Symphony 21

Kediaman keluarga Stuart terlihat ramai keesokan harinya, banyak para pekerja menyiapkan perlengkapan makan dan juga beberapa peralatan serta hiasan untuk pesta besok. Bukan pesta yang ramai apalagi mewah jika dilihat, tapi segala sesuatunya harus terlihat sempurna bagi si tuan rumah. Acara akan diadakan di aula besar yang berada di sisi kanan rumah, sehingga para tamu bisa menikmati hidangan sambil melihat pemandangan taman labirin di samping.

Taman labirin itu memiliki ribuan lampu kecil yang seperti kerlip bintang, lampu-lampu itu berada diantara dedaunan taman labirin. Sungguh pemandangan yang sangat memanjakan mata. Sebenarnya Amanda Stuart ingin agar pesta digelar di taman labirin, dengan mengusung konsep pesta kebun, tapi sang suami berkata mereka tidak bisa menggelar acara di luar bangunan, karena hujan bisa turun kapan saja.

Malam itu Lizzy merias wajahnya senatural mungkin dengan memakai gaun berwarna merah maroon panjang, dengan kerah yang rendah berbentuk v dan berlengan panajng. Ia memadukannya dengan memakai sepatu stileto dengan tali diikat memanjang ke atas berwarna senada. Anting-anting berlian terlihat menghiasi kedua telinganya rambutnya yang indah ia gulung keatas membentuk bun.

Kedua anaknya juga memakai pakaian formal malam itu, David memakai tuxedo dan juga dasi kupu-kupu berwarna senada dengan milik sang paman, sedangkan Clara memakai gaun selutut berwarna senada dengan sang ibu. Saat waktu menunjukkan pukul tujuh malam para tamu pun mulai berdatangan, anggota keluarga Stuart hampir semuanya sudah datang, ada paman dan bibinya juga beberapa sepupu yang hanya Lizzy temui beberapa kali dalam setahun.

Jamuan makan malam itu dilakukan dengan menggunakan sebuah meja yang sangat panjang, yang mampu menampung sekitar tiga puluh orang, dengan hiasan bunga Lily dan mawar berwarna putih, yang diletakkan di tengah meja dan memanjang dari ujung ke ujung, dilengkapi dengan lilin-lilin putih dan juga gelas kristal. Terkesan sederhana namun tetap manis dan elegan.

Sebelum acara dimulai, Lizzy terlihat seperti mencari seseorang, ia sibuk mengedarkan pandangannya menatap satu persatu tamu yang datang malam itu.

"Siapa yang kau cari sayang?" Terdengar suara kakaknya dari arah samping kanannya.

"Apa ayah dan ibu tidak mengundang Jacob, Alex?"

"Mereka ingin mengundang keluarga itu, tapi aku melarangnya."

"Kenapa kau melarangnya?"

"Sudah jelas aku membencinya. Pria itu dan keluarganya tidak pantas berada di pesta ini. Merusak suasana saja," Alex mengedikkan bahunya.

"Kau ini, berhentilah bersikap kekanakkan. Walau bagaimanapun ia tetaplah ayah dari kedua anakku. Entah kau suka atau tidak, tapi begitulah kenyataannya. Kau tidak bisa terus menghindarinya."

"Kau terlalu baik adikku sayang, seharusnya kau menembaknya saat kau menangkap basah dirinya sedang bercumbu dengan wanita lain, aku yakin dengan kemampuanmu itu, ia sudah pasti tewas ditempat seketika. Tapi kau malah membiarkan dia lepas begitu saja dan malah menuntut bercerai darinya. Kau terlalu banyak mengalah."

Lizzy hanya bisa diam mendengar ucapan sang kakak. Seperti ada luka yang sudah mulai kering tapi kemudian disiram air garam untuk kembali basah, perih rasanya. Tiba-tiba suasana hatinya menjadi buruk, dan ia dengan sekuat tenaga menginjak kaki sang kakak.

"Jika kita tidak sedang berada diacara ini, sudah kupastikan lehermu akan patah Alex," Lizzy berjalan meninggalkan sang Kakak yang sedang meringis menahan sakit.

Ia berjalan keluar ke arah taman labirin melewati pintu kaca samping, sungguh ia butuh udara segar sekarang.

Ia memandang taman labirin itu dengan tatapan nanar, dulu pesta pernikahannya diselenggarakan di taman ini. Lampu-lampu itu yang menjadi saksinya. Ia tak menyangka, malam yang penuh dengan kebahagiaan itu harus berakhir dengan menyedihkan.

"Kenapa kau berdiri sendiri di sini nona?" seseorang menyapanya dari arah belakang, ia mengenali suara itu. Ia membalikkan badan untuk memastikan tebakannya.

"Daniel? Kau di sini?"

"Iya, sebuah kebetulan bukan? Tuan Wiliiam mengundangku sebagai rekan kerja, ayahmu dan aku terlibat proyek iklan sebuah properti mewah di kepulauan bora-bora dan aku sebagai bintang utama," Ia mengedipkan sebelah matanya pada Lizzy dengan sedikit bangga.

"Wah ternyata kau sekeren itu Daniel, aku sungguh tidak menyangka kau benar-benar laris manis," Ia tertawa renyah meledek si pria.

"Sepertinya acara makan malamnya akan segera dimulai Lizzy, kurasa sebaiknya kita masuk kedalam," ia mengulurkan tangannya untuk digenggam oleh Lizzy dan segera disambut oleh wanita itu.

Alunan musik dari para pemain orkestra terdengar indah, mengiringi jalannya acara malam itu dengan sangat manis. Lizzy melepaskan pegangan tangannya dari Daniel, karena posisi duduk mereka yang tidak bersebelahan. Masing-masing bangku dan meja sudah diberi nama pemiliknya, membuat Lizzy duduk dekat dengan keluarganya sedangkan Daniel berada jauh dari tempatnya.

Selama makan malam berlangsung tak jarang keduanya saling melemparkan tatapan dan senyum, membuat keduanya terlihat seperti dua anak remaja yang sedang saling mengagumi satu sama lain.

Setelah acara makan malam selesai, dilanjutkan dengan kata sambutan yang disampaikan oleh sang tuan rumah dan beberapa ucapan selamat dari perwakilan keluarga dan juga kolega.

Daniel berjalan menghampiri Lizzy yang sedang asik mendengarkan alunan musik orkestra sambil menyesap minumannya. "Kau suka musik klasik Lizzy?" senyum hangat menghiasi bibir pria itu.

"Ya, aku sangat menyukainya. Entah kenapa saat aku mendengarkan musik klasik, jiwaku seolah melayang dan menari mengikuti alunan musik itu. Pikiranku menjadi lebih rileks karenanya," ia berbicara tanpa melepaskan pandangannya dari grup orkestra.

"Kau benar, musik klasik memang memiliki nada-nada yang indah dan terkesan magis."

"Siapa yang menemanimu malam ini Daniel?" ia mulai memperhatikan teman bicaranya itu, dan tidak menemukan siapapun di sampingnya.

"Aku datang sendiri malam ini, ada apa?"

"Tidak apa-apa aku hanya takut mengganggu kencanmu saja."

Seketika pria itu tertawa mendengar ucapan Lizzy.

"Aku tidak sedang berada dalam kondisi menjalin hubungan asmara Lizzy. Sepertinya aku mulai nyaman dengan kesendirianku."

"Kalau begitu kenapa kau tidak mengajak paman dan bibi? pasti mereka akan sangat senang."

"Aku tidak tahu jika kau akan berada dipesta ini, jika saja aku tahu, aku pasti akan mengajak mereka berdua."

"Tidak mungkin kau tidak tahu Daniel, kau pasti tahu kan siapa aku, mereka berdua pasti telah mengatakannya padamu."

" Sungguh Lizzy kukira kau tidak akan hadir, mengingat kau lebih suka tinggal di kota kecil dengan banyak pegunungan dan padang rumput, kutebak kau pasti bukan wanita penggila pesta."

"Hei, ini adalah pesta ulang tahun ayahku Bung, jadi jelas aku harus datang."

"Ya kau benar Lizzy, maafkan aku atas ketidakpekaan ku. Terkadang aku berpikir hanya berdasarkan pada apa yang aku lihat," pria itu tersenyum kecut mengingat perbuatannya dulu pada Lizzy.

"Semua orang pasti pernah melakukan kesalahan Daniel, bukan hanya kau. Aku pun sama. Tidak ada yang sempurna di dunia ini. Yang terpenting adalah bagaimana kita belajar dari kesalahan masa lalu, menjadi pribadi yang lebih baik, dan tidak mengulanginya lagi. Benarkan?" ia mencoba untuk menenangkan pria di hadapannya sambil tersenyum dengan manis.

"Ya kau benar Lizzy," ia balas tersenyum dengan hangat.

Alunan musik pun mulai berganti, ayah dan ibunya terlihat mulai berdansa di tengah ruangan. Dengan diikuti oleh beberapa anggota keluarga dan kemudian para tamu undangan yang membawa serta pasangan mereka.

"Maukah kau berdansa denganku Lizzy?" pria itu mengulurkan tangannya pada Lizzy untuk digenggam.

Lizzy sejenak meletakkan gelas minumannya di meja di dekatnya dan menerima uluran tangan pria itu.

"Dengan senang hati Daniel."

Mereka berdua berjalan menuju lantai dansa dengan bergandengan tangan. Banyak pasang mata yang menatap mereka dengan rasa penasaran. Tidak banyak pria yang berani mendekati wanita itu, karena memang seolah ia tak tersentuh. Ayah dan kakaknya menjaganya dengan sangat hati-hati seolah ia adalah sebuah berlian langka.

Mereka berdansa dengan sangat mesra, tanpa mempedulikan tatapan orang-orang. Entah kenapa mereka merasa seperti saling menemukan satu sama lain, membuat debaran jantung masing-masing tak terkendali. Malam itu untuk pertama kalinya Daniel melupakan rasa sakit hatinya pada wanita, membuatnya merasa menemukan tempat berlabuhnya. Begitu pula dengan Lizzy, ia merasa menemukan kembali rumahnya setelah sekian lama berkelana.

Dengan diiringi alunan musik klasik symphony 21 milik mozart, mereka berdansa seolah ini adalah dunia mereka, saling meresapi keberadaan satu sama lain, disertai dengan jiwa yang menghangat.

🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂

Seorang pria menatap pasangan yang sedang berdansa itu dengan penuh rasa curiga, meskipun ia tahu pria yang sedang berdansa dengan adiknya datang sebagai rekan kerja sang ayah, namun tetap saja ia merasa gusar.

Ia takut pria itu juga datang dengan maksud lain, yaitu balas dendam. Karena tanpa sengaja ia telah merusak hubungan pria itu dengan kekasihnya. Jika pria itu membalaskan dendam langsung kepadanya, ia akan menerimanya. Tapi ia tidak akan tinggal diam jika yang menjadi sasaran adalah adik tersayangnya.

Kemudian ia mengambil ponselnya dari saku celana, dan terlihat menghubungi seseorang, "Halo Rey, aku ingin kau menyelidiki dan mengawasi seseorang untukku, namanya Daniel Allan. Untuk detailnya akan kukirimkan padamu nanti," ia memutus sambungan begitu saja.

Ia terus menatap pria itu dan sang adik. Entah kenapa ia merasa sang adik pun terlihat sangat nyaman berada dalam pelukan pria itu. Mereka seperti sudah saling mengenal dalam waktu yang lama. Apa yang telah aku lewatkan tentangmu adikku sayang?, pikirnya.

Ketika pesta telah usai, dengan senyum yang masih terkembang Lizzy mengantarkan Daniel untuk berpamitan kepada orang tuanya, "Ayah, ibu, Daniel ingin berpamitan pada kalian."

"Kau mengenal putriku tuan Daniel?" sang ayah bertanya.

"Iya tuan, kami saling mengenal sejak beberapa waktu lalu. Kedua orangtuaku tinggal di kota yang sama dengan Lizzy, dan mereka berteman baik. Aku harus undur diri tuan, terima kasih atas undangannya, acara ini benar-benar menyenangkan," Daniel menjabat tangan sang ayah juga ibunya.

"Baiklah tuan Daniel, semoga kau selamat sampai tujuan."

"Ayah, ibu aku akan mengantar Daniel sampai ke depan dulu, permisi."

Mereka pun berjalan dengan posisi tangan Lizzy yang masih memegang lengan pria itu entah ia sadar atau tidak. Akhirnya mereka tiba di pintu depan rumah, Lizzy melepaskan tangannya, "Terima kasih Daniel karena kau telah bersedia datang ke pesta ulang tahun ayahku, aku sangat menghargainya."

"Justru aku merasa terhormat karena bisa datang ke acara ini," sejenak Daniel memandang Lizzy dengan tatapan hangat, dan dengan perlahan ia mengambil tangan Lizzy untuk digenggam.

"Maafkan aku Lizzy atas kejadian tempo hari, sungguh aku benar-benar menyesal, saat itu aku sedang patah hati karena kekasihku ternyata tak lebih dari seorang penghianat. Harga diriku sebagai laki-laki terluka, dan itu membuatku menjadi orang yang breng***. Benar apa yang dikatakan oleh kedua orangtuaku, kau adalah wanita yang baik. Sekali lagi aku minta maaf."

"Sudahlah Daniel, tak perlu kau ingat-ingat lagi, semuanya sudah berlalu. Yang terpenting sekarang tidak ada lagi kesalahpahaman diantara kita. Aku tidak sampai hati jika harus melihat wajah sedih paman dan bibi setiap kali kita bertengkar. Kau tenang saja, aku akan memastikan mereka tidak akan melanjutkan rencana mereka lagi. Apa sekarang kita mulai berteman?"

" Tentu saja kita berteman, baiklah sampai jumpa Lizzy, terima kasih banyak karena kau mau menemaniku malam ini, senang bisa bertemu denganmu," ia melepaskan tangan Lizzy dan berjalan menuju mobilnya dan beranjak pergi dari sana.

Ia sedang bersiap untuk tidur ketika seseorang memasuki kamarnya tanpa permisi, sang kakak masuk ke kamarnya dengan wajah yang terlihat sangat gusar, tanpa diminta, kakaknya langsung naik ke atas ranjang dan duduk di sampingnya.

"Kenapa kau tidak mengetuk pintu dulu Alex? Bagaimana jika aku sedang berganti pakaian?"

"Aku tahu kau sudah selesai membersihlan diri, maka dari itu aku berani masuk, jam kegiatanmu selalu tepat Lizzy, seperti anak kecil saja."

"Kau ini, selalu saja menyebalkan. Ada perlu apa kau masuk ke kamarku malam hari begini, aku ingin istirahat Alex."

"Ada yang harus kutanyakan padamu Lizzy, sejak kapan kau mengenal pria yang bernama Daniel Allan?"

"Beberapa minggu lalu. Saat itu ia sedang berkunjung ke rumah orangtuanya yang merupakan sahabatku, paman Philip dan bibi Christine. Aku pernah bercerita padamu tentang mereka."

"Jadi dia putra mereka?"

" Iya, ada apa Alex, jangan berputar-putar. Bicaralah dengan jelas!"

Sejenak sang kakak terlihat seperti sedang berpikir sebelum akhirnya ia menjawab,

"Dia adalah pria yang aku maksud kemarin Lizzy."

"Kekasih Angeline?"

"Iya, pria yang juga menangkap basah diriku yang sedang bercumbu dengan Angeline."

Lizzy hanya mampu terdiam mendengar sang kakak bercerita, sungguh ia merasa takdir begitu lucu. Dia disakiti oleh pria itu karena alasan pria itu terluka dan ternyata penyebab luka itu adalah kakaknya sendiri.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang Alex? Aku pikir dia juga pasti tahu kalau kita bersaudara. Tapi aku yakin, dia adalah orang yang baik hanya saja aku jadi ikut merasa bersalah karena masalah ini."

"Aku mengkhawatirkan dirimu Lizzy."

"Maksudmu dia akan membalas dendam melalui diriku? Jangan bodoh Alex, kau tahu siapa aku. Aku akan tahu jika ada orang yang akan berbuat jahat padaku, jadi sudah bisa kupastikan, dia bukan orang yang seperti itu."

"Entahlah Lizzy, aku tak yakin kali ini dengan firasatmu. Kumohon Lizzy, berhati-hatilah. Aku tidak mau sesuatu terjadi padamu," kemudian dia bangkit dari duduknya di atas ranjang dan berjalan keluar kamar. Menyisakan Lizzy seorang diri yang sekali lagi menjadi berada pada suasana hati yang buruk.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!