LR 3

Rainy melangkah tak tentu arah, gadis itu memikirkan apa yang akan terjadi jika ia menikah dengan orang yang tidak pernah ia kenal sebelumnya.

Memang benar, ia tidak pernah menjalin hubungan yang spesial dengan siapapun. Akan tetapi, ia juga ingin menikah dengan pilihannya sendiri bukan karena paksaan dari orang lain.

Sejak kecil, gadis itu selalu hidup menderita karena tekanan dari ibu tirinya. Ibunya meninggal sejak ia berusia satu tahun karena penyakit yang dideritanya, dan sang ayah menikah kembali saat ia berusia 4 tahun, gadis itu pun merasakan kebahagiaan karena mempunyai keluarga yang lengkap.

Akan tetapi, sang ayah pun juga ikut menyusul ibunya, beliau meninggal saat gadis itu berusia 8 tahun, dan sejak saat itulah penderitaannya di mulai, karena ia dianggap beban oleh sang ibu tiri.

Rainy berjalan tidak tentu arah, hingga akhirnya ia sampai di pemakaman kedua orang tuanya.

Gadis itu melangkah gontai, lalu ia duduk bersimpuh di tengah-tengah kuburan ayah dan ibunya, gadis itu menangis terisak-isak di kuburan itu hingga tanpa ia sadari ada seorang anak kecil duduk di samping wanita itu hingga membuat Rainy menghentikan tangisannya dan menghapus air matanya.

"Tante, Tante jangan sedih! Aku juga tidak punya Mama, tapi aku selalu tersenyum, karena kata Oma, kalau aku sedih maka Mamaku juga sedih di sana, makanya aku tidak menangisi kepergian Mama, karena aku ingin Mama tidur tenang di sisi-Nya." Gadis kecil itu tersenyum seraya menatap Rainy yang masih sibuk mengahapus sisa-sisa air matanya.

"Nama kamu siapa, Sayang?" tanya Rainy seraya membelai rambut gadis kecil itu.

"Oh iya, lupa. Kita belum kenalan ya, Tante?" tanya gadis kecil itu seraya mengulurkan tangannya. Rainy pun tersenyum melihat gadis kecil imut di sampingnya tersebut.

"Namaku Pelangi, Tante!" Gadis kecil itu mengulurkan tangannya dengan senyum yang mengembang.

"Nama yang indah," ucap Rainy menerima uluran tangan gadis kecil itu.

"Kamu ke sini sendiri, Sayang?" tanya Rainy tersenyum.

"Tidak, Tante! Aku ke sini sama Papa. Tapi papa keluar sebentar karena ada yang menghubungi tadi. Kami ke kuburan mama karena ingin pamit sama mama, kalau Papaku akan menikah lagi!" tutur gadis kecil itu dengan senyumnya yang tak memudar.

Rainy pun membelai rambut Pelangi penuh kasih. "Kamu jangan sedih ya, Sayang! Aku tahu, kamu pasti menyembunyikan kesedihanmu di balik senyuman ini 'kan?" tanya Rainy seraya memegang bibir tipis Pelangi.

Pelangi mengambil tangan Rainy dan menggenggamnya erat, lalu menatap Rainy dengan senyum cerianya. "Tidak, Tante! Pelangi sangat bahagia," ucap Pelangi tersenyum sambil memejamkan matanya.

Pelangi menghela nafas, lalu menatap Rainy dengan senyumnya yang tak memudar. "Aku yang memaksa Papa untuk menikah lagi, Tante!" ucap Pelangi tersenyum.

"Kenapa begitu, Sayang? Kenapa kamu memaksa Papamu menikah lagi, jika papamu tidak ingin menikah. Lalu, bagaimana jika ibu tirimu tidak menyayangimu?" tanya Rainy dengan wajah cemas.

Wanita itu mengingat tentang perjalanan hidupnya yang begitu berat, dan ia tidak ingin orang lain mengalami apa yang dialami olehnya.

Pelangi tersenyum melihat ke khawatiran Rainy. Lalu, ia menatap Rainy sendu. "Aku tidak perduli, Tante. Aku hanya ingin Papa bangkit dari kesedihannya. Aku tidak ingin Papa terus menderita karena kehilangan Mama." Gadis kecil itu menundukkan kepalanya dengan air mata yang menetes.

Rainy pun membawa Pelangi dalam pelukannya, ia juga menangis karena mengingat masa kecilnya yang di penuhi dengan penderitaan.

"Semoga ibu tirimu menyayangimu dengan tulus, Sayang! Cukup Tante saja yang merasakan penderitaan hidup dengan ibu tiri!" ucap Rainy memeluk Pelangi erat.

"Terima kasih, Tante!" Pelangi menjauhkan kepalanya dari wanita itu. Lalu, tersenyum menatap Rainy ceria.

"Semoga ibu tiri Pelangi baiknya seperti Tante!" ucap Pelangi tersenyum seraya mengahapus air mata Rainy. Sementara Rainy sebaliknya, ia juga menghapus air mata Pelangi.

"Jika Tante mendapatkan anak tiri sepertimu, maka Tante akan lebih menyayangimu dari pada papamu!" ucap Rainy seraya menarik hidung Pelangi dengan senyum yang mengembang.

Keduanya tertawa bersama hingga suara seseorang menghentikan tawa keduanya.

"Pelangi!"

...❤️❤️❤️❤️❤️...

...TBC...

Terpopuler

Comments

Mbah Edhok

Mbah Edhok

cobaan hidup ...

2022-12-13

2

Juan Sastra

Juan Sastra

waah emang jodoh tuh anak sama ibu...
ciptaan mu thorr

2022-11-01

3

🎤🎶 Erick Erlangga 🎶🎧

🎤🎶 Erick Erlangga 🎶🎧

karya athor emang the best 👍

2022-09-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!