Sedangkan di tempat lain Han gu terus memerintahkan anak buahnya yang bekerja di bawah naungannya. pria berkulit sawo matang itu terus menatap dengan detail para pekerjanya itu, tak ada satupun yang luput dari pemantauannya, memang Han gu sangat ketat terhadap karyawannya. tapi entah mengapa perusahaannya itu kini berpindah kerumahnya.
"Oya, siapa nama kalian." tanya Zheyra kepada empat orang itu. dua laki-laki dan dua perempuan.
"Namaku Alan dan dia tukang ember, suka nyerocos, suka bullying temannya. suka minta jajan dan suka meminta bantuan." Alan yang memperkenalkan diri sambil menyindir Zheyra.
"Ye enak aja, oh ya nama aku Zheyra, yang tukang ember itu dia bukan aku, kan aku wanita cantik baik hati dan tidak sombong." ucap Zheyra yang membuat kelima orang itu tertawa.
"Tuan." pak Tong yang melapor kepada Han gu.
"Ada apa?" tanya Han gu kepada pak Tong.
"Saat saya menjemput gadis itu tadi, saya bisa merasakan kalau gadis itu bisa mengenali dan bisa merasakan hawa yang berbeda alam." lapor pak Tong.
"Gadis itu? lihatlah dia seperti gadis yang tanpa dosa dan gadis polos tak bertembok." jawab Han gu yang membuat pak Tong tersenyum.
Ha-ha-ha...Zheyra di bilang gadis tak bertembok, emang Zheyra bangunan apa di bilang seperti itu.
"Kita akan memantau mereka berdua, kamu diam saja dan berpura-pura tidak tahu." perintah Han gu kepada pak Tong.
"Baik tuan." jawab pak Tong yang kemudian pergi ke tempat Zheyra dan Alan.
Sedangkan di tempat lain, Alan sedang mengerjakan pekerjaannya dengan sangat teliti. sedangkan Zheyra dia merasa bingung seperti ada seseorang yang yang terus menatapnya tanpa henti.
"Ah perasaanku saja." guman Zheyra dalam hati sambil mengusap lehernya. karena dia merasa ada orang yang terus menatapnya dari tadi.
"Zheyra.... Zheyra.. Zheyra...," suara seorang wanita yang terus memanggil nama Zheyra.
"Fokus, fokus, fokus. tak ada orang, itu cuma angin cuma angin cuma angin." ucap Zheyra yang berpura-pura tidak mendengar.
"Wuidihh.., pura-pura nggak ngelihat ya? pura-pura nggak denger ya. Wuidihh... ni cewek. hiii hihi." hantu perempuan yang menakut-nakuti Zheyra.
"Diam Zheyra, diam diam, enggak usah mendengar tuh hantu, enggak usah ngeladenin pura-pura terus tidak dengar." gerutu Zheyra dalam hati yang terus berpura-pura dan berusaha untuk membuat dirinya fokus pada pekerjaannya dan tidak menghiraukan suara yang bergentayangan di telinganya.
"Zheyra.." si hantu yang terus menakut-nakuti Zheyra, suara itu terus-menerus berusaha untuk mengganggu Zahira merusak konsentrasi wanita itu agar dia segera ketakutan.
Karena merasa risih, akhirnya Zheyra pergi ke kamar mandi, saat Zheyra sudah selesai dari kamar mandi suara itu terus mendekati Zheyra dan beberapa saat kemudian....,
BYURR...
suara air yang sudah mengguyur di muka si hantu yang dari tadi terus mengganggu Zheyra hingga membuat wanita itu benar-benar sangat kesal.
"Hufff..." si hantu yang sudah diguyur oleh Zheyra. sesaat kemudian si hantu mendongakkan wajahnya dan tersenyum pada Zheyra hingga membuat Zheyra kaget.
"Lho kamu? lagi ngapain disini?" tanya Zheyra kepada si hantu wanita yang ternyata adalah Ana atau Alina.
"Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Ana kepada Zheyra.
"Lah.., terus ngapain kamu di sini pakai nakut-nakutin lagi?" tanya Zheyra yang memukul si hantu Ana.
Akhirnya Ana menceritakan perihal dirinya yang mengikuti Zheyra hingga sampai di negeri X ini.
"Beneran kamu, kamu yakin nggak bohongin aku ya. kok aku nggak ngerasa sih?" tanya Zheyra yang mulutnya dibekap agar tidak berbicara dengan keras.
"Yang benar, kamu tidak merasa kalau kemarin sebelum kamu berangkat ke sini. kamu itu di ikutin sama tiga hantu yang wajahnya sangat menyeramkan, andaikata kamu saat itu bisa melihatnya, bisa pingsan kau di jalanan." cibir hantu Ana sambil menunjuk muka Zheyra.
"Hallahh, wajahnya sejelek apa sih hingga membuat aku ketakutan seperti itu?" tanya Zheyra kepada Ana.
"tentu saja wajahnya sangat menakutkan, Bahkan aku saja sebagai hantu juga sangat takut saat melihat dia." jawab Ana.
"Kamu tidak sedang berbohong kan?" tanya Zheyra yang membuat Ana memutar dua bola matanya dengan begitu jengah.
"Ya iyalah.. masa ya iya dong, aku bicara dengan sungguh-sungguh. walaupun aku seorang hantu mana mungkin aku berbicara secara ember, daripada ember gentong kali lebih besar." cibir si hantu Ana.
"Lah terus ngapain kamu ngikutin aku?" tanya Zheyra pada Ana.
"Yang jelas balas Budi dong, masak balas kedondong. kan dulu kau pernah membantuku waktu itu, jadi sekarang aku ingin melindungi mu sebagai balas budinya." jawab Ana sembari menunjukkan senyumnya kepada Zheyra.
"Bisa-bisa aku jadi jomblo ngenes dong, nggak laku-laku kalau kau terus mengikuti aku." umpat Zheyra.
Beberapa saat kemudian pintu kamar mandi ruangan itu diketuk oleh seseorang, suara yang begitu aneh bahkan suara ketukan di pintu itu seolah memiliki nada yang begitu misterius.
"Siapa didalam, keluar dong gantian. aku juga mau ke kamar mandi." seru seorang lelaki dari luar kamar mandi.
Beberapa saat kemudian akhirnya Zheyra membuka pintu itu dan berpura-pura sakit perut dan memegang perutnya. sedangkan hantu Ana terus mengekor pada Zheyra di belakang punggungnya.
"Silahkan masuk, maaf harus menunggu lama. soalnya perutnya nggak bisa diajak kompromi." ucap Zheyra yang kemudian pergi dari ruang kerjanya.
WUSSS...
WUSSS...
DEG..
Zheyra yang merasa seperti melihat bayangan seseorang di depan ruang kerjanya, seketika bulu kuduk Zheyra merinding sempurna karena dia harus terus-menerus mendapatkan sebuah teror dari para makhluk tak kasat mata.
"Hei ada apa?" tanya hantu Ana di sebelah tubuh Zheyra.
"Apa kau tidak lihat sesuatu saat di ruang kerjaku? tiba-tiba aku sepertinya melihat sesosok bayangan." ucap Zheyra kepada Ana.
"Aku tidak lihat." jawab Ana yang kemudian ikut masuk ke ruangan Zheyra.
"Zheyra!!" seru Alan dari luar ruang kerja Zheyra kemudian masuk.
"Ada apa?" tanya Zheyra.
"Ini aku ada yang kesulitan, bisa bantu nggak? soalnya ini sulit?" pinta Alan kepada Zheyra.
"Duduklah dulu, memang ada masalah apa?" tanya Zheyra pada Alan.
"Ini masalah laporan akuntan yang ini, aku sangat sulit mengerjakannya, soalnya aku berkerja di bidang pemasaran, mana kutahu mengenai perhitungan seperti ini." gerutu Alan yang benar-benar kesulitan dengan semua laporan yang ada di tangannya.
"Gitu aja sih kok nggak tahu, Memangnya mas itu nggak pernah sekolah ya." canda Zheyra.
"Tentu saja aku sekolah, Bahkan aku ini lulusan sarjana loh." jawab Alan.
"Lulusan sarjana Kok nggak bisa menghadapi soal seperti ini." cibir Zheyra kembali
"Sudah-sudah jangan banyak bicara, bantu aku setelah itu kamu tolong ikut aku." ucap Alan.
** BERSAMBUNG **
mohon dukungannya buat Kakak pembaca, semoga aku bisa membuat karya yang lebih baik. mohon tinggalkan komentar dan jejak ya. terimakasih banyak 😊😊
Baca novelku yang lain.
- mawar berduri
- terlempar ke dunia sang kaisar
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments