Sebuah Nasihat

Di sisi lain, mess ajudan. Terlihat Indra masuk ke dalam mess yang di sambut Aris dan Erwan. Mereka melihat Indra dengan tatapan tajam.

"Kalian kenapa?" tanya Indra penasaran seraya melepaskan jaketnya.

"Cewek mana lagi tuh?" sungut Aris.

"Cewek apaan sih?"

"Ehh, Ndra. Kamu mau sampai kapan permainkan cewek kayak gitu, kamu nggak takut karma apa?" nasihat Aris.

"Kamu kok malah nyolot sih?" Indra kesal.

"Aku bukan nyolot, aku cuma nasihatin kamu saja."

"Ini urusan pribadiku, jadi kamu nggak usah ikut campur."

"Aku ikut campur karena ini bisa berpengaruh sama karirmu."

"Maksudmu?" tanya Indra heran.

"Kamu nggak ingat sama kasusnya Bang Novian??"

"Bang Novian?? Emang kenapa sama dia?" tanya Indra penasaran.

"Dia kena pasal pra nikah, akhirnya dia di sel dan di berikan hukuman militer." jawab Erwan.

"Kenapa bisa?"

"Bang Novian pernah bermain sama seorang cewek, dan sekarang cewek itu mengaku sedang hamil. Padahal Bang Novian sendiri bilang saat melakukan itu, si cewek sudah nggak perawan lagi."

"Berarti bisa aja kan cewek itu hamil dari cowok lain??"

"Bisa jadi. Tapi karena kenyataannya Bang Novian memang pernah melakukan itu dan sekarang si cewek udah hamil, mau nggak mau Bang Novian harus tanggung jawab." jelas Aris.

"Kamu tahu sendiri kan gimana hukum militer itu Ndra??" tambah Erwan. "Kamu terbukti berbuat salah, kamu yang akan di adili. Terlepas dari siapa yang menghamili."

"Terus hubungannya sama aku apa??" Indra heran.

"Kamu kan mainin banyak cewek." celetuk Aris.

"Ehh, jaga mulutmu!!!" Indra kesal. "Dia itu memang hanya teman saja."

Indra tidak berani mengaku jika Kinan adalah anak seorang Jenderal, karena dia tidak mau menjelekkan nama Kinan.

"Kayak kita nggak tahu aja Ndra. Iya emang statusnya teman, tapi teman yang bisa kamu apa apain."

"Enak aja kamu ngomong!!!" Indra semakin emosi.

"Santai Bro. Kalo memang nggak benar, nggak usah emosi." ucap Aris.

"Mulutmu itu loh Ris, nggak bisa di jaga ya?!!!"

"Masih mending mulut yang nggak bisa di jaga, dari pada nggak bisa jaga harga diri." sahut Aris.

"Ris!!!" bentak Indra.

"Udah, udah." lerai Erwan. "Ngapain sampai ribut gini sih?"

Saat sibuk berantem, tiba tiba suara seseorang mengagetkan mereka.

"Ndra." serentak mereka menoleh.

"Siap Komandan." jawab mereka serentak dengan sikap siaga.

"Saya mau bicara Ndra."

"Siap Komandan." jawab Indra.

Dia pun mengikuti langkah Komandan. Sebelum keluar dari pintu.

"Ingat ya Ndra, kita sebagai teman hanya mengingatkan saja. Karena yang namanya karma itu ada." ucap Aris menasihati.

Namun Indra tidak terlalu mengindahkan kata kata Aris.

Di dalam ruang tamu.

"Mulai senin pagi kamu ada tamu VIP yang harus kamu layani."

"Siap Komandan." jawab Indra singkat tanpa mencari tahu siapa yang akan dia layani. Dia masih kesal dengan perkataan Aris tadi.

"Nanti saya akan beri tahu alamat tamu itu. Beberapa hari ini kamu layani dia dulu, saya biar sama Aris saja."

"Siap Komandan."

"Ya sudah kalo gitu kamu boleh kembali."

"Siap."

Indra pun kembali ke dalam mess dan segera membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Dia menutup matanya dengan lengan kanan. Ada sesuatu yang mengganggu pikirannya.

"Kamu kenapa?" tanya Erwan yang sudah berdiri di ambang pintu.

"Nggak apa apa Wan." jawab Indra malas.

"Katanya besok kamu di suruh layani tamu VIP lagi ya??" Erwan penasaran.

"Bukan besok, tapi senin."

"Iya, senin." ucap Erwan penasaran. "Siapa?"

"Nggak tau, aku nggak tanya." Indra langsung berbalik menghadap tembok dan membelakangi Erwan.

"Ndra." panggil Erwan.

"Hemm." Indra malas.

"Kami ngomong gitu cuma nggak mau karirmu hancur seperti senior senior yang lain."

"Iya tahu. Udah nggak usah di bahas lagi Wan, aku capek. Aku mau tidur." ucap Indra ketus.

Mendengar ucapan Indra itu, Erwan pun tak bisa berkata apa apa lagi. Dia terpaksa menyerah. Karena Erwan tahu Indra bukan tipe orang yang suka di paksa, bahkan dia tidak suka di gurui.

.

Hari Senin di rumah Nenek Kinan. Dari pagi buta Kinan sudah bersiap karena mulai hari ini dia harus berangkat sendiri menggunakan transportasi umum.

"Aku berangkat dulu ya Nek." Kinan mencium tangan Nenek dan mengalungkan jas putih di lengannya.

"Nggak sarapan dulu??"

"Nggak usah Nek, nanti Kinan bisa telat." Kinan buru buru memakai sepatu dan bergegas pergi.

"Assalamu'allaikum Nek."

Belum sempat mendengar jawaban si Nenek, Kinan sudah buru buru pergi.

Saat keluar dari rumah, langkahnya tiba tiba terhenti di teras. Dia melihat ada seseorang yang sedang membersihkan mobil di garasi.

("Siapa ya? Apa Pak Rachmat udah mulai kerja?") batin Kinan.

"Nggak deh. Nenek bilang Pak Rachmat belum boleh kerja dulu kan?" Pikir Kinan. "Apa jangan jangan pencuri? Tapi masa iya pencuri nyuci mobil sih? Yang ada pasti langsung di bawa kabur tuh mobil."

Kinan pun perlahan mendekat.

Episodes
1 Acara Elit
2 Kiriman
3 Penjemputan
4 Makan Di Warung
5 Wanita Baik Baik
6 Acara Sosialita
7 Siapa Niko??
8 Mulai Bekerja
9 Partner Killer
10 Dokter Killer
11 Ojek Dadakan
12 Bayar Hutang
13 Sebuah Nasihat
14 Sopir Cadangan
15 Gadis Kecil
16 Masa Lalu Dokter Adam
17 Janji
18 Menepati Janji
19 Rencana Gagal
20 Pengakuan
21 Liburan
22 Mulai Sadar
23 Ada Rasa Yang Salah
24 Berusaha Menolak Hati
25 Menghindar Dari Sebuah Rasa
26 Gosip
27 Pertengkaran
28 28
29 Seminar
30 Saling Mengenal
31 Makin Dekat
32 Wisata Malam
33 Pertemuan
34 Lagi...Dan Lagi...
35 Sakit
36 Perasaan Yang Tersembunyi
37 Makan Malam
38 Tak Terduga
39 Amarah
40 Terjebak
41 Terjebak (2)
42 Terjebak (3)
43 Terjebak (4)
44 Kembali Pulang
45 Jodoh
46 Sunrise
47 Gunung Bromo
48 Perasaan Tersembunyi
49 Canggung
50 Tak Sejalan
51 Curhat
52 Pembelaan
53 Mencari Cara
54 Pertemuan Kembali
55 Perkelahian
56 Pergolakan Batin
57 Cara Lain
58 Hukuman
59 Papa....
60 Terungkap
61 Kesempatan
62 Janji Makan
63 Perkenalan
64 Cuek
65 Jalan jalan
66 Kinan Sakit
67 Mendadak
68 Mengenal Keluarga
69 Kabar Buruk
70 LDR
71 Oleh oleh
72 Pertemuan
73 Bertamu
74 Teman Lama
75 Hari H
76 Pengantin Baru
77 Jalan Jalan Bareng Mertua
78 Perjanjian
79 Kepulangan Mertua
80 Curiga
81 Menemani
82 Menemani 2
83 Penghalang Lagi
84 Cobaan Lagi
85 Penyelesaian
86 Pengajuan
87 Pemeriksaan Kesehatan, ternyata Kinan....
88 Rumah Baru
89 Bab 89
90 Yang di tunggu tunggu...
91 Liburan Pertama
92 Gangguan Lain
93 Bromo... I'm in Love
94 Mengenang Momen Indah
95 Bab 95
96 Pindah Rumah
97 Suasana Rumah
98 Bab 98
99 Pertemuan Pertama
100 Tamu Tak Di Undang
101 Kecemasan
102 Kabar Baik
103 Kabar Tak Baik
104 Berusaha Menerima
105 Persalinan
106 Kepergian
107 Penantian Panjang
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Acara Elit
2
Kiriman
3
Penjemputan
4
Makan Di Warung
5
Wanita Baik Baik
6
Acara Sosialita
7
Siapa Niko??
8
Mulai Bekerja
9
Partner Killer
10
Dokter Killer
11
Ojek Dadakan
12
Bayar Hutang
13
Sebuah Nasihat
14
Sopir Cadangan
15
Gadis Kecil
16
Masa Lalu Dokter Adam
17
Janji
18
Menepati Janji
19
Rencana Gagal
20
Pengakuan
21
Liburan
22
Mulai Sadar
23
Ada Rasa Yang Salah
24
Berusaha Menolak Hati
25
Menghindar Dari Sebuah Rasa
26
Gosip
27
Pertengkaran
28
28
29
Seminar
30
Saling Mengenal
31
Makin Dekat
32
Wisata Malam
33
Pertemuan
34
Lagi...Dan Lagi...
35
Sakit
36
Perasaan Yang Tersembunyi
37
Makan Malam
38
Tak Terduga
39
Amarah
40
Terjebak
41
Terjebak (2)
42
Terjebak (3)
43
Terjebak (4)
44
Kembali Pulang
45
Jodoh
46
Sunrise
47
Gunung Bromo
48
Perasaan Tersembunyi
49
Canggung
50
Tak Sejalan
51
Curhat
52
Pembelaan
53
Mencari Cara
54
Pertemuan Kembali
55
Perkelahian
56
Pergolakan Batin
57
Cara Lain
58
Hukuman
59
Papa....
60
Terungkap
61
Kesempatan
62
Janji Makan
63
Perkenalan
64
Cuek
65
Jalan jalan
66
Kinan Sakit
67
Mendadak
68
Mengenal Keluarga
69
Kabar Buruk
70
LDR
71
Oleh oleh
72
Pertemuan
73
Bertamu
74
Teman Lama
75
Hari H
76
Pengantin Baru
77
Jalan Jalan Bareng Mertua
78
Perjanjian
79
Kepulangan Mertua
80
Curiga
81
Menemani
82
Menemani 2
83
Penghalang Lagi
84
Cobaan Lagi
85
Penyelesaian
86
Pengajuan
87
Pemeriksaan Kesehatan, ternyata Kinan....
88
Rumah Baru
89
Bab 89
90
Yang di tunggu tunggu...
91
Liburan Pertama
92
Gangguan Lain
93
Bromo... I'm in Love
94
Mengenang Momen Indah
95
Bab 95
96
Pindah Rumah
97
Suasana Rumah
98
Bab 98
99
Pertemuan Pertama
100
Tamu Tak Di Undang
101
Kecemasan
102
Kabar Baik
103
Kabar Tak Baik
104
Berusaha Menerima
105
Persalinan
106
Kepergian
107
Penantian Panjang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!