BAB 16 MENGIKUTI LOMBA PADA FESTIVAL

MENGIKUTI LOMBA PADA FESTIVAL

Tema dari lomba kali ini adalah membuat roti khas Italia dengan varian truffle yang memiliki ciri khas berwarna hitam dan putih itu.

Babak final lomba pada akhir ajang lomba untuk menyambut musim gugur pada perayaan festival truffle fair.

Kali ini Batang Dewi mencari referensi mengenai truffle dan cara mengolah bahan truffle tersebut.

Batang Dewi mencari informasi terkait truffle lewat jejaring media internet yang disediakan pihak Hotel of Toscana Resort Castelfalfi.

Dia mencari referensi itu pada saat sebelum lomba pada babak final dimulai, dengan ditemani secangkir capuccino panas di area kamarnya yang cukup luas.

Jian terlihat tengah berbaring di atas sofa dengan memejamkan kedua matanya, dan sebuah majalah yang menutupi sebagian wajahnya.

Pada babak final ini, lima peserta lomba mendapat tugas untuk mengumpulkan truffle di area perbukitan.

Siapa yang berhasil mengumpulkan truffle sebanyak-banyaknya maka dia berhak memilih bahan sendiri untuk diolah menjadi hidangan yang akan dilombakan.

"Syarat lomba kali ini adalah mengumpulkan truffle sebanyak-banyaknya dan yang trufflenya paling banyak maka diperbolehkan untuk memilih bahan memasak sendiri dan bebas menggunakan dapur restoran", ucap juri lomba.

Lima orang peserta mulai bersiap-siap dalam perburuan truffle di Toscana Resort Castelfalfi ini.

Juri memberikan petunjuk kepada masing-masing peserta lomba yang tersisa lima orang itu.

"Hati-hati saat berburu truffle nanti, karena medan perbukitan di Toscana Resort Castelfalfi lumayan licin dan tidak mudah", kata juri lomba.

Peserta lomba hanya menganggukkan kepala mereka ketika mendengar arahan yang diberikan oleh juri lomba.

"Kalian diwajibkan untuk mengambil truffle dengan tetap memperhatikan petunjuk disana dan mengambil truffle dengan hati-hati jangan sampai merusak habitat truffle", ucap juri lomba. "Kalian paham !?"

"Paham !", sahut kelima peserta lomba kompak.

"Baiklah kalau kalian telah paham dan silahkan mengambil keranjang yang ada di meja lomba kalian sebagai wadah menaruh truffle. Dan ingat untuk tetap berhati-hati !", kata juri lomba mengingatkan.

"Siap !", teriak peserta lomba yang kini tinggal lima orang serempak.

"Pada hitungan mundur, kalian bersiaplah untuk lari ! Dan kumpulkanlah truffle sebanyak-banyaknya dengan tetap memperhatikan lingkungan sekitar kalian ! Kalian mengerti !", teriak juri lomba.

"Mengerti !!!", sahut dari kelima peserta lomba.

"Tiga... Dua... Satu... !!! Mulai !", teriak juri lomba penuh semangat.

"Aaaakh !!!", jerit kelima peserta lomba.

Lima orang peserta lomba mulai balapan lari dan saling kejar-kejaran.

Batang Dewi berlari paling depan dengan sangat cepat, itu dikarenakan tubuhnya yang dulu sebagai seorang ratu terbiasa terlatih di medan perang. Dan terbawa hingga sekarang setelah dia bereinkarnasi ke jiwa seorang gadis yang lugu.

Tubuh gadis polos itu memang tidak terbiasa berlari cepat tetapi karena Batang Dewi yang masuk ke tubuh gadis polos itu sangat terlatih ketika dia menjadi seorang ratu maka berlarian menuruni perbukitan bukanlah hal sulit bagi Batang Dewi.

"Rupanya tubuhku mengalami peningkatan kemampuan setelah berhari-hari melatih diri membuat roti", ucap Batang Dewi.

Batang Dewi merasakan tubuhnya mulai mengalami perubahan yang meningkat karena biasanya dia lemah dan rapuh tapi setelah berlatih membuat roti, dia melihat perubahan yang baik pada dirinya.

"Sepertinya berlatih membuat roti mampu meningkatkan kekuatan tubuh ini dan aku merasa kecepatan tubuhku bertambah", ucap Batang Dewi.

Batang Dewi terlihat berlarian kecil naik turun melewati area perbukitan, dan tak lama kemudian dia telah sampai di area hutan ek yang luas serta subur, area ini jarang ditumbuhi rumput sehingga memudahkan perburuan truffle.

Truffle tumbuh sangat baik di daerah hutan castelfalfi hanya saja tidaklah mudah menemukan tanaman jenis jamur ini karena truffle muncul per pohon per tahun.

Batang Dewi memasuki area hutan pohon ek di castelfalfi yang sejuk dan tenang.

"Aku merasa kembali ke masa saat-saat menjadi seorang ratu dan melakukan peperangan...", ucap Batang Dewi.

Dia mendengar suara gaduh dari arah belakang ternyata peserta lomba yang lainnya mulai menyusulnya ke hutan castelfalfi ini.

Batang Dewi dengan cepat bergegas lari memulai perburuan trufflenya.

"Mungkin aku menemukannya di anatara tanah ini jika tidak mendapatkan di pohon ek", ucap Batang Dewi.

Dia mulai menelusuri pohon ek di hutan castelfalfi yang sunyi dan hening untuk mencari truffle.

Batang Dewi juga menyusuri tanah dan dia mulai menemukan truffle hitam dengan dibber bergagang panjang vanghetto -nya yang dibekali oleh pihak penyelenggara lomba.

Dia mengais-ngais tanah dengan kedua tangannya setelah dibber bergagang panjang vanghetto -nya mendeteksi keberadaan truffle itu.

Benar saja dia menemukan dua hitam truffle dan tiga putih truffle kemudian melanjutkan perburuan trufflenya sembari terus memasuki area pohon ek di hutan castelfalfi.

Keahlian berburu Batang Dewi sewaktu dia menjadi ratu dari Kerajaan Palawa menjadikannya sangat lihai dalam perburuan truffle di hutan castelfalfi.

Tidak butuh lama Batang Dewi mampu mengumpulkan truffle dalam jumlah yang tak sedikit.

"Aku rasa ini sudah dari cukup karena aku hampir mencari truffle cukup lama di area hutan castelfalfi ini", kata Batang Dewi.

Batang Dewi melihat isi keranjangnya yang berisi truffle hitam dan putih. Dia juga mendapatkan jamur putih paling berharga senilai €60 dengan estimasi sekitar €2.000 per kilogramnya.

"Aku sebaiknya segera kembali ke tempat lomba dengan cepat karena waktu yang disediakan juri lomba sangat singkat sekali", kata Batang Dewi.

Gadis polos nan lugu itu lalu memutar tubuhnya untuk kembali ke tempat lomba yang letaknya berada di Hotel of Toscana Resort Castelfalfi berkelas bintang lima.

Dia memutuskan pergi meninggalkan hutan castelfalfi dengan berlari kembali secepatnya melewati deretan pohon-pohon ek yang tumbuh subur di hutan castelfalfi yang subur.

"Area perbukitan merupakan area tersulit di lokasi Toscana Resort Castelfalfi ini karena aku harus berlari naik turun di area itu", ucap Batang Dewi.

Batang Dewi terlihat kembali berlarian di antara tanah perbukitan yang cukup menyusahkan dirinya apalagi sekarang dirinya harus membawa keranjang berisi truffle.

"Aku harus berlari hati-hati agar keranjangku yang berisi truffle tidak tumpah karena jika itu terjadi akan menyulitkanku mencari truffle-truffle itu di area perbukitan ini", kata Batang Dewi.

Batang Dewi bergerak pelan saat dia menuruni area perbukitan yang hijau permai itu sembari dia memegangi keranjang di tangannya dengan sangat hati-hati.

Dia memutuskan untuk berjalan cepat tanpa berlari lagi menuju kembali ke tempat lomba, sekitar empat puluh lima menit dia telah sampai di area hotel.

"Bagaimana acara perburuan trufflenya ?", sapa seseorang dari pintu masuk hotel.

Batang Dewi melihat Jian telah berdiri menunggunya disamping pintu dengan tatapan teduhnya.

"Lumayan menyenangkan", sahut Batang Dewi sekilas tersenyum.

"Apa kamu berhasil mendapatkan truffle-truffle itu ?", tanya Jian kembali.

"Tidak banyak yang aku dapatkan disana karena truffle ini cukup jarang tumbuh di area hutan castelfalfi ini", sahut Batang Dewi.

"Kamu ke hutan !?", ucap pria amnesia itu terkejut.

"Iya, karena juri lomba membebaskan setiap peserta lomba dalam perburuan truffle ini, kami bebas mencarinya dimanapun asal tidak membelinya", sahut Batang Dewi.

"Oh...", ucap Jian.

"Aku sarankan lainkali kamu pergi ke area hutan castelfalfi di kawasan Toscana Resort Castelfalfi ini", kata Batang Dewi.

"Bagus... Aku rasa ideamu sangat bagus sekali...", ucap Jian lalu berlalu dari hadapan Batang Dewi.

Batang Dewi hanya memandang punggung Jian tanpa bersuara sepatah katapun saat pria amnesia itu melenggang pergi dari hadapannya.

Akhirnya Batang Dewi kembali ke tempat lomba serta menyerahkan hasil perburuan trufflenya kepada juri lomba.

"Wow ! Luar biasa sekali Batang Dewi hasil buruanmu, banyak truffle yang berhasil kamu peroleh", ucap juri lomba.

Tampaknya hasil buruan truffle milik Batang Dewi mengejutkan juri lomba sehingga mereka semua terus menerus memuji dirinya.

Batang Dewi menyerahkan dibber bergagang panjang vanghettonya yang tadi dibawanya untuk perburuan truffle kepada juri lomba.

Dia melihat juri lomba menimbang truffle-truffle yang dia dapatkan lalu mencatatnya ke dalam lembaran kertas dan menaruh secarik kertas lainnya ke atas keranjang milik Batang Dewi.

"Kamu boleh kembali ke meja lomba milikmu", perintah juri lomba.

"Baik juri", sahut Batang Dewi.

"Tunggu sampai semua peserta lomba kembali dari perburuan truffle mereka", ucap juri lomba.

"Iya, juri", jawab Batang Dewi.

Batang Dewi menganggukkan kepalanya lalu bergegas berjalan menuju kembali ke meja lombanya.

Terlihat dua orang peserta lomba sampai ke tempat lomba dengan membawa keranjang dan ada dari salah satu peserta lomba yang membawa sekeranjang penuh anggur.

"Mana hasil perburuan trufflemu dan kenapa kamu mengambil anggur ?", tanya juri lomba.

Peserta lomba itu terdiam dan berdiri lesu karena hasil buruannya salah.

"Kamu duduk di kursi sana !", perintah juri kepada peserta itu.

Peserta lomba yang baru saja datang itu berjalan gontai menuju kursi yang terletak dekat kursi penonton karena dia tidak membawa truffle yang diperintahkan juri lomba sedangkan satu peserta lainnya dapat kembali ke meja lombanya.

Sudah ada tiga peserta lomba yang datang dan tinggal dua peserta lomba yang belum datang.

Muncul satu peserta membawa keranjang ke tempat lomba dan berhasil memperoleh truffle cukup banyak.

Datang lagi peserta lomba setengah berlarian ke tempat lomba membawa penuh zaitun serta sayuran.

"Ini juga, apa yang dia bawa ini ? Apakah kamu tidak tahu namanya truffle ?", tanya juri lomba.

"Tidak juri", sahut peserta terakhir itu.

"Kenapa tidak bertanya tadi dan lengsung lari jika kamu tidak tahu yang namanya truffle ?", tanya juri lomba agak kesal dengan peserta lomba yang menghias lehernya dengan untaian kalung sayuran.

"Maaf, saya tidak tahu kalau boleh bertanya kepada juri", jawab peserta lomba.

"Duduk sana ! Di kursi dekat peserta lainnya !", ucap juri lomba seraya menunjuk ke arah kursi dekat kursi penonton.

Peserta lomba dengan kalung sayuran itu berjalan santai ke arah kursi dekat peserta yang gagal membawa truffle sambil menyapa ramah peserta itu.

Tiba saatnya lomba final dimulai dan peserta lomba yang berhasil membawa truffle yang akan diizinkan mengikuti lomba tahap akhir.

Tinggal tiga peserta lomba yang mengikuti lomba pada babak final dan juri lomba kembali memberi arahan kepada mereka.

"Bagi yang berhasil mengumpulkan truffle terbanyak maka dia akan berkesempatan memilih bahan-bahan untuk memasak", kata juri lomba berpidato di depan peserta lomba dengan sangat lantangnya.

Batang Dewi melihat ke arah juri lomba dengan sangat serius. Dan juri mengumumkan siapa yang berhak memperoleh bonus khusus itu.

"Setelah menimbang truffle hasil buruan kalian tadi maka kami pihak juri lomba memutuskan bahwa Batang Dewi berhak atas bonus itu dan dia boleh memilih bahan sendiri untuk lomba", ucap juri lomba.

Batang Dewi dipersilahkan oleh juri lomba untuk maju dan memilih sendiri bahan-bahan lombanya.

Dia berjalan menuju rak yang berisi bermacam-macam bahan makanan yang telah tersedia dan tertata lengkap. Dan dia mengambil beberapa bahan untuk memasak seraya menaruh bahan-bahan itu ke dalam keranjang yang dibawanya.

Batang Dewi mendapatkan ide membuat bahan olahan truffle serta roti baguette. Biasanya truffle diolah bersama pasta tapi kali ini ia ingin membuat roti lapis panini dengan isi truffle di dalamnya.

Panini adalah roti lapis yang berasal dari Italia. Dan biasanya menggunakan roti utuh yang dipanggang, bukan roti yang dipotong.

Batang Dewi sengaja memilih roti panini karena alasan sederhana yang mendasarinya memilih menu makanan untuk tema lomba kali ini karena panini merupakan bentuk perwakilan yang berpihak pada fashion, senang menampilkan barang-barang konsumen sebagai simbol status sosial Italia yang khas.

Untuk kedua peserta lomba lainnya, pihak juri lomba memilihkan mereka bahan-bahan untuk memasak sesuai pilihan juri lomba sehingga mau tidak mau kedua peserta lomba pada babak final harus terpaksa menerimanya.

Lomba pada tahap terakhir dimulai dengan aba-aba dari juri lomba yang memerintahkan kepada ketiga peserta lomba untuk memulai lomba.

Batang Dewi mulai membuat panininya dengan menggabungkan bahan yang dipilihnya dengan menambahkan truffle didalam panininya kemudian memotong panininya menjadi dua lalu memanggangnya ke mesin press khusus yang disebut panini press.

Sesekali dia mengusap keringatnya dengan kain seragam yang melekat di badannya ketika Batang Dewi membuat panininya. Dan dia membuat sendiri roti-roti untuk panininya.

Dia meletakkan panini hasil buatannya ke atas piring saji berbentuk persegi dan menatanya dengan menambahkan sayuran wortel yang telah dikupas dan dipotong semenarik mungkin serta beberapa buah zaitun serta taburan sayuran hijau dan saus mayonaise yang diletakkan di sebelah panini.

Hasil lomba pada babak final tidak langsung diumumkan pada hari itu melainkan esok harinya sehingga para peserta lomba harus menunggu dan bersabar.

Juri lomba mempersilahkan para peserta lomba pada tahap final untuk kembali ke kamar mereka masing-masing setelah mengumpulkan hasil lomba mereka kepada juri lomba untuk dinilai setelah juri selesai menanyakan tema makanan dan alasannya memilih makanan yang mereka pilih untuk lomba pada tahap akhir.

Episodes
1 BAB 1 RATU BATANG DEWI
2 Bab 2 REINKARNASI
3 Bab 3 BERTEMU PRIA AMNESIA
4 BAB 4 JIAN
5 BAB 5 MENJADI PENGGANTI
6 BAB 6 KELAKUAN AROGAN JIAN
7 BAB 7 TUGAS BARU BATANG DEWI
8 BAB 8 BEKERJA DI TOKO ROTI ITALIA
9 BAB 9 BELAJAR MEMBUAT ROTI LEBIH BAIK
10 BAB 10 IKUT LOMBA
11 BAB 11 PANE CASARECCIO
12 BAB 12 MENERIMA SERTIFIKAT KURSUS
13 BAB 13 FESTIVAL MUSIM GUGUR
14 BAB 14 PESAING YANG MENYEBALKAN
15 BAB 15 KEDEKATAN
16 BAB 16 MENGIKUTI LOMBA PADA FESTIVAL
17 BAB 17 MUNCULNYA BENIH CINTA
18 BAB 18 CINTA YANG HANYA TERSIMPAN DI HATI
19 BAB 19 INGATAN YANG SAMAR
20 BAB 20 TERPELESET
21 BAB 21 MAGANI OGYA
22 BAB 22 Usaha Keras Magani Ogya
23 BAB 23 KECEMBURUAN
24 BAB 24 BIBI DONNA CARA
25 BAB 25 KETIDAKSETUJUAN
26 BAB 26 DIA SANGAT MENJENGKELKAN
27 BAB 27 SERUM LAVA BEE
28 BAB 28 KAU CANTIK SEKALI
29 BAB 29 ACARA PERTEMUAN
30 BAB 30 PENGARUH LACRYMA CHRISTI
31 BAB 31 ANANTA BRASCO
32 BAB 32 BERTENGKAR...
33 BAB 33 AWAL MASALAH KAMI BERDUA
34 BAB 34 KEJUTAN BARU
35 BAB 35 TOKO BARU
36 BAB 36 MENGISI TOKO
37 BAB 37 BEKERJANYA LAPTOP SISTEM
38 BAB 38 INI SANGAT MENARIK
39 BAB 39 KEANEHAN TERJADI
40 BAB 40 DIA DATANG
41 BAB 41 BUAT MU
42 BAB 42 GERIMIS
43 BAB 43 KEAJAIBAN GELANG
44 BAB 44 MENYETIR MOBIL
45 BAB 45 SAMPAI DI RUMAH
46 BAB 46 DEJAVU
47 BAB 47 CINTA SEPOTONG ROTI
48 BAB 48 MEMBUAT MAKANAN !
49 BAB 49 KESAL !
50 BAB 50 WAKTU SEMENIT
51 BAB 51 UNGKAPAN HATI
52 BAB 52 MEMILIKI MU
53 BAB 53 PAGI YANG BERWARNA
54 BAB 54 KESEPAKATAN BARU
55 BAB 55 TERJEBAK BADAI
56 BAB 56 VILLA MENGINAP
57 BAB 57 BERSANDAR DI PUNDAKKU
58 BAB 58 HARI YANG CERAH
59 BAB 59 ROMANSA VILLA
60 BAB 60 SAAT YANG TAK TERDUGA
61 BAB 61 IKUT CAMPUR TANGAN BIBI
62 BAB 62 KEJADIAN DI PAGI HARI
63 BAB 63 KECANGGIHAN SISTEM
64 BAB 64 SELAMAT DATANG KEMBALI
65 BAB 65 HAL LAIN DI PAGI HARI
66 BAB 66 KEJADIAN YANG TAK MENGENAKKAN
67 BAB 67 PAGI PALING ROMANTIS
68 BAB 68 RASA SARAPAN INI
69 BAB 69 KEDATANGAN SEORANG PATRICIA
70 BAB 70 PERTEMUAN SINGKAT
71 BAB 71 BERDISKUSI SUATU HAL PENTING
72 BAB 72 OBAT PERONTOK KESENANGAN
73 BAB 73 BERTEMU DI RUANG KERJA
74 BAB 74 RENCANA TERLAKSANA
75 BAB 75 PAGI YANG MENGEJUTKAN
76 BAB 76 HAL BURUK TERJADI
77 BAB 77 SAAT DI RUMAH SAKIT
78 BAB 78 KEANEHAN PADA ANANTA BRASCO
79 BAB 79 KECEWANYA BATANG DEWI
80 BAB 80 MENCARI TAHU
81 BAB 81 KEMBALI KE RUMAH SAKIT
82 BAB 82 SANDIWARAKAH INI
83 BAB 83 ARTI SEULAS SENYUMAN
84 BAB 84 KEPANIKAN ANANTA BRASCO
85 BAB 85 PULANG LARUT MALAM
86 BAB 86 KECEMASAN BIBI DONNA CARA
87 BAB 87 TERMENUNG
88 BAB 88 PENDAPAT YANG SAMA
89 BAB 89 TAMU TAK DISANGKA-SANGKA
90 BAB 90 PATUHNYA BIBI DONNA CARA
91 BAB 91 PEMBICARAAN KAMI
Episodes

Updated 91 Episodes

1
BAB 1 RATU BATANG DEWI
2
Bab 2 REINKARNASI
3
Bab 3 BERTEMU PRIA AMNESIA
4
BAB 4 JIAN
5
BAB 5 MENJADI PENGGANTI
6
BAB 6 KELAKUAN AROGAN JIAN
7
BAB 7 TUGAS BARU BATANG DEWI
8
BAB 8 BEKERJA DI TOKO ROTI ITALIA
9
BAB 9 BELAJAR MEMBUAT ROTI LEBIH BAIK
10
BAB 10 IKUT LOMBA
11
BAB 11 PANE CASARECCIO
12
BAB 12 MENERIMA SERTIFIKAT KURSUS
13
BAB 13 FESTIVAL MUSIM GUGUR
14
BAB 14 PESAING YANG MENYEBALKAN
15
BAB 15 KEDEKATAN
16
BAB 16 MENGIKUTI LOMBA PADA FESTIVAL
17
BAB 17 MUNCULNYA BENIH CINTA
18
BAB 18 CINTA YANG HANYA TERSIMPAN DI HATI
19
BAB 19 INGATAN YANG SAMAR
20
BAB 20 TERPELESET
21
BAB 21 MAGANI OGYA
22
BAB 22 Usaha Keras Magani Ogya
23
BAB 23 KECEMBURUAN
24
BAB 24 BIBI DONNA CARA
25
BAB 25 KETIDAKSETUJUAN
26
BAB 26 DIA SANGAT MENJENGKELKAN
27
BAB 27 SERUM LAVA BEE
28
BAB 28 KAU CANTIK SEKALI
29
BAB 29 ACARA PERTEMUAN
30
BAB 30 PENGARUH LACRYMA CHRISTI
31
BAB 31 ANANTA BRASCO
32
BAB 32 BERTENGKAR...
33
BAB 33 AWAL MASALAH KAMI BERDUA
34
BAB 34 KEJUTAN BARU
35
BAB 35 TOKO BARU
36
BAB 36 MENGISI TOKO
37
BAB 37 BEKERJANYA LAPTOP SISTEM
38
BAB 38 INI SANGAT MENARIK
39
BAB 39 KEANEHAN TERJADI
40
BAB 40 DIA DATANG
41
BAB 41 BUAT MU
42
BAB 42 GERIMIS
43
BAB 43 KEAJAIBAN GELANG
44
BAB 44 MENYETIR MOBIL
45
BAB 45 SAMPAI DI RUMAH
46
BAB 46 DEJAVU
47
BAB 47 CINTA SEPOTONG ROTI
48
BAB 48 MEMBUAT MAKANAN !
49
BAB 49 KESAL !
50
BAB 50 WAKTU SEMENIT
51
BAB 51 UNGKAPAN HATI
52
BAB 52 MEMILIKI MU
53
BAB 53 PAGI YANG BERWARNA
54
BAB 54 KESEPAKATAN BARU
55
BAB 55 TERJEBAK BADAI
56
BAB 56 VILLA MENGINAP
57
BAB 57 BERSANDAR DI PUNDAKKU
58
BAB 58 HARI YANG CERAH
59
BAB 59 ROMANSA VILLA
60
BAB 60 SAAT YANG TAK TERDUGA
61
BAB 61 IKUT CAMPUR TANGAN BIBI
62
BAB 62 KEJADIAN DI PAGI HARI
63
BAB 63 KECANGGIHAN SISTEM
64
BAB 64 SELAMAT DATANG KEMBALI
65
BAB 65 HAL LAIN DI PAGI HARI
66
BAB 66 KEJADIAN YANG TAK MENGENAKKAN
67
BAB 67 PAGI PALING ROMANTIS
68
BAB 68 RASA SARAPAN INI
69
BAB 69 KEDATANGAN SEORANG PATRICIA
70
BAB 70 PERTEMUAN SINGKAT
71
BAB 71 BERDISKUSI SUATU HAL PENTING
72
BAB 72 OBAT PERONTOK KESENANGAN
73
BAB 73 BERTEMU DI RUANG KERJA
74
BAB 74 RENCANA TERLAKSANA
75
BAB 75 PAGI YANG MENGEJUTKAN
76
BAB 76 HAL BURUK TERJADI
77
BAB 77 SAAT DI RUMAH SAKIT
78
BAB 78 KEANEHAN PADA ANANTA BRASCO
79
BAB 79 KECEWANYA BATANG DEWI
80
BAB 80 MENCARI TAHU
81
BAB 81 KEMBALI KE RUMAH SAKIT
82
BAB 82 SANDIWARAKAH INI
83
BAB 83 ARTI SEULAS SENYUMAN
84
BAB 84 KEPANIKAN ANANTA BRASCO
85
BAB 85 PULANG LARUT MALAM
86
BAB 86 KECEMASAN BIBI DONNA CARA
87
BAB 87 TERMENUNG
88
BAB 88 PENDAPAT YANG SAMA
89
BAB 89 TAMU TAK DISANGKA-SANGKA
90
BAB 90 PATUHNYA BIBI DONNA CARA
91
BAB 91 PEMBICARAAN KAMI

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!