Akherat akhirnya memutuskan untuk mengirim Batang Dewi yang sudah meninggal dunia dan tidak menjabat sebagai seorang ratu dari Kerajaan Palawa itu ke dunia masa depan pada tahun 2022.
Kota Italia, 26 Agustus, tahun 2022.
"BRAAK...!!!"
Terdengar suara benda terjatuh.
Seorang gadis muda yang tampak bodoh dan lugu terjaga dari atas lantai kamarnya.
"Aduh !? Kepalaku terbentur lantai ! Sakiiit sekali !", keluhnya seraya mengusap kepalanya.
Gadis berpenampilan sederhana itu memperhatikan ruangan yang ada disekitarnya.
"Ak... Aku... Aku dimana ???", tanya gadis polos itu tertegun.
Dia duduk terdiam sambil termenung saat menyadari dirinya telah berubah dan kini berada di tempat yang sangat asing baginya.
"Dayang ! Dayang ! Apakah kalian mendengarkanku ? Kalian dimana ?", teriak gadis yang tampak bodoh itu dari tempatnya duduk.
Hening...
Suasana sangat hening sekali.
Tidak ada jawaban sama sekali dari siapapun yang berada di tempat itu, hening dan sepi.
Gadis itu hanya menoleh sekilas kemudian berdiri dari lantai dan melihat ke arah cermin yang ada tepat di depan tempat tidurnya.
"AAAAAAAAAAAAAKHHH...!!!!"
Jerit gadis itu histeris ketika ia melihat dirinya di cermin yang ada di ruangan kamarnya.
Dia melemparkan semua benda di atas tempat tidurnya ke arah cermin di depannya, ia membuang bantalnya, gulingnya hingga selimut tebal ke arah cermin.
"AAAAAAAAAAAAHHHH... !!!"
Jerit Batang Dewi lagi seraya memegangi wajahnya dengan kedua tangannya.
Dia berlari di ruangan kamar tidurnya, membuka gagang pintu kamarnya dan pergi meninggalkan kamarnya.
Terdengar derap langkah kakinya saat berlarian keluar seraya menoleh ke arah kanan dan kiri kebingungan.
"Aku..., dimana ini... !?", ucap gadis itu linglung.
Sikapnya yang ceroboh karena kurang berhati-hati membuatnya terpeleset dan terjatuh di atas lantai rumah.
Dia sangat kesakitan sekali dan terduduk di atas lantai dengan wajah acak-acakan, dia bergumam pelan pada dirinya sendiri.
"Kenapa aku bisa seperti ini !?", ucap gadis itu.
Gadis lugu itu berdiri kembali tetapi saat ia hendak melangkahkan kedua kakinya, satu langkah ke depan, dia tersandung oleh kakinya sendiri.
Dia terjatuh terjerembab ke arah depan lantai rumahnya untuk ketiga kalinya dengan tangan terentang lurus ke depan. Dan sekali lagi ia merasa kesakitan karena jatuh.
"Aduh..., sakit..., sekali...", gumamnya pelan.
Tiba-tiba ia berteriak keras lagi saat melihat kecoak yang tengah merambat di permukaan lantai.
"AAAAAAAAAAH... !!!"
Teriak gadis polos itu ketakutan.
Dia melompat dari atas lantai seraya menjerit-jerit kencang ketika melihat seekor kecoak bergerak mendekat ke arahnya.
"Pergi bodoh ! Pergi kecoak bodoh ! Siapa yang berani mengizinkanmu masuk ke rumahku ini ? Hah !?", ucap gadis itu sambil mengibaskan tangannya ke arah serangga itu.
Bukannya kecoak itu pergi justru semakin bergerak ke arah gadis polos itu.
"Hai ! Jangan mendekat ke arahku ! Pergi sana !", teriaknya keras.
Hanya gadis bodoh saja yang berbicara dengan hewan serangga sejenis ordo serangga (Blattodea) hemimetobola yang berasal dari kelas Insecta yaitu KECOAK.
Gadis berusia 29 tahun yang sederhana itu berlarian menjauh kemudian masuk kembali ke kamar tidurnya dan mengunci rapat pintu kamarnya.
Dia langsung melompat ke atas ranjang tidurnya dan duduk meringkuk di tempat tidur sederhananya.
Tampak tubuhnya gemetaran menahan rasa ngeri akibat melihat seekor kecoak, hewan yang seumur-umur hidupnya tidak pernah dilihatnya.
"Tempat apakah ini sebenarnya ???", tanyanya gelisah.
Ketika ia melihat kembali ke arah cermin di depan tempat tidurnya, gadis lugu itu langsung mengalihkan pandangannya dari arah cermin dan menyembunyikan wajahnya di lengannya yang tertutup piyama.
Gadis itu terlihat sangat panik dan ketakutan setiap ia melihat ke arah cermin, dia seperti tidak terbiasa dengan dirinya sendiri dan ia selalu terkejut melihat penampilannya di cermin.
Perlahan-lahan ia turun dari ranjang tidurnya dan merangkak pelan serta sesekali ia memalingkan wajahnya ke arah lain ketika bergerak mendekat ke cermin di depannya.
"Apakah aku masih tetap menjadi Batang Dewi !? Ataukah aku telah berubah menjadi orang lain ?", ucap gadis lugu itu seraya menyentuh kaca cermin.
Batang Dewi melihat perubahan yang terjadi pada dirinya ke dalam cermin yang ada di hadapannya lalu terdiam sejenak saat gadis polos itu memandangi lama wajahnya yang sangat asing tersebut di cermin.
"Siapakah gadis ini ? Dia tampak bodoh sekali, berbeda dengan penampilanku sebelumnya ketika aku menjadi seorang ratu !? Apakah ini yang dimaksudkan hukuman itu ? Hukuman dari hakim akherat atas dosa-dosaku ?", gumam Batang Dewi termenung sendirian.
Batang Dewi mengusap-usap wajahnya yang benar-benar polos serta tanpa riasan atau hiasan mahkota di kepalanya dan ia berkali-kali menepuk wajah barunya itu dengan kedua tangannya.
Dia juga memperhatikan perubahan pada tubuhnya yang sangat berbeda itu, tubuh baru yang sangat asing bagi Batang Dewi.
"Oh Tuhan ini di luar ekspektasiku !", ucap Batang Dewi tersentak ke arah belakang dan terduduk dengan perasaan yang putus asa.
Dia tidak pernah berharap jika semua ini akan terjadi kepada dirinya, reinkarnasi ini membuat pukulan yang sangat hebat sekali pada Batang Dewi yang berubah 180 derajat menjadi orang lain, dia tidak lagi melihat dirinya yang dulu, sosok seorang ratu tercantik sejagat yang tiada tandingannya.
Harus berubah menjadi seorang gadis polos yang lugu dengan penampilannya yang sangat sederhana sekali.
Batang Dewi duduk di lantai kamarnya seraya menundukkan kepalanya dan menangis terisak-isak meratapi nasibnya yang buruk ini.
Beberapa jam kemudian, gadis itu telah duduk di depan meja makannya. Dia hanya terdiam menatap meja kosong tanpa sesuatu di atasnya, termenung kembali dan sesekali menghela nafas panjang.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang ? Di rumah ini, aku tidak melihat siapa-siapa, apakah aku tinggal sendirian ?", ucap Batang Dewi bergumam dengan wajah sembab.
Dia menoleh kembali ke arah sekitar rumah yang merupakan tempat tinggalnya yang baru, rumah itu sangat sepi sekali dan terasa sangat lenggang apalagi dia sendirian di rumah barunya.
Batang Dewi mendengar suara alarm berbunyi keras di atas meja pojok di ruangan rumah, dia melihat sebuah jam duduk terbuat dari kayu yang terpajang di atas meja tersebut.
"Suara apa itu ?", tanya Batang Dewi bingung.
Dia beranjak dari kursi dan berjalan penuh penasaran ke arah meja pojok tempat jam duduk dari kayu jati itu terletak di atasnya.
Batang Dewi meraih jam tersebut kemudian memperhatikannya dengan teliti, saat alarm dari jam kayu jati itu berbunyi kembali, ia tersentak kaget dan melemparkan jam itu dengan sangat kerasnya..
"PRAAANG !!!"
Suara pecah terdengar keras saat jam kayu itu membentur lantai rumah, dan terlihat kaca jam kayu itu berserakan di atas lantai.
"Benda aneh apakah itu !? Mengapa benda itu dapat berbunyi nyaring sekali !?", ucap Batang Dewi terpaku saat melihat jam kayu yang telah rusak itu, hancur terbentur lantai rumah.
Saat ia bergerak melangkah mundur, siku tangannya menyenggol kalendar duduk yang berada di atas meja pojok, tempat jam kayu yang tadi berbunyi keras itu.
"BRUK... !"
Suara pelan kalendar terjatuh ke lantai.
"Ehk !? Benda apakah itu !? Banyak sekali barang-barang aneh di rumah baru ini yang sangat asing dan baru aku temui !?", ucap Batang Dewi melirik ke arah sebuah kalendar yang tergeletak di bawah kakinya.
Batang Dewi membungkukkan badannya untuk mengambil kalendar yang jatuh tadi karena tersenggol lengannya dari atas lantai.
Dia membaca sebuah tulisan yang tertera di atas kalendar yang ada di tangannya.
"Italia, tahun 2022...", ucap Batang Dewi.
Batang Dewi terkejut bukan kepalang karena ia mendapati dirinya bereinkarnasi ke masa depan ke tahun 2022 dan kini berada di sebuah tempat yang tidak ia ketahui asalnya, sangat asing dan baru ia dengar, bernama Italia.
"Italia !? Tempat apakah itu ??? Dan dimana aku sebenarnya sekarang ini !?", ucap Batang Dewi.
Dia kembali membaca kalendar di tangannya dan melihat sebuah angka yang di lingkari dengan warna merah serta terdapat tulisan kecil di sekitar angka tersebut.
"Waktu bekerja di toko roti Italia, jam 10 pagi, jangan terlambat datang, penting sekali !", ucap Batang Dewi saat membaca tulisan yang tertera di atas angka tersebut.
Batang Dewi tertegun kembali sembari memperhatikan kalendar duduk yang ia pegang di tangannya.
"Toko Roti Italia ? Dimanakah itu ? Aku tidak tahu tempatnya di Italia ini ?", kata Batang Dewi melongo.
Secarik kertas kecil terbang dari kalendar duduk yang tersisip di antara kertas kalendar dan jatuh ke atas tangan gadis polos itu.
Batang Dewi membuka cepat kertas di tangannya kemudian membacanya pelan, mencerna kata demi kata yang tersusun rapi yang menjadi sebuah kalimat di atas secarik kertas itu.
"Jalan Via Cenisio, Milan, 0,9 km dari Monumental Cemetery, Italia. Lantas aku naik apa ke sana ?", kata Batang Dewi.
Tidak lama kemudian Batang Dewi telah bersiap-siap untuk berangkat ke toko roti Italia untuk bekerja, dia keluar dari rumah barunya dan berjalan menuruni anak tangga rumahnya.
Pada saat ia melangkahkan kakinya untuk turun dari anak tangga tersebut, lagi-lagi kakinya tersandung dan ia terjatuh kembali ke bawah ubin halaman rumah.
"GLEDUK... !"
Terdengar suara yang terantuk ubin keras.
"Aduh ! Sakit sekali !", jerit Batang Dewi kesakitan seraya memegang kepalanya.
Tidak ada kata lainnya selain jatuh yang kini sering dialami oleh Batang Dewi saat ia berubah menjadi seorang gadis polos yang serampangan.
Batang Dewi beranjak dari tempatnya terjatuh sambil berjalan tertatih-tatih menuju ke arah pagar rumah barunya tetapi sebelum ia sampai ke pagar, ia melihat sebuah kendaraan terparkir di depan pagar rumahnya.
Tepat di hadapannya sebuah vespa berwarna merah muda telah menunggu gadis polos itu untuk dinaiki olehnya.
"Benda apakah ini !? Bagaimana cara menaikinya ?", gumam Batang Dewi.
Gadis lugu itu lalu membuka tas yang ia selempangkan di tubuhnya dan melihat ke dalam tas, mencari sesuatu yang mungkin berguna untuk menghidupkan vespa berwarna merah muda di hadapannya.
"Mmm..., ini dia ! Rupanya hanya benda ini yang aku lihat di dalam tas, mungkin ini dapat membuat benda berwarna merah muda itu dapat hidup !?", ucap Batang Dewi.
Batang Dewi lalu membuka pagar rumahnya sembari menuntun vespa itu keluar dari halaman rumah barunya, menutup kembali pagar tersebut.
Dia menengok ke seluruh badan vespa, mencari tempat kunci vespa untuk memasukkannya.
"Dimana aku harus meletakkan benda aneh bergerigi ini ?", tanya Batang Dewi seperti orang bodoh.
Tidak butuh waktu lama untuk Batang Dewi mengoperasikan vespa tersebut dan ia melajukan vespa berwarna merah muda itu ke jalan menuju ke tempat toko roti Italia, di area Via Cenisio, di Kota Milan, Italia.
Sepanjang jalan menuju ke tempat kerjanya, Batang Dewi berteriak keras ketika ia mengendarai vespa miliknya itu.
"AAAAAAKH... AAAAAKH...!?"
Gadis muda sederhana itu terlihat sangat menikmati perjalanannya dengan vespa, hal yang sangat baru baginya karena selama menjadi ratu, Batang Dewi telah terbiasa menaiki rajawali dan kuda perang. Dan pengalaman saat berkendara vespa adalah hal terunik untuknya dan ia sangat menyukai vespa berwarna merah muda itu.
Dia dengan cepatnya menguasai kendaraan itu, dan dia terlihat sangat mahir ketika menyetir vespa tersebut di jalanan Kota Milan, Italia.
Akhirnya Batang Dewi tiba di sebuah toko roti yang masih tertutup rapat dengan folding gate terbuat dari besi.
Toko Roti Italia 1912...
Itu nama toko roti tempat Batang Dewi bekerja sekarang, gadis polos itu kemudian memarkir vespa merah mudanya di depan halaman toko roti.
"Masih tertutup rapat, apakah aku datang awal sekali ?", ucap Batang Dewi.
Dia lalu berputar menuju belakang toko roti dan melihat pintu belakang toko terbuka lebar, ia berdiri di depan pintu sembari mengetuk pintu tersebut.
"Permisi ! Apakah ada orang di dalam ?", ucapnya berteriak keras.
Muncul seorang pria jangkung seraya tersenyum ke arah Batang Dewi dan menyapanya ramah.
"Kamu sudah datang, ya, masuklah ! Aku sudah menunggumu sedari tadi, maaf aku harus segera pergi karena ada ujian, ini giliranmu menjaga toko roti karena hari ini adalah waktumu sekarang !", ucap pria itu.
"Giliranku !?", ucap Batang Dewi bingung.
"Iya ! Maaf, aku harus buru-buru pergi karena ujianku segera dimulai, tolong jaga toko roti ini baik-baik ya ! Oh iya, aku juga sudah mempersiapkan bahan-bahan untuk membuat roti serta membuat daftar giliran kerja di toko, mulai hari senin sampai minggu, dan lihatlah ke dalam toko roti ini. Ingat jangan lupa membuat roti sesuai resep !", ucap pria itu.
"Membuat roti ? Resep ?", tanya Batang Dewi panik.
"Iyah, aku juga sudah menyiapkan daftar resep untuk membuat roti Italia itu dan menyimpannya di laci lemari dapur ! Sudah, ya, aku harus pergi sekarang !", pamit pria itu. "Daaaghh !!!", sambungnya seraya berlarian keluar toko roti.
"Apa !? Apa ini ? Roti ? Bagaimana cara membuat roti Italia ?", gumam Batang Dewi.
Pria jangkung itu pergi meninggalkan Batang Dewi yang berdiri linglung di depan pintu belakang toko roti seorang diri.
Perubahan 180 derajat yang sangat jauh berbeda dari kehidupannya di masa lalu yang seorang pemimpin suatu kerajaan besar.
Hal tersulit untuk Batang Dewi yang sebelumnya seorang ratu harus menjalani kehidupan barunya sebagai seorang gadis biasa dan penjual roti Italia yang bagi dirinya sangat asing karena ia tidak tahu menahu tentang roti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
kura kura ninja
bisa bisanya dia menjelma jadi gadis lain
2025-04-24
0
Fitria Astutik
/Grin//Grin//Grin//Joyful/ ada ada aja Thor nih
2025-04-24
0