Bab 20:Praduga

20 menit menunggu taxi, hari sudah mulai nampak mendung yang disusul kilat. Sepertinya hujan lebat akan datang.  Tak berselang lama, nampak dari kejauhan sebuah taxi biru melintas. Sang perempuan tersebut segera melambaikan tangan nya. Taxi itupun menepi, dan dengan segara sang perempuan membuka pintu belakang, katika mulihat kursi yanng ternyata sudah ada yang menempati, tetapi masih ada bagian kursi yang kosong.    

“Hai nona, ketemu lagi. Ayo naik.” ucap pria berkaos army sesaat setelah pintu taxi terbuka.

“Eh? sudah terisi ternyata. Aku akan menunggu taxi selanjutnya saja. Maaf pak”   ucap sang perempuan tersebut, ketika hendak menutup kembali pintu taxi terdengar sebuah panggilan ditujukan kepadanya.

“Nona tunggu, ini taksi terakhir untuk hari ini. Karena teman-teman supir taxi yang lain sudah lebih dulu tadi. Kami bergiliran waktu. Naik saja, tuan-tuan ini yang memperbolehkan nona untuk naik.” ucap sang supir taxi sambil menghadapkan wajahnya kebelakang, tepat ke arah pintu terbuka yang menampilkan seorang perempuan.

“Naiklah, hari sudah mulai gelap nona. Kami tidak berniat untuk menjahatimu. Jika, kau mencurigai itu.” Tak lama setelah pria bertopi hitam yang duduk disebelah supir taxi berkata, hujan turun dengan lebat. Akhirnya sang perempuan tersebut mau untuk menaiki taksi tersebut. Setelah duduk dan menutup pintu taxi

“Kami akan menuju penginapan Kasih Bunda, kau tau penginapannya?" tanya sang pria berkaos army yang duduk di tengah tepat sebelah sang perempuan, sete

“Ya aku sangat tau tuan” jawab sang perempuan, sambil mengangguk singkat.

“Dimana rumahmu? Apakah penginapan itu jalannya melalui rumahmu dulu atau sebelumnya” tanya pria berkaos army dengan ringan tatapan penuh penasaran.

“Kebetulan sekali rumahku terletak bersebelahan dengan penginapan tersebut. Aku akan turun bersama dengan kalian saja” jawab sang perempuan tersebut.

“Wah kebutan sekali, baiklah kita akan turun bersama nanti.” ucap sang pria berkaos army masih dengan senyuman yang terpatri di wajahnya

“Mmm ya” jawab sang perempuan dengan singkat.

Rintik Hujan semkin terdengar kencang, Taksi berjalan ditengah hujan deras yang ada. Selamabperjalanan yang berlangsung tidak ada obrolan kembali, hanya ada suara sholawat dari radio yang terdengar. Setidaknya membuat perasaan sang perempuan yang tadinya gelisah menjadi sedikit tenang. Tak berselang lama pria berkaos army kembali membuka obrolan di dalam taksi.

“Nona, kita belum berkenalan semenjak di dalam kereta tadi. Oia, Anjingmu terlihat masih nyaman tertidur di kandangnya ya” ucap sang pria berkaos army sambil menatap sekilas kepada sng gadis lalu mengalihkan pandangannya lepada kandang kecil yang ada disebelahnya, yang menjadi pemisah antara pria tersebut dengan perempuan pemilik kandang disebahnya.

“Eh iya, dia hanya terbangun sebentar di tempat makan tadi.” jawab sang perempuan sambil, menatap kandang disebelahnya yabg berisi anjing kecil yang masih terlelap dengan nyaman tanpa merasa terganggu sedikitpun.

“Owh begitu ya, sangat tidak merepotkan sekali. Anjing pintar." ucap sang pria berkaos army dengan senyum lebarnya.

"Oia perkenalkan namaku Dave, ini Adam, dan yang didepan sana Jayden, dan……. bapaknya siapa pak?” lanjut sang pria berkaos army, sambil mengalihkan pandangannya ke spion depan yang menapakkan supir taxi.

“Saya Asep, Tuan. Salam kenal tuan dan nona” jawab sang supir taxi denfa. Senyum ramahnta menghadap kaca spion diatasnya,sambil menghentikan laju kemudinya karena traffict light berwarna merah.

“Hehe, baik pak asep. Salam kenal pak, silahkan dilanjut pak membawa taxi ini dengan aman sentosa pak” ucap sang pria yang barkaos army diketahui bernama Dave.

Sedangkan sang perempuan hanya memberikan senyum ramahnya kepada sang supir dari kaca spion.

Tanpa mereka sadari penghuni lain di dalam taxi tersebut mendengar segala pembicaraan mereka.

Kedua teman dave tak ambil pusing dengan kelakuan aneh temannya tersebut.

“Baiklah, klau kau nona. Siapa namamu?" Ucap dave dengan tatapan penasarannya.

“Namaku Jasmine, sedangkan ini hely” jawab sang perempuan akhirnya.

“Wah, nama yang cantik. Seperti orangya” ucap dave, yang hanya dibalas senyuman tipis dari sang perempuan yang diketahui bernama Jasmine.

“Oia jasmine, apakah kau asli orang Sumbar?" Dave kembali bertanya kepada jasmine.

“Ya, ini kampungku” Sambil menganggung jasmine menjawab.

“Wah, kalau begitu maukah kamu menjadi tour guide kami ? kebetulan kami belum menemukan tour guide selama disini” tanya dave dengan mendadak tanpa berdiskusi dengan kedua temannya.

“Dave jangan mula…..” Protes pria bertopi hitan yang duduk di bangku depan diketahui bernama Jayden, kalimat yang belum selesai

Terucap karena di potong oleh sang supitr taxi.

“Sudah sampai tuan dan nona” ucap pak asep sang supir taxi, sambil menghentikan laju kendaraan.

Mereka pun langsung melihat kearah jendela keluar, kebetulan hujan sudah reda dan hari diperkirakan sudah pukul 18.30 Wib tepatnya adzan maghrib sudah terdengar, dan saat ini mobil berhenti tepat di depan gerbang penginapan "Kasih Bunda".

Mereka pun bergegas keluar dari taxi tersebut mengeluarkan satu persatu barang bawaan mereka.

"Jasmine, dimana rumahmu? Biar kami antar terlebih dahulu sampai depan rumahmu." ucap dave.

"Tidak perlu, oia terimakasih atas tumpangannya. itu rumahku tidak jauh dari sini rumah yang bertingkat tiga disana." jawab jazmine dengan cepat.

"Baiklah, hati-hati dijalan jazmine." ucap dave sambil tersenyum dengan hangat.

"Ya, sekali lagi terimakasih atas tumpangannya." balas jazmine kembali, sambil membalas dengan senyum singkat.

Saat semua barang sudah selesai dikeluarkan, jazmine menuju ke arah samping pintu supir taxi.

“Maaf pak, tarifnya jadi berapa ya pak?” tanya jazmine

“Tarifnya sudah dibayar semua oleh tuan yang tadi nona, silahkan saja tanya dengan tuan yang duduk di sebelah saya tadi untuk pembagiannya. Permisi, saya pamit.” jawab pak Asep

“Eh iya baik, terimakasih pak” ucap jasmine dengan senyum tipis nya sambil bingung dan ragu ingin bertanya mengenai nominal taxi kepada pria yang disebut "tiger" oleh teman-temannya.

“Tuan.. tunggu sebentar” ucap jazmine sambil mengerjar pria yang bernama jayden yang sudah menuju pintu masuk penginapan. Kedua teman pria tersebut sudah masuk ke dalam terlebih dahulu untuk check-in.

“Tuan Jayden, tunggu” ucap jazmine sekali lagi, ketika pria yang bernama jayden tersebut tidak mendengarkan panggilannya.

Akhirnya tubuh jayden berhenti, ketika namanya diicapkan oleh jazmine. Membalikkan tubuh, mengangkat sebelah alisnya.

“Maaf ada apalagi nona?"Tanya pria tersebut dengan tidak sabaran.

"mm aku ingin bertanya.. " jasmin berucap dengan terbata

"Bisa cepat sedikit? Aku lelah, kalau kau tau" ucap jayden, yang langsung membalikan tubuhnya berjalan kembali menuju pintu masuk.

“Sebentar, aku hanya ingin membayar ongkos taksi tadi.” jawab jasmine dengan cepat, sambil menarik lengan jaket yang dikenakan pria tersebut

“Maaf, lepaskan. Tidak perlu, anggap saja aku sedang bersedekah. Permisi” ucap jayden dengan mudahnya dan melanjutkan langkahnya menuju pintu masuk penginapan.

 “Hah?” ucap yasmine, terbengong atas apa yang iya dengar tadi.

“Dia kira aku apa, baiklah, tidak masalah. Rezeki anak sholeha” lanjutnya dengan kesal ketika telah mencerna maksud dari pria yang bernama jayden tersebut

 ---

Di Kediaman Jasmine

“Assalamu’alaikum ghalib” ucap sang perempuan ketika sudah tiba di depan rumahnya

“Wa’alaikumussalam.., kakak masuklah. Aku akan membawa barang2 mu” ujar sang adik yang bernama ghalib. Sambil menyalami punggung tangan sang kakak

“Terimakasih adik tampanku. Kakak langsung kekamar ya. Badanku sangat lelah hari ini.”

“Yaa, pergilah. Jangan lupa sholat dulu.” ucap ghalib

“Aku sedang berhalangan hari ini” jawab jasmine

“ooh okee, eh kandang apa ini?” tanya ghalib, ketika melihat kandang kecil disebeah kiri kakaknya

“Hely, anjing …..” ucap jasmine sambil menghadapkan kandang tersebut ke depan wajah ghalib.

“Kaa, kau membawa anjing?" tanya ghalib dengan eksprsi kagetnya

“Akan ku jelaskan besok, tolong letakan kandangnya di dekat kandang kucingmu” jawab jasmine, yang paham maksud pertanyaan adiknyabmengarah kemana.

“Tidak, kau ingin meletakannya di dalam rumah? Dan juga nanti mereka bisa bertengkar dengan kucingku” jawab ghalib sambil menggeleng

“Kandangku tertutup, lagipula kucing2mu juga berada di dalam kandang.” jawab jazmine

“Tetap aku tidak mau” ucap ghalib bersikeras dengan pendapatnya.

“Baiklah, letakkan imanapun asal jangan di luar. Cuaca hari ini sangat dingin”

“Yasudah ku letakkan di dekat garasi saja, sebelah ruang kucingku.” putus ghalib akhirnya sedikit tidak tega dengan peliharaan tersebut.

“terimakasih adikku yang tampan, Aku akan mandi ” ucap jasmine sambil mengacak-acak rambut sang adik

“Jangan sentuh aku. hmm. kau pasti memegangnya? kau harus membersihkannya dengan tanah dahulu” ucap ghalib dengan cepat mendur kebelakang, sedikit menjauh dari jangkauan sang kakak.

“Yaa aku tau, aku sudah melaksanakannya. Hanya bajuku yg masih belum ku ganti, tadi ketika hely tertidur di pangkuanku” ucap jasmine dengan menghela napas pelan

“Ganti bajumu, klau perlu mandi dulu. Dah, bye ka Assalamu’alaikum” ucap ghalib sambil berlalu dari hadapan jazmine ketika mereka sudah sampiai di depan pintu kamar sang kakak

“Iyaa, Wa’alaikumussalam” jawab jasmine sambil masuk melangkah pintu kamarnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!