KEDEKATAN
Festival musim gugur ternyata memberi dampak pada hubungan antara Batang Dewi dengan Jian.
Selama festival berlangsung, Batang Dewi selalu ditemani oleh Jian, pria asing yang amnesia.
Berkat bantuan Jian yang menyelamatkan Batang Dewi yang hampir tenggelam di air kolam, semakin mendekatkan keduanya.
Hotel of Toscana Resort Castelfalfi...
Jam tujuh pagi..
"Apakah kamu akan menemaniku ke acara lomba sekarang ?", tanya Batang Dewi seraya merapikan pakaiannya.
"Hmm..., kenapa ? Kamu keberatan ?", tanya pria amnesia itu.
"Tidak, aku tidak merasa keberatan kalau kamu mau menemaniku saat lomba, aku justru merasa mendapat dukungan kuat dari orang terdekatku", sahut Batang Dewi.
"Oh...", ucap Jian.
"Baiklah kalau begitu, aku akan pergi sekarang ke tempat lomba, kamu akan ikut atau tidak ?", tanya Batang Dewi memastikannya lagi.
"Apa kamu sangat menginginkan aku ikut bersamamu dan memberimu sejuta dukungan cinta saat kamu lomba ?", sahut pria amnesia itu dengan nada bertanya.
"Terserah", ucap Batang Dewi.
Terdengar tawa Jian, pria amnesia itu ketika mendengar ucapan Batang Dewi yang sedikit emosi.
"Seharusnya kamu membujukku seperti perempuan yang lainnya, tidak bisakah kamu merayuku untuk memberimu semangat !?", teriak Jian.
"Haishhh...", gerutu Batang Dewi kesal.
Batang Dewi tidak menanggapi ucapan Jian dan pergi berlalu manuju pintu kamar hotel tanpa menoleh kembali ke arah pria amnesia itu.
"Hai !", teriak Jian dari dalam ruangan kamar hotel bintang lima itu.
"Dia memang benar-benar pria yang sangat menyebalkan", kata Batang Dewi cemberut.
Meskipun Jian sangat arogan serta mengesalkan Batang Dewi, tetapi Jian sangat penuh perhatian dalam menemani Batang Dewi pada lomba tersebut.
"Berjalanlah pelan-pelan ! Aku tidak dapat mengikuti langkah kakimu !", ucap pria amnesia itu.
Jian berjalan di belakang Batang Dewi yang berjalan dengan langkah kaki cepat tanpa menghiraukan pria amnesia yang selalu membuatnya kesal.
"Hai ! Apa kamu tidak mendengarkanku ?", ucap Jian.
"Jalanlah pelan-pelan sesuai kemampuanmu, aku tidak ingin memaksamu !?", sahut Batang Dewi mencoba bersabar.
"Hai !", teriak Jian yang tetap berjalan mengikuti Batang Dewi. "Aku ini baru sembuh dari sakitku, tidak bisakah kamu pelan !"
Batang Dewi tidak menjawab ucapan pria amnesia itu dan terus mempercepat langkah kedua kakinya menuju ke tempat lomba pada babak penyisihan diadakan, di Hotel of Toscana Resort Castelfalfi.
Setiap peserta lomba kali ini harus mengambil poin yang merupakan nilai yang mereka kumpulkan yang mereka dapatkan ketika lomba awal kemarin.
Nilai hasil lomba yang terkumpul menjadi poin penting untuk peserta lomba pada babak penyisihan lomba. Dengan poin itu peserta lomba bisa menukarkan poin yang terkumpul dari jumlah nilai untuk membeli bahan-bahan dalam pembuatan menu makanan yang akan di lombakan.
Sederhananya peserta dapat membeli bahan untuk lomba dengan menukarkan poin yang mereka dapatkan dari hasil nilai lomba.
Peserta lomba yang lulus pada babak penyisihan terlihat tengah berlarian cepat dan saling berdesakan menuju meja panjang yang dijaga beberapa orang berseragam dengan memakai apron hitam berdiri di meja itu.
Orang berseragam yang memakai apron hitam menyerahkan sebuah keranjang yang tertutup oleh kain hitam kepada setiap peserta lomba setelah para peserta menukarkannya dengan poin.
"Cepat, waktu kalian tinggal tiga puluh menit untuk menukarkan poin kalian pada meja yang tersedia !", ucap seorang juri.
Terlihat peserta lomba yang lulus babak penyisihan berlarian kembali ke meja lomba mereka masing-masing dengan membawa keranjang di tangan mereka.
"Sebelum bunyi bel terdengar, kalian tidak boleh membuka keranjang kalian !", ucap juri lomba.
Setelah tepat tiga puluh menit, bel berbunyi nyaring menandakan lomba dimulai.
NGUNG... NGUNG... NGUNG...
"Mulai !", teriak juri lomba penuh semangat kepada semua peserta lomba.
Ada sekitar lima belas peserta lomba yang tersisa dari tiga puluh orang yang ikut lomba, dan lolos pada babak penyisihan lomba. Termasuk Batang Dewi diantara peserta tersebut.
Setiap peserta lomba meletakkan masing-masing keranjang mereka di atas meja yang disediakan untuk peserta lomba, mereka membuka keranjang yang tertutup kain hitam berlogo khusus milik Hotel of Toscana Resort Castelfalfi.
Peserta lomba melihat ke dalam keranjang milik mereka yang berisi bahan lomba berupa truffle, roti pane casareccio, keju dolce Provolone, tomat, minyak zaitun, sayur-sayuran dan bahan-bahan pelengkap lainnya.
"Buatlah hidangan menu makanan dari bahan-bahan itu dan ingat penampilan cara menghidangkan makanan kalian merupakan poin khusus untuk penambahan nilai kalian nanti !", ucap seorang juri lomba.
Peserta lomba mulai mempersiapkan bahan-bahan untuk memasak di atas meja lomba dan tidak banyak yang memahami bahan-bahan yang tersedia untuk mereka olah menjadi hidangan yang lezat.
Batang Dewi yang telah terlatih oleh Rajawali sistem untuk mengolah bahan-bahan itu menjadi menu makanan, terlihat santai saat dia meletakkan bahan-bahan untuk memasak ke atas meja.
Dia membagi bahan-bahan yang didapatnya itu menjadi beberapa kelompok serta mengurutkannya terlebih dahulu, bahan mana yang pertama akan dia olah sampai bahan terakhir yang akan dia masak.
Baked provolone with tomato adalah salah satu menu makanan yang dipilih oleh Batang Dewi untuk memasak pada babak penyisihan lomba, dia memilih Baked provolone with tomato untuk dia olah dengan menggunakan bahan-bahan yang tersedia menjadi menu makanan yang cocok saat disantap bersama roti pane casareccio.
Sifat keju yang dapat meleleh paling cocok dikonsumsi ketika cuaca sedang hujan atau dingin dan hidangan ini tidak kalah sedap untuk dimakan bersama pane casareccio yang tepah dipotong-potong lalu dipanggang terlebih dahulu.
Batang Dewi memulai mengolah bahan keju dolce provolone yang dia campur dengan tomat yang telah dia iris ke dalam mangkuk bening berukuran cukup besar bersama-sama.
Dia juga menambahkan irisan Truffle beserta bahan pelengkap lainnya yang disesuaikan selera.
Batang Dewi mencampur semua bahan itu menjadi satu kemudian meletakkannya ke dalam wadah tahan panas dan menambahkan kembali diatasnya taburan keju dolce provolone ke atas adonan.
Dia lalu memanggang adonan itu ke dalam oven yang telah disediakan pihak penyelenggara lomba sekitar kurang lebih tiga puluh menit.
TING...
Terdengar suara oven berbunyi menandakan masakan telah matang, Batang Dewi lalu membuka pintu oven dan mengeluarkan adonan yang sudah matang.
Baked provolone with tomato and truffle telah siap untuk dihidangkan bersama roti pane casareccio yang telah dipanggang dengan minyak zaitun dan diolesi mentega yang ditaburi irisan peterseli.
Batang Dewi menata hidangan Baked provolone with tomato and truffle di atas piring saji dari kayu yang ada di meja, dia sengaja memilih piring itu dari tiga piring yang telah disediakan pihak panitia lomba, karena piring saji dari kayu itu memiliki bentuk yang panjang dan cocok untuk meletakkan masakannya.
Baked provolone with tomato and truffle ditata sedemikian rupa bersaman roti pane casareccio panggang minyak zaitun dengan olesan mentega serta taburan irisan peterseli yang wangi.
Tepat lima menit sebelum lomba selesai dan kembali terdengar bunyi bel sebagai tanda lomba berakhir.
Batang Dewi berhasil menyelesaikan lomba pada babak penyisihan dengan lancar.
NGUNG... NGUNG... NGUNG...
Lomba tahap kedua telah selesai waktunya dan peserta lomba dilarang untuk menyentuh alat-alat memasak mereka baik itu meja lomba, ataupun hidangan mereka.
"Letakkan kedua tangan kalian di belakang dan tidak ada yang boleh menyentuh meja !", perintah juri lomba.
Untuk kali ini pada babak penyisihan peserta lomba dipanggil maju ke depan dengan membawa hidangan yang mereka buat tadi.
Sekitar lima peserta lomba yang dipanggil ke depan oleh juri telah berdiri di depan dengan membawa masing-masing hidangan mereka.
Diantaranya Batang Dewi yang dipanggil terlebih dahulu untuk membawa hasil masakannya ke hadapan juri lomba.
Masing-masing juri lomba menanyakan hidangan yang dibuat oleh Batang Dewi, dan alasan yang mendasari dia memilih hidangan itu untuk lomba.
Batang Dewi dengan mimik wajah yang sangat serius mulai menjelaskan hidangan makanannya kepada juri lomba.
Tampaknya juri lomba tertarik dengan hidangan pilihan Batang Dewi yang sangat cocok di lidah mereka apalagi di hidangkan bersama dengan roti pane casareccio yang unik itu. Semua kombinasi bahan menyatu dengan sangat sempurna di hidangan Baked provolone with tomato and truffle milik Batang Dewi yang lezat.
Lima peserta lainnya mulai maju setelah lima peserta yang telah maju ke depan dengan membawa hidangan hasil masakan mereka.
Juri lomba sengaja membagi peserta menjadi tiga kelompok yang terdiri dari masing-masing lima orang yang maju secara bergantian.
Setelah seluruh peserta lomba maju ke depan membawa hidangan hasil masakan mereka, juri lomba meminta para peserta untuk menunggu pengumuman hasil lomba.
Terlihat dari arah samping kursi penonton lomba yang telah disediakan panitia, duduk dengan sabar seorang pria berwajah sangat tampan dan dia adalah Jian, pria amnesia yang sedari tadi mengikuti tahapan demi tahapan lomba.
Seringkali Jian mencuri pandang kepada Batang Dewi karena diam-diam Jian tahu bahwa Batang Dewi bukanlah mantan tunangannya tetapi wanita lain yang mirip dengan mantannya.
Hanya saja dia menyangkal kenyataan itu, bahwa Batang Dewi bukan mantan tunangannya, meskipun Jian amnesia dan tidak mengingat sama sekali seluruh ingatannya tetapi dia sadar jika Batang Dewi adalah wanita lain yang dia anggap sebagai wanita pengganti karena didalam lubuk hatinya yang paling dalam Jian takut untuk menerima kenyataan itu.
"Aku harap dia menang pada babak penyisihan, aku tidak ingin melihat wajah sedihnya", ucap Jian pelan.
Jian terus mengikuti perlombaan yang diikuti Batang Dewi, dia juga sudah menantikan hasil pengumuman lomba dengan hati cemas.
TET... TET... TET...
Penjurian selesai dan saatnya hasil lomba diumunkan, tetapi kali ini berbeda cara mengumumkannya karena setiap lima pserta di panggil dan juri memberi amplop hitam kepada masing-masing lima peserta lomba untuk mereka buka.
"Baca kertas yang ada pada masing-masing amplop kalian sehingga kalian akan tahu, apakah kalian lulus pada babak selanjutnya atau tidak !", ucap juri lomba.
Semua peserta lomba masing-masing sibuk membaca kertas yang ada di dalam amplop hitam itu.
"Aku lulus !", pekik Batang Dewi senang.
Akhirnya ada lima pemenang yang akan maju pada babak final yaitu Batang Dewi dan empat peserta lomba lainnya. Dan lomba selesai pada tahap penyisihan.
Batang Dewi berlari ke arah Jian dan langsung memeluknya tanpa dia sadari serta berkata pelan pada pria amnesia itu.
"Aku lolos babak final ! Terimakasih sudah menemaniku...", kata Batang Dewi terharu.
"Selamat ya, aku turut senang mendengarnya", ucap Jian.
Batang Dewi lalu melepaskan pelukannya sambil tersenyum haru, karena dia tidak pernah menyangka jika dia akan lolos pada tahap final yang menentukan menang tidaknya Batang Dewi dalam lomba pada festival truffle fair yang berlangsung di Hotel of Toscano Resort Castelfalfi.
Jian menatap Batang Dewi dengan tatapan berbeda yang tidak dapat diuraikan hanya dengan satu kata atau kalimat, tatapan Jian sangat hangat, teduh, dan penuh kelembutan.
Tidak pernah dibayangkan jika dibalik sikapnya yang arogan itu tersembunyi sosok Jian yang lain, ternyata pria amnesia itu cukup sabar dan lembut hatinya.
"Bagaimana kita rayakan dengan berjalan-jalan di sekitar area hotel ini ?", ucap Jian.
"Jalan-jalan ?", kata Batang Dewi.
"Yah, kalau kamu tidak mau juga tidak apa-apa jika merasa lelah, aku hanya memberi saran saja", ucap Jian.
"Mmm, baiklah, tapi aku ingin mengganti pakaianku duu, rasanya tubuhku berkeringat dan sedikit bau", kata Batang Dewi.
"Yah, kalau begitu kita kembali ke kamar untuk berganti pakaian", ucap Jian.
"Baik. Mari kita pergi dari tempat ini !", kata Batang Dewi berseru ceria.
"Ayo !", sahut Jian sembari menggandeng tangan Batang Dewi.
Beberapa menit kemudian terlihat Batang Dewi dan Jian tengah berlarian pelan sepanjang jalan hotel.
"Bagaimana kalau kita pergi menikmati pemandangan di Toscana Resort Castelfalfi, bukankah kita belum keluar dari hotel ?", tanya Batang Dewi bersemangat.
"Hmm, boleh juga idea kamu... Ayo, kalau begitu, kita pergi berkeliling !", sahut Jian.
Mereka berdua lalu keluar dari hotel seizin pihak hotel untuk berkeliling di Toscana Resort Castelfalfi dan pihak hotel merekomedasikan The Casali untuk mereka kunjungi.
Batang Dewi dan Jian, pria amnesia itu terlihat berjalan disepanjang jalan di area The Casali seraya melempar senyum.
"Kamu suka tempat ini", kata Jian.
"Ya, aku sangat menyukainya, tempat ini cantik sekali dan aku tidak pernah membayangkan bisa kemari", kata Batang Dewi.
"Hmm, menyenangkan bukan", ucap Jian.
"Iya, ini tempat terbaik yang pernah ada", kata Batang Dewi.
"Dingin !", ucap Jian sembari melilitkan syal miliknya ke leher Batang Dewi.
"Terimakasih", kata Batang Dewi.
"Sama-sama", sahut Jian.
The Casali merupakan deretan dari delapan belas rumah pertanian tradisional Tuscan berukuran mulai 3.000 hingga 15.000 kaki persegi. Terletak di berbagai area di sekitar Toscana Resort Castelfalfi yang ada di perbukitan, di antara kebun buah zaitun dan kebun anggur, serta rumah-rumah pertanian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments