Pertemuan Antar-Saudara

“Sudah ku bilang ‘kan, Aku akan pergi sendiri, kenapa kalian malah membuntuti ku seperti orang bodoh?”

Dua orang yang tengah bersembunyi itu saling menatap seketika.

“Oi!!”

“HUAA!!”

Secara tiba-tiba Zicco ada di depan mereka dan membuat mereka hampir melompat ketakutan.

“Si Swan itu menyuruh kalian mengawasi ku?” tanya Zicco.

Keduanya menggeleng.

“Ah, kalian terlalu terkejut sampai tak bisa berbicara?”

Keduanya mengangguk secara bersamaan.

“Sekarang, katakan dengan jelas apa perintahnya?” tanya Zicco.

“Kami hanya diperintahkan untuk mengantarmu sampai tujuan secara diam-diam..” jawab salah satunya.

“Oh, baiklah, cukup sampai di sini saja, kalian boleh kembali..” ucap Zicco.

“Ta-tap..”

“Tuan Muda?”

Sebuah suara gagah terdengar dari sisi kanan mereka. Seorang laki-laki dewasa dengan pakaian tuksedo berjalan ke arah mereka. Saat cahaya mengenai wajahnya, barulah dia memperlihatkan ketampanannya.

“Ahh, Jasper” sapa Zicco.

“Mobilnya sudah siap, maaf membuat Anda menunggu lama..” ucap Jasper, pelayan pribadi Zylvechia.

“Ah, aku baru saja akan kembali, tapi dua orang ini membuatku tidak nyaman..” ucap Zicco.

Jasper tersenyum menanggapi perkataan Zicco, Dia berbalik menghadap dua prajurit yang tengah terpana akan ketampanannya.

“Terima kasih sudah mengantar Tuan Muda, Kami akan melanjutkan perjalanan setelah ini. Bagaimana dengan kalian? Butuh tumpangan?” tanya Jasper.

“Ah, tidak apa-apa. Kalau begitu  tugas kami selesai sampai di sini, kami akan kembali ke tim patroli..” ucap salah satu prajurit.

“Kalau begitu kami permisi, lain kali tolong jaga Tuan Muda  Randolf. Di tengah teror berbahaya ini  membiarkannya berjalan seorang diri akan sangat berisiko.” Ucap satunya lagi.

“Benar, saya sangat lalai hari ini, saya pastikan hal ini tidak akan terulang lagi. “ ucap Jasper.

“Tentu, silakan melanjutkan perjalanan Anda, Selamat Malam..” ucap salah satu prajurit sebelum keduanya berbalik.

Kedua Prajurit itu berjalan menjauh, sementara Jasper masih mengawasi dengan sudut bibir yang terangkat. Zicco diam sambil kebingungan sebelum akhirnya meminta Jasper untuk segera berjalan.

“Jaaaaspeeer, mau sampai kapan kita berdiam diri di sini?” tanya Zicco sambil mengeluh.

“Biarkan saya menelepon seseorang sebentar..” ucap Jasper sambil terus memandangi punggung kedua prajurit itu.

“Oke.”

Jasper mengeluarkan ponselnya lalu menekan nomor di sana sebelum akhirnya mulai menelepon. Tak lama kemudian, Jasper mulai mengatakan sebuah kalimat.

“Saya menemukannya..”

Segera Jasper menutup telepon setelah mengucapkan kalimat itu.

“Eh, sudah?” tanya Zicco.

“Bukankah Saya sudah mengatakannya? Hanya sebentar..” jawab Jasper.

Zicco hanya mengangguk mengerti lalu berjalan ke arah yang ditunjukkan oleh Jasper.

Sementara itu, beberapa saat sebelum Zicco di temukan oleh Tim Patroli, Zicco dan Zylvechia sedang dalam perjalanan menuju ke rumah Putra Kedua Randolf yang ada di perbatasan Kota Shannon dan Kota Eden.

Namun, di tengah perjalanan, ban mobil mereka tiba-tiba bocor, terpaksa mereka harus menepi dan berhenti untuk mengganti ban mobil mereka sebelum melanjutkan perjalanan.

Zicco dan Zylvechia turun dan berdiri di sisi mobil sembari menunggu Jasper mengganti ban mobilnya. Tetapi, secara tak terduga sesuatu tertangkap tengah mengawasi mereka dari kejauhan. Orang yang pertama menyadari hal itu adalah Si Bungsu.

Tanpa berkata apa pun, Zylvechia berjalan pelan menjauh sebelum akhirnya dia mulai berlari.

‘Sesuatu’ yang sadar Zylvechia menyadari keberadaannya langsung hilang dari pandangan, tentu saja Zylvechia tetap mengejarnya.

“Zyl?” panggil Zicco saat Zylvechia mulai berjalan.

Jasper menoleh saat Zicco memanggil saudarinya, sementara Zylvechia tak menanggapi panggilan Zicco, justru dia malah berlari saat objek yang tertangkap oleh retinanya melarikan diri.

“Larinya selalu saja sangat cepat!” gumam Zicco.

“Tu-

“Kau cepat selesaikan itu, aku akan membawa Zyl kembal!” ucap Zicco memotong kalimat Jasper sebelum akhirnya berlari mengejar Zylvechia yang sudah tak terlihat lagi.

Alih-alih menemukan Zylvechia, Zico malah tersesat di tengah Kota Shannon. Kota yang sangat padat penduduk itu sangat sunyi di malam hari, itu karena aktivitas penduduk mulai dibatasi sejak adanya teror malam. Zicco yang berjalan sendirian di sana pun merasa takut karena suasana yang sangat mencekam.

Sementara itu, Zylvechia tiba di Istana Militer secara tiba-tiba, dia menemukan Aillard yang tengah berada di sebuah gedung perpustakaan militer seorang diri. Aillard terlihat sangat fokus membaca sebuah buku sehingga tidak menyadari kedatangan Zylvechia.

“Nikmat bukan? Saat prajuritmu mungkin mati karena teror malam, kau malah membaca buku sepanjang malam!” kata-kata dingin dan tajam itu segera mengalihkan fokusnya.

“Lady?”

“Sejak kapan kau memanggilku seperti itu?” tanya Zylvechia.

“Kenapa kau ada di sini? Bagaimana caramu  masuk?” tanya Aillard.

“Menolak usulan seorang Jenius dan bersikukuh pada logika manusia yang retak” ucap Zylvechia terus menerus mengalihkan pembicaraan.

“Apa maksudmu?” tanya Aillard.

“Kau tahu betul apa yang aku bicarakan.” Ucap Zylvechia tetap menggunakan nada dingin khasnya.

Aillard terdiam, sebagian yang dikatakan oleh Zylvechia adalah kebenaran, dia tidak akan bertanya dari mana adiknya mengetahui hal itu, karena dia sudah tahu jawaban Zylvechia mengenai pertanyaan tersebut.

Aillard beranjak dari duduknya setelah dia menutup buku tebal yang tengah ia baca sebelumnya.

“Lady, aku akan mengantarmu pulang..” ucap Aillard sambil berjalan menghampiri Zylvechia.

“Berhenti bersikap layaknya seorang kakak yang  baik, itu memuakkan, Tuan Muda Randolf.” Ucap Zylvechia Ketus.

Aillard menghela nafas, dia tidak tahu bagaimana harus bersikap dalam menghadapi adik bungsunya. Pemikiran mereka tidak pernah sejalan dan obrolan mereka hanya berisi perdebatan sengit antar-saudara.

Zylvechia selalu bisa membuat kakak tertuanya kehabisan kata-kata, ucapan yang keluar dari mulutnya adalah kebenaran yang diuraikan dengan caranya. Lidah tajamnya mampu membuat orang diam.

Hubungan Zylvechia dan Aillard memang tidak baik sejak dulu, keduanya selalu saja perang dingin karena teori yang tidak bisa di jangkau oleh orang awam. Hingga, tidak heran jika keduanya tidak tampak akur atau terlihat seperti sepasang saudara.

“Alih-alih melakukan hal itu, kenapa kau tidak memastikan prajuritmu baik-baik saja? Aku bisa pergi sendiri, saat ini pasti orang itu pasti sedang mencari ku sambil ketakutan!” ujar Zylvechia.

“Orang itu?”

Tepat setelah Aillard menutup mulutnya, Zylvechia tiba-tiba mengalihkan pandangannya sambil menatap tajam. Hal itu membuat Aillard ikut menoleh.

“Kau mau mendengar saranku? Bocah itu mungkin saja bisa membantu menghilangkan kebodohanmu, dengan itu, kau mungkin bisa setara denganku..” ujar Zylvechia sebelum akhirnya berjalan mendekati sebuah jendela besar.

“Lady..” panggil Aillard pelan.

Tanpa basa-basi lagi, Zylvechia pergi meninggalkan Aillard. Aillard yang panik segera berlari ke arah jendela, namun bayangan Zylvechia sekalipun sudah tak terlihat lagi. Dari tempatnya berdiri hanya ada kegelapan.

Lalu, sebuah dering telepon mengejutkan dirinya yang tengah fokus melihat sekitarnya yang kosong.

"Halo?"

"Aillard, aku menemukan adik laki-lakimu, dia bilang dia berpisah dengan adikmu yang lainnya!"

Terpopuler

Comments

Rossemarry

Rossemarry

lanjut lanjut🥳

2022-12-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!