Chap. 10 - Luna

Jangan lupa Vote dan Comment di kolom komentar, Author sangat menghargai Kritik & Saran. Supaya Author semakin semangat dalam menulis.

***

Hiro sedang menunggu bus di halte dekat rumah sakit tersebut, sambil melihat videotron di salah satu gedung yang sedang menayangkan Heroes TV.

Hiro sangat fokus menonton, karena informasi atau berita yang sedang dipaparkan sangatlah menarik.

"Kita akan lanjutkan setelah pesan-pesan berikut ini."

Iklan terlihat, seorang gadis remaja terlihat sedang menari dan bernyanyi di atas panggung besar—cuplikan sebuah konser tampaknya—dengan penuh semangat.

"Konser Bulan Menghangatkan?"

Kemudian terdengar suara khas dari presenter yang cukup terkenal, memperkenalkan apa itu Konser Bulan Menghangatkan.

"Kyaaaa!!!"

"Kyaa! Lunaaaa!!" Sepertinya di halte itu ada beberapa penggemar Luna, seorang Diva muda yang naik daun.

"Lunaaaa!! Konser?! Aku harus membeli tiketnya!" Membuka telepon pintar berniat membeli tiket konser, tapi tidak bisa karena website kepenuhan atau diakses massal.

"..." Sedikit keributan terjadi di halte tersebut.

Luna adalah seorang Diva muda yang baru saja naik daun, karena ikut dan berhasil menjuarai salah satu kompetisi pencarian bakat menyanyi di salah satu stasiun TV nasional yang sangat terkenal, sejak lama—hampir 25 tahun lamanya kompetisi itu bertahan, sampai dengan sekarang.

Terlebih lagi Luna digaet oleh salah satu penyanyi dan musisi kenamaan Indonesia untuk menjadi anak didiknya dan berdiri di bawah agensi artis yang ia pimpin, membuat nama Luna semakin melejit.

"Luna, Diva muda yang memiliki suara emas dengan karakter remaja cantik, imut dan ceria akan menunggu kalian semua di konsernya!!!"

Hiro membuka-menutup mulutnya terkejut, menarik napas dalam, sedikit terkejut karena mengenalinya. Bus yang datang menyadarkan dirinya.

Chusss!

Bus berangkat, Hiro melihat ke arah telepon pintar miliknya, nonton Heroes TV yang sedang tayang sejak 20 menit yang lalu.

Hiro menaruh perhatian penuh kepada telepon pintar tersebut, sampai ia akhirnya sampai di halte yang dekat dengan lokasi apartemen miliknya.

"Tidak terlalu ada banyak hal yang dibahas, membosankan." Gumam Hiro pelan sudah turun dan sedang berjalan menuju apartemen miliknya.

TE-NONENG! TENO-NENG! TE-NO-NENG! TENO-NENG-NENG-NENG-NENG!

Terdengar suara dering telepon pintar Hiro, tanda ada yang sedang berusaha menghubunginya.

Hiro melihat layar telepon pintar miliknya, terlihat nomor yang tidak dikenal menghubungi dirinya.

"Halo." Hiro mengangkat telepon tersebut.

"Ah—Hiro! Ini aku, Luna." Terdengar sangat jelas, suara seorang perempuan di seberang telepon.

"Aku tahu ini kamu Luna. Ada apa?" Tanya Hiro, tahu suara Luna dengan sangat jelas.

"Tidak ada apa-apa."

"Terus, kenapa kamu menghubungiku?"

"Begini. Aku tidak bisa berbicara denganmu lewat telepon, aku ingin kita berbicara secara langsung. 4 mata, Hiro." Jelas Luna kepada Hiro.

Hiro menggeleng pelan. "Aku tidak bisa Luna. Aku masih memiliki banyak pekerjaan yang harus aku lakukan."

"Ayolah, Hiro. Aku cuma butuh waktumu sebentar saja. Kalau tidak aku akan datang ke apartemenmu!"

Luna mengancam. Hiro menyadari sesuatu. "Baiklah, kamu berada dimana sekarang?"

"Datanglah. Aku tunggu di parkiran apartemenmu, ada hal penting yang harus kita bicarakan." Luna menutup telepon, tanpa keterangan, memaksa Hiro untuk datang dengan cepat.

Hiro berlari ke parkiran gedung apartemen secepat mungkin, kemudian melihat sebuah mobil mewah dua pintu yang sangat mencolok. Segera tahu bahwa Luna-lah yang memiliki mobil tersebut.

"Luna?" Hiro menghampiri mobil mewah tersebut, dan benar saja Luna keluar.

Luna melihat Hiro dengan canggung. "Masuklah, aku tidak bisa berada diluar sini lama-lama."

Hiro mengangguk mengerti, segera masuk ke dalam mobil mewah tersebut, duduk di kursi penumpang.

"Apakah kamu membuntutiku belakangan ini?" Tanya Hiro kepada Luna, melihatnya penuh kecurigaan. 

Hiro tahu bahwa Luna memiliki banyak uang dan orang untuk membuntuti dirinya, karena dulu Luna pernah melakukan hal yang sama sekali, ia membayar orang untuk membuntuti dirinya dan melaporkan segala pergerakannya dengan alasan yang tidak jelas sama sekali, mereka berdua sampai bertengkar hebat saat itu saat Luna ketahuan.

Luna diam sebentar sebelum menjawab. "Ya, begitulah." Dia mengalihkan matanya dari Hiro.

"Masih sama seperti dulu, masih senang menghabiskan uang untuk hal yang tidak berguna." Ucap Hiro, menusuk telinga Luna yang mendengarnya.

"Kamu juga masih seperti dulu." Luna tersenyum kecut, menancap pedal gas dalam, hendak membawa Hiro.

Luna berniat membawa Hiro ke salah satu café tempat mereka berdua pertama kali bertemu dan belajar bersama dalam beberapa waktu, bisa dikatakan cukup lama, setidaknya sampai Luna dapat mengejar pelajaran di kelas.

Luna adalah salah satu siswa akselerasi, cerdas yang kebetulan masuk ke kelas unggulan yang sama dengan Hiro.

Hiro yang merupakan siswa nomor 1 sekolah pun diperintahkan untuk membimbing Luna. Awalnya Hiro menolak, akan tetapi setelah dipaksa dan diiming-imingi beasiswa dan uang, ia pun mau. Usut-punya usut juga, Luna adalah anak konglomerat yang memiliki pengaruh di sekolah.

Hiro bisa tahu kemana Luna membawanya, dikarenakan ia sangat familiar dengan jalanan yang mereka lewati dan GPS mobil yang menampilkan keberadaan mereka di peta.

"Bagaimana kabarmu, Hiro?" Tanya Luna kepada Hiro, sambil melihat ke jalanan.

"Aku baik-baik saja, kenapa kamu bertanya? Bukankah membuntutiku belakangan ini?"

"Hir, ayolah... jangan seperti itu, aku mengkhawatirkan dirimu." Luna menghela nafas pelan, ia merasakan bahwa Hiro sedikit berbeda dengan yang dulu ia kenal.

Hiro terkekeh pelan, merasa diremehkan oleh Luna. "Ayolah, Lun. Jangan sok dewasa seperti itu."

"Bukan seperti itu. Nanti saja kita bicara setelah ini." Ucap Luna.

Tidak sampai 15 menit, mereka berdua sudah sampai ketempat tujuan, sebuah café elit mahal, tempat mereka biasa belajar bersama dan juga tempat belajar yang cukup terkenal bagi kalangan pelajar elit. Mobil mewah tersebut diparkirkan.

"Pakai masker ini, aku tidak ingin menarik perhatian." Luna memberikan sebuah masker hitam kepada Hiro. "Terlebih lagi para paparazi kurang ajar itu." Terlihat Luna merasa tidak nyaman dengan beberapa hal di situasinya sekarang sebagai seorang Diva atau penyanyi.

Hiro tersenyum, memakai masker keluar dari dalam mobil. Melihat ke area sekitar, rindu dengan suasana café tersebut.

Mereka berdua pun masuk ke dalam café, meminta sebuah ruangan di salah satu sudut café yang biasa dipakai untuk belajar, kopi dan kue kecil.

"Apakah kamu merindukan tempat ini?" Tanya Luna, duduk dan membuka maskernya.

"Ya. Kurasa sedikit, aku mengingat bahwa aku pernah mengajari salah satu bocah akselerasi sok pintar di tempat ini dengan bayaran yang sangat mahal." Balas Hiro membuka masker, kemudian melihat ruangan tersebut. "Lalu, hal penting apa yang ingin kau bicarakan?"

"Begini. Aku ingin mengatakan, aku turut berduka cita atas meninggalnya Ayahmu dan meminta maaf karena aku tidak bisa hadir dan menghiburmu saat itu."

"Oh, baiklah. Lalu apa lagi?"

"A—kurasa hanya itu saja." Luna tidak tahu mau mengucapkan apa lagi.

"Kalau begitu, terima kasih atas perhatianmu."

"Hir, ayolah, jangan seperti itu. Aku tidak menyukainya."

***

Jangan lupa follow akun ******* Author dan Twitter @Cengko_

***

13.07 WIB. Rabu, 12 oktober 2021

Episodes
1 Chap. 1 - Makam
2 Chap. 2 - Apex Legend Online
3 Chap. 3 - Grey Wolf Set
4 Chap. 4 - Kane
5 Chap. 5 - Red Bear
6 Chap. 6 - Big Red Bear
7 Chap. 7 ‐ Tidak Terkendali
8 Chap. 8 ‐ Petualang Kesukaan
9 Chap. 9 - Dokter
10 Chap. 10 - Luna
11 Chap. 11 - Bloody Big Red Bear Dagger
12 Chap. 12 - Party Kane
13 Chap. 13 - TRUNGGG!!!
14 Chap. 14 - Disconected
15 Chap. 15 - The Rise of Heroes
16 Chap. 16 - Investasi
17 Chap. 17 - Temple of Bhumi
18 Chap. 18 - Joy Boy
19 Chap. 19 - Green Forest Elf
20 Chap. 20 - Privy Village
21 Chap. 21 - Green Herb Drink
22 Chap. 22 - Makanan Sehat
23 Chap. 23 - Alchemy dan Cooking
24 Chap. 24 - Gesekan
25 Chap. 25 - The Genius Alchemist
26 Chap. 26 - Pertanian dan Pertahanan
27 Chap. 27 - Farm
28 Chap. 28 - Kompor
29 Chap. 29 - Super Plan Compas II
30 Chap. 30 - Guild
31 Chap. 31 - Forest Fairy
32 Chap. 32 - Jantung Red Bear?
33 Chap. 33 ‐ Pengakuan
34 Chap. 34 - Membersihkan Kandang
35 Chap. 35 - Desa Goblin
36 Chap. 36 - White Mountain Guild VS Blackstorm Guild
37 Chap. 37 ‐ Kabut Kejutan
38 Chap. 38 - Harapan
39 Chap. 39 - North
40 Chap. 40 - Rogue
41 Chap. 41 - King Lust Rich
42 Chap. 42 ‐ Viridi Town Hancur
43 Chap. 43 ‐ Crescent Moon Kingdom
44 Chap. 44 - Dua Pertemuan Di Crescent
45 Chap. 45 - Berburu Brown Spider
46 Chap. 46 ‐ Senjata Baru
47 Chap. 47 - Corrupt Moon Tiger
48 Chap. 48 - Combo Party
49 Chap. 49 - Ajakan Bergabung, Lagi
50 Chap. 50 - Menuju Viridi Town
51 Chap. 51 - Buku, Tanda dan Tujuan
52 Chap. 52 - Corrupt
53 Chap. 53 - Desa Goblin II
54 Chap. 54 - Menerjang Desa Goblin
55 Chap. 55 - Switch
56 Chap. 56 - Moon Bullet
57 Chap. 57 - Desa Goblin Dibebaskan
58 Chap. 58 - The Goblin Hunter
59 Chap. 59 - Bertemu Orange
60 Chap. 60 - Belakang Panggung
61 Chap. 61 - Pertengkaran Kecil
62 Chap. 62 - Kota Penuh Asap
63 Chap. 63 - Pertemuan Goblin
64 Chap. 64 - Hepha Menghilang
65 Chap. 65 - Bertemu Hepha
66 Chap. 66 - Perubahan Sikap Hepha
67 Chap. 67 - Senjata Baru Dari Hepha
68 Chap. 68 - Emperor Vulcaan Hammer
69 Chap. 69 - Keadaan Hiro
70 Chap. 70 - Keadaan Party Yun
71 Chap. 71 - Heroes Market
72 Chap. 72 - The Vulcaan Blacksmith
73 Chap. 73 - Perjanjian Wan-Leonheart
74 Chap. 74 - Meminta Bantuan Luna
75 Chap. 75 - Tawaran Guild Surya
76 Chap. 76 - Membeli Hadiah
77 Chap. 77 - Ulang Tahun Bunda
78 Chap. 78 - Déjà Vu
79 Chap. 79 - Skill Book Triple Slash
80 Chap. 80 - Menghabisi King Corrupt Moon Tiger
81 Chap. 81 - Buta Map
82 Chap. 82 - Tawaran Diana
83 Chap. 83 - Diana Tidak Sadarkan Diri
84 Chap. 84 - Diana Sadar
85 Chap. 85 - Putri Diana
86 Chap. 86 - Indonesia Gamers Award
87 Chap. 87 - Observatorium
88 Chap. 88 - Monster Minotaur
89 Chap. 89 - Membutuhkan Ruang Kosong
90 Chap. 90 - Saudari Bulan
91 Chap. 91 - Misi Rahasia Diana
92 Chap. 92 - Fighting Spirit
93 Chap. 93 - Shard
94 Chap. 94 - Invasi Goblin
95 Chap. 95 - Goblin Kingdom
96 Chap. 96 - Black Knight Tomb
97 Chap. 97 - Kemampuan Wan
98 Chap. 98 - Tes Ketahanan
99 Chap. 99 - Getaran
100 Chap. 100 ‐ Park Hang-seo
101 Chap. 101 ‐ Mapping
102 Chap. 102 - Faker Terpojok
103 Chap. 103 - Membantu Faker
104 Chap. 104 - Tawaran Faker
105 Chap. 105 ‐ Tugas Hearsker Yang Selanjutnya
106 Chap. 106 ‐ Skill Book Adaptation
107 Chap. 107 - Jemputan Luna
108 PENGUASA HARTA DUNIA!!!!
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Chap. 1 - Makam
2
Chap. 2 - Apex Legend Online
3
Chap. 3 - Grey Wolf Set
4
Chap. 4 - Kane
5
Chap. 5 - Red Bear
6
Chap. 6 - Big Red Bear
7
Chap. 7 ‐ Tidak Terkendali
8
Chap. 8 ‐ Petualang Kesukaan
9
Chap. 9 - Dokter
10
Chap. 10 - Luna
11
Chap. 11 - Bloody Big Red Bear Dagger
12
Chap. 12 - Party Kane
13
Chap. 13 - TRUNGGG!!!
14
Chap. 14 - Disconected
15
Chap. 15 - The Rise of Heroes
16
Chap. 16 - Investasi
17
Chap. 17 - Temple of Bhumi
18
Chap. 18 - Joy Boy
19
Chap. 19 - Green Forest Elf
20
Chap. 20 - Privy Village
21
Chap. 21 - Green Herb Drink
22
Chap. 22 - Makanan Sehat
23
Chap. 23 - Alchemy dan Cooking
24
Chap. 24 - Gesekan
25
Chap. 25 - The Genius Alchemist
26
Chap. 26 - Pertanian dan Pertahanan
27
Chap. 27 - Farm
28
Chap. 28 - Kompor
29
Chap. 29 - Super Plan Compas II
30
Chap. 30 - Guild
31
Chap. 31 - Forest Fairy
32
Chap. 32 - Jantung Red Bear?
33
Chap. 33 ‐ Pengakuan
34
Chap. 34 - Membersihkan Kandang
35
Chap. 35 - Desa Goblin
36
Chap. 36 - White Mountain Guild VS Blackstorm Guild
37
Chap. 37 ‐ Kabut Kejutan
38
Chap. 38 - Harapan
39
Chap. 39 - North
40
Chap. 40 - Rogue
41
Chap. 41 - King Lust Rich
42
Chap. 42 ‐ Viridi Town Hancur
43
Chap. 43 ‐ Crescent Moon Kingdom
44
Chap. 44 - Dua Pertemuan Di Crescent
45
Chap. 45 - Berburu Brown Spider
46
Chap. 46 ‐ Senjata Baru
47
Chap. 47 - Corrupt Moon Tiger
48
Chap. 48 - Combo Party
49
Chap. 49 - Ajakan Bergabung, Lagi
50
Chap. 50 - Menuju Viridi Town
51
Chap. 51 - Buku, Tanda dan Tujuan
52
Chap. 52 - Corrupt
53
Chap. 53 - Desa Goblin II
54
Chap. 54 - Menerjang Desa Goblin
55
Chap. 55 - Switch
56
Chap. 56 - Moon Bullet
57
Chap. 57 - Desa Goblin Dibebaskan
58
Chap. 58 - The Goblin Hunter
59
Chap. 59 - Bertemu Orange
60
Chap. 60 - Belakang Panggung
61
Chap. 61 - Pertengkaran Kecil
62
Chap. 62 - Kota Penuh Asap
63
Chap. 63 - Pertemuan Goblin
64
Chap. 64 - Hepha Menghilang
65
Chap. 65 - Bertemu Hepha
66
Chap. 66 - Perubahan Sikap Hepha
67
Chap. 67 - Senjata Baru Dari Hepha
68
Chap. 68 - Emperor Vulcaan Hammer
69
Chap. 69 - Keadaan Hiro
70
Chap. 70 - Keadaan Party Yun
71
Chap. 71 - Heroes Market
72
Chap. 72 - The Vulcaan Blacksmith
73
Chap. 73 - Perjanjian Wan-Leonheart
74
Chap. 74 - Meminta Bantuan Luna
75
Chap. 75 - Tawaran Guild Surya
76
Chap. 76 - Membeli Hadiah
77
Chap. 77 - Ulang Tahun Bunda
78
Chap. 78 - Déjà Vu
79
Chap. 79 - Skill Book Triple Slash
80
Chap. 80 - Menghabisi King Corrupt Moon Tiger
81
Chap. 81 - Buta Map
82
Chap. 82 - Tawaran Diana
83
Chap. 83 - Diana Tidak Sadarkan Diri
84
Chap. 84 - Diana Sadar
85
Chap. 85 - Putri Diana
86
Chap. 86 - Indonesia Gamers Award
87
Chap. 87 - Observatorium
88
Chap. 88 - Monster Minotaur
89
Chap. 89 - Membutuhkan Ruang Kosong
90
Chap. 90 - Saudari Bulan
91
Chap. 91 - Misi Rahasia Diana
92
Chap. 92 - Fighting Spirit
93
Chap. 93 - Shard
94
Chap. 94 - Invasi Goblin
95
Chap. 95 - Goblin Kingdom
96
Chap. 96 - Black Knight Tomb
97
Chap. 97 - Kemampuan Wan
98
Chap. 98 - Tes Ketahanan
99
Chap. 99 - Getaran
100
Chap. 100 ‐ Park Hang-seo
101
Chap. 101 ‐ Mapping
102
Chap. 102 - Faker Terpojok
103
Chap. 103 - Membantu Faker
104
Chap. 104 - Tawaran Faker
105
Chap. 105 ‐ Tugas Hearsker Yang Selanjutnya
106
Chap. 106 ‐ Skill Book Adaptation
107
Chap. 107 - Jemputan Luna
108
PENGUASA HARTA DUNIA!!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!