Jangan lupa Vote dan Comment di kolom komentar, Author sangat menghargai Kritik & Saran. Supaya Author semakin semangat dalam menulis.
***
Privy Village, desa tersembunyi adalah desa yang didirikan oleh Green Forest Elf untuk bersembunyi dari dunia luar yang sangat tidak bersahabat dengan mereka.
Karena mereka memiliki kemampuan yang tidak memiliki oleh Ras lainnya yaitu, teknik Alchemy dan pengobatan yang sangat khusus yang hanya Green Forest Elf saja yang bisa menguasainya, walaupun ada yang bisa menguasainya diluar dari Green Elf Forest dapat dipastikan itu adalah orang-orang khusus pula.
Seperti namanya juga Privy Village, desa tersembunyi. Desa ini sangatlah rahasia tapi terkadang menjadi bahan pembicaraan para petualang di Benua Kompas.
Tidak ada yang tahu dimana tempat Privy Village berada, tapi ada beberapa foto yang dimiliki dan dibagikan oleh Apex Legend Online untuk membantu para player dalam menemukan desa tersebut.
Dalam perjalanan mereka Wan menyempatkan diri untuk membaca tentang Privy Village di forum resmi Apex Legend Online untuk membantu para player yang mencari keberadaan dari Privy Village.
Wan mencari beberapa informasi untuk jaga-jaga bila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan di dalam desa Green Forest Elf tersebut.
"Tidak ada informasi yang membantu." Gumam Wan.
Mereka berlima terus bergerak dengan sangat cepat, sesekali berhenti bila bertemu dengan para Red Bear.
...[Privy Village]...
Wan melihat dan membaca 'Privy Village' di depannya.
"Kita sudah sampai, Wan. Ha-ha-ha-ha." Joy Boy memegang pundak Wan. "Aku sedikit melupakan tempat ini, tapi tenang saja. Aku akan membantu dirimu di sini! Ha-ha-ha-ha-ha!"
"Tuan tolong tunggu sebentar, aku akan melaporkan kehadiran tuan kepada prajurit penjaga terlebih dahulu." Ucap prajurit Green Forest Elf tersebut.
"Baiklah." Balas Joy Boy sambil terkekeh pelan melihatnya.
Salah satu dari ketiga prajurit Green Forest Elf tersebut pun pergi dan melompat ke salah satu pohon untuk memberitahukan kehadiran Joy Boy kepada para prajurit penjaga untuk segera memberikan sambutan meriah.
Belum sampai prajurit tersebut, ribuan Green Forest Elf tiba-tiba terlihat dan berteriak keras memanggil Joy Boy dengan sebutan tuan.
"Apa-apaan itu?" Wan sedikit terkejut melihat ribuan Green Forest Elf tersebut, segera mundur dari Joy Boy untuk mengamankan dirinya.
"Tuan! Tuan?! Apakah itu tuan?!" Teriak salah satu dari mereka sambil menunjuk Joy Boy yang sedang tertawa keras, sambil membuka kedua tangannya, bersiap menyambut mereka ke dalam pelukan.
"Tuan! Kami selalu menunggumu tuan!"
"Tuan! Tuan!
"Kami sangat merindukanmu!"
"..."
BRAKK!
Joy Boy menangkap pelukan para Green Forest Elf tersebut sebisanya, tapi tidak bisa, dikarenakan tulang-belulangnya sudah mencapai batasnya.
"Tuan apa yang terjadi kepadamu?!" Salah satu dari mereka berteriak histeris melihat keadaan Joy Boy yang kacau, tulang-belulang miliknya berserakan di jalanan.
"Cepat kalian selamatkan tuan! Cepat!" Salah seorang Green Forest Elf sepuh muncul dan memberi perintah.
***
Wan duduk di salah satu kursi yang disediakan oleh Green Forest Elf, melihat ke arah sudut desa, tempat para penduduk Privy Village yang sedang menyiapkan jamuan untuk Joy Boy dan Wan.
Kemudian Wan melihat ke arah rumah pohon kepala desa Privy Village, tempat Joy Boy dirawat.
"Ini! Sambung ke sini." Kepala desa Privy Village memberi perintah. "Dan juga kalian jangan berhenti memberikan sihir penyembuhan."
Mereka pertama kali memperbaiki tengkorak dari Joy Boy menyambungkannya ke badan utama.
"Hei, apakah kalian bisa memperbaikinya?" Tanya Joy Boy panik, melihat tulang-belulang yang berantakan di ruangan tersebut.
Lalu kedua tangan bersama jari-jari Joy Boy dengan susah payah mereka mencoba merekatkan mereka sekuat mungkin dengan menggunakan perekat warna hijau yang mereka miliki.
Lalu dilanjutkan ke rusuk.
"Oi! Oi! Tulang rusukku! Aku belum berjumpa dengan jodohku, jangan sampai patah lagi... aku tidak bisa menduakannya nanti, hiks." Joy Boy terdengar menangis pelan, membuat panik para Green Forest Elf yang berada di ruangan tersebut.
"Akh! Tuan! Tuan jangan menangis tenang saja, kami akan memperbaiki semuanya dengan baik." Kepala desa bersuara, mencoba menenangkan Joy Boy yang menangis.
Joy Boy melihat ke arah kepala desa dengan tatapan sedih. "Janji? Janji, ya kepala desa. Kumohon."
Kepala desa hanya mengangguk, terus menenangkan Joy Boy.
Sekarang giliran bagian bawah Joy Boy yang mulai dirangkai dan direkatkan oleh para Green Forest Elf tersebut.
"Oi! Hati-hati di bawah sana, aku hanya memiliki satu jangan sampai rusak! Jodohku nanti bersedih hebat bila aku kehilangannya. Akh!" Joy Boy kembali bersuara panik, melihat ke arah para Green Forest Elf.
"Tidak ada apa-apa di bagian bawah ini, Joy." Wan angkat suara sambil memegang kaki Joy Boy.
"Wan! Oi, bocah kurang ajar jangan lihat-lihat! Atau aku habisi kau nanti!" Joy Boy menunjuk Wan yang muncul entah darimana dan tiba-tiba berkomentar.
"Tidak ada apa-apa disini, tidak perlu berteriak." Balas Wan meletakkan kaki Joy Boy.
"Pergi sana! Dasar bocah kurang ajar, jangan ganggu mereka. Mereka sedang berkonsentrasi penuh." Joy Boy mengusir Wan berjalan menghampiri 3 Green Forest Elf yang sedang merapal mantra penghilang rasa sakit, agar Joy Boy tidak merasakan sakit saat tulang-belulangnya direkatkan satu sama lain.
"Apakah sihir penghilang rasa berguna di dalam pertempuran?" Tanya Wan kepada mereka.
"Tentu saja, penghilang rasa sakit sangat berguna di dalam medan pertempuran, terutama jika digunakan dalam operasi seperti ini." Jelas salah satu dari mereka.
Wan mengangguk pelan, memikirkan sesuatu kemudian bertanya.
"Apakah kalian bisa mengajariku?" Tanya Wan langsung.
"Ah? Kami..."
"Tolong lah, ajari aku."
"Tuan Wan tolong jangan ganggu mereka, mereka sedang berkonsentrasi penuh." Kepala desa angkat suara, ia sedikit terganggu dengan tingkah Wan yang mengganggu para Green Forest Elf yang merapal mantra sihir penghilang rasa sakit.
Wan menggaruk kepalanya yang tidak gatal, kemudian berjalan ke arah lain, tempat para Green Forest Elf yang merekatkan tulang-belulang Joy Boy.
"Apakah perekat ini sangat kuat seperti lem super?" Tanya Wan.
"Lem super? Apa itu lem super." Tanya mereka penasaran dengan lem super.
"Ya, lem super." Wan menyentuh perekat hijau tersebut, merasakan teksturnya yang lengket. "Sepertinya tidak seperti lem super, aku akan menjelaskannya kepada kalian nanti."
Wan mengangkat tangannya kemudian memegang salah satu tulang Joy Boy.
"Kenapa lengket seperti ini?" Gumam Wan pelan melihat tulang jari kaki Joy Boy, mencoba melepaskannya.
Joy Boy merasakan sesuatu yang salah, ia merasakan rasa sakit hebat entah darimana.
"Wan! Bocah kurang ajar!" Teriak Joy Boy keras melihat Wan yang sedang berusaha kabur, setelah jari-jari kakinya terpisah semua.
***
Chapter Harian: 1× sehari, bila tidak ada halangan.
***
**Kalian tahu mau pergi kemana kalau mau Chapter yang lebih banyak, ada lebih banyak chapter di platform sebelah yang juga Gratis. 29 Chapter.
WATT****PAD**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments