Tanpa Batas Langit Ke-7
Gerbong Kereta sudah mulai terlihat, keadaan cuaca di pagi hari, memperlihatkan sang mentari yang sedang memantulkan cahayanya pada seluruh bagian stasiun dalam lingkup penerangannya.
Stasiun Duku.
Hiruk piruk kota, sedikit terasa pada pagi hari ini. Stasiun dalam keadaan ramai, karena kereta sedang dalam masa pemberhentian sementara. Pergantian masinis pun dilakukan. Beberapa staff menunggu penumpang di depan pintu gerbong kereta, selanjutnya banyak penumpang mulai berdatangan dan masuk ke dalam kereta.
Setelah pemberitahuan kereta akan berangkat, dan pintu disetiap gerbong ditutup setelah sebelumnya seluruh penumpang dipersilahkan masuk kereta.
Berdesakan.., Itulah yang terjadi saat ini didalam kereta, dikarenakan banyak penumpang yang belum menemukan kursi tempat duduk mereka, terlalu banyak menumpuk di satu tempat, terlalu banyak membawa barang, atau mereka yang salah memasuki gerbong, yang membuatnya harus kembali berjalan ke gerbong lainnya.
Gerbong terakhir merupakan tempat yang masih dalam keadaan hening, dibandingkan gerbong lainnya masih dengan suara-suara berisik terdengar. Penumpang di gerbong terakhir ini, belum terlalu banyak, terlihat hanya beberapa kursi yang baru diduduki penumpang. Kurang dari setengah yang telah terisi.
Tidak jauh, dibagian urutan kursi ke-11, Pada bagian kaca jendala sebelah kanan kereta. Menampilkan bayangan seorang perempuan sedang duduk sambil membaca sebuah buku yang berjudul "Sharelock Home", dengan seekor peliharaan kecil disebelahnya.
Berbeda dari yang lain, hanya perempuan tersebut yang sedang membaca buku dan membawa seekor peliharan. Mayoritas di kereta penumpang menggunakan ponsel mereka atau beberapa lainnya beristirahat melanjutkan tidur pagi untuk sejenak.
Tidak lama ada tiga orang penumpang dari gerbong sebelumnya yang datang, masing-masing sambil membawa koper dan tas. Salah satu diantara penumpang tersebut memegang tiga tiket mencocokan urutan kursi yang mereka terima.
"Jay, kita urutan 12 kan?"
"Hm"
"Iya, 12 apa dude?"
" Ini, ABC"
"Kecap kali"
"Anjing"
"Astagfirullah, ngomongnya"
"Itu beneran ada anjing di depan, sedang tidur dipangkuan seorang perempuan"
"Eh iya, kiyowo sekali. Aneh,, tubuhnya banyak perban, dan kurus sekali."
Gukk, gukk, guk
"Stt, suara. klau berkomentar cukup didalam hati saja, ucapanmu terlalu kencang hingga membuatnya terbangun"
"Eh iya, astagfirullah sorry"
Sang anjing yang td sedang tiduran di sebelah majikannya, langsung terbangun dan menatap ke arah ketiga pria yang sedang berdiri di depannya.
"No, hely. It's okay" ucap seorang perempuan yang diketahui sebagai pemilik anjing tersebut yang sedang mengusap sang anjing.
Dengan mudahnya sang anjing kembali duduk dengan tenang dan tidak mengeluarkan suara apapun lagi.
"Good, mau makan? Hely" tanya sang perempuan
Gukk gukk
" Oke, tunggu sebentar" perempuan tersebut langsung berdiri, mengambil tas ranselnya dan mengambil kotak berukuran sedang, dan kembali duduk.
"Makanlah, eh.. Tinggal sedikit ternyata. Habiskan saja ya, nanti kita akan membelinya." ucap perempuan tersebut sambil membuka kota tersebut, dan mengarahkannya ke hewan disebelahnya.
"Duduk, ini nomor urut kita" ucap seoramg pria bertopi hitam, kepada dua pria lain dibelakangnya. Ya, ketiga pria tadi.
"Okee, ku dipinggir" jawab pria lainnya yg menggunakan kemeja batik.
"Ku di uju..ng" ucap pria berkaus hijau army terputus ketika melihat kursi yng diinginkannya telah terduduki si pria bertopi hitam dengan tulisan mirip seperti logo "LA".
"Tukar tempat, aku ingin tidur" balas singkat sang pria bertopi hitam tersebut, yang sebelumnya sudah meletakkan kopernya diatas kabin.
"Yak, kau berada di tengah jadinya. Sabar kawan" ucap pria berkemeja koko batik hitam dengan kemeja bagian lengan yang tergulung hingga siku.
"Baiklah, awet muda bukan? ketika sabar dan ribuan pahala yang menanti." balasnya sambil meletakkan koper di bagian kabin atas tempat mereka duduk.
"Ckk ya terserah apapun itu cepatlah duduk"
ucap pria berkemeja koko, yang setelahnya disusul pria berkaos army duduk dikursi tengah dengan menatap perempuan yang duduk tepat diseberangnya.
"Liontinnya seperti familiar.." ucap lirih si pria berkaos army, ketika tatapannya terpaku pada liontin gelang yang sedang terpasang di lengan sebelah kanan sang perempuan yang masih memegang kotak makan.
"Ku mendengar kau mengatakan sesuatu?" ucap sang pria berkemeja batik yang sedang fokus memaikan ponselnya. Tanpa melirik ke arah temannya.
"Abaikan, aku hanya asal mengucapkan" balasnya sambil menutup kedua matanya. Mengikuti sang pria bertopi hitam yang sudah ke alam mimpi, ya tidur untuk mengistirahatkan pikiran dan badannya sejenak.
Tidak ada balasan apapun, dan suasana di sekitar mereka menjadi hening kembali.
Tak berlangsung lama terdengar suara hewan peliharaan sang perempuan, kembali terdengar. Kali ini terus berulang, tanpa henti. menciptakan suara yang bising, dan membuat beberapa penumpang lainnya mulai merasa terganggu.
"Hely kenapa? Kau masih lapar hm?, makananmu sudah habis. Nanti kita beli lagi ya."
"Tidur aja ya, jangan bersuara lagi." lanjut perempuan tersebut dengan lirih.
Beberapa penumpang yang sedang tidur terbangun, termasuk Pria bertopi hitam yang terbangun karena merasa terusik dengan suara kebisingan yang terjadi, dan ketika kesadarannya kembali lalu menoleh kearah dia pria lainnya yang masih terlelap, tidak terpangaruh.
Sang pria bertopi hitam, melanjutkan pandangannya terhenti pada satu titik, dan menyadari bahwa peliharaan sang perempuan disebrang kursinya tadi yang sedang berulah. Maka, pria tersebut bangkit dari kursi menuju ke arah kopernya. Membuka bagian depan untuk mengambil sesuatu di dalamnya. Sebuah jajanan yang terbungkus terlihat berada ditangan pria tersebut "snack".
Snack berukuran sedang yang terbungkus berwarna ungu, yang ternyata adalah makanan untuk kucing.
Gukk gukk
gukk gukk gukk
"Nona, berikanlah ini untuk peliharaanmu." ucap pria bertopi hitam, sambil mengulurkan snack tersebut dengan raut wajah datarnya.
"Terimakasih tuan, maaf ini.." ucap gadis itu terhenti ketika ingin
"untuk kucing? Ya, coba saja berikan dulu. Siapa tau peliharaanmu menyukainya." balas aang pria topi hitam, dengan segara berbalik badan kembali menuju kursinya.
Hanya anggukan yang perempuan itu berikan, setelah pria bertopi berlalu dihadapannya.
Gukk gukk gukk
Dengan segera sang perempuan membuka bungkus snack tersebut, lalu menuangkan isinya ke dalam kotak makan yang dia letakkan dipinggir jendela. Selanjutnya, mengarahkan kotak tersebut ke arah peliharaannya yang seketika berhenti bersuara, mencium aroma makanan tersebut sekilas, dan langsung melahapnya dengan begiru cepat.
"Huh, akhirnya kau diam juga hely" ucap sang perempuan sambil mengelus kepala peliharaannya. Menoleh ke arah sang pria bertopi yang juga sedang menatap peliharaannya tersebut, sambil memberikan tatapan yang sama "datar", tanpa bisa ditebak raut emosi didalamnya.
Memberikan senyum ungkapan terimakasih, sang perempuan menangkap raut terkejut dari sang pria bertopi. Sang pria tersebut langsung merubah rautnya dengan cepat dan mengalihkan pandangannya ke arah kaca jendela disebelah kirinya.
Mengabaikan apa yang telah dilakukan pria bertopi tersebut, sang perempuan merapikan kotak makan peliharaannya setelah melihat sang peliharaan sudah mulai berbaring kembali ke dalam kandang kecilnya yang terletak di kursi kosong sebelahnya.
"Hely pintar, sudah mengantuk kau kembali ke kasur mini-mu itu ya. Sleep well, sampai kita tiba nanti ya." ucap sang perempuan dengan sangat pelan, yang hanya dapat terdengar oleh dirinya sendiri, sambil menutup pintu kandang hewan peliharaanya dan mengunci dengan baik.
Tanpa disadarinya ucapan pelan sang perempuan masih dapat tertang indera pendengaran sang pria bertopi hitam yang kini tengah bersandar mememejamkan matanya. Liontin sang perempuan mempengaruhi pikirannya. Entah apa yang sedang dipikirkan olehnya akan tetapi itu mengangganggunya.
-
-
-
Next bab - - -
"Menjadi guide kami selama, 7 hari disini?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments