Misteri kematian Ana

"Tubuhku berada disini, nona!" seru Ana yang membawa Zheyra masuk ke sebuah ruangan.

"Kamu lihat apa hingga sampai kau mati mengenaskan seperti ini?" tanya Zheyra kepada Ana.

"Entahlah nona, tapi di ruangan ini aku tidak terlalu ingat. yang aku aku ingat tubuhku sudah terpisah dari roh ku dan aku berjalan tanpa arah lalu tertiup angin sampai ke tempatmu." jawab Ana.

"Lah terus.., yang membunuhmu itu manusia atau setan, masa kau tidak ingat? tanya Zheyra yang mulai emosi.

"Kalau aku tahu, aku takkan mati seperti ini, nona." ucap Ana.

Akhirnya Zheyra masuk ke kamar itu dan melihat sosok seorang wanita yang duduk di kursi sambil melotot.

"Itu tubuhku, Nona!!!." seru Ana yang melihat tubuhnya terduduk di kursi dengan posisi mata melotot dan mulut yang menganga serta tubuh yang setengah telanjang.

"Apakah kau korban pemerkosaan, lihatlah tubuhmu setengah telanjang seperti itu?" tanya Zheyra yang disambut wajah sedih oleh Ana.

"Entahlah, aku tidak ingat. yang aku ingat aku telah menjadi roh dan bergentayangan di luar sana, tapi lihatlah tubuhku betapa mengenaskan nya dengan kondisi yang seperti ini." jawab Ana yang kemudian terduduk di depan mayatnya.

"Sekarang tubuhmu sudah ketemu, lalu bagaimana caranya kita membawanya keluar dari rumah super megah ini?" tanya Zheyra

sambil menatap wajah Ana.

TAP..

TAP...

suara langkah kaki seseorang yang memasuki rumah kosong itu.

"Demi makanan enak.. sosis panggang dan para kue yang sedang menantiku." gerutu Zheyra saat mendengar suara langkah kaki seseorang.

"Siapa yang mulai mendekat hingga membuatku tidak bisa berkata." Zheyra yang dari tadi hanya menggerutu gara-gara permintaan si hantu wanita Ana.

"Aku akan menelepon salah satu polisi atau temanku, karena ini bisa jadi menyangkut pembunuhan." ucap Zheyra yang kemudian mengambil ponselnya.

Tak berselang lama suara tapakan kaki itu bertambah nyaring dan mendekat ke arah tempat Zheyra dan Ana berada.

"Ya Tuhan..., penampakan apalagi ini, belum tuntas satu hantu wanita ini masak ada hantu lagi sih..," ucap Zheyra yang terus menatap ke arah yang mereka tempati, Zheyra langsung bergegas bersembunyi di sebuah tempat yang tidak bisa dilihat oleh orang yang hendak masuk ke tempat itu.

"Udah kepalaku pusing, ditambah pusing gara-gara hantu semprul ini di tempat ini nggak ada yang bisa bantu." gerutu Zheyra yang bersembunyi.

Beberapa saat kemudian banyak kursi yang mulai berjatuhan sendiri dan angin mulai berhembus dengan kencang.

WUS...

WUS...

"Aduh.., ada apa ini. Kenapa barang-barang di rumah ini semuanya pada bergerak." gerutu Zheyra yang melihat kursi berserakan sendiri tanpa orang ada di ruangan itu.

"Ana." panggil Zheyra.

"Ada apa." jawab Ana.

"Gimana caranya kabur?" tanya Zheyra.

"Sebaiknya kita segera mencari orang untuk membantu kita, Nona. setelah itu kita pergi dari sini soalnya perasaanku mulai tidak enak." ucap Ana.

"KYAAAAAA!!!."

teriakan Ana yang membuat salah satu pintu di ruangan itu tiba-tiba terbuka.

"Nona, kita segera lari dari sini, entah kenapa perasaanku tidak enak!!" seru Ana kepada Zheyra.

"Siapa dia Ana, mengapa pria bertopeng itu datang dengan membawa pisau ditangannya?!" seru Zheyra yang telah berlari menuju pintu keluar.

"Entahlah nona, sepertinya aku mencium bau bahaya pada lelaki itu." jawab Ana.

"Kita harus cepat mencapai pintu keluar itu!"

seru Zheyra yang minta anak untuk segera yang membawanya pergi.

"Lalu, kenapa nona berlari berlawanan dengan pintu keluar?!" seru Ana yang sudah berada dekat dengan pintu keluar.

BRAKK...

Pintu rumah itu tiba-tiba menutup secara sendirinya yang membuat Zheyra menjadi lemas seketika.

"KYAAAAAA!" teriak histeris Zheyra kepada sang punya tempat. berharap gadis kecil itu akan keluar dan membawanya ke dalam kamar.

BRAKKK!!

suara pintu yang tiba-tiba tertutup dengan sendirinya.

Entah bagaimana nasib Zheyra dan Ana saat pintu itu telah tertutup dengan sempurna.

"Memangnya siapa lelaki itu, Ana? kenapa lelaki itu itu terus mengejar kita?" tanya Zheyra.

Setelah pintu rumah angker itu tertutup secara tiba-tiba, fikiran Zheyra mulai merasakan ketakutan.

"Dasar setan, kamu mau menjebakku ya, biar aku mati bersamamu." bentak Zheyra sambil memandang pintu yang telah tertutup.

"Mana mungkin aku mau membunuhmu, justru aku mau minta tolong padamu." jawab si hantu Ana.

"Lah terus.., kok pintunya bisa tertutup tiba-tiba?" tanya Zheyra heran.

"Entahlah, aku juga tidak tahu." jawab Ana.

Sejak kecelakaan itu Zheyra memang terbilang mempunyai indra keenam, kalau dia mau mengkonsentrasikan pikirannya. dia dapat melihat sesuatu yang tidak dapat dilihat orang lain.

Sesaat kemudian suara langkah kaki itu semakin mendekat ke arah Zheyra dan Ana.

DEG..

Ana serasa mengenal bayangan itu. bayangkan seseorang yang sedang mendekati mereka.

"Ada apa?" tanya Zheyra yang melihat Ana menatap lantai atas.

"Entahlah, aku merasa kita dalam bahaya." jawab Ana.

"Bahaya apa?" tanya Zheyra.

"Aku seperti mengenal suara langkah kaki itu, suara yang sama yang terdengar sebelum aku mati." jawab Ana.

"Jangan-jangan kau mati dibunuh, bukannya karena melihat hantu?" tanya Zheyra.

"Aku tidak tahu." jawab Ana.

"Kita harus segera pergi dari rumah angker ini." ucap Zheyra pelan.

"Apa kau tahu jalan keluarnya?" tanya Ana.

"Kita ngumpet aja dulu, setelah kita tahu siapa yang ada di lantai atas. barulah kita keluar." jawab Zheyra.

"Setelah itu?" tanya Ana yang bingung dengan pemikiran Zheyra.

"Kita pikirkan nanti, kalau dia manusia kita hajar dia. kalau dia setan kita kabur." jawab Zheyra.

"Kalau dia melawan?" tanya Ana kembali.

"Kamu itu hantu, masak gak bisa melawannya. kamu takutin kek atau kamu Serang dia, tubuhmu kan bisa menembusnya." jawab Zheyra kepada si hantu Ana.

"Iya juga sih." ucap Ana.

"Kamu itu jadi hantu berapa hari sih?" tanya Zheyra kapada Ana.

"Nggak tahu." jawab Ana.

"Kok nggak tahu, tapi.., kalau dilihat dari mayat mu, kau mati sekitar 2 atau 4 hari." ucap Zheyra yang mengingat tubuh Ana belum hancur.

"Benarkah? kok kamu bisa tahu?" tanya Ana.

"Nelihat kondisi tubuhmu yang belum membusuk parah, dan belum ada penghuninya." jawab Zheyra sambil memincingkan matanya.

Setelah mereka bersembunyi, beberapa saat kemudian, seorang pria nampak memasuki ruangan tempat mayat Ana.

"Lihatlah, dia memasuki ruangan itu." ucap Zheyra kepada Ana.

"Kita ikuti dia." jawab Ana.

"Kita kepung dia, oke." ucap Zheyra yang kemudiane mengajak Ana masuk.

Kedua wanita itu seperti sang detektif yang memata-matai sang pencuri.

"Apa dia kekasihmu?" tanya Zheyra.

"Entahlah." jawab Ana. karena dia juga penasaran dengan sosok pria itu.

"Dia mungkin ingin bersama dengan kekasihnya, maka dari itu dia membunuhmu." ucap Zheyra sambil menatap wajah Ana.

"Mungkin juga." jawab Ana.

** BERSAMBUNG **

mohon dukungannya buat Kakak pembaca, semoga aku bisa membuat karya yang lebih baik. mohon tinggalkan komentar dan jejak ya. terimakasih banyak 😊😊

Baca novelku yang lain.

- mawar berduri

- terlempar ke dunia sang kaisar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!