Chapter 14: Malam yang indah

Chen Li bertanya kepada Ye Xianlan kenapa dia merasa sedih.

Dia tidak tahu bahwa karena dirinyalah yang membuatnya sedih. Ye Xianlan tidak ingin agar Chen Li pergi meninggalkannya, karena dia akan kesepian lagi seperti sebelumnya.

“Chen Li, kumohon kau jangan pergi...,” Ye Xianlan sedih sambil menarik pelan bajunya Chen Li.

“Aku harus pergi,” kata Chen Li.

“Bukankah akan lebih baik kalau kau tetap tinggal disini. Dengan begitu kau tidak akan dalam bahaya dan akan hidup dengan damai,” kata Ye Xianlan sambil meneteskan air matanya.

“Aku ingin menjadi yang terkuat, sampai-sampai tidak ada yang bisa mengalahkan aku!”

Hati Chen Li tidak tergerak sedikitpun. Dia tetap akan pergi karena ingin cepat-cepat menjadi kuat.

Ye Xianlan menangis di hadapan Chen Li, dan tangisannya menjadi semakin keras. Dia tidak pernah menangis sekeras dan selama ini.

Chen Li agak sedih melihatnya, tapi tetap saja dia tidak akan mengubah keputusannya.

“Kasihan sekali...,” kata jiwa Chu Ehuang sambil mendekati Ye Xianlan dan menepuk pundaknya. Meskipun itu tidak berasa sama sekali.

Kakek Ye Nanjun yang melihatnya dari arah kejauhan mulai sedih melihat cucunya menangis, karena akan ditinggalkan oleh satu-satunya temannya.

Beberapa saat, Ye Xianlan berhenti menangis. Chen Li kemudian mengusap air mata Ye Xianlan. Dia merasa malu karena menangis didepannya dan bahkan air matanya diusap olehnya.

Chen Li berhenti mengusap air matanya dan mengajak Ye Xianlan untuk duduk di batu yang berada disampingnya.

“Ayo, duduklah disini!”

Mereka berdua melihat ke arah langit untuk menikmati keindahannya. Mereka berbicara sangat lama, karena ini adalah malam terakhir bersama.

....

“Sangat indah...”

Hingga Ye Xianlan tertidur di pundak Chen Li karena telah larut malam. Chen Li membiarkannya karena ini akan menjadi kenangan bagi dirinya dan untuknya.

Meskipun Chen Li baru bertemu dengan kakek Ye Nanjun dan Ye Xianlan, tapi ini akan sangat berarti bagi dirinya. Di kehidupan sebelumnya dia memiliki keluarga, tapi di kehidupan kali ini dia tidak memiliki siapapun.

Dia hanya bisa mengandalkan dirinya sendiri untuk tetap terus hidup. Maka dari itu, Chen Li bertekad untuk membuat keluarganya sendiri di dunia game ini.

Setelah beberapa saat, dari belakang terdengar suara langkah kaki, dan suara langkah kaki itu adalah kakek Ye Nanjun. Dia menghampiri Chen Li dan Ye Xianlan yang sedang duduk di atas batu.

Sesampainya di batu tempat Chen Li dan Ye Nanjun duduk, dia lalu duduk juga di batu itu sambil berkata, “Chen Li, terima kasih telah menemani Ye Xianlan. Dia selalu sedih karena tidak memiliki teman. Saat dia menderita penyakit itu, dia tambah sedih dan menderita karena tidak ada yang menemaninya. Hanya aku yang dia punya, tapi kali ini dia memiliki dirimu yang telah menjadi temannya.”

“Iya... Aku juga senang berteman dengannya...,” kata Chen Li sambil mengingat saat dirinya bersenang-senang dengan Ye Xianlan.

“Kuharap begitu...,” kata kakek Ye Nanjun.

Ye Xianlan yang tertidur di pundak Chen Li, dia kemudian terbangun dan mengucek matanya. Dia menoleh dan melihat ke Chen Li, tapi di samping Chen Li dia melihat kakeknya yang juga duduk bersamanya.

“Eh? kakek?” Ye Xianlan bingung karena kakeknya berada di samping Chen Li.

“Oh kau sudah bangun? ayo pergi tidur di rumah saja. Di luar sangat dingin,” kakek Ye Nanjun berdiri dan berjalan ke samping Chen Li, tempat Ye Xianlan duduk. Dia kemudian menggendong Ye Xianlan sambil berjalan masuk ke dalam rumahnya.

“Apakah kau tidak ingin tidur?” tanya jiwa Chu Ehuang sambil melihat kakek Ye Nanjun masuk kedalam rumahnya.

“Tentu saja aku akan tidur,” Chen Li kemudian berdiri dan berjalan masuk ke dalam rumah. Dia melihat kakek Ye Nanjun sedang membaringkan Ye Xianlan di kamarnya.

Rumah kakek Ye Nanjun memiliki satu kamar dan dua tempat tidur. Satu tempat tidur berada didalam kamar Ye Xianlan, dan yang satu lagi berada diluar kamar. Ye Xianlan tidur di kamar sendirian karena tubuhnya yang dingin. sedangkan kakek Ye Nanjun tidur diluar kamar karena jika tidur bersama Ye Xianlan, dia akan kedinginan.

Tapi kali ini, kakek Ye Nanjun tidur bersama Ye Xianlan, karena ini adalah pertama kalinya tidur bersama sejak setelah Ye Xianlan sembuh dari penyakitnya.

Sedangkan Chen Li tidur diluar kamar bersama dengan jiwa Chu Ehuang. Meskipun Chu Ehuang adalah sesosok jiwa, dia juga bisa tidur karena sebelum menjadi sesosok jiwa, dia adalah seorang manusia.

Mereka semua tidur sangat pulas, hingga keesokan harinya.

......................

Pagi hari.

Chen Li terbangun dari tidurnya dan membangunkan jiwa Chu Ehuang yang tertidur sangat pulas. Dia kemudian berjalan ke kamar Ye Xianlan.

Setelah sampai di pintu kamar Ye Xianlan, Chen Li melihat kakek Ye Nanjun dan Ye Xianlan masih tertidur, “Mereka masih tidur...,” kata Chen Li.

“Yawn~ Chen Li apakah kau sudah ingin pergi?” kata jiwa Chu Ehuang sambil menguap.

“Jika mereka sudah bangun, baru kita akan pergi,” kata Chen Li sambil berjalan.

Chen Li berjalan keluar bersama dengan jiwa Chu Ehuang yang terbangun dari tidur lelapnya.

Saat berada diluar rumah, jiwa Chu Ehuang kemudian berkata, “Langit sangat cerah di pagi hari.”

“Ya... hari ini kita akan pergi....” kata Chen Li.

“Uluh, uluh, apakah kau sedih ingin meninggalkan teman satu-satunya?”

“………”

“Bukannya kau tidak memiliki teman satupun?”

“Ugh! Ak-aku memiliki teman saat kecil... Tapi sekarang tidak...”

Kakek Ye Nanjun terbangun dan berjalan keluar dari kamarnya. Dia tidak melihat Chen Li ditempat tidurnya. Kemudian dia segera kembali kedalam kamarnya dan membangunkan Ye Xianlan.

Ye Xianlan terbangun karena kakeknya membangun dirinya. Dia masih mengantuk karena dirinya terlalu malam tidur. Dia lalu berkata, “Ada apa kek...,” sambil mengucek matanya.

Kakek Ye Nanjun mengira bahwa Chen Li telah pergi tanpa pamit atau memberi tahu dirinya.

“Sepertinya Chen Li telah pergi,” kata kakek Ye Nanjun.

Ye Xianlan terkejut mendengar bahwa Chen Li telah pergi. Bahkan dia tidak pamit kepada dirinya.

“Kenapa dia tidak bilang-bilang kalau ingin pergi...,” Ye Xianlan yang awalnya terkejut dengan apa yang diucapkan kakeknya, dia kemudian sedih.

“Setidaknya kita mengucapkan salam perpisahan...”

Kakek Ye Nanjun yang melihat cucunya tampak sedih, dia kemudian mengajaknya untuk pergi keluar.

“Jangan sedih begitu. Dia mungkin berada diluar, ayo!”

Sebelumnya Ye Xianlan tampak sedih, dia kemudian senang kembali, karena kakeknya mengira bahwa Chen Li berada diluar rumah.

Mereka berdua kemudian berjalan menuju ke luar rumah.

Chen Li masih menunggu kakek Ye Nanjun dan Ye Xianlan bangun. Dia akan pergi setelah dirinya pamit kepada mereka berdua.

“Mereka masih belum bangun. Haruskah kita berjalan-jalan dulu?” kata jiwa Chu Ehuang.

“Jika mereka bangun saat kita berjalan-jalan, mungkin mereka akan mengira bahwa kita telah pergi!” kata Chen Li sambil melihat jiwa Chu Ehuang.

“Benar juga ya...”

Episodes
1 Chapter 00: Prolog
2 Chapter 01: Reinkarnasi
3 Chapter 02: Mendapatkan harta karun
4 Chapter 03: Menyelamatkan Kakek tua
5 Chapter 04: Hutan gunung hitam dan monster
6 Chapter 05: Jiwa dan buku hitam
7 Chapter 06: Bercerita sewaktu hidup
8 Chapter 07: Teknik peringkat tinggi
9 Chapter 08: Hadiah harta karun tersembunyi ke-2
10 Chapter 09: Kesadaran spiritual
11 Chapter 10: Membunuh gorila besar
12 Chapter 11: Kembali ke desa pemula
13 Chapter 12: Tangis kebahagiaan
14 Chapter 13: Kebahagiaan yang hanya sesaat
15 Chapter 14: Malam yang indah
16 Chapter 15: Pembunuh!
17 Chapter 16: Pertarungan dan membunuh!
18 Chapter 17: Pertarungan yang sengit
19 Chapter 18: Mendapatkan teknik yang lumayan kuat
20 Chapter 19: Desa pemula di barat dan penginapan
21 Chapter 20: Farming
22 Chapter 21: Batu?
23 Chapter 22: Qi hitam dan putih yang misterius
24 Chapter 23: Tidak ada petunjuk
25 Chapter 24: Telur dan teknik peringkat terendah?
26 Chapter 25: Terkejut!
27 Chapter 26: Simbol bulan dan matahari
28 Chapter 27: Cincin penyimpanan penuh
29 Chapter 28: Quest utama
30 Chapter 29: Harta karun tersembunyi ke-3
31 Chapter 30: Desa pemula di selatan
32 Chapter 31: Melawan monster di desa pemula
33 Chapter 32: Elang hitam bersayap empat tingkat A
34 Chapter 33: Tertua dan murid dari sekte pedang
35 Chapter 34: Membunuh monster beruang api tingkat B
36 Chapter 35: Harta karun tersembunyi ke-3
37 Chapter 36: Desa pemula di selatan
Episodes

Updated 37 Episodes

1
Chapter 00: Prolog
2
Chapter 01: Reinkarnasi
3
Chapter 02: Mendapatkan harta karun
4
Chapter 03: Menyelamatkan Kakek tua
5
Chapter 04: Hutan gunung hitam dan monster
6
Chapter 05: Jiwa dan buku hitam
7
Chapter 06: Bercerita sewaktu hidup
8
Chapter 07: Teknik peringkat tinggi
9
Chapter 08: Hadiah harta karun tersembunyi ke-2
10
Chapter 09: Kesadaran spiritual
11
Chapter 10: Membunuh gorila besar
12
Chapter 11: Kembali ke desa pemula
13
Chapter 12: Tangis kebahagiaan
14
Chapter 13: Kebahagiaan yang hanya sesaat
15
Chapter 14: Malam yang indah
16
Chapter 15: Pembunuh!
17
Chapter 16: Pertarungan dan membunuh!
18
Chapter 17: Pertarungan yang sengit
19
Chapter 18: Mendapatkan teknik yang lumayan kuat
20
Chapter 19: Desa pemula di barat dan penginapan
21
Chapter 20: Farming
22
Chapter 21: Batu?
23
Chapter 22: Qi hitam dan putih yang misterius
24
Chapter 23: Tidak ada petunjuk
25
Chapter 24: Telur dan teknik peringkat terendah?
26
Chapter 25: Terkejut!
27
Chapter 26: Simbol bulan dan matahari
28
Chapter 27: Cincin penyimpanan penuh
29
Chapter 28: Quest utama
30
Chapter 29: Harta karun tersembunyi ke-3
31
Chapter 30: Desa pemula di selatan
32
Chapter 31: Melawan monster di desa pemula
33
Chapter 32: Elang hitam bersayap empat tingkat A
34
Chapter 33: Tertua dan murid dari sekte pedang
35
Chapter 34: Membunuh monster beruang api tingkat B
36
Chapter 35: Harta karun tersembunyi ke-3
37
Chapter 36: Desa pemula di selatan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!