Jangan lupa Vote dan Comment di kolom komentar, Author sangat menghargai Kritik & Saran. Supaya Author semakin semangat dalam menulis.
***
"Lebih baik aku pulang saja Al." Ucap Hiro bangkit dari tempatnya dan meninggalkan Al yang diam.
Hiro pulang dari restoran cepat saji tersebut lebih cepat daripada yang ia duga, karena perasaannya tidak sedang enak karena membahas mengenai Bunda dan keluarga mereka.
Ia tampaknya sedang melarikan diri. Sesampainya di apartemen, Hiro lebih memilih untuk berdiam diri dan tidak melakukan apapun.
24 jam berlalu, Apex Legend Online akhirnya bisa diakses oleh para player, Hiro pun memutuskan untuk segera masuk karena ia harus mengumpulkan 1.000 jantung Red Bear dan diberikan kepada Alchemist Richard, sementara ia baru mendapatkan setengahnya.
"Senang bisa kembali." Ucap Wan melihat ke area sekitar. "Sepertinya AI penopang Apex Legend Online benar-benar sudah diperbarui." Ia melihat ke salah satu sudut pandangannya, 'ALO' adalah nama baru AI tersebut.
...[Temple of Bhumi]...
"Dimana aku berada sekarang?" Gumam Wan kembali melihat sekitar, tapi kali ini lebih teliti. "Temple of Bhumi? Apakah ini cerita yang pernah diceritakan oleh Mayor Arnold kepadaku?"
Wan pun kemudian berjalan pelan ke depan. "Semuanya terlihat cukup jelas." Terlihat pepohonan lebat menancapkan akarnya di batu-batu keras tersebut, tanaman rambat hijau juga membuat jalur kepada Wan yang di atasnya terlihat beberapa hewan seperti, burung, monyet, lebah dan ular sedang bersantai.
"Tempat ini terasa sangat kuno." Wan melihat ke depan, dalam pandangannya terlihat sebuah kuil besar yang terbuat dari batu-batu raksasa yang diukir sedemikian rupa, ingin menyampaikan sebuah cerita. "Apakah ini sebuah dungeon?"
Wan menggeleng. "Tidak mungkin. Jika ini adalah sebuah dungeon, aku pasti sudah diserang oleh para monster." Gumamnya pelan terus maju ke depan, sambil melihat ukiran-ukiran di batu tersebut.
Setelah beberapa saat ia sampai di depan sebuah pintu batu kuno raksasa, "Atau mungkin ini adalah pintu dungeon tersebut?" Wan memegang pintu tersebut. "Lebih baik aku mencari tahu."
Wan pun mulai mendorong pintu batu raksasa tersebut, baru sekali Wan mendorongnya.
BOOM!
Pintu batu raksasa itu tiba-tiba terjatuh dan mengeluarkan suara yang sangat keras, membuat getaran yang sangat hebat seperti gempa bumi dengan skala kecil sehingga mengganggu para hewan yang ada di tempat tersebut, mereka kabur dan mencari tempat yang lebih aman.
"A-!" Wan berteriak keras, panik dan segera mundur-menjauhi kuil tersebut, takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Wan melihat dengan hati-hati kuil tersebut selama beberapa saat. "Untungnya kuil ini tidak roboh." Wan melangkah masuk ke dalam. "Tempat ini bisa dimasuki cahaya?"
Ia masuk dan terus melangkah masuk ke dalam, Wan dapat melihat ternyata kuil tersebut memiliki sirkulasi udara dan cahaya yang sangat baik, terasa dari udara yang ia hirup dan cahaya yang menyentuh kulitnya dan menerangi jalannya.
Setelah beberapa menit terus berjalan masuk ke dalam kuil, Wan menemukan sesuatu, sebuah pedang besar.
"Apa itu?!" Wan melihatnya, berlari kencang menuju tempat pedang tersebut berada.
Wan memegang pedang besar tersebut, ia merasakan suatu hal yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Ia merasakan bahwa Benua Kompas berada di tangannya.
"Aku bisa melihat Benua Kompas!" Wan berteriak keras. "Aku benar-benar bisa merasakannya! Akh!!"
Bertahan selama beberapa detik memegang pedang tersebut, Wan terlempar dengan sangat cepat dan menabrak tembok kuil dengan sangat keras dan menerima damage yang cukup besar.
"Ah... apa-apaan itu?" Wan mencoba bangkit dan mendekati pedang itu sekali lagi-meminum 4 Small Red Potion-mencoba kembali menyentuhnya. "Akh!!" Ia kembali terlempar dan menabrak tembok kuil dengan sangat keras.
"Kurasa aku harus berhenti." Wan kembali bangkit dan melihat ke depan meninggalkan pedang tersebut.
Ia kemudian melihat sebuah singgasana raksasa yang terbuat dari batu raksasa dengan ukiran-ukiran kuno, terlihat pohon, hewan, tumbuhan dan berbagai senjata di ukiran tersebut.
"Tempat apa sebenarnya ini?" Tanya Wan sekali lagi, kali ini ia melihat sebuah mayat atau tengkorak manusia dengan jenis kelamin pria yang sudah dewasa, duduk di atas singgasana tersebut dengan santai dan pandangannya tersebar ke segala arah.
...[Quest!]...
"Suara sistem?! Apa yang terjadi?!" Wan panik melihat ke area sekitar.
...[Menerima Quest secara otomatis!]...
...[Quest - Temple of Bhumi!]...
Temple of Bhumi, adalah salah satu dari Temple atau Church yang ada di Benua Kompas selama ratusan bahkan ribuan terakhir, membagikan banyak pesan dan kebahagiaan kepada para penghuni Benua Kompas tidak peduli latar belakangnya.
Akan tetapi, kegelapan dan kehancuran datang bersama dengan 7 Raja, mengancam perdamaian di Benua Kompas. Tidak ada banyak pilihan bagi Temple of Bhumi saat itu.
Ketua, Tetua dan anggota Temple of Bhumi pun berkumpul dan memutuskan untuk melawan mereka dari balik layar tanpa diketahui.
Puluhan tahun berlalu, Temple of Bhumi berhasil dan menahan mereka dengan bayaran yang sangat mahal. Temple of Bhumi sekarat dan kemudian menghilang, tidak lagi diketahui keberadaanya oleh para penghuni Benua Kompas.
Bangkitkan Temple of Bhumi! Karena para penghuni Benua Kompas sudah mulai merasakan kehadiran kegelapan dan kehancuran dengan 7 Raja mereka.
Tingkat kesulitan: S+
Reward: Jika berhasil menyelesaikan misi ini akan mendapatkan hadiah yang tidak diketahui. Tapi jika gagal menyelesaikan misi ini, Benua Kompas akan selesai untuk selamanya.
Batas waktu: Lihat sekitarmu, kau akan tahu kapan mereka akan datang dan Benua Kompas akan selesai untuk selamanya.
Wan menelan ludah selama membaca quest tersebut, ia merasakan tulang belakangnya bergetar hebat.
"A-ini sangat mengerikan, apa yang harus aku lakukan?"
***
Chapter Bonus, Follow.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Aslan
Bagaimana caranya menilai kelamin tengkorak?
2022-01-02
0