LR 5

Sayang ... kamu jangan seperti tadi lagi, ya! Papa tadi khawatir karena kamu tiba-tiba tidak ada di kuburan mama!" ucap Sky seraya mengemudi mobilnya.

"Iya, Pa!" jawab Pelangi tersenyum.

Pria itu merasa tidak asing melihat wajah wanita yang ditemuinya. Ia mencoba mengingat-ingat wajah wanita itu. Akan tetapi, ia tidak bisa mengingat apapun hingga akhirnya ia memilih untuk bertanya pada Pelangi.

"Sayang …!" Panggil Sky lembut. 

"Iya, Pa!" Pelangi menoleh menatap Papanya.

"Apakah kamu kenal wanita tadi?" tanya Sky menoleh sekilas pada putri kecilnya tersebut.

Pelangi mengerutkan kening, mencoba mengingat-ingat wanita yang ditanyakan oleh Papanya tersebut, dan ingatan gadis kecil itu tertuju pada Tante cantik yang ia temui di kuburan Mamanya.

Pelangi pun menggeleng sebagai jawaban pada sang ayah. "Tadi Pelangi ingin menyusul Papa ke mobil, karena Papa lama banget, Pelangi takut sendirian di sana. Tapi, saat Pelangi menuju pintu keluar, tiba-tiba Pelangi melihat Tante cantik itu menangis."

"Terus?"

"Terus, Pelangi menghampiri Tante cantik itu, dan menemaninya dengan duduk di samping Tante Cantik, dia kehilangan kedua orang tuanya sejak kecil, Pa!" jawab Pelangi.

"Dibandingkan Tante Cantik, aku masih lebih beruntung karena aku masih punya Papa dan Oma, sementara Tante Cantik tidak punya siapapun, dia hanya tinggal sama ibu tirinya."

Sky mengangkat tangannya, sambil membelai rambut putrinya tersebut. "Apa kamu tidak takut punya ibu tiri?" tanya Sky sengaja menakut-nakuti anaknya supaya tidak memintanya untuk menikah lagi.

"Kenapa harus takut, Pa? Ibu tiri juga manusia, jika aku tidak berbuat salah, tidak mungkin dia marah tanpa alasan," jawab gadis kecil itu.

"Kamu pinter banget ya, kalau disuruh ngejawab." Sky menarik pipi putrinya gemas.

"Jika Mama Pelangi seperti Tante Cantik, aku yakin, Pelangi akan disayangi seperti anaknya sendiri!" ucap gadis kecil itu.

"Dari mana kamu tahu, Sayang? Katanya baru kenal?" tanya Sky seraya melirik putrinya sekilas.

"Aku tahu, Pa! Mata Tante cantik menyiratkan ketulusan, aku yakin kalau tante cantik itu hatinya sangat suci," ucap gadis kecil itu dengan senyum yang mengembang.

"Anak kecil sok tahu!" ucap Sky seraya menatap jalanan sambil fokus mengemudi, tanpa menoleh pada putrinya tersebut.

"Aku Memang selalu tahu, Pa! Bahkan aku lebih tahu daripada Papa!" ucap Pelangi membanggakan diri.

"Iya, Iya! Anak Papa memang selalu pintar." Sky tersenyum mendengar ocehan putrinya.

"Pa, kapan kita ketemu Opa Erlangga? Aku sangat merindukannya, Pa?" tanya Pelangi tersenyum.

"Opa pulang besok. Kita besok pagi langsung jemput ke Bandara sama Oma juga!" jawab Sky membalas senyuman putrinya.

"Berarti keluarga kita lengkap dong saat Papa menikah nanti?" tanya Pelangi menoleh menatap Papanya sekilas.

Sky tidak menanggapi ucapan Pelangi, pria itu fokus mengemudi tanpa mendengar ucapan sang anak.

Sementara Pelangi memilih diam, karena melihat raut wajah Papanya yang berubah.

Pria itu pun melajukan mobilnya menuju restoran sang Mama, dan Marissa pun menyambut kedatangan sang Cucu dengan merentangkan kedua tangannya.

Wanita paruh baya itu menjongkok, mensejajarkan tubuhnya dengan Pelangi, dan Pelangi pun lari menghampiri Omanya tersebut sambil memeluknya erat.

"Cucu Oma sudah pulang?" tanya wanita paruh baya itu setelah Pelangi meregangkan pelukannya.

"Sudah Oma, tadi papa yang jemput!" Jawab Pelangi dengan senyum cerianya.

"Oma, Pelangi ingin pergi ke mall, Oma ikut ya Oma," rengek Pelangi.

"Maaf Sayang, Oma tidak bisa ikut, karena Oma punya janji dengan seseorang siang ini, Pelangi pergi sama Papa ya!" tolak wanita paruh baya itu dengan senyuman lembut.

"Tapi Ma, Sky ada rapat hari ini setelah jam makan siang! "Tolak sky dengan wajah lesunya.

"Seandainya kamu punya istri, pasti kamu tidak akan kerepotan seperti saat ini!" ucap Marisa menatap Sky intens.

Deg 

Seketika Pelangi merasa terluka mendengar ucapan sang Oma. Gadis kecil itu menundukkan kepalanya menahan air mata yang akan jatuh.

"Iya Ma, iya! Semuanya terserah mama, aku pasrahkan perjodohan ini pada Mama, aku akan menikahi wanita itu jika bisa membuat Mama dan Pelangi bahagia, besok pun aku siap jika mama sudah punya calon ibu tiri yang baik untuk Pelangi."

"Benarkah?" tanya Marisa berbinar. 

Wanita paruh baya itu sangat senang mendengar jawaban dari putranya tersebut. Ia tidak ingin menjodohkan putranya, yang ia inginkan Sky menikah atas keinginannya sendiri.

Akan tetapi, pria itu seakan menutup pintu hatinya untuk wanita manapun. Hingga akhirnya Marisa memilih untuk menjodohkan putranya tersebut.

"Maafin Pelangi Pa, Oma! Pelangi tidak ingin menjadi beban untuk kalian, tapi apalah daya Pelangi yang hanya bisa merepotkan kalian!" ucap gadis kecil itu dengan air mata yang tertahan.

Pelangi yang sedih mendengar ucapan Marissa, ia lari menjauh dari Papa dan Omanya tersebut.

"Pelangi ... , tunggu!" teriak Sky dan Marissa bersamaan. Akan tetapi, gadis kecil itu seakan tuli, ia tidak mendengarkan teriakan papa dan Omanya tersebut.

Baik Sky maupun Marisa langsung mengejar Pelangi. Akan tetapi, Pelangi menyeberang jalan raya. Hingga, langkah kaki Sky dan Marissa terhenti karena banyaknya kendaraan yang melintas.

"Sky ambil mobilmu! Kita cari Pelangi menggunakan mobil, dia pasti masih di area restoran ini!" titah Marissa dengan wajah khawatirnya.

Sky pun langsung lari menuju mobilnya dengan Marissa yang duduk di samping pria itu. Keduanya pun pergi mengelilingi area restoran berharap melihat keberadaan gadis kecil itu. Namun, hasilnya nihil mereka pun tak kunjung menemukannya.

Sementara di tempat yang tidak jauh dari restoran itu, Pelangi menaiki pohon untuk bersembunyi agar ia tidak dapat ditemukan oleh Oma dan Papanya tersebut, gadis kecil itu berdiam diri hingga sore pun tiba.

_____

Sore harinya Sky dan Marissa masih tidak dapat menemukan Pelangi dimanapun dan akhirnya mereka mencari Pelangi di seluruh kota. Akan tetapi, mereka tak kunjung menemukan gadis kecil itu.

Marissa pun terus menangis, menyesali ucapannya yang tidak sengaja menyinggung perasaan cucunya tersebut.

"Maafin Oma Pelangi, Oma tidak bermaksud untuk menyakitimu hatimu, Nak! Pelangi bukan beban, tapi Pelangi segalanya untuk Oma!" ucap wanita paruh baya itu sambil menangis terisak-isak.

Sementara di tempat lain Pelangi sangat ketakutan karena hari sudah mulai gelap, gadis kecil itu mencoba untuk turun dari pohon tersebut meskipun takut, hingga akhirnya gadis kecil itu terpeleset dan terbang dari atas pohon.

Pelangi pun memejamkan matanya, Ia pasrah dengan apa yang akan terjadi pada dirinya. Akan tetapi, gadis kecil itu merasa heran karena tubuhnya seperti ada yang menahan agar tidak terjatuh. Ia membuka matanya perlahan lalu ia tersenyum setelah melihat Siapa yang menolongnya.

"Tante cantik," ucapnya tersenyum.

...❤️❤️❤️❤️❤️...

...TBC...

Terpopuler

Comments

★ꦿꦿDhodheтᴀ⃟🌠ꦿ

★ꦿꦿDhodheтᴀ⃟🌠ꦿ

Jangan terlalu lama menutup hati, nanti jadi gerai mixue

2023-03-16

1

Mbah Edhok

Mbah Edhok

perasaan yang halus ...

2022-12-13

1

Juan Sastra

Juan Sastra

serem thorr kuburan,,makam ajalah lebih halus bahasanya. 😁🙏🙏🙏

2022-11-01

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!