"Ipuuuull."
Baru saja Ipul turun dari mobil dia sudah mendapat sambutan teriakan yang berasal dari satu-satunya ratu di rumah itu.
"Mama bisa nggak jangan panggil Ipul lagi," protes Ipul ketika sang Mama menghambur memberikan pelukan padanya.
"Loh memangnya kenapa? sejak dari lahir juga panggilan kamu IPUL! dan akan selamanya Ipul Mama yang tampan dan.." Riska menahan kata-katanya untuk menelisik penampilan sang anak yang terlihat jauh lebih wow, "astaga anak Mama jadi sangat keren sekarang, luar biasa!" Riska berseru dengan bola mata yang membesar.
"Lebay!" celetuk Ipul.
Mereka berdua beriringan masuk ke dalam rumah sedangkan sang sopir menurunkan barang bawaan milik Ipul.
"Kamu kenapa kok tumben banget protes di panggil Ipul?" wanita ber daster itu mulai membahas sikap anaknya yang tadi bilang tidak mau di panggil dengan nama kesayangannya.
Yah panggilan Ipul terasa sudah sangat melekat di dalam ingatan siapapun lalu kenapa sekarang Ipul malah tidak senang.
"Ganti panggilan yang lebih keren gitu Ma, lagian di Inggris juga teman-teman Ipul manggilnya Awan," terang Ipul memberitahu tentang temannya di Inggris yang memanggilnya dengan nama Awan.
"Awan? Awan mendung kah? atau tidak sekalian langit saja? matahari juga boleh," Riska malah meledek anaknya yang kini merengut kesal.
Baru saja pulang bukannya di tawarkan makan atau istirahat ini malah mendapatkan ledekan dari Mamanya yang memang akan seperti itu jika bertemu dengannya, seolah lupa bahwa beberapa bulan lalu saat dia harus kembali ke Inggris wanita yang kulitnya masih terlihat kencang itu menangis tak rela mengijinkannya pergi.
Tapi sekarang mulutnya dengan lancar mengejek mengeluarkan apa saja yang ingin wanita ini keluarkan.
"Nama aku Saipul Gunawan! bukan Saipul gunawandung bukan juga Saipul gunawangit apalagi Saipul gunawanti!" sengit Ipul mengingatkan sang Mama tentang namanya yang memang menyelipkan kata Awan di bagian akhir.
"Wow sekarang Mama yakin kalau Ipul sudah dewasa," seloroh Riska dengan matanya yang semakin bulat persis seperti mata rusa.
"Astaga Mamaaaa." Ipul mengeluh frustasi.
"Jadi selama ini Mama berpikiran aku tidak tumbuh dewasa begitu? lihatlah tubuhku ini Mama bahkan jauh lebih tinggi dari Mama!" suara Ipul menggema di dalam rumah yang lampu-lampunya bersinar terang di tengah hujan yang mulai turun rintik-rintik di luar sana.
Riska mencebikkan bibirnya, "tubuh kamu memang tumbuh dengan sempurna tapi sayangnya kamu Mama anggap tetap menjadi anak kecil saat kamu belum memutuskan untuk menikah dan memberi Nama cucu," sahut Riska membuat Ipul mengerutkan alisnya.
"Jadi definisi dewasa versi Mama itu menikah dan punya anak?" tanya Ipul sungguh tak percaya dengan jalan pikiran wanita tersayangnya itu.
Riska mengangguk cepat dan semangat, "Mama ingin cucu Pul, setiap melihat anak Abang mu Mama selalu membayangkan kapan kamu menikah dan memberikan Mama cucu," jawab Riska, "kasih Mama cucu ya Pul ya," meminta dengan harap.
"Ipul buatin dari adonan semen mau?!" bertanya sinis dengan sudut bibir yang terangkat.
Memangnya punya anak itu gampang apa, menikah saja belum masa sudah di tuntut untuk memberikan cucu, jangankan menikah wanita yang dekat dengannya saja saat ini tidak pasti apakah wanita itu suka atau tidak dengannya.
Riska mengerucutkan bibirnya mendengar penuturan sang anak.
"Papa Mana?" tanya Ipul, lebih baik mengalihkan pembicaraan yang akan semakin konyol jika diteruskan.
"Sedang mandi, Papa mu itu mulai menua Pul apa tidak sebaiknya kamu mengambil alih perusahaan Papa saja, di Inggris pun kamu hanya karyawan saja yang harus menunggu satu bulan dulu untuk gaji lebih baik disini dan menjalankan perusahaan milik Papa, semua milik kami itu kepunyaan kamu," tutur Riska yang tidak pernah lelah membujuk anaknya itu untuk tidak kembali lagi ke Inggris.
Ipul menghela napas panjang dan berat, "nanti aku pikirkan lagi," sahut Ipul akhirnya.
Dan jawabannya itu sukses membuat Riska kembali merengut, merajuk layaknya anak kecil yang keinginannya tidak dituruti.
"Sudah tua Ma, malu sama umur masih aja ngambek-ngambek." dengan kurang ajarnya Ipul malah mengejek wanita luar biasa yang sudah membuatnya terlahir ke dunia ini.
Pembicaraan keduanya terjeda karena kehadiran sang kepala keluarga yang rambutnya terlihat basah, yah tentu saja karena pria itu memang baru selesai mandi.
"Kamu sudah sampai Pul?" tanya Irman seraya menerapkan langkah menuju sang anak yang berdiri siap memberikan pelukan.
"Ipul sudah tidak mau di panggil Ipul Pa."
Riska membuat Irman yang sedang memberikan pelukan selamat datang pada sang anak menoleh padanya dengan tatapan pertanyaan.
"Apa maksudnya Ipul tidak mau di panggil Ipul?" bingung Irman menatap istri dan anaknya bergantian.
"Anak kita ingin di panggil Awan, biar lebih terasa teduh kali," sahut Riska asal memancing dengusan dari sang anak.
"Hahaha, Awan mendung kah?!" tawa Irman lantas pecah begitu saja mendengar ocehan istrinya yang menunjukkan tampang tidak bersalah sedikitpun.
"Udah lah, Aku ngambek sama Papa Mama, ngeselin banget anak baru pulang malah diledekin," ujar Ipul dengan wajah yang di tekuk sedemikian rupa.
"Cup cup cup, Awan anak Mama yang paling ganteng tidak boleh ngambek Mama kan cuma bercanda, namanya sudah keren loh Awan tapi masa kelakuannya masih kayak anak kecil pake acara ngambek segala," ucap Riska merangkul tubuh anaknya yang sudah dewasa, benar-benar tidak terasa bahwa anaknya itu tumbuh menjadi lelaki dewasa yang wajahnya pun semakin terlihat tampan.
Riska akui berbulan-bulan di negara orang membuat Ipul justru semakin tampan banyak perubahan yang terlihat dari fisik sang anak, meskipun sifat kekanakannya masih tetap ada jika sudah bersama dirinya dan suami.
Malam yang semakin larut membuat mereka gegas beristirahat setelah sebelumnya makan malam bersama di meja makan dengan masakan kesukaan dari sang anak yang jelas sangat dirindukan karena di Inggris sana makanan itu tentu tidak ada di negara yang anaknya tinggali.
\*\*\*\*\*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 167 Episodes
Comments
Masfaah Emah
hahahaha Ipul -ipul npa pengen d ganti Awan ya, Awan mendung x🤣🤣🤣🤣🤣
2022-09-14
0
Halisa Fauzan
jauh banget pul melenceng ny 😅 dr ipyl jd awan 😄
2022-09-08
0
Ketut Wiraksini
keren Ipul dong daripada awan 😂
2022-09-03
1