Prolog
No, no, skenarionya tidak seperti itu.- ucap seorang pria dengan pandangan menyeritkan dahinya kepada seorang wanita yang sedang duduk tidak jauh darinya.
Lalu bagaimana seharusnya? - Tanya seorang perempuan yang menatapnya sambil merotasikan matanya dengan malas
Seperti ini...Saya lebih menyukai perempuan yang mandiri, dan tidak mudah untuk dipengaruhi oleh orang lain. -Jawab sang pria
Baiklah. Sedangkan aku, masih belum bisa mandiri, dan mudah berubah pikiran ketika dipengaruhi orang lain -Balas sang wanita
Kalau begitu kita tidak jodoh -Putus sang pria
Ya siapa bilang kita jodoh, dasar aneh -Akhir sang wanita sambil berlalu pergi
"Skenario mu telah kalah, dari skenario yang dibuat-Nya"
"Kau dan Aku berada di skenario-Nya untuk membuat kita menjadi seperti ini."
Chapter 1
Pukul 04.30 waktu subuh di ibukota, suara adzan mulai berkumandang terdengar. Di sebuah rumah tingkat dua bergaya klasik. Terdapat beberapa anggota keluaga yang sudah bangun untuk melaksanakan sholat, tersisa dua wanita yang masih dengan asiknya terlelap di dalam mimpinya.
"Sang ratu dan sang putri pasti belum bangun."sahut seorang pria berusia setengah abad, diketahui sebagai kepala keluarga tersebut.
"Yap, mereka selalu begitu." balas seorang pria pria tampan berusia 18 tahun
"Ayo bangunkan mereka seperti biasa, sekarang giliran siapa yg membangunkan sang putri dan ratu?"ucap pria lainnya yang nampak lebih muda dengan seringai jahilnya.
"Ayah dan Abang saja, Aku dan adek akan melanjutkan tugas yang belum selesai." balas pria tampan
"Baiklah, ayah akan bangunkan sang ratu." ucap sang ayah
"### Okee, biar aku yang membangunkan sang putri tidur itu"
"
Kamar dengan dekorasi broken white yang dipadukan dengan dark chocolate. Terlihat seorang wanita yang terlelap diatas kasur sedang berselimut tebal berwarna pink.
"Ckk beneran masih belum bangun." ucap sang pria sambil menyalakan lampuvkamar, dan selanjutnya mengambil remot AC untuk mematikan AC yang berada di paling ujung bagian atas kasur.
"Ka bangun, sholat subuh. Aku sama yang lain udah balik dari mesjid tapi kk masih saja tidur. "lanjutnya
"Hmm, jangan dinyalain dulu lampunya. Silauu abang"
" Biar cepat bangunnya."
"yaa sabar, nanti juga bangun. Udah sana pergi "
"Ya, tapi harus sholat tepat waktu ka."
"Iya. Bawel. Udah sana deh."
"Huh, tidur teross. Abang panggil papa nih"
"Ish iya sabar, ini udh duduk. Sanaa keluar"
"Baiklah, cepat bangun setelah itu sholat lalu
meja makan keluarga~
Di lain tempat,
Kediaman seorang artis ternama Asakir Daulay, Apartemen yang berada di lantai 11 tepatnya uansedang berkumpul
", gue lagi ada project film lu mau ikut main?" ucap seorang pria
" Terlalu drama ceritanya, sorry gue kurang suka, Gue butuh seorang penulis untuk naskah short movie gue selanjutnya."
Chapter 15
"Ayo, ikut ke majelisku. Malam ini, segera bersiaplah. Pengajiannya mulai ba'da isya sekitar pukul 19.30."
"No, aku ga ikut. Aku memiliki pengajianku juga sendiri. Guru kita berbeda jadi, aku tidak bisa ikut."
"Apakah jadwal pengajianmu hari ini?"
"Tidak, jadwalnya kemarin"
"Baiklah, klau begitu kau tetap harus ikut hari ini. Mari sama2 belajar.. Aku akan ikut pengajianmu juga nantinya, kau pun begitu."
" Bagaimana bisa seperti itu""
"Bisa, ayo cepatlah. Bagiku ilmu bisa kita dapatkan dari berbagai guru.
"Bagaimana mungkin bisa? Menurutmu seperti itu tidak untukku."
" Apakah sulit untuk menaati ajakan suamimu? Disana nanti kau hanya perlu duduk manis, dan mendengarkan saja."
"Baiklah, pak SUAMI. Izinkan istri cantikmu ini bersiap terlebih dahulu."
"Silahkan, 15 menit dari sekarang."
"Yak, kauc
Chapter 20
Gue sebebarbya juga terpaksa sama dia, ga berharap seserius ini.
Prolog
No, no, skenarionya tidak seperti itu.- ucap seorang pria dengan pandangan menyeritkan dahinya kepada seorang wanita yang sedang duduk tidak jauh darinya.
Lalu bagaimana seharusnya? - Tanya seorang perempuan yang menatapnya sambil merotasikan matanya dengan malas
Seperti ini...Saya lebih menyukai perempuan yang mandiri, dan tidak mudah untuk dipengaruhi oleh orang lain. -Jawab sang pria
Baiklah. Sedangkan aku, masih belum bisa mandiri, dan mudah berubah pikiran ketika dipengaruhi orang lain -Balas sang wanita
Kalau begitu kita tidak jodoh -Putus sang pria
Ya siapa bilang kita jodoh, dasar aneh -Akhir sang wanita sambil berlalu pergi
"Skenario mu telah kalah, dari skenario yang dibuat-Nya"
"Kau dan Aku berada di skenario-Nya untuk membuat kita menjadi seperti ini."
Chapter 1
Pukul 04.30 waktu subuh di ibukota, suara adzan mulai berkumandang terdengar. Di sebuah rumah tingkat dua bergaya klasik. Terdapat beberapa anggota keluaga yang sudah bangun untuk melaksanakan sholat, tersisa dua wanita yang masih dengan asiknya terlelap di dalam mimpinya.
"Sang ratu dan sang putri pasti belum bangun."sahut seorang pria berusia setengah abad, diketahui sebagai kepala keluarga tersebut.
"Yap, mereka selalu begitu." balas seorang pria pria tampan berusia 18 tahun
"Ayo bangunkan mereka seperti biasa, sekarang giliran siapa yg membangunkan sang putri dan ratu?"ucap pria lainnya yang nampak lebih muda dengan seringai jahilnya.
"Ayah dan Abang saja, Aku dan adek akan melanjutkan tugas yang belum selesai." balas pria tampan
"Baiklah, ayah akan bangunkan sang ratu." ucap sang ayah
"### Okee, biar aku yang membangunkan sang putri tidur itu"
"
Kamar dengan dekorasi broken white yang dipadukan dengan dark chocolate. Terlihat seorang wanita yang terlelap diatas kasur sedang berselimut tebal berwarna pink.
"Ckk beneran masih belum bangun." ucap sang pria sambil menyalakan lampuvkamar, dan selanjutnya mengambil remot AC untuk mematikan AC yang berada di paling ujung bagian atas kasur.
"Ka bangun, sholat subuh. Aku sama yang lain udah balik dari mesjid tapi kk masih saja tidur. "lanjutnya
"Hmm, jangan dinyalain dulu lampunya. Silauu abang"
" Biar cepat bangunnya."
"yaa sabar, nanti juga bangun. Udah sana pergi "
"Ya, tapi harus sholat tepat waktu ka."
"Iya. Bawel. Udah sana deh."
"Huh, tidur teross. Abang panggil papa nih"
"Ish iya sabar, ini udh duduk. Sanaa keluar"
"Baiklah, cepat bangun setelah itu sholat lalu
meja makan keluarga~
Di lain tempat,
Kediaman seorang artis ternama Asakir Daulay, Apartemen yang berada di lantai 11 tepatnya uansedang berkumpul
", gue lagi ada project film lu mau ikut main?" ucap seorang pria
" Terlalu drama ceritanya, sorry gue kurang suka, Gue butuh seorang penulis untuk naskah short movie gue selanjutnya."
Chapter 15
"Ayo, ikut ke majelisku. Malam ini, segera bersiaplah. Pengajiannya mulai ba'da isya sekitar pukul 19.30."
"No, aku ga ikut. Aku memiliki pengajianku juga sendiri. Guru kita berbeda jadi, aku tidak bisa ikut."
"Apakah jadwal pengajianmu hari ini?"
"Tidak, jadwalnya kemarin"
"Baiklah, klau begitu kau tetap harus ikut hari ini. Mari sama2 belajar.. Aku akan ikut pengajianmu juga nantinya, kau pun begitu."
" Bagaimana bisa seperti itu""
"Bisa, ayo cepatlah. Bagiku ilmu bisa kita dapatkan dari berbagai guru.
"Bagaimana mungkin bisa? Menurutmu seperti itu tidak untukku."
" Apakah sulit untuk menaati ajakan suamimu? Disana nanti kau hanya perlu duduk manis, dan mendengarkan saja."
"Baiklah, pak SUAMI. Izinkan istri cantikmu ini bersiap terlebih dahulu."
"Silahkan, 15 menit dari sekarang."
"Yak, kauc
Chapter 20
Gue sebebarbya juga terpaksa sama dia, ga berharap seserius ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments