Penjemputan

Tepat jam 12.00 WIB Indra sampai di tempat tujuan. Sesampainya di Bandara Juanda dan memarkirkan mobilnya, Indra bergegas pergi menuju ke Terminal Kedatangan Domestik. Dia pun melihat layar besar di depan pintu kedatangan. Layar televisi besar yang mencantumkan jam kedatangan dan nomor penerbangannya. Dia membuka ponsel, mencocokkan dengan informasi penerbangan yang sebelumnya sudah Komandan kirim.

"Barusan landing nih. Untung aja tepat waktu. Mana perintahnya dadakan lagi tadi." Indra menggerutu.

Indra pun segera mengambil kertas dan bolpoin yang ada di dalam saku bajunya. Menulis sebuah nama dan asal penerbangannya.

Tak lama berselang terlihat beberapa penumpang sudah keluar dari pintu kedatangan. Indra pun segera mengangkat kertas yang tadi sudah dia tulis.

KINAN

PENERBANGAN ASAL : SINGAPURA

Sudah lama dia mengangkat kertas itu, hampir 1 jam namun tak ada tanda tanda seseorang mendekat.

"Apa aku salah pintu ya? Kayaknya nggak deh. Pintu kedatangan domestik kan ini??" Indra sempat mengecek kembali plang papan bertuliskan Kedatangan Domestik.

"Bener deh pintu yang ini. Dari informasinya Komandan nih orang memang berangkat dari Singapura, hanya saja dia transit di Jakarta dulu." Indra membuka kembali ponselnya, melihat informasi yang tadi di kirimkan.

"Itu kan bener. Tapi kok nggak ada tanda tandanya ya?? Masa aku telat sih??" Indra mulai cemas.

Dia pun mencoba menunggu kembali. Dan bener saja tak lama berselang ada seorang gadis berhijab keluar dari pintu kedatangan. Gadis berkulit putih yang mengenakan jaket jeans. Gadis cantik dan manis, membuat beberapa mata tertuju pada gadis itu. Tak terkecuali Indra, sampai sampai dia lupa mengangkat kertas yang tadi dia tulis.

Perlahan gadis cantik itu berjalan menuju ke arah Indra.

"Om nya dari Batalyon ****** kan??" Tanya gadis itu lembut.

"Ohh, ehmm, iya, betul." Jawab Indra kikuk. "Anda Kinan?" Indra berusaha santai.

"Iya betul."

"Mari saya bawakan barangnya." Indra langsung membawa sebuah koper besar yang di bawa Kinan.

"Mohon ijin, Mbak tunggu disini dulu, saya akan bawakan mobilnya."

"Nggak usah, kita sama sama jalan ke mobil aja."

"Tempat parkirnya agak  jauh."

"Iya nggak apa apa." Jawab si gadis sembari tersenyum.

Indra pun mengiyakan kemauan Kinan. Mereka berdua pun berjalan menuju area parkiran. Saat akan menyeberang, dengan sigap Indra merentangkan tangannya di depan Kinan untuk melindunginya.

Indra pun berjalan dengan Kinan yang mengikuti dari belakang.

"Omnya sudah datang dari tadi??" Tanya Kinan.

"Siap, tidak Mbak." Jawab Indra sopan.

"Maaf ya Om, tadi aku masih sholat dulu di bandara. Takut gak nututi kalo masih harus nyari masjid di luar bandara." Jelas Kinan sopan.

"Siap, tidak apa apa kok Mbak."

("Gila nih cewek, sudah cantik nggak lupa sama ibadahnya. Padahal selama ini dia tinggal lama di luar negeri, tapi cara bicara dan perilakunya sangat sopan. Bukan seperti orang yang dari luar negeri.") batin Indra yang kagum.

Sesampainya di mobil dinas, Indra menaikkan koper besar itu ke dalam bagasi. Kemudian saat akan membuka pintu mobil yang belakang, tiba-tiba saja.

"Ngapain di buka Om? Saya duduk di depan saja. Nggak mau di belakang."

"Tapi Mbak....."

"Udah nggak apa apa. Sama aja di depan atau di belakang." Ucap Kinan sambil membuka sendiri pintu mobil dan duduk di samping sopir.

Indra agak canggung saat duduk di sampingnya, karena baru kali ini dia duduk di dekat anak orang elit.

"Tapi nanti kalo Bapak Panglima tahu??" Tanya Indra ragu.

"Hallah, nggak apa apa kok Om. Yang Panglima kan Papaku, bukan aku. Lagian di mata Allah semua orang itu sama kok."

"Siap."

Selama ini meski hanya anak, orang tua bahkan saudara petinggi, mereka pasti duduk di belakang. Menjelaskan status bahwasanya dia hanya seorang ajudan.

Tapi berbeda dengan gadis ini. Dia tidak memandang status, bahkan cara bicaranya sopan. Benar benar cantik luar dalam.

"Ini langsung pulang atau mau kemana dulu Mbak?" Tanya Indra saat sedang melajukan mobilnya keluar dari bandara.

"Makan aja dulu Om, habis itu baru pulang. Sekalian cari masjid buat sholat Ashar."

"Siap."

"Om sudah tahu rumah nenek kan??"

"Siap sudah Mbak, tadi sudah di share sama Komandan saya."

"Ohh ya udah kalo gitu."

"Siap."

"Kok jawabnya siap siap terus sih Om?" Protes Kinan.

"Siap, maaf Mbak."

"Udah, ngomong biasa aja. Nggak usah pake bahasa formal kayak gitu." Kinan santai. "Aku malah canggung sendiri dengernya."

"Tapi Mbaknya anak Panglima, saya tidak berani Mbak."

"Hanya anak, bukan Panglimanya. Udah, ngobrol biasa aja Om."

Sejenak Indra terdiam, dia bingung mau bicara apa. Bolehkah dia bicara informal pada anak Jenderal? Apakah itu tidak masalah?

"Bbaa..ba...baik Mbak." jawab Indra ragu.

"Nah gitu dong. Jadi kan ngobrolnya juga bisa lebih santai."

Indra hanya mengangguk dan tersenyum tipis.

"Ini mau makan dimana Mbak? Apa perlu saya pesankan tempat dulu?"

"Nggak usah Om. Kita makan di warung pinggir jalan aja."

"Warung??" Indra terkejut.

"Iya, warung. Emang kenapa??" Kinan penasaran.

"Ya...tidak apa apa Mbak, cuma apa Mbak biasa makan di pinggir jalan??"

"Aku terbiasa kok, malahan aku pikir lebih enak makanan warung pinggir jalan dari pada restaurant."

Indra tersenyum.

"Kenapa Om?? Ada yang lucu ya??"

"Ya tidak Mbak, cuma baru kali ini ada anak Jenderal yang mau makanan pinggir jalan. Padahal biasanya makanan pinggir jalan itu untuk kalangan seperti kami."

"Ihh, ngapain sih dari tadi beda bedain status terus Om?? Semua orang itu sama kok, nggak ada yang lebih di atas nggak ada yang di bawah." jelas Kinan.

"Lagian nih Om ya. Kalo aku sih tipe orang yang penting makan, enak, kenyang, murah." imbuh Kinan sambil tertawa.

Mendengar Kinan tertawa, Indra pun ikut tersenyum.

("Nih cewek unik.") batin Indra.

"Omnya tau nggak warung yang enak??"

"Tahu Mbak, ada di sekitar sini. Saya sering makan disitu setiap kali ngantar Komandan ke bandara."

"Ya udah makan disitu aja."

Saat dalam perjalanan menuju warung, sesekali Indra mencuri pandang pada Kinan. Yang seharusnya lihat spion kiri, tapi pandangannya sedikit melirik ke arah Kinan yang berada di sebelah kirinya.

Kinan yang cuek tidak merasa jika di perhatikan, bahkan dia lagi asyik melihat pemandangan di luar jendela.

Sesampainya di sebuah warung pinggir jalan.

"Ayo Om." ajak Kinan saat sadar jika Indra tidak ikut turun.

"Tidak Mbak, biar saya di mobil saja." tolak Indra.

"Ngapain?? Ayukk makan sama sama."

"Tidak Mbak, saya masih kenyang."

"Kenyang apaan?? Orang belum makan dari tadi." paksa Kinan. "Ayo buruan."

Indra pun turun dari mobil dan mengikuti Kinan masuk ke dalam warung.

Episodes
1 Acara Elit
2 Kiriman
3 Penjemputan
4 Makan Di Warung
5 Wanita Baik Baik
6 Acara Sosialita
7 Siapa Niko??
8 Mulai Bekerja
9 Partner Killer
10 Dokter Killer
11 Ojek Dadakan
12 Bayar Hutang
13 Sebuah Nasihat
14 Sopir Cadangan
15 Gadis Kecil
16 Masa Lalu Dokter Adam
17 Janji
18 Menepati Janji
19 Rencana Gagal
20 Pengakuan
21 Liburan
22 Mulai Sadar
23 Ada Rasa Yang Salah
24 Berusaha Menolak Hati
25 Menghindar Dari Sebuah Rasa
26 Gosip
27 Pertengkaran
28 28
29 Seminar
30 Saling Mengenal
31 Makin Dekat
32 Wisata Malam
33 Pertemuan
34 Lagi...Dan Lagi...
35 Sakit
36 Perasaan Yang Tersembunyi
37 Makan Malam
38 Tak Terduga
39 Amarah
40 Terjebak
41 Terjebak (2)
42 Terjebak (3)
43 Terjebak (4)
44 Kembali Pulang
45 Jodoh
46 Sunrise
47 Gunung Bromo
48 Perasaan Tersembunyi
49 Canggung
50 Tak Sejalan
51 Curhat
52 Pembelaan
53 Mencari Cara
54 Pertemuan Kembali
55 Perkelahian
56 Pergolakan Batin
57 Cara Lain
58 Hukuman
59 Papa....
60 Terungkap
61 Kesempatan
62 Janji Makan
63 Perkenalan
64 Cuek
65 Jalan jalan
66 Kinan Sakit
67 Mendadak
68 Mengenal Keluarga
69 Kabar Buruk
70 LDR
71 Oleh oleh
72 Pertemuan
73 Bertamu
74 Teman Lama
75 Hari H
76 Pengantin Baru
77 Jalan Jalan Bareng Mertua
78 Perjanjian
79 Kepulangan Mertua
80 Curiga
81 Menemani
82 Menemani 2
83 Penghalang Lagi
84 Cobaan Lagi
85 Penyelesaian
86 Pengajuan
87 Pemeriksaan Kesehatan, ternyata Kinan....
88 Rumah Baru
89 Bab 89
90 Yang di tunggu tunggu...
91 Liburan Pertama
92 Gangguan Lain
93 Bromo... I'm in Love
94 Mengenang Momen Indah
95 Bab 95
96 Pindah Rumah
97 Suasana Rumah
98 Bab 98
99 Pertemuan Pertama
100 Tamu Tak Di Undang
101 Kecemasan
102 Kabar Baik
103 Kabar Tak Baik
104 Berusaha Menerima
105 Persalinan
106 Kepergian
107 Penantian Panjang
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Acara Elit
2
Kiriman
3
Penjemputan
4
Makan Di Warung
5
Wanita Baik Baik
6
Acara Sosialita
7
Siapa Niko??
8
Mulai Bekerja
9
Partner Killer
10
Dokter Killer
11
Ojek Dadakan
12
Bayar Hutang
13
Sebuah Nasihat
14
Sopir Cadangan
15
Gadis Kecil
16
Masa Lalu Dokter Adam
17
Janji
18
Menepati Janji
19
Rencana Gagal
20
Pengakuan
21
Liburan
22
Mulai Sadar
23
Ada Rasa Yang Salah
24
Berusaha Menolak Hati
25
Menghindar Dari Sebuah Rasa
26
Gosip
27
Pertengkaran
28
28
29
Seminar
30
Saling Mengenal
31
Makin Dekat
32
Wisata Malam
33
Pertemuan
34
Lagi...Dan Lagi...
35
Sakit
36
Perasaan Yang Tersembunyi
37
Makan Malam
38
Tak Terduga
39
Amarah
40
Terjebak
41
Terjebak (2)
42
Terjebak (3)
43
Terjebak (4)
44
Kembali Pulang
45
Jodoh
46
Sunrise
47
Gunung Bromo
48
Perasaan Tersembunyi
49
Canggung
50
Tak Sejalan
51
Curhat
52
Pembelaan
53
Mencari Cara
54
Pertemuan Kembali
55
Perkelahian
56
Pergolakan Batin
57
Cara Lain
58
Hukuman
59
Papa....
60
Terungkap
61
Kesempatan
62
Janji Makan
63
Perkenalan
64
Cuek
65
Jalan jalan
66
Kinan Sakit
67
Mendadak
68
Mengenal Keluarga
69
Kabar Buruk
70
LDR
71
Oleh oleh
72
Pertemuan
73
Bertamu
74
Teman Lama
75
Hari H
76
Pengantin Baru
77
Jalan Jalan Bareng Mertua
78
Perjanjian
79
Kepulangan Mertua
80
Curiga
81
Menemani
82
Menemani 2
83
Penghalang Lagi
84
Cobaan Lagi
85
Penyelesaian
86
Pengajuan
87
Pemeriksaan Kesehatan, ternyata Kinan....
88
Rumah Baru
89
Bab 89
90
Yang di tunggu tunggu...
91
Liburan Pertama
92
Gangguan Lain
93
Bromo... I'm in Love
94
Mengenang Momen Indah
95
Bab 95
96
Pindah Rumah
97
Suasana Rumah
98
Bab 98
99
Pertemuan Pertama
100
Tamu Tak Di Undang
101
Kecemasan
102
Kabar Baik
103
Kabar Tak Baik
104
Berusaha Menerima
105
Persalinan
106
Kepergian
107
Penantian Panjang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!