Bagian 3

Ralen menjalani hari-harinya dengan sangat luar biasa, hari demi hari wanita itu jalani dengan harapan bahwa hidup keluarganya akan membaik tidak lagi harus dipusingkan dengan tagihan-tagihan yang terus menekannya sebagai satu-satunya tulang punggung dalam keluarga.

Setiap bulannya ia harus membayar tagihan rumah kontrakan yang mereka tinggali yang terkadang sudah melewati jatuh tempo membuat otaknya serasa ingin meledak akibat himpitan kebutuhan yang benar-benar mendesak.

"Ralen."

Terdengar suara wanita dengan diiringi suara batuknya dari arah ruang tamu sederhana yang beralih fungsi menjadi kamar tidur bagi Adik serta orang tuanya, kontrakan yang hanya tiga petak saja mau tak mau hanya menyisakan satu kamar untuknya, sebenarnya Ralen sudah meminta agar Ayah dan Ibunya saja yang mengisi kamar itu tapi mereka menolak mengatakan bahwa Ralen seorang gadis yang harus memiliki kamar pribadi sendiri.

"Iya Bu," sahut Ralen beranjak dari duduknya menuju sang ibu yang memanggil di tengah kepusingan yang melanda akibat uang kontrakan yang belum terkumpul.

Sebenarnya sudah terkumpul akan tetapi harus terpakai untuk membeli obat Ayahnya yang untuk sekian kalinya merasakan kakinya sakit akibat bekas kecelakaan yang cukup parah dulu, mau tidak mau Ralen harus membawanya ke rumah sakit untuk periksa dan membeli obat yang harganya lumayan menguras uang simpanan untuk membayar kontrakan.

"Tadi Bude Parni datang," ujar sang ibu dengan wajah pucat nya akibat masih tak enak badan.

Bude Parni adalah pemilik kontrakan dan jelas Ralen tahu maksud kedatangan wanita gemuk itu, menagih uang kontrakan yang sudah jatuh tempo, memangnya apa lagi jika bukan itu?

"Maafkan Ayah nak yang tidak berguna ini."

Suara tua milik sang Ayah menyapa pendengaran Ralen, dari nada bicaranya pria itu terlihat sangat menyesal karena sebagai kepala keluarga sungguh tidak berguna, dia yang seharusnya berkewajiban untuk menafkahi serta memenuhi semua kebutuhan rumah tangga tapi akibat kecelakaan yang melumpuhkan sebagian tubuhnya menjadikan dia tidak bisa mencari uang, jangankan untuk bekerja sekedar untuk berpindah tempat saja dia membutuhkan bantuan orang lain.

Ralen menatap wajah sang Ayah yang terlihat semakin tua yang larut akan rasa bersalah karena menjadikannya sebagai tulang punggung guna menghidupi mereka berempat.

"Tidak apa-apa Ayah, ini sudah takdir kita Ayah tidak boleh merasa bersalah, sejak Ralen kecil Ayah susah payah menghidupi Ralen hingga besar lalu sekarang tidak ada yang salah jika Ralen menggantikan posisi Ayah, tubuh Ralen sangat kuat untuk bisa terus mencari uang, Ayah dan Ibu tenang saja Ralen akan segera membayar kontrakan pada Bude Parni."

Jelas Ralen memberikan ketenangan pada orang tuanya sekalipun dalam hatinya sendiri merasa kebingungan bagaimana caranya mendapatkan uang dengan cepat agar Bude Parni yang bawel itu tidak keburu murka karena ia yang sudah sering telat membayar kontrakan.

Ralen beranjak untuk masuk ke dalam kamar tapi langkahnya kembali terhenti ketika Adiknya, Ardan yang baru dari dapur berpapasan dengannya.

"SPP Ardan sudah 3bulan belum di bayar Kak," adu ABG berusia 13tahun itu.

Ralen menarik napas, bagaimana bisa ia lupa kalau Ardan pun masih menunggak SPP nya, lalu sekarang apa yang harus Ralen lakukan? bagaimana caranya mencari uang untuk membayar kontrakan sekaligus SPP sang Adik.

"Kakak usahakan ya Ar, sabar dulu," sahut Ralen memberi pengertian.

Ardan melihat wajah Kakaknya begitu kusut, jelas sebagai seorang Adik yang paham akan keadaan keuangan keluarga mereka merasa tidak tega hingga akhirnya dengan ragu berkata, "apa Ardan berhenti saja ya Kak, biar Ardan bisa bantu Kakak cari uang," katanya dengan suara pelan.

"Nggak ada! kamu harus tetap sekolah nggak usah mikirin biaya karena Kakak akan lakuin apapun demi kamu demi Ayah dan Ibu!" sentak Ralen menggeleng cepat menolak usul bodoh yang diajukan oleh sang Adik.

Bagaimana mungkin Ralen membiarkan Adiknya putus sekolah sedangkan Ralen tahu Adiknya itu bercita-cita menjadi orang sukses guna merubah kehidupan mereka, cukuplah Ralen seorang yang harus rela mengubur impiannya karena kekurangan biaya sedangkan Ardan tidak boleh! karena masih ada dirinya.

"Lebih baik kamu fokus belajar, Kakak akan segera cari uang untuk bayar SPP kamu," kata Ralen tegas seraya menepuk pundak sang Adik lalu melenggang ke dalam kamar yang tanpa pintu hanya memakai gorden saja untuk agar tidak terlihat saat ada orang yang akan ke dapur atau ke kamar mandi yang letaknya di belakang.

Ralen duduk di tepi ranjang yang terbuat dari kayu dengan model kuno di tambah dengan kasur kapuk yang memakai seprai berwarna usang, jelas ini adalah tempat tidur jadul yang dimiliki orang tuanya.

Wanita yang saat di rumah hanya memakai celana pendek dengan kaos kebesaran di tubuh kurusnya itu menekuk kedua kakinya lalu menyandarkan kepalanya di atas lutut dengan pandangan yang kosong menatap tak jelas, sesekali tarikan napasnya terdengar sangat berat.

Ini bukan pilihan hidupnya dan tentu semua orang pun jika bisa memilih tidak akan mau memilih hidup susah seperti keluarganya, ini adalah takdir yang sudah tercatat untuknya bahkan sebelum ia dilahirkan ke dunia.

Ingin rasanya menangis tapi air matanya seolah sudah mengering, karena sekuat-kuatnya Ralen, dia tetaplah seorang wanita yang akan diam-diam menangis jika sudah merasa sangat lelah dengan semua yang harus ia jalani.

"Sekarang harus gimana? utang sama Antika saja belum bisa di ganti," lirih Ralen mengingat sudah beberapa kali ia meminjam uang temannya itu untuk kebutuhan keluarganya, rasanya sangat malu selalu menyusahkan orang lain.

Pikiran wanita berusia 20tahun itu menerawang kemana-mana berusaha untuk mencari cara bagaimana mendapatkan uang dengan cepat tanpa harus menyusahkan orang terdekatnya.

"Dompet!" seru Ralen dengan suara tertahan.

Wanita itu ingat dompet milik pria songong yang tertinggal di motornya, ini sudah beberapa bulan kan? dan dia masih belum juga bertemu dengan pria songong itu.

Ralen turun dari tempat tidur usang yang selama ini menjadi tempatnya merilekskan tubuhnya yang lelah setelah seharian mencari uang, langkahnya begitu cepat kala menuju lemari kayu yang lagi-lagi terlihat sangat kuno dan mulai lapuk karena di sisi kanannya sudah mulai keropos di gigit rayap.

Membuka pintu lemari yang kacanya sudah hilang setengah lalu mengulurkan tangan mengangkat tumpukan baju miliknya dan menarik sebuah dompet dengan warna hitam, dompet yang sudah lebih dari dua bulan ia simpan itu Ralen perhatikan dengan seksama sambil kembali menghempaskan tubuhnya ke atas kasur kapuk yang sudah mengeras.

Ralen menarik napasnya dengan tangan yang bergerak membuka lipatan dompet, isi di dalamnya masih utuh dan dengan posisi yang tidak berubah dari sejak ia melihat dompet itu ada di motornya tak sekalipun Ralen berani untuk mengambil meski hanya satu lembar saja, tapi sekarang dengan terpaksa ia akan memakai uang di dalam dompet itu.

"Gue cuma pinjam, gue bakal ganti," tutur Ralen seraya mengeluarkan beberapa lembar lalu menghitungnya untuk ia gunakan membayar kontrakan serta SPP Ardan.

Kata-kata pinjam masih terus Ralen gumamkan lewat bibirnya seolah mengingatkan dirinya untuk segera mengganti uang itu.

Sebelumnya ia tidak pernah melakukan hal seperti ini, meskipun hidup pas-pasan tapi orang tuanya tidak pernah mengajarkannya untuk memakai barang atau uang yang bukan miliknya, tapi sekarang ia terpaksa harus melakukan hal seperti ini untuk menyambung hidup keluarganya, bahkan jantungnya berdebar dengan sangat cepat ketika harus mengambil uang dari dompet tanpa identitas itu.

"Gue cuma pinjam, salah sendiri karena tidak meninggalkan identitas apapun di sini," gumam Ralen.

Seandainya saja ada identitas tentu sudah sejak lama ia mengembalikan dompet ini, tapi nyatanya kecerobohan sang pemilik malah membuat Ralen harus menyimpannya lama bahkan sekarang malah memakai uang di dalamnya dengan dalih meminjam.

\*\*\*\*\*\*

Terpopuler

Comments

Halisa Fauzan

Halisa Fauzan

kamu wanita hebat len..
semoga segala lelah mu akan berakhir indah pd waktunya..

2022-09-08

0

Ketut Wiraksini

Ketut Wiraksini

pake aja ralen, duitnya om Ipul msh banyak 😂

2022-08-30

1

Senaya

Senaya

pake aj, ntar kalo ketemu orangnya bilang aja kepepet jadi dipinjem dl, kalo ga sanggup bayar boleh dibayar dengan tubuhmu... eh maksudnya jadi asisten rumah tangganya... ntar lama2 Ipul klepek2 deh sama kamu wkwkwkkw

2022-08-29

0

lihat semua
Episodes
1 Bagian 1
2 Bagian 2
3 Bagian 3
4 Bagian 4
5 Bagian 5
6 Bagian 6
7 Bagian 7
8 Balikin Dompet Gue!
9 Mata Gue Mengawasi
10 Anggap Hiburan
11 Gue Nggak Nafsu!
12 Jebakan Hujan
13 Satu Minggu
14 Satu Bulan
15 Mama Kepo..
16 Gue Di Terima Kerja
17 Kehebohan Di Pagi Hari
18 Tak Bisa Diam
19 Taruhan
20 Semangat!
21 Oh OB Baru?
22 Lo Blokir Nomor Gue!
23 Tidak Semangat
24 Mencoba Kabur?
25 Ini Sudah Satu Bulan
26 Ruang Istirahat
27 Terjebak Dengan Jelita
28 Saipul Gunawan!!
29 Mimpi Buruk Kah?
30 Meriang
31 Ini Peringatan?
32 Pelecehan!
33 Masuk Sini
34 Gue Belum Setuju!
35 Tampil Cantik
36 Air Putih
37 Terjebak Kesalahan
38 Tentang Kecewa
39 Sendu Seorang Ralen
40 Yang Terjadi Sebenarnya
41 Melihatnya Dengan Wanita
42 Tanggung Jawab!
43 Berhadapan
44 Malas Merespon
45 Gue Minta Maaf
46 Apa Ini Yang Terbaik?
47 Hampir Ketahuan
48 Bahagia Dan Duka
49 Menyesal
50 Sakit
51 Ceraikan
52 Gue Bisa Tidur Di Bawah
53 Layaknya Orang Asing
54 Gue Titip Mama
55 Kuliah?
56 Dia Yang Manis
57 Terpaksa Berbohong
58 Blokir Sekian Kalinya
59 Jangan Kayak ABG!
60 Bertemu Lagi
61 Mereka Memang Mirip
62 Galak!!
63 Drama Cuci Piring
64 Daftar Kuliah
65 Tidak Mau Kuliah
66 Sudah Sepakat
67 Ratu Bergosip
68 Seorang Yang Jauh
69 Mulai Mencari Tahu
70 Setitik Harapan
71 Ganas Tidak?
72 Kamu Tidak Pernah Membelikan
73 Jalan Menuju Cemburu
74 Ini Aku
75 Pergi Lagi
76 Kita Akan Sering Bertemu
77 Mimpi Buruk
78 Kebencian
79 Mimpi Yang Berulang
80 Kembar?
81 Tidak Jawab Telepon
82 Hanya Spontanitas
83 Jelita
84 Ingin Kamu
85 Aku Sudah Menikah
86 Gambar Yang Membuat Gaduh
87 Rasa Penasaran
88 Menerjang Wanita Yang Mengamuk
89 Kita Punya Kakak?
90 Tidak Sengaja Bertemu
91 Wanita Dalam Mimpi
92 Diam Kamu!
93 Kamu, Sebenarnya Apa Rencana mu?
94 Kenyataan Yang Angga Ketahui
95 Wanita Cantik
96 Kerjain Saja Sekalian
97 Kamu Mau Mabuk?
98 Kamu Cinta Siapa?
99 Yang Kamu Ketahui
100 Pamer Hasil Karya
101 Punya Mobil Baru
102 Adik Perempuan
103 Jatuh Miskin Kah?
104 Ribet Sekali
105 Situasi Tak Termaafkan
106 Mereka Masih Berhubungan?
107 Mama Tahu Dari Mana?
108 Ternyata Kamu Sangat Kaya
109 Salah Tingkah
110 Bakso Setan
111 Mual Tidak Tahu Diri!
112 Istri Sendiri Tidak Kenal!
113 Minta Pertolongan
114 Tidak Mungkin Kan?
115 Masih Tentang Mobil
116 Mimpi Kan?
117 Sikap Tenang Menyebalkan
118 Dia Pria Yang Dani Suka
119 Minum Obaaat!
120 Kemeja Suamiku
121 Nyatanya Kamu Tak Berotak
122 Hanya Ciuman
123 Caramu Melihat
124 Tidak Pernah Berhubungan!
125 Kabar Bahagia
126 Akhirnya Kita Bertemu
127 Bunuh Diri
128 Apa Menyesal?
129 Pembicaraan Menyebalkan
130 Peelaaan-peelaaan..
131 Ibu Tidak Sayang Ralen?
132 Jalan Hidup Hendak Kemana
133 Tidak Berhak Bahagia?
134 Angga Yang Banyak Tahu
135 Pilihan Ada Padamu
136 Asah Ilmu
137 Tidak Makan Sampai Dipenuhi
138 Kembali Pada Dani
139 Saya Menghormati Ibu
140 Alergi Miskin
141 Bosan Mengurus Suami?
142 Tidak Mau Di Tinggal
143 Sindiran Arda
144 Ini Kan..
145 Mertua Sayang Menantu
146 Jangan Ganggu
147 Kebahagiaan Palsu
148 Ibu Mau Ralen Mati?
149 Apa Yang Terjadi?
150 Dia Jauh Lebih Baik
151 Jelita Sudah Pulang Belum Ma?
152 Senyum Mencurigakan
153 Bawa Pulang Ralen!!
154 Belum Juga Pulang
155 Ralen Sudah Pulang..
156 Kamu Balas Dendam?
157 Semua Tidak Menginginkan..
158 Cari Orangnya!!!
159 Kamu Tidak Usah Kuliah
160 Karena Dia Lebih Cantik
161 Kasihan Kamu Mas
162 Kamu Jahat!!
163 Ini Akhir Hidupku?
164 Suami Bajingan!
165 Suami Bajingan Istri Juga Bajingan
Episodes

Updated 165 Episodes

1
Bagian 1
2
Bagian 2
3
Bagian 3
4
Bagian 4
5
Bagian 5
6
Bagian 6
7
Bagian 7
8
Balikin Dompet Gue!
9
Mata Gue Mengawasi
10
Anggap Hiburan
11
Gue Nggak Nafsu!
12
Jebakan Hujan
13
Satu Minggu
14
Satu Bulan
15
Mama Kepo..
16
Gue Di Terima Kerja
17
Kehebohan Di Pagi Hari
18
Tak Bisa Diam
19
Taruhan
20
Semangat!
21
Oh OB Baru?
22
Lo Blokir Nomor Gue!
23
Tidak Semangat
24
Mencoba Kabur?
25
Ini Sudah Satu Bulan
26
Ruang Istirahat
27
Terjebak Dengan Jelita
28
Saipul Gunawan!!
29
Mimpi Buruk Kah?
30
Meriang
31
Ini Peringatan?
32
Pelecehan!
33
Masuk Sini
34
Gue Belum Setuju!
35
Tampil Cantik
36
Air Putih
37
Terjebak Kesalahan
38
Tentang Kecewa
39
Sendu Seorang Ralen
40
Yang Terjadi Sebenarnya
41
Melihatnya Dengan Wanita
42
Tanggung Jawab!
43
Berhadapan
44
Malas Merespon
45
Gue Minta Maaf
46
Apa Ini Yang Terbaik?
47
Hampir Ketahuan
48
Bahagia Dan Duka
49
Menyesal
50
Sakit
51
Ceraikan
52
Gue Bisa Tidur Di Bawah
53
Layaknya Orang Asing
54
Gue Titip Mama
55
Kuliah?
56
Dia Yang Manis
57
Terpaksa Berbohong
58
Blokir Sekian Kalinya
59
Jangan Kayak ABG!
60
Bertemu Lagi
61
Mereka Memang Mirip
62
Galak!!
63
Drama Cuci Piring
64
Daftar Kuliah
65
Tidak Mau Kuliah
66
Sudah Sepakat
67
Ratu Bergosip
68
Seorang Yang Jauh
69
Mulai Mencari Tahu
70
Setitik Harapan
71
Ganas Tidak?
72
Kamu Tidak Pernah Membelikan
73
Jalan Menuju Cemburu
74
Ini Aku
75
Pergi Lagi
76
Kita Akan Sering Bertemu
77
Mimpi Buruk
78
Kebencian
79
Mimpi Yang Berulang
80
Kembar?
81
Tidak Jawab Telepon
82
Hanya Spontanitas
83
Jelita
84
Ingin Kamu
85
Aku Sudah Menikah
86
Gambar Yang Membuat Gaduh
87
Rasa Penasaran
88
Menerjang Wanita Yang Mengamuk
89
Kita Punya Kakak?
90
Tidak Sengaja Bertemu
91
Wanita Dalam Mimpi
92
Diam Kamu!
93
Kamu, Sebenarnya Apa Rencana mu?
94
Kenyataan Yang Angga Ketahui
95
Wanita Cantik
96
Kerjain Saja Sekalian
97
Kamu Mau Mabuk?
98
Kamu Cinta Siapa?
99
Yang Kamu Ketahui
100
Pamer Hasil Karya
101
Punya Mobil Baru
102
Adik Perempuan
103
Jatuh Miskin Kah?
104
Ribet Sekali
105
Situasi Tak Termaafkan
106
Mereka Masih Berhubungan?
107
Mama Tahu Dari Mana?
108
Ternyata Kamu Sangat Kaya
109
Salah Tingkah
110
Bakso Setan
111
Mual Tidak Tahu Diri!
112
Istri Sendiri Tidak Kenal!
113
Minta Pertolongan
114
Tidak Mungkin Kan?
115
Masih Tentang Mobil
116
Mimpi Kan?
117
Sikap Tenang Menyebalkan
118
Dia Pria Yang Dani Suka
119
Minum Obaaat!
120
Kemeja Suamiku
121
Nyatanya Kamu Tak Berotak
122
Hanya Ciuman
123
Caramu Melihat
124
Tidak Pernah Berhubungan!
125
Kabar Bahagia
126
Akhirnya Kita Bertemu
127
Bunuh Diri
128
Apa Menyesal?
129
Pembicaraan Menyebalkan
130
Peelaaan-peelaaan..
131
Ibu Tidak Sayang Ralen?
132
Jalan Hidup Hendak Kemana
133
Tidak Berhak Bahagia?
134
Angga Yang Banyak Tahu
135
Pilihan Ada Padamu
136
Asah Ilmu
137
Tidak Makan Sampai Dipenuhi
138
Kembali Pada Dani
139
Saya Menghormati Ibu
140
Alergi Miskin
141
Bosan Mengurus Suami?
142
Tidak Mau Di Tinggal
143
Sindiran Arda
144
Ini Kan..
145
Mertua Sayang Menantu
146
Jangan Ganggu
147
Kebahagiaan Palsu
148
Ibu Mau Ralen Mati?
149
Apa Yang Terjadi?
150
Dia Jauh Lebih Baik
151
Jelita Sudah Pulang Belum Ma?
152
Senyum Mencurigakan
153
Bawa Pulang Ralen!!
154
Belum Juga Pulang
155
Ralen Sudah Pulang..
156
Kamu Balas Dendam?
157
Semua Tidak Menginginkan..
158
Cari Orangnya!!!
159
Kamu Tidak Usah Kuliah
160
Karena Dia Lebih Cantik
161
Kasihan Kamu Mas
162
Kamu Jahat!!
163
Ini Akhir Hidupku?
164
Suami Bajingan!
165
Suami Bajingan Istri Juga Bajingan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!