NovelToon NovelToon

Tanpa Batas Langit Ke-7

Bab 1: Liontin & Anjing

Gerbong Kereta sudah mulai terlihat, keadaan cuaca di pagi hari, memperlihatkan sang mentari yang sedang memantulkan cahayanya pada seluruh bagian stasiun dalam lingkup penerangannya.

Stasiun Duku.

Hiruk piruk kota, sedikit terasa pada pagi hari ini. Stasiun dalam keadaan ramai, karena kereta sedang dalam masa pemberhentian sementara. Pergantian masinis pun dilakukan. Beberapa staff menunggu penumpang di depan pintu gerbong kereta, selanjutnya banyak penumpang mulai berdatangan dan masuk ke dalam kereta.

Setelah pemberitahuan kereta akan berangkat, dan pintu disetiap gerbong ditutup setelah sebelumnya seluruh penumpang dipersilahkan masuk kereta.

Berdesakan.., Itulah yang terjadi saat ini didalam kereta, dikarenakan banyak penumpang yang belum menemukan kursi tempat duduk mereka, terlalu banyak menumpuk di satu tempat, terlalu banyak membawa barang, atau mereka yang salah memasuki gerbong, yang membuatnya harus kembali berjalan ke gerbong lainnya.

Gerbong terakhir merupakan tempat yang masih dalam keadaan hening, dibandingkan gerbong lainnya masih dengan suara-suara berisik terdengar. Penumpang di gerbong terakhir ini, belum terlalu banyak, terlihat hanya beberapa kursi yang baru diduduki penumpang. Kurang dari setengah yang telah terisi.

Tidak jauh, dibagian urutan kursi ke-11, Pada bagian kaca jendala sebelah kanan kereta. Menampilkan bayangan seorang perempuan sedang duduk sambil membaca sebuah buku yang berjudul "Sharelock Home", dengan seekor peliharaan kecil disebelahnya.

Berbeda dari yang lain, hanya perempuan tersebut yang sedang membaca buku dan membawa seekor peliharan. Mayoritas di kereta penumpang menggunakan ponsel mereka atau beberapa lainnya beristirahat melanjutkan tidur pagi untuk sejenak.

Tidak lama ada tiga orang penumpang dari gerbong sebelumnya yang datang, masing-masing sambil membawa koper dan tas. Salah satu diantara penumpang tersebut memegang tiga tiket mencocokan urutan kursi yang mereka terima.

"Jay, kita urutan 12 kan?"

"Hm"

"Iya, 12 apa dude?"

" Ini, ABC"

"Kecap kali"

"Anjing"

"Astagfirullah, ngomongnya"

"Itu beneran ada anjing di depan, sedang tidur dipangkuan seorang perempuan"

"Eh iya, kiyowo sekali. Aneh,, tubuhnya banyak perban, dan kurus sekali."

Gukk, gukk, guk

"Stt, suara. klau berkomentar cukup didalam hati saja, ucapanmu terlalu kencang hingga membuatnya terbangun"

"Eh iya, astagfirullah sorry"

Sang anjing yang td sedang tiduran di sebelah majikannya, langsung terbangun dan menatap ke arah ketiga pria yang sedang berdiri di depannya.

"No, hely. It's okay" ucap seorang perempuan yang diketahui sebagai pemilik anjing tersebut yang sedang mengusap sang anjing.

Dengan mudahnya sang anjing kembali duduk dengan tenang dan tidak mengeluarkan suara apapun lagi.

"Good, mau makan? Hely" tanya sang perempuan

Gukk gukk

" Oke, tunggu sebentar" perempuan tersebut langsung berdiri, mengambil tas ranselnya dan mengambil kotak berukuran sedang, dan kembali duduk.

"Makanlah, eh.. Tinggal sedikit ternyata. Habiskan saja ya, nanti kita akan membelinya." ucap perempuan tersebut sambil membuka kota tersebut, dan mengarahkannya ke hewan disebelahnya.

"Duduk, ini nomor urut kita" ucap seoramg pria bertopi hitam, kepada dua pria lain dibelakangnya. Ya, ketiga pria tadi.

"Okee, ku dipinggir" jawab pria lainnya yg menggunakan kemeja batik.

"Ku di uju..ng" ucap pria berkaus hijau army terputus ketika melihat kursi yng diinginkannya telah terduduki si pria bertopi hitam dengan tulisan mirip seperti logo "LA".

"Tukar tempat, aku ingin tidur" balas singkat sang pria bertopi hitam tersebut, yang sebelumnya sudah meletakkan kopernya diatas kabin.

"Yak, kau berada di tengah jadinya. Sabar kawan" ucap pria berkemeja koko batik hitam dengan kemeja bagian lengan yang tergulung hingga siku.

"Baiklah, awet muda bukan? ketika sabar dan ribuan pahala yang menanti." balasnya sambil meletakkan koper di bagian kabin atas tempat mereka duduk.

"Ckk ya terserah apapun itu cepatlah duduk"

ucap pria berkemeja koko, yang setelahnya disusul pria berkaos army duduk dikursi tengah dengan menatap perempuan yang duduk tepat diseberangnya.

"Liontinnya seperti familiar.." ucap lirih si pria berkaos army, ketika tatapannya terpaku pada liontin gelang yang sedang terpasang di lengan sebelah kanan sang perempuan yang masih memegang kotak makan.

"Ku mendengar kau mengatakan sesuatu?" ucap sang pria berkemeja batik yang sedang fokus memaikan ponselnya. Tanpa melirik ke arah temannya.

"Abaikan, aku hanya asal mengucapkan" balasnya sambil menutup kedua matanya. Mengikuti sang pria bertopi hitam yang sudah ke alam mimpi, ya tidur untuk mengistirahatkan pikiran dan badannya sejenak.

Tidak ada balasan apapun, dan suasana di sekitar mereka menjadi hening kembali.

Tak berlangsung lama terdengar suara hewan peliharaan sang perempuan, kembali terdengar. Kali ini terus berulang, tanpa henti. menciptakan suara yang bising, dan membuat beberapa penumpang lainnya mulai merasa terganggu.

"Hely kenapa? Kau masih lapar hm?, makananmu sudah habis. Nanti kita beli lagi ya."

"Tidur aja ya, jangan bersuara lagi." lanjut perempuan tersebut dengan lirih.

Beberapa penumpang yang sedang tidur terbangun, termasuk Pria bertopi hitam yang terbangun karena merasa terusik dengan suara kebisingan yang terjadi, dan ketika kesadarannya kembali lalu menoleh kearah dia pria lainnya yang masih terlelap, tidak terpangaruh.

Sang pria bertopi hitam, melanjutkan pandangannya terhenti pada satu titik, dan menyadari bahwa peliharaan sang perempuan disebrang kursinya tadi yang sedang berulah. Maka, pria tersebut bangkit dari kursi menuju ke arah kopernya. Membuka bagian depan untuk mengambil sesuatu di dalamnya. Sebuah jajanan yang terbungkus terlihat berada ditangan pria tersebut "snack".

Snack berukuran sedang yang terbungkus berwarna ungu, yang ternyata adalah makanan untuk kucing.

Gukk gukk

gukk gukk gukk

"Nona, berikanlah ini untuk peliharaanmu." ucap pria bertopi hitam, sambil mengulurkan snack tersebut dengan raut wajah datarnya.

"Terimakasih tuan, maaf ini.." ucap gadis itu terhenti ketika ingin

"untuk kucing? Ya, coba saja berikan dulu. Siapa tau peliharaanmu menyukainya." balas aang pria topi hitam, dengan segara berbalik badan kembali menuju kursinya.

Hanya anggukan yang perempuan itu berikan, setelah pria bertopi berlalu dihadapannya.

Gukk gukk gukk

Dengan segera sang perempuan membuka bungkus snack tersebut, lalu menuangkan isinya ke dalam kotak makan yang dia letakkan dipinggir jendela. Selanjutnya, mengarahkan kotak tersebut ke arah peliharaannya yang seketika berhenti bersuara, mencium aroma makanan tersebut sekilas, dan langsung melahapnya dengan begiru cepat.

"Huh, akhirnya kau diam juga hely" ucap sang perempuan sambil mengelus kepala peliharaannya. Menoleh ke arah sang pria bertopi yang juga sedang menatap peliharaannya tersebut, sambil memberikan tatapan yang sama "datar", tanpa bisa ditebak raut emosi didalamnya.

Memberikan senyum ungkapan terimakasih, sang perempuan menangkap raut terkejut dari sang pria bertopi. Sang pria tersebut langsung merubah rautnya dengan cepat dan mengalihkan pandangannya ke arah kaca jendela disebelah kirinya.

Mengabaikan apa yang telah dilakukan pria bertopi tersebut, sang perempuan merapikan kotak makan peliharaannya setelah melihat sang peliharaan sudah mulai berbaring kembali ke dalam kandang kecilnya yang terletak di kursi kosong sebelahnya.

"Hely pintar, sudah mengantuk kau kembali ke kasur mini-mu itu ya. Sleep well, sampai kita tiba nanti ya." ucap sang perempuan dengan sangat pelan, yang hanya dapat terdengar oleh dirinya sendiri, sambil menutup pintu kandang hewan peliharaanya dan mengunci dengan baik.

Tanpa disadarinya ucapan pelan sang perempuan masih dapat tertang indera pendengaran sang pria bertopi hitam yang kini tengah bersandar mememejamkan matanya. Liontin sang perempuan mempengaruhi pikirannya. Entah apa yang sedang dipikirkan olehnya akan tetapi itu mengangganggunya.

-

-

-

Next bab - - -

"Menjadi guide kami selama, 7 hari disini?"

Bab 2: Taxi dan Hujan

Pemberitahuan akan pemberhentian kereta di stasiun akhir mulai terdengar. Seluruh penumpang mulai bersiap-siap menurunkan barang bawaan mereka dari atas kabin.

"Bangun, sudah sampai" ucap pria bertopi hitam mendorong kepala pria berkaos army yang terlelap di pundaknya.

"Hoaamm, Hmm. Jam brp sekarang?" jawab sang pria berkaos army sambil meregangkan badannya yang terasa kaku.

"Kau lihat saja ponselmu sendiri." balas sang pria bertopi hitam, sambil berdiri mengambil kopernya di atas kabin.

"Hnn, astagfirullah sudah jam 16.00 dan kita belum sholat ashar " ucap pria berkaos army, setelah melihat ponselnya.

"Kita jamak, setelah keluar kereta" balas sang pria bertopi hitam.

"Ayo, cepat bersiap" ucap sang pria berkemeja batik.

"Hoaamm.. Aku butuh air, ngantuk sekali masih ingin tidur" ucap pria berkaos army sambil menguap, dan menferjapkan matanya yang masih terasa berat untuk terbuka terlalu lama.

"ckk merepotkan, tunggu sebentar" ucap pria berkemeja batik, yang langsung membuka tasnya, mengambil sebuah kantong kresek yang berlogokan minimarket, lalu mengambil air mineral botol berukuran sedang didalamnya.

"Ini ambilah, cepat" lanjut ucapan pria berkemeja batik, sambil menyerahlam air mineral tersebut kepada pria disebelahnya.

"Terimakasih buddy, kau terbaik" ucap pria berkaos army dengan segera membuka botol mineral tersebut, lalu meminumnya hingga habis.

"Kau.. Seberapa besar isi didalam perutmu itu, hanya tiga tegukan, air yang kuberikan barusan masih terisi penuh, sekarang langsung habis." lanjutnya dengan tatapan tak percaya.

"Perutku memang cukup besar, bahkan sampai terbentuk eight pack." ucap pria berkaos army dengan senyum culas, sambil mengusap perutnya dengan santai.

"ckk menggelikan. Jauh-jauh dari hadapanku"

"Kau, berlebihan. Jay, ku sudah si..ap" ucapnya sambil mencari pria bertopi hitam

"Kemana jay?" lanjutnya sambil terus melihat ke sekeliling tempat duduk di gerbong akhir.

"Ha? Eh kemana dia, bukannya tadi masih disini" pandangannya jatuh kepada perempuan diseberang mereka yang sedang menurunkan tasnya.

Pria berkemja batik hanya menggeleng, dan bertanya kepada perempuan pemelihara anjing yang ada di sebrangnya.

"Permisi nona, apakah kau melihat teman kami yg memakai topi hitam tadi?" tanyanya.

"Ya, teman kami yang duduk disini tadi" ucap pria berkaos army dengan cepat

"sepertinya pria yang kalian maksud sudah keluar dari lima menit yang lalu. Tepat, setelah kereta berhenti. Dia jalan menuju pintu gerbong"

"ckk dia memang tidak sabaran" ucap pelan pria berkaos army.

"Baik, terimakasih..nona?"

"Oia perkenalkan aku.." Belum selesai sang perempuan tersebut menjawab.

Suara telfon terdengar dari salah satu pria tersebut. Terlihat pria berkemeja batik merogoh saku celananya dan mengeluarkan sebuah ponsel yang sedang berdering.

"siapa?" tanya pria berkaos army

"Panjang umur, pria yang sedang kita bicarakan" ucap pria berkemeja batik, sambil melihatkan nama yang tertera di layar pinselnya.

"Loudspeaker" ucap pria barkaos army

"Okee" jawab pria berkemeja batik.

"Assalamu'alaikum, kau dimana ja.." ucapp pria berkemeja batik setelah menjawab panggilan dari sesorang.

"Wa'alaikumussalam, Kalian, bisa cepat sedikit tidak?" balas pria di sebrang telfon.

"Mushola stasiun" lanjutnya

"Bai.."kembali si pria berkemeja batik belum selesai mengucapakan sesuatu tapi panggilan sudah di akhiri oleh sang penelpon di seberang sana.

"Sangat tidak sopan"ucap sang perempuan didalam hatinya ketika mendengar obrolan kedua pria dihadapannya dengan pria yang menelfon, yang sudah bisa ditebak dari suara yang didengarnya persis suara pria yang memberikan makanan kucing kepada hely.

"Ayoo cepat, sebelum tiger itu mengamuk" ucap pria berkemeja batik kepada pria disebelahnya

"Yaa, permisi nona kami keluar lebih dahulu" sambung pria berkaos army, sambil tersenyum ramah kepada sang perempuan dihadapannya. Melupakan perkenalan yang akan terjadi sebelumnya.

"Iyaa tidak apa, silahkan" jawab sang perempuan dengan senyum tipisnya, menghiraukan apa yang terjadi sebelumnya.

 ---

Hanya tinggal sang perempuan tersebut dan peliharaanya di gerbong akhir, setelah kedua pria tadi keluar. Sambil menenteng kandang menggunakan tangan sebelah kiri, dan menggenggam ponsel disebelah kanan, dengan cepat sang perempuan menekan sebuah nomor dan melakukan panggilan.

Tepat pada nada sambung kedua, panggilan itupun terhubung ~

"Halo, Assalamu'alaikum ka" ucap seorang pria diujung telfon.

"Wa'alaikumussalam lib"

"Lib, bisa tolong jemput kakak di stasiun Nareh sekarang?” ucap sang perempuan sambil berjalan keluar gerbong kereta, sambil menenteng kandang peliharaannya yang masih terisi anjing yang sedang tertidur.

“Oke wait ya ka, I’ll be meet you soon.” Jawab sang penelpon di seberang sana.

“Okey, waiting for you. Klau udh nyampe langsung telfon kakak ya.” Bals sang perempuan, sambil terus berjalan.

“Iyaa ka, Assalamualaikum.”

“Wa’alaikukussalam” tutupnya, lalu mematikan sambungan telfon.

Sang perempuan berhenti di sebuah stand makanan yang ada di dalam stasiun untuk mengisi perutnya yang kelaparan. Menemukan beberapa tempat duduk kosong, lalu sang perempuan menjatuhkan pilihan pada meja paling ujung di dekat stopkontak. Seorang perempuan memakai baju yang berlogo tempat makan tersebut mendatangi mejanya.

“Permisi mba, silahkan dilihat menunya. Mba mau pesan apa?” ujar sang waiters perempuan tersebut.

“Mmm saya pesan, Lontong Picalnya 1 yang sedang terus sama minumnya air mineralnya 1 mba.” Jawabnya sang perempuan yang sebelumnya meletakkan kandang sng peliharaan di kursi sebelahnya.

“Okee baik mba, ditunggu sebentar ya mba. Apa ada tambahan lagi?” ucap sang waiters kembali.

“Ga ada ka, itu dulu aja ya ka. Terimakasih” ucap sang perempuan sambil menutup buku menu di hadapannya

“Baik, nanti kalau ada tambahan bisa langsung panggil saya saja ka.” ucap sang waiters sambil tersenyum ramah

"Iyaa ka” balas sang perempuan, dengan senyum sopannya

Gukk gukk

“Hei, hely sudah bangun hmm. Pasti kecium wangi makanan ya makanya ke bangun” ucap sang perempuan sambil mensejajarkan wajahnya dengan kandang peliharaannya.

“Disini ga ada makananmu, nanti kita beli diluar ya. Tidur lagi ya” lanjutnya

Gukk gukk

“Tak lama anjing trsebut kembali merebahkan tubuhnya, mengerjapkan matanya lalu menutup secara perlahan.

“Anjing Pintar” ucap sang perempuan sambil tersenyum dengan lebar ke arah peliharaanya tersebut.

Sang perempuan kembali mengalihkan fokusnya kepada ponsel yang ada di genggamannya, meihat notifikasi yang ada didalamnya. Tak berlangsung lama waiters perempuan tadi kembali datang.

“Permisi mba, ini makanan dan minumannya. Silahkan dinikmati” ucap sang waiters, sambol meletakkan makanan dan minuman yang telah dipesan di atas meja

“Terimakasih mba” ucap sang perempuan

“Iyaa sama-sama” balas sang waiters dan berlalu pergi.

Saat sedang asik. Melahap makanan, tiba-tipa ponsel sang perempuan tesebut berbunyi.

Drrt drrt

“Halo ka, Sorry mobil aku tiba2 mogok. Ini lagi dibengkel, abangnya bilang baru bisa siap besok pagi ini ka.” ucap sang penelpon

“Ya ampun, terus gimana jadinya?" Balas sang perempuan sambil melirik arloji yang dikenakannya.

“Itulah di rumah ga ada motor, mau aku telfonin Bang Arga aja ka untuk dimintain tolong?” tawar sang penelpon

“Eh jangan, ngerepotin aja. Yaudah aku cari taxi aja” ucap sang perempuan dengan keputusan finalnya.

“Okee ka, hati-hati dijalan ya” balas sang penelpon

“Ya, siapin kamarku ya bersihin sampi kinclong”

“Iyaa ka aman, Assalamu’alaikum”

“Wa’alaikumussalam”

Selesai menelpon, sang perempuan melanjutkan makanannya yang masih tersisa setengah.

10 menit kemudian, setelah habis dan membayar pesanannya, perempuan tersebut menuju pintu keluar stasiun, menyebrang jalan menuju tempat pemberhentian taxi.

 ---

20 menit menunggu taxi, hari sudah mulai nampak mendung yang disusul kilat. Sepertinya hujan lebat akan datang.  Tak berselang lama, nampak dari kejauhan sebuah taxi biru melintas. Sang perempuan tersebut segera melambaikan tangan nya. Taxi itupun menepi, dan dengan segara sang perempuan membuka pintu belakang, katika mulihat kursi yanng ternyata sudah ada yang menempati, tetapi masih ada bagian kursi yang kasong.    

“Hai nona, ketemu lagi. Ayo naik.”

-

-

-

Bab 3: Sedekah Katanya

20 menit menunggu taxi, hari sudah mulai nampak mendung yang disusul kilat. Sepertinya hujan lebat akan datang.  Tak berselang lama, nampak dari kejauhan sebuah taxi biru melintas. Sang perempuan tersebut segera melambaikan tangan nya. Taxi itupun menepi, dan dengan segara sang perempuan membuka pintu belakang, katika mulihat kursi yanng ternyata sudah ada yang menempati, tetapi masih ada bagian kursi yang kosong.    

“Hai nona, ketemu lagi. Ayo naik.” ucap pria berkaos army sesaat setelah pintu taxi terbuka.

“Eh? sudah terisi ternyata. Aku akan menunggu taxi selanjutnya saja. Maaf pak”   ucap sang perempuan tersebut, ketika hendak menutup kembali pintu taxi terdengar sebuah panggilan ditujukan kepadanya.

“Nona tunggu, ini taksi terakhir untuk hari ini. Karena teman-teman supir taxi yang lain sudah lebih dulu tadi. Kami bergiliran waktu. Naik saja, tuan-tuan ini yang memperbolehkan nona untuk naik.” ucap sang supir taxi sambil menghadapkan wajahnya kebelakang, tepat ke arah pintu terbuka yang menampilkan seorang perempuan.

“Naiklah, hari sudah mulai gelap nona. Kami tidak berniat untuk menjahatimu. Jika, kau mencurigai itu.” Tak lama setelah pria bertopi hitam yang duduk disebelah supir taxi berkata, hujan turun dengan lebat.

Sang perempuan tersebut sangat ragu, melihat di dalam taxi berisi para pria semua. Tapi keadaan semakin malam dan cuaca yg sebentar lagi sepertinya akan hujan lebat. Akhirnya sang perempuan tersebut mau untuk menaiki taksi tersebut. Mendapat temoat duduk di paling ujung dekat pintu. Setelahnya duduk dan menutup pintu taxi.

“Kami akan menuju penginapan Kasih Bunda, kau tau penginapannya?" tanya sang pria berkaos army yang duduk di tengah tepat sebelah sang perempuan, sete

“Ya aku sangat tau tuan” jawab sang perempuan, sambil mengangguk singkat.

“Dimana rumahmu? Apakah penginapan itu jalannya melalui rumahmu dulu atau sebelumnya” tanya pria berkaos army dengan ringan tatapan penuh penasaran.

“Kebetulan sekali rumahku terletak bersebelahan dengan penginapan tersebut. Aku akan turun bersama dengan kalian saja” jawab sang perempuan tersebut.

“Wah kebutan sekali, baiklah kita akan turun bersama nanti.” ucap sang pria berkaos army masih dengan senyuman yang terpatri di wajahnya

“Mmm ya” jawab sang perempuan dengan singkat.

Rintik Hujan semkin terdengar kencang, Taksi berjalan ditengah hujan deras yang ada. Selamabperjalanan yang berlangsung tidak ada obrolan kembali, hanya ada suara sholawat dari radio yang terdengar. Setidaknya membuat perasaan sang perempuan yang tadinya gelisah menjadi sedikit tenang. Tak berselang lama pria berkaos army kembali membuka obrolan di dalam taksi.

“Nona, kita belum berkenalan semenjak di dalam kereta tadi. Oia, Anjingmu terlihat masih nyaman tertidur di kandangnya ya” ucap sang pria berkaos army sambil menatap sekilas kepada sng gadis lalu mengalihkan pandangannya lepada kandang kecil yang ada disebelahnya, yang menjadi pemisah antara pria tersebut dengan perempuan pemilik kandang disebahnya.

“Eh iya, dia hanya terbangun sebentar di tempat makan tadi.” jawab sang perempuan sambil, menatap kandang disebelahnya yabg berisi anjing kecil yang masih terlelap dengan nyaman tanpa merasa terganggu sedikitpun.

“Owh begitu ya, sangat tidak merepotkan sekali. Anjing pintar." ucap sang pria berkaos army dengan senyum lebarnya.

"Oia perkenalkan namaku Dave, ini Adam, dan yang didepan sana Jayden, dan……. bapaknya siapa pak?” lanjut sang pria berkaos army, sambil mengalihkan pandangannya ke spion depan yang menapakkan supir taxi.

“Saya Asep, Tuan. Salam kenal tuan dan nona” jawab sang supir taxi denfa. Senyum ramahnta menghadap kaca spion diatasnya,sambil menghentikan laju kemudinya karena traffict light berwarna merah.

“Hehe, baik pak asep. Salam kenal pak, silahkan dilanjut pak membawa taxi ini dengan aman sentosa pak” ucap sang pria yang barkaos army diketahui bernama Dave.

Sedangkan sang perempuan hanya memberikan senyum ramahnya kepada sang supir dari kaca spion.

Tanpa mereka sadari penghuni lain di dalam taxi tersebut mendengar segala pembicaraan mereka.

Kedua teman dave tak ambil pusing dengan kelakuan aneh temannya tersebut.

“Baiklah, klau kau nona. Siapa namamu?" Ucap dave dengan tatapan penasarannya.

“Namaku Jasmine, sedangkan ini hely” jawab sang perempuan akhirnya.

“Wah, nama yang cantik. Seperti orangya” ucap dave, yang hanya dibalas senyuman tipis dari sang perempuan yang diketahui bernama Jasmine.

“Oia jasmine, apakah kau asli orang Sumbar?" Dave kembali bertanya kepada jasmine.

“Ya, ini kampungku” Sambil menganggung jasmine menjawab.

“Wah, kalau begitu maukah kamu menjadi tour guide kami ? kebetulan kami belum menemukan tour guide selama disini” tanya dave dengan mendadak tanpa berdiskusi dengan kedua temannya.

“Dave jangan mula…..” Protes pria bertopi hitan yang duduk di bangku depan diketahui bernama Jayden, kalimat yang belum selesai

Terucap karena di potong oleh sang supitr taxi.

“Sudah sampai tuan dan nona” ucap pak asep sang supir taxi, sambil menghentikan laju kendaraan.

Mereka pun langsung melihat kearah jendela keluar, kebetulan hujan sudah reda dan hari diperkirakan sudah pukul 18.30 Wib tepatnya adzan maghrib sudah terdengar, dan saat ini mobil berhenti tepat di depan gerbang penginapan "Kasih Bunda".

Mereka pun bergegas keluar dari taxi tersebut mengeluarkan satu persatu barang bawaan mereka.

"Jasmine, dimana rumahmu? Biar kami antar terlebih dahulu sampai depan rumahmu." ucap dave.

"Tidak perlu, oia terimakasih atas tumpangannya. itu rumahku tidak jauh dari sini rumah yang bertingkat tiga disana." jawab jazmine dengan cepat.

"Baiklah, hati-hati dijalan jazmine." ucap dave sambil tersenyum dengan hangat.

"Ya, sekali lagi terimakasih atas tumpangannya." balas jazmine kembali, sambil membalas dengan senyum singkat.

Saat semua barang sudah selesai dikeluarkan, jazmine menuju ke arah samping pintu supir taxi.

“Maaf pak, tarifnya jadi berapa ya pak?” tanya jazmine

“Tarifnya sudah dibayar semua oleh tuan yang tadi nona, silahkan saja tanya dengan tuan yang duduk di sebelah saya tadi untuk pembagiannya. Permisi, saya pamit.” jawab pak Asep

“Eh iya baik, terimakasih pak” ucap jasmine dengan senyum tipis nya sambil bingung dan ragu ingin bertanya mengenai nominal taxi kepada pria yang disebut "tiger" oleh teman-temannya.

“Tuan.. tunggu sebentar” ucap jazmine sambil mengerjar pria yang bernama jayden yang sudah menuju pintu masuk penginapan. Kedua teman pria tersebut sudah masuk ke dalam terlebih dahulu untuk check-in.

“Tuan Jayden, tunggu” ucap jazmine sekali lagi, ketika pria yang bernama jayden tersebut tidak mendengarkan panggilannya.

Akhirnya tubuh jayden berhenti, ketika namanya diicapkan oleh jazmine. Membalikkan tubuh, mengangkat sebelah alisnya.

“Maaf ada apalagi nona?"Tanya pria tersebut dengan tidak sabaran.

"mm aku ingin bertanya.. " jasmin berucap dengan terbata

"Bisa cepat sedikit? Aku lelah, kalau kau tau" ucap jayden, yang langsung membalikan tubuhnya berjalan kembali menuju pintu masuk.

“Sebentar, aku hanya ingin membayar ongkos taksi tadi.” jawab jasmine dengan cepat, sambil menarik lengan jaket yang dikenakan pria tersebut

“Maaf, lepaskan. Tidak perlu, anggap saja kami sedang bersedekah. Permisi” ucap jayden dengan mudahnya dan melanjutkan langkahnya menuju pintu masuk penginapan.

 “Hah?” ucap yasmine, terbengong atas apa yang iya dengar tadi.

“Dia kira aku apa, baiklah, tidak masalah. Rezeki anak sholeha” lanjutnya dengan kesal ketika telah mencerna maksud dari pria yang bernama jayden tersebut

 ---

Di Kediaman Jasmine

“Assalamu’alaikum ghalib” ucap sang perempuan ketika sudah tiba di depan rumahnya

“Wa’alaikumussalam.., kakak masuklah. Aku akan membawa barang2 mu” ujar sang adik yang bernama ghalib. Sambil menyalami punggung tangan sang kakak

“Terimakasih adik tampanku. Kakak langsung kekamar ya. Badanku sangat lelah hari ini.”

“Yaa, pergilah. Jangan lupa sholat dulu.” ucap ghalib

“Aku sedang berhalangan hari ini” jawab jasmine

“ooh okee, eh kandang apa ini?” tanya ghalib, ketika melihat kandang kecil disebeah kiri kakaknya

“Hely, anjing …..” ucap jasmine sambil menghadapkan kandang tersebut ke depan wajah ghalib.

“Kaa, kau membawa anjing?" tanya ghalib dengan eksprsi kagetnya

“Akan ku jelaskan besok, tolong letakan kandangnya di dekat kandang kucingmu” jawab jasmine, yang paham maksud pertanyaan adiknyabmengarah kemana.

“Tidak, kau ingin meletakannya di dalam rumah? Dan juga nanti mereka bisa bertengkar dengan kucingku” jawab ghalib sambil menggeleng

“Kandangku tertutup, lagipula kucing2mu juga berada di dalam kandang.” jawab jazmine

“Tetap aku tidak mau” ucap ghalib bersikeras dengan pendapatnya.

“Baiklah, letakkan imanapun asal jangan di luar. Cuaca hari ini sangat dingin”

“Yasudah ku letakkan di dekat garasi saja, sebelah ruang kucingku.” putus ghalib akhirnya sedikit tidak tega dengan peliharaan tersebut.

“terimakasih adikku yang tampan, Aku akan mandi ” ucap jasmine sambil mengacak-acak rambut sang adik

“Jangan sentuh aku. hmm. kau pasti memegangnya? kau harus membersihkannya dengan tanah dahulu” ucap ghalib dengan cepat mendur kebelakang, sedikit menjauh dari jangkauan sang kakak.

“Yaa aku tau, aku sudah melaksanakannya. Hanya bajuku yg masih belum ku ganti, tadi ketika hely tertidur di pangkuanku” ucap jasmine dengan menghela napas pelan

“Ganti bajumu, klau perlu mandi dulu. Dah, bye ka Assalamu’alaikum” ucap ghalib sambil berlalu dari hadapan jazmine ketika mereka sudah sampiai di depan pintu kamar sang kakak

“Iyaa, Wa’alaikumussalam” jawab jasmine sambil masuk melangkah pintu kamarnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!