Satu bulan sudah berlalu, sejak kembalinya Adam dari San Diego. Semuanya berjalan dengan lancar, termasuk pesta pernikahan Abigail yang sudah semakin dekat. Hanya tinggal menghitung hari, maka pesta raksasa akan diadakan.
Begitu juga dengan hubungan Adam dengan Rea, keduanya semakin dekat dan akrab layaknya kakak adik. Adam memperlakukan Rea dengan baik, pria itu benar-benar berubah.
"Sejak aku pulang, aku belum pernah melihatmu dekat dengan laki-laki?" tanya Adam ketika keduanya sedang makan siang di dalam ruangan Adam. Keduanya sudah terbiasa seperti ini.
Rea hanya tersenyum samar, "Memangnya kenapa Kak? Apakah itu perlu?"
"Bukan seperti itu. Di usia sekarang ini, harusnya kau sudah memikirkan pasanganmu." ucap Adam.
"Memangnya Kak Adam sudah punya?" Rea terkekeh. "Sorry. Sebenarnya Rea memang tidak terlalu peduli dengan hal itu. Rea hanya ingin fokus menjadi putri yang baik untuk Mommy dan Daddy. Lagi pula kata ibuku, jodoh akan datang dengan sendirinya." terang Rea sambil menikmati makan siangnya.
Adam mengangkat alisnya, tidak habis pikir akan pola pikir Rea. Rea adalah gadis yang cantik dan juga cerdas. Pasti banyak laki-laki di luar sana yang akan berlomba-lomba memilikinya.
Seseorang mengetuk pintu ruangan, sekretaris Adam masuk. "Maaf mengganggu makan malam Pak Adam dan Bu Rea. Tetapi di depan ada seseorang yang ingin bertemu dengan Pak Adam. Katanya dia sudah membuat janji dengan Bapak." ucap Arsy, sekretaris Adam.
"Siapa?" tanya Adam.
"Ini aku Adam." sebelum Arsy menjawab, seseorang tiba-tiba masuk.
Wajah Adam yang tadinya damai tiba-tiba menggelap ketika melihat gadis pujaan hatinya ada di sana.
"Panggil petugas keamanan ke sini!" perintahnya pada Arsy. Arsy menurut dan segera keluar melakukan perintah atasannya.
Camila yang semula bahagia terkejut, tidak menyangka akan mendapat perlakuan semacam ini dari mantan kekasihnya.
"Adam, kau mengusirku?" ucap Camila, namun Adam tak sudi menjawab.
Adam kembali duduk di sofa, menganggap kehadiran Camila hanya angin lalu saja.
"Adam!" teriak Camila. Wanita itu mendekat karena tidak tahan didiamkan oleh Adam.
"Bukankah aku sudah minta maaf Adam? Kenapa kau masih marah? Sudah lima tahun Adam, kau masih belum memaafkanku?" cecarnya, namun Adam masih sama.
Camila melihat Rea yang sedari tadi menyaksikan, "Kau! Kau yang menghasut Adam agar seperti ini padaku?" tudingnya tanpa berpikir dahulu.
Rea menatap bingung, sama sekali tidak mengerti ucapan Camila.
"Jangan bersikap sok polos. Aku tahu kau ini sebenarnya sangat licik. Kau memanfaatkan keluarga Ainsley kan?" tangan Camila hampir menyentuh Rea, tetapi segera ditangkis oleh Adam.
"Jangan coba-coba menyentuhnya, atau aku akan membuatmu menyesal!" sentak Adam dengan amarah yang berapi-api.
Camila ketakutan, belum pernah Adam mengancamnya seperti saat ini. "Adam, kau..."
Bersamaan dengan itu, security datang, "Bawa perempuan ini keluar. Ingat wajahnya dan jangan biarkan dia masuk ke dalam perusahaan tanpa izinku!" perintahnya.
"Baik Pak."
"Adam!" Camila tidak terima.
"Lepas! Jangan sentuh aku. Aku bisa keluar sendiri." bentaknya pada security.
"Adam, aku pastikan kau akan menyesal memperlakukanku seperti ini. Kau harus tahu Adam, aku masih mencintaimu. Sangat mencintaimu." ujarnya sebelum akhirnya pergi dari sana.
Begitu Camila pergi, Adam mengusap kepala Rea. "Maaf, dia pasti membuatmu terkejut."
"Never mind. I'm ok." balas Rea.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Meili Mekel
rea selalu di salahkan
2022-09-28
0