Dia Kembali

Rea memeluk Patricia dan Abraham bergantian sebagai tanda rasa terima kasihnya atas segala kebaikan dan kasih sayang yang telah ia dapatkan selama dua tahun ini.

"Terima kasih Dad, Mom." ucap Rea bersungguh-sungguh.

Mereka baru saja pulang dari sekolah, setelah menghadiri acara kelulusan. Patricia dan Abraham teramat bangga, karena Rea ternyata mendapatkan prestasi serta menjadi salah satu siswa terbaik untuk lulusan tahun ini.

"Sama-sama sayang. Kami juga berterima kasih padamu. Karena kau telah menjadi putri kami, dan mengisi warna dalam hidup kami." ucap Patricia.

"Didikan mendiang orang tuamu memang luar biasa, hingga kau tumbuh menjadi gadis yang baik dan cerdas." ucap Abraham.

Rea tersenyum, kembali mengenang masa-masa sewaktu bersama ayah dan ibunya. Betapa indah masa itu.

"Sebagai hadiah dari Dad dan Mom, Daddy akan merayakan kelulusanmu. Kita akan mengundang teman-teman dan keluarga untuk sebuah makan malam." ucap Abraham.

Rea menggeleng, "Tidak usah Dad. Ini kan hanya kelulusan biasa, tidak usah dirayakan." tolak Rea secara halus. Sebenarnya Rea masih tidak enak akan semua perhatian dan pemberian ini.

"Kau menolak hadiah dari kami?" ucap Abraham.

"Bukan begitu Daddy...."

Wajah Patricia nampak sedih, membuat Rea dilema. Patricia tahu saja membuat Rea menyerah.

"Baiklah Dad. Terserah Daddy saja." ucapnya pada akhirnya.

Patricia tersenyum, mencubit pipi Rea gemas, "Nah, begitu kan bagus."

Rea pikir, makan malam yang dimaksud hanyalah makan malam keluarga saja. Tetapi ternyata di luar bayangan Rea. Ini bukanlah makan malam biasa, melainkan sebuah pesta yang cukup besar.

Lihat saja, taman luas yang berada di sisi selatan rumah besar itu, kini telah dihias sedemikian rupa dengan berbagai hiasan dan tirai yang membentang di setiap sudutnya.

Rea tidak menyangka makan malam yang dimaksud, ternyata semewah ini.

"Rea, kau sudah siap sayang?" Patricia masuk ke dalam kamarnya. Saat itu, Rea duduk di depan cermin besar. Penata rias baru saja selesai merias gadis itu, hingga Rea kini menjelma menjadi bidadari surga.

Sebuah gaun hitam yang dirancang khusus untuknya, terlihat begitu menawan membalut tubuhnya yang ramping.

"Lihat anak Mommy, kau sangat cantik sayang." puji Patricia, membuat Rea tersenyum.

"Terima kasih Mom. Mommy juga selalu cantik, pantas saja Daddy tergila-gila pada Mommy." tak kalah, Rea memuji ibu angkatnya.

"Apakah sangat terlihat kalau Daddymu menggilai Mommy?"

"Tentu saja. Ingat tidak waktu Pak Harry datang makan malam. Wajah Daddy memerah dan geram karena Pak Harry melihat Mommy dengan tatapan memuja." beber Rea.

Patricia terkekeh, merasa di atas awan setelah mendengar hal itu. Patricia mengakui, Abraham sangat mencintai dan posesif terhadapnya. Namun dibalik cinta yang besar itu, ada sebuah perjuangan yang tidak bisa dilupakan begitu saja.

Rea dan Patricia turun dari dari kamar, berjalan dengan anggun menuju taman yang sudah dipenuhi oleh para tamu undangan.

"Mom, apakah Bibi Molly juga datang?" ucap Rea dengan perasaan was-was. Karena Bibi Molly, adik dari Abraham yang tidak suka akan kehadiran Rea di keluarga ini. Bibi Molly tidak pernah bersikap baik dan selalu menyudutkannya di setiap pertemuan.

Patricia mengangguk, dia mengerti apa yang Rea cemaskan.

"Jangan takut sayang. Selama pesta tetaplah bersama Mommy. Bibi Molly tidak akan berani mengganggumu." ucapnya.

Rea mengangguk, berharap tidak terjadi kekacauan malam ini, seperti yang sudah-sudah.

Meski hidup Rea sudah menjadi lebih baik, tinggal di rumah megah serta semua kebutuhannya selalu terpenuhi. Namun, itu semua tidaklah mudah bagi Rea.

Sebagian dari keluarga Ainsley, masih belum menerima Rea sepenuhnya menjadi bagian dari keluarga ini. Terutama Bibi Molly, adik perempuan Abraham yang menolak keras Rea menjadi putri angkat Abraham dan Patricia.

Selama dua tahun ini, wanita itu selalu menyindir, bahkan mencaci Rea di setiap pertemuan. Rea tidak bisa melawan, karena dia terlalu takut pada wanita itu.

Seperti ucapan Patricia, Rea terus menempel padanya selama di pesta. Meski begitu, Rea tetap takut ketika Bi Molly menatapnya sengit sewaktu Abraham memperkenalkannya di depan para koleganya.

"Patricia, ternyata kau tidak salah memilih gadis manis ini menjadi putrimu." sanjung salah seorang teman Patricia.

Patricia terkekeh, "Tentu saja. Rea dibesarkan oleh ibu yang luar biasa."

Inilah yang membuat Rea tetap bertahan di keluarga Ainsley, meski banyak yang menentang kehadirannya. Patricia selalu menghargai dan tidak pernah berniat menggantikan mereka dari hati Rea.

Perbincangan itu rupanya didengar oleh Bi Molly. Dan disaat teman Patricia pergi, Bi Molly mengambil kesempatan itu untuk menyanggah Patricia.

"Aku harap semoga kau sadar kalau anak ini tidak sepolos yang kau kira." ucap Bi Molly pada Patricia terang-terangan, di hadapan Rea.

"Apa maksudmu Molly?" Patricia jelas tidak suka ucapan itu.

"Kau tahu apa maksudku. Dibalik wajah polosnya itu, dia memiliki rencana busuk untuk keluarga ini!" tuding Bi Molly.

Patricia mengangkat dagunya, "Molly, aku menghargaimu sebagai saudari suamiku, tetapi untuk hal ini kau terlalu ikut campur. Rea adalah putri kami, sekali pun dia bukan darah daging kami. Aku dan saudaramu membuat keputusan besar ini matang-matang. Dan kau!" Patricia menunjuk wajah Bi Molly, "Kau tidak berhak menentang keputusan kami!"

"Rea adalah putriku, jangan coba-coba menganggunya atau kau akan menerima akibatnya." cetus Patricia.

Sebelumnya, hubungan kedua ipar ini cukup baik, tetapi sejak hadirnya Rea di tengah-tengah keluarga mereka, berbagai perdebatan mulai muncul. Dan malam ini, Patricia benar-benar kehilangan respectnya terhadap saudari iparnya itu.

Bi Molly menatap Rea dengan marah, "Hanya karena anak ini, kau tega mengancamku?"

"Kau yang membuatku seperti ini Molly. Kau terlalu jauh ikut campur dalam keluargaku!"

Bi Molly tertawa hambar, "Lihat anak sialan. Karena ulahmu, kau berhasil memecah belah keluarga ini. Kau sangat hebat."

"Jangan mencaci putriku. Kalau sampai aku mendengarnya, perusahaan suamimu akan hancur!" tegas Patricia. Setelahnya, Patricia membawa Rea dari hadapannya.

Bi Molly seketika bungkam, dia tidak menyangka Patricia yang dulu selalu baik padanya sanggup mengancamnya hanya karena anak angkatnya itu.

Bi Molly tidak terima hal tersebut. Orang luar seperti Rea sudah merebut sesuatu yang berharga dari keluarga ini.

Bi Molly terus mengikuti pergerakan Rea. Saat Patricia terpisah darinya, disitulah Bi Molly mengambil kesempatan. Rea kebetulan berdiri di pinggir kolam renang, sedang menunggu Patricia menyapa temannya.

Bi Molly berjalan ke arahnya, hanya dalam sekali dorongan, Rea kehilangan keseimbangan dan akhirnya jatuh ke kolam renang. Rea menjadi pusat perhatian semua orang.

Kolam cukup dalam untuk gadis seperti Rea yang tidak terlalu tinggi, sementara Rea juga tidak bisa berenang. Rea pikir dirinya akan mati malam ini.

Namun, sebuah tangan menarik pinggangnya dan menyeretnya ke pinggir kolam. Rea setengah sadar, karena hampir kehabisan oksigen. Sebelum matanya tertutup sempurna, Rea masih sempat melihat penolongnya.

"Adam...." bibir mungilnya memanggil nama si preman sekolah itu.

Terpopuler

Comments

Meili Mekel

Meili Mekel

adam yg menolongx

2022-09-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!