Elizabeth Stuart

Daniel memasuki rumahnya dengan langkah yang dihentakan. Ia tidak terima karena dipukul oleh pria itu. Dia berjalan ke arah dapur untuk mengambil es batu di kulkas dan mengompres wajahnya yang terasa nyeri dan memar. Ternyata di sana ada ibunya yang sedang memasak.

"Ada apa dengan wajahmu Daniel? Mengapa memar seperti itu? Kau berkelahi?"

"Tidak, tadi hanya terjadi sedikit kesalahpahaman saja. Ibu, aku ingin bertanya sesuatu, apa kau yakin ingin menjodohkanku dengan Lizzy?"

"Kenapa kau berkata seperti itu? Bukankah kemarin aku dan ayahmu sudah bilang, kami tidak akan memaksamu jika memang kau menolak, apa kau masih merasa kesal pada kami? Tunggu, dimana kue-kue pesananku Daniel?," Sang ibu menatapnya dengan tatapan menyelidik.

Ia jadi salah tingkah karena ditatap oleh ibunya dengan tatapan penuh selidik, karena jika sudah seperti itu biasanya ia akan diinterogasi oleh ibunya seperti seorang terdakwa. Ia menghela nafas dengan berat "Maaf bu, aku lupa membeli kue pesananmu, tadi aku sudah sampai di depan stand kue milik wanita itu, tapi ada sesuatu yang menggangguku, apa kau yakin ia wanita baik-baik? Karena sepertinya ia bukan wanita baik seperti yang kau kira."

Ibunya mengangkat alisnya tinggi-tinggi dan mengerutkan dahinya, tanda ia bingung dengan perkataan putranya dan meminta penjelasan lebih banyak.

"Tadi...aku melihatnya sedang tertawa dengan seorang pria, kelihatannya mereka sangat akrab, apa ibu tahu siapa pria itu? Pria itu adalah Jacob Morris, seorang pengacara dengan bayaran termahal di Negeri ini dan juga seorang pengusaha sukses. Tidak perlu diragukan lagi, harta kekayaannya tidak akan habis dimakan tujuh turunan. Tapi bukankah itu membuktikan sesuatu? Bahwa wanita itu tidak lebih dari seorang penambang emas berjalan. Ia gagal mendekatiku kemudian entah bagaimana caranya ia malah berhasil mendekati pria kaya raya itu. Tidak mungkin mereka berteman bukan? Lizzy hanya seorang wanita biasa pemilik toko roti yang tidak terkenal sedangkan Jacob adalah seorang pria dari kelas atas yang jelas tidak akan memasuki pergaulan milik Lizzy," Ia menjelaskan panjang lebar dengan harapan ibunya akan percaya padanya.

Respon sang ibu ternyata tidak sesuai dengan apa yang diharapkannya, dengan menahan rasa marahnya ia bertanya. "Apa kau sama sekali tidak mengenali siapa Lizzy sebenarnya? Yah, kurasa jelas tidak. Aku tidak tahu kenapa kau bisa berubah menjadi orang yang picik. Aku hanya akan memberitahukan siapa nama panjang Lizzy, setelahnya kau bisa mencari sendiri informasi tentangnya di internet. Atau bahkan kau bisa menyewa detektif swasta jika kau masih ragu dengan informasi yang kau dapatkan dari internet. Dengarkan aku baik-baik Daniel, nama lengkap Lizzy adalah Elizabeth Peony Stuart."

Setelah itu ibunya melanjutkan lagi pekerjaannya, karena ia tahu anaknya pasti butuh waktu untuk mencerna informasi itu.

Pria itu terlihat sedang berpikir, Elizabeth Peony Stuart? Stuart? Apakah Stuart yang itu? Keluarga Stuart yang kaya raya dan usahanya menggurita dimana-mana? Tidak mungkin kan? Tapi jika benar begitu, itu artinya wanita itu memiliki hubungan keluarga dengan Alexander Stuart, pria yang membuat Angeline berpaling dariku. Kemudian dengan tergesa-gesa ia berjalan ke kamarnya dan duduk di hadapan meja komputer miliknya.

Beberapa hari yang lalu ia sudah kembali ke rumahnya di kota besar, karena ada beberapa janji untuk pemotretan, dan kemarin siang ibunya menelepon memberitahunya, bahwa hari ini Festival rakyat dimulai. Ia senang pergi ke Festival rakyat di pusat kota, banyak stand-stand yang menjual makanan dan minuman enak, juga ada banyak pertunjukan.

Ia membuka laman pencarian melalui ponselnya, dan ia mengetikan sesuatu, dengan kata kunci pencarian siapakah Elizabeth Peony Stuart?. Tak perlu menunggu lama, situs-situs berita tentang wanita itu bermunculan. Disertai foto wanita itu dalam berbagai kesempatan.

Elizabeth Peony Stuart, salah satu pewaris kerajaan bisnis keluarga Stuart. Ibunya berdarah asia sedangkan ayahnya berdarah eropa. Ia adalah seorang wanita yang cerdas dan mandiri, diusianya yang masih tergolong sangat muda, ia berhasil menyelesaikan kuliahnya di Universitas dengan jurusan kriminologi. Ia juga menyelesaikan sekolah bisnisnya ditahun berikutnya. Ia adalah putri bungsu dari pasangan William Stuart dan Amanda Peony. Elizabeth memiliki seorang kakak yang bernama Alexander Stuart, yang juga merupakan seorang pengusaha sukses seperti ayahnya.

Daniel terus membaca semua informasi tentang wanita itu, dan salah satu informasi membuatnya sangat terkejut. Elizabeth Peony Stuart atau yang lebih dikenal dengan nama Elizabeth Stuart ternyata adalah istri dari seorang pengacara terkenal Jacob Morris. Dari pernikahan itu mereka dikaruniai dua orang anak, Clara Morris dan David Morris. Namun tidak ada informasi lanjutan kapan mereka bercerai, karena memang berita tentang kehidupan pribadi keluarga Stuart dan Morris ditutup rapat, agar tidak menjadi konsumsi publik. Dua keluarga itu seolah tidak tersentuh oleh media selain berita kehidupan sosial mereka.

Daniel terduduk lemas, sambil menatap ponselnya. Ia merutuki kebodohannya karena bertindak tanpa berpikir panjang dulu. Sakit hati karena penghianatan kekasihnya Angeline, membuatnya jadi tidak bisa berpikir jernih, selalu terbawa emosi. Pantas saja, ayahnya pernah bilang bahwa ia akan menyesal karena telah menghina wanita itu, tidak perlu menunggunya untuk tertarik dengan wanita itu, karena sekarang pun ia benar-benar sudah menyesali kebodohannya.

Ia benar-benar harus menemui wanita itu untuk meminta maaf. Pantas saja, pria itu terlihat begitu murka, karena ia menyerang Lizzy dengan kata-katanya yang tajam. Pria manapun pasti akan marah besar jika mengetahui ibu dari anak-anaknya dihina padahal wanita itu adalah seorang wanita baik-baik.

Ia beranjak dari kursinya dan berbaring di tempat tidur, ia menyesali semuanya sekarang. Ia hanya dapat berdoa semoga Jacob Morris tidak menuntutnya, karena jika tidak sudah bisa dipastikan karir dan kehidupannya akan hancur seketika. Dan ia tidak mau itu terjadi.

Kemudian ia bangun dari ranjang dan melangkah gontai keluar kamar, mencari ibunya. Ia ingin meminta pendapat pada sang ibu, apa yang harus ia lakukan sekarang, mengingat ibunya begitu dekat dengan wanita itu, pasti ibunya akan mengerti bagaimana cara mendapatkan maaf dari wanita itu.

Ia tidak melihat ibunya di dapur, jadi ia mencari ibunya di halaman belakang, ternyata benar saja, ibunya ada di sana sedang duduk sambil menikmati secangkir teh hangat dan membaca buku.

"Ibu..."

Ibunya menoleh ke arahnya, dan menatapnya dengan bingung. "Apa lagi yang kau pikirkan Daniel? Mengapa wajahmu terlihat pucat seperti itu? Seperti habis melihat hantu."

Ia kemudian berjalan menghampiri ibunya dan duduk di berhadapan dengan sang ibu, sejenak ia terlihat ragu seperti ingin mengatakan sesuatu tapi kemudian ia berkata dengan tekad bulat "Apa kau bisa membantuku bu, untuk mendapatkan maaf dari Lizzy?"

Sang ibu menatapnya dengan tatapan sendu, kenapa kau berubah menjadi orang yang picik anakku? Aku dan ayahmu memberikan sebongkah berlian tapi kau malah memilih untuk membuangnya. Dan sekarang kau berharap untuk memilikinya? sungguh konyol.

"Jadi kau sudah tahu siapa Lizzy sebenarnya?"

Ia hanya menganggukan kepalanya tanda mengiyakan pertanyaan dari sang ibu. Ia memandang ibunya dengan penuh harap sang ibu mau membantunya.

"Entahlah Daniel, aku tidak yakin bisa membantumu, dia memang orang yang baik, tapi aku tak yakin ia akan memaafkanmu setelah apa yang kau lakukan padanya, ia juga sama sepertiku, seorang wanita dan juga seorang ibu. Aku mengerti dengan jelas bagaimana perasaannya. Kau sudah keterlaluan Daniel, kau menyerangnya tanpa tahu fakta tentang dirinya," Sang ibu menghembuskan nafasnya dengan lelah.

"Besok atau nanti sore aku akan pergi ke toko rotinya dan meminta maaf padanya, aku harap ia mau memaafkan aku bu. Aku benar-benar menyesal karena telah bersikap kasar padanya," Ia beranjak dari duduknya dan kembali ke kamarnya dengan langkah gontai.

Sang ibu memandang punggung anaknya yang terlihat mulai menjauh. Maafkan aku nak, kali ini aku tidak akan membantumu, meskipun sudah pasti Lizzy akan memaafkanmu, tapi aku ingin kau meminta maaf sendiri padanya dan menjadi lebih dekat dengannya. Aku ingin kau membawa Lizzy ke rumah ini bukan sebagai keponakanku lagi, tapi sebagai menantuku. Bukan karena ia berasal dari keluarga kaya raya, tapi karena memang dia adalah seorang wanita dan ibu yang baik, dia akan sempurna untukmu. Aku akan membantumu untuk menjauhkan pria itu darinya, tanpa menjauhkan kedua anaknya. Akan kupastikan kau mendapatkan hati Lizzy, Daniel. Sang ibu tersenyum penuh arti.

🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂

Jacob memarkirkan mobilnya di teras rumahnya, dengan rasa amarah yang masih menggebu "Jacob, kenapa kita ke rumahmu? bukankah kita harus ke tokoku dan menjemput anak-anak?" Lizzy menatap ke arahnya dengan heran.

"Masuklah dulu ke dalam rumah Lizzy ada yang ingin aku bicarakan denganmu. Kita tidak mungkin berbicara di depan anak-anak, "Pria itu pun keluar dari mobil dan berjalan masuk.

Lizzy segera turun dari mobil dan mengikuti langkah pria itu yang sudah lebih dulu masuk ke dalam rumah. mereka berjalan ke arah ruang kerja milik Jacob "Tunggu Jacob, kenapa kita harus bicara di dalam ruang kerjamu? Tidak bisakah kita bicara di ruang keluarga saja?"

"Tidak Lizzy, aku tidak mau ada orang lain yang mendengar pembicaraan kita," Pria itu membuka pintu dan melangkah masuk ke dalam ruang kerjanya diikuti Lizzy.

Tanpa basa basi pria itu berdiri bersandar di meja kerjanya, dan melipat kedua tangannya di depan dada.

Ia terlihat sedang berpikir sejenak sebelum mengeluarkan isi hatinya. "Jelaskan padaku, siapa pria itu? Apa hubungannya denganmu? Dan kenapa dia menghinamu seperti tadi?"

Lizzy berjalan dan kemudian duduk di kursi beroda di depan pria itu "Dia adalah Daniel Allan, anak dari bibi Christine dan paman Philip. Pasangan suami istri yang sudah kuanggap sebagai keluargaku sendiri. Entah bagaimana awal mulanya, mereka berdua seperti sedang berusaha untuk mendekatkan aku dan putranya, meskipun mereka tidak menunjukkannya secara gamblang, tapi aku tahu dari gelagat mereka. Sepertinya Daniel pun menyadarinya, dan tentu saja ia menolak dengan keras rencana kedua orang tuanya. Sudahlah Jacob, kau tidak perlu ambil pusing untuk masalah ini, sungguh aku baik-baik saja."

"Tidak Lizzy, aku tidak akan membiarkan orang-orang yang aku sayang dihina dan diserang seperti tadi. Apalagi itu dirimu. Sudah jelas dia hanyalah seorang pria sombong yang tidak tahu apa-apa. Bahkan jumlah kekayaan yang dia miliki aku yakin tidak akan sebanding dengan jumlah uang yang kau miliki di rekening pribadimu. Tapi dengan kurang ajarnya dia berani menghinamu dengan menyebutmu penambang emas berjalan. Aku akan menuntutnya dan membuat hidupnya hancur, aku akan membuatnya menyesal dan berlutut memohon maaf padamu. Bahkan dia berani menyebut kedua anakku dalam hinaannya. Aku tidak mengizinkan kalian untuk datang ke rumah keluarga Allan lagi, tidak kau tidak juga kedua anak kita. Kau mungkin mantan istriku, tapi jelas kau adalah ibu dari anak-anakku, aku akan melindungimu dari apapun yang bisa menyakitimu," Pria itu berkata dengan menggebu-gebu.

"Sudahlah Jacob, biarkan saja. Aku enggan berurusan dengan orang itu, entah apa yang membuatnya begitu membenciku, dia seperti beruang yang sedang terluka. Melampiaskan semua rasa sakitnya kepada siapapun yang ada di dekatnya. Biarkan saja dia, lebih baik kita fokus untuk penampilanmu dan David nanti, itu jauh lebih berharga dibandingkan apapun."

"Kau yakin tidak mau membalasnya?"

"Aku yakin Jacob, karena kita tidak punya hak untuk mengatur sudut pandang seseorang terhadap kita, kita hanya bisa berusaha memberikan yang terbaik sebagai manusia kepada sesama. Kita tidak perlu menghiraukan orang-orang yang tidak menyukai kita, itu hanya akan membuang waktu dengan percuma. Percayalah jika Tuhan berencana mengubah hati dan pandangan seseorang terhadap kita, maka tanpa kita perlu repot untuk berusaha, orang itu akan berubah dengan sendirinya. Yang penting kita tetap berbuat baik terhadap sesama."

Akhirnya pria itu pun mengalah, ia hanya dapat mengiyakan permintaan Lizzy. Sungguh, ia selalu kagum terhadap wanita itu. Meskipun ada saja orang yang berusaha menyakitinya, ia akan selalu berusaha untuk memberikan maaf, meskipun itu berat.

Akhirnya mereka berdua mengakhiri pembicaraan dan pergi untuk menjemput kedua anaknya. Sampai di toko, Jacob memilih untuk duduk di kursi disalah satu sudut, sambil mengamati pemandangan di luar sana. Sedangkan Lizzy memilih untuk membuatkan secangkir kopi dan menyiapkan beberapa potong roti untuk ia berikan kepada Jacob.

Lizzy meletakkan nampan yang berisi secangkir kopi dan beberapa roti di hadapan pria itu. "Ini Jacob, silahkan menikmati sambil menungguku membereskan beberapa pekerjaan baru setelah itu kita kembali ke rumahmu,"

"Terima kasih Lizzy, santai saja, aku akan menunggumu dan anak-anak di sini," Ia kemudian menyeruput kopi buatan Lizzy yang selalu terasa nikmat di lidahnya.

Lizzy berjalan kembali ke arah dapur tokonya, di sana ia segera menyelesaikan beberapa pekerjaannya yang sempat tertunda karena hari ini ia harus menjaga stand kuenya. Setelah selesai ia segera berpamitan pada Adelina dan mengajak kedua anaknya untuk memghampiri ayah mereka yang sedang duduk di kursi yang terletak di sudut toko.

Mereka berempat beranjak meninggalkan toko menuju kediaman milik Jacob, karena Lizzy tidak memiliki piano di rumahnya. Kemarin saat pindah rumah Jacob membawa serta pianonya dari kediaman lamanya di Kota besar.

Mereka berempat terlihat seperti keluarga lain pada umumnya, dengan ayah dan ibu yang saling mencintai dan anak-anak yang saling menyayangi.

Mereka tidak sadar, jika sejak tadi ada sepasang mata yang mengamati mereka dari kejauhan, menatap dengan tatapan sendu.

Terpopuler

Comments

^⁠__⁠daena__⁠^

^⁠__⁠daena__⁠^

baru nyadar kan....kasian🤭

2020-08-31

0

💕Zoya💚

💕Zoya💚

kasian deh loe daniel 😛

2020-07-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!