67
Bab.67 Kembali, Akad Tak Terelak
68
Bab. 68 Pulang Ke Mana?
69
Bab.69 Memulai Awal Yang Baru
70
Bab. 70 Pagi Pertama
71
Bab.71 Malam Yang Tak Terjadi
72
Bab. 72 Pasar
73
Bab.73 Solusi
74
Bab.74 Kejutan
75
Bab.75 Malam Pertama yang Kedua Kali
76
Bab. 76 Bidadari Yang Terabaikan
77
Bab.77 Hukuman
78
Bab.78 Tingkah Konyol
79
Bab. 79 Aku Suka ....
80
Bab.80 Adegan Dewasa
81
Bab. 81 Teman lama
82
Bab.82 Badmood Day
83
Bab. 83 Inget aku, nggak?
84
Bab.84 Dipaksa Padam
85
Bab.85 Orang Ketiga
86
Bab. 86 Wanita Berambut Blonde
87
Bab.87 Jenna
88
Bab.88 Kado Dari Salwa
89
Bab.89 Terkejut
90
Bab. 90 Anggi; Patah Hati
91
Bab. 91 Budak!
92
Bab. 92 Kunjungan Ke Solo
93
Bab. 93 Ocha
94
Bab. 94 Melamar
95
Bab. 95 Siapa kamu, Jenna?
96
Bab. 96 "Semalam"
97
Bab. 97 Ingin Tahu Tentang Si Blonde
98
Bab. 98 Win-Win Solution
99
Bab. 99 Gunawan; Pria Setia atau Hanya pencitraan?
100
Bab. 100 Dokumen
101
Bab. 101 Fakta Tentang Jenna
102
Bab. 102 Bawa Aku Pergi
103
Bab.103 Situasi Yang Salah
104
Bab. 104 Jenna dan Devon
105
Bab. 105 Hmm ....
106
Bab. 106 Bertepuk Sebelah Tangan
107
Bab.107 Membujuk
108
Bab. 108 Periksa
109
Bab. 109 Akhirnya Bertemu
110
Bab. 110 Setiap Perbuatan Ada Balasannya
111
Bab. 111 Naima Jennamira
112
Bab. 112 Kekhawatiran Naima
113
Bab. 113 Cuanki
114
Bab. 114 Welcome to the World
115
Bab. 115 Akhir Bahagia
116
Ucapan Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!