"Manusia Serigala?"
Suara Aillard terdengar serak, dia ketakutan, namun yang ia lihat saat ini adalah seorang anak yang sedang terluka parah bukan seekor serigala. Dia mencoba berfikir positif dengan kejadian sebenarnya, anak itu muncul saat serigala ada di depan mata mereka, sangat tidak mungkin jika dua wujud dalam satu tubuh muncul secara bersamaan.
"Audric, bukankah kau melihat serigala itu ada di depan kita, bahkan saat anak ini muncul?" tanya Aillard.
"Benar, namun serigala itu menghilang setelah kita memalingkan pandangan kita sekilas. Apa serigala memang bergerak secepat itu? Bukankah besarnya melebihi mobil kita? Jika dia berlari seharusnya ada sedikit guncangan, minimal kita mendengar suara kakinya atau melihat bayangannya" ujar Audric.
Aillard terdiam, yang dikatakan Audric tidak salah, namun hal itu tidak membuktikan kalau anak yang sedang bersama mereka adalah manusia serigala.
"Baiklah, kita lanjutkan nanti, yang terpenting kita selamatkan dia dulu, sepertinya dia kehilangan banyak darah.. Bagaimanapun juga dia mungkin memiliki informasi tentang apa yang kita lihat hari ini." ujar Aillard setelah berhasil menenangkan dirinya.
Audric pun menurut, mereka akhirnya membawa anak itu bersama mereka menuju Delmare. Ditengah perjalanan, Audric mencoba mengobati luka anak itu dengan berbagai obat-obatan yang mereka bawa, Audric juga membalut lukanya agar tidak ada kotoran yang masuk, sementara itu Aillard tetap fokus pada kemudinya.
Matahari terbit begitu mereka sampai di Delmare. Kota Delmare sangat makmur, bahkan hampir tidak ada tindakan kriminal yang terjadi di kota ini. Selain itu Delmare juga memiliki pantai yang indah, banyak wisatawan yang datang untuk berlibur disini.
Aillard sempat berhenti di depan sebuah kedai untuk membeli beberapa makanan. Namun, hanya Audric yang pergi, sedangkan dia tetap berada di dalam mobil bersama dengan bocah laki-laki yang masih tak sadarkan diri di kursi belakang.
Selang beberapa detik di tempat yang sama, Zico baru saja keluar dari toko bunga yang berada tepat di samping kedai, bahkan Michaelis memarkir mobil di belakang mobil Aillard. Tak lama kemudian, Zylvechia juga keluar dari toko bunga sambil membawa buket mawar. Mereka memakai pakaian hitam mewah yang membuat mereka tampak elegan.
Mereka memasuki mobil sebelum akhirnya pergi tanpa tahu kalau Aillard berada di dalam mobil di depan mereka. Sesaat setelah melewati mobil Aillard, anak laki-laki yang tertidur di kursi belakang tiba-tiba terbangun dan mengucapkan satu nama sambil berteriak.
"LARK!!!"
Teriakan itu spontan membuat Aillard tersentak, dia menoleh ke belakang anak itu sedang mencari sesuatu dengan melihat ke segala arah. Tak lama setelah itu, Audric masuk ke mobil dengan kantong berisi makanan dan minuman.
"Kenapa kau berteriak?" tanya Aillard.
"Dimana kita??" tanya anak itu.
"Delmare.." jawab Audric.
"Tunggu, kenapa kau berteriak? Kau bermimpi buruk?" tanya Aillard.
"Seberapa jauh lagi untuk sampai di Dragon Palace?" tanya anak itu.
"Hah? Kenapa kau ingin pergi ke kediaman Randolf?" tanya Audric.
"Aku.."
Kata-katanya terhenti sejenak.
"Kau tadi menyebutkan satu nama, apa dia yang ingin kau temui?" tanya Aillard.
"Namaku Grey, aku salah satu teman Nona Ethelyne.." ucap anak bernama Grey itu tanpa menjawab pertanyaan Aillard.
"Aku sedang bertanya padamu sejak tadi, kenapa kau mengabaikan ku?" tanya Aillard.
"Ku mohon, Tuan, bawa aku kepadanya. Dia pasti mengenalku, aku tidak berani berbohong!" ucap Grey.
Audric mengangguk mengerti, dia melihat ke arah Aillard yang mungkin sedang kesal saat ini, namun bagaimanapun juga mereka memiliki tujuan yang sama, di samping itu, mereka juga tidak bisa membuang-buang waktu lagi.
Aillard segera menyalakan mesin lalu melajukan mobilnya.
Audric kembali membuka pembicaraan untuk mengisi kekosongan mereka, namun tidak ada yang tertarik dengan topik kali ini.
"Kau tau, orang-orang disini mulai membicarakan Auman serigala, mereka benar-benar percaya akan keberadaan manusia serigala hanya karena Auman itu.." ucap Audric.
Tidak ada yang menanggapi, baik Aillard maupun Grey.
"Grey, kenapa pupil mata mu berwarna merah?" tanya Audric.
"Entahlah, mungkin keturunan.." jawab Grey.
"Kau pernah melihat keluarga mu yang memiliki mata yang sama?" tanya Audric lagi.
"Hampir semuanya, tapi ku rasa mereka sudah tidak ada sekarang.." jawab Grey masih bersikap tenang.
"Apa maksudnya sudah tidak ada?" tanya Audric.
"Kau tidak mengerti? Berapa usiamu? ku pikir seharusnya kau mempelajari kata itu.." ucap Grey berbicara layaknya orang dewasa.
Bukan hanya Audric, bahkan Aillard pun terkejut.
"Apa yang kau katakan?" tanya Audric.
"Aku bilang mungkin saja mereka sudah mati saat ini!" ucap Grey dengan santainya.
"Hah???!!" Audric terhenyak.
"Itu tidak benar, jika mereka mati harusnya kau diam di rumah dan berkabung untuk mereka.." ucap Aillard.
"Justru karena mereka mati makanya aku ada disini!" jawab Grey.
"Kau sudah mengubur mereka?" tanya Aillard.
"Apa yang bisa di kubur, tidak semua makhluk memiliki kematian yang sama. Terimakasih atas tumpangannya Tuan-tuan.." pungkas Grey lalu turun mendahului mereka.
Aillard dan Audric masih mencerna hal yang baru saja mereka bicarakan dengan bocah bermata merah itu. Mereka hanya berusaha untuk tidak mempercayai kata-kata anak kecil, sehingga mereka mengabaikan apa saja yang baru mereka dengar.
Sementara itu, Jasper yang seharusnya menyambut kedatangan Aillard dan Audric di desak oleh Grey yang meminta dipertemukan dengan Zylvechia.
"Ayolah, Jack.. Bawa aku menemuinya, ini sangat mendesak!" ujar Grey.
Hal itu di dengar oleh Aillard dan Audric yang berjalan ke arah mereka. Sementara itu, Jasper memberikan salam kepada kedua Tuan Muda.
"Selamat datang kembali, Tuan Muda.." ucap Jasper.
"Tuan Muda? Jadi kalian? Putra sulung Randolf? Jadi selama ini aku bersama kalian?" ucap Grey bertanya-tanya.
"Tidak selama itu, hanya semalam!" tegas Aillard.
"Masa bodo, Jack, bawa aku menemuinya, ini sangat, sangat, sangat mendesak, tolong mengertilah.." rengek Grey.
"Tuan Muda Wolverine.. Anda sudah bukan anak kecil lagi, berhentilah merengek!" ucap Michaelis yang datang bersama dengan Zico.
"Jasper kau bisa membawanya menemui Zylvechia.. Dia sedang berada di Melody Hall.. Biarkan aku mengantar Kakakku.." ucap Zico.
"Baik, Tuan Muda.." ucap Jasper.
"Terimakasih Coco.." ucap Grey.
Jasper pergi membawa Grey menemui Zylvechia, sementara dua orang yang baru datang itu bertanya-tanya mengenai siapa Grey sebenarnya.
"Siapa anak itu? Dia seorang bangsawan juga? Dia mengatakan keluarganya mati dengan sikap santai..." celetuk Aillard.
"Dia teman Zylve.. hanya saja tidak dekat denganku, aku akan mengantar kalian menemui Ayah.." ucap Zico lalu berjalan di depan diikuti Aillard dan Audric.
Sementara itu, Michaelis terpaku. Entah apa yang membuatnya tetap diam, dalam beberapa saat dia menghadap ke utara sebelum akhirnya menyusul Zico.
Disisi lain, Zylvechia tengah memainkan pianonya, dia berhenti saat merasakan kehadiran seseorang.
"Benar-benar lancang, ya?" gumam Zylvechia sampai suara langkah kaki terhenti karena mendengar nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 12 Episodes
Comments
Yoorinnn J.V
Semangat thorr!!
Ditunggu next partnya niii
2022-12-05
2