Raymond duduk di sofa sambil memakan satu buah apel di tangannya.
"dia sangat nyaman dengan apartemen sekecil ini" gumam Raymond.
Memang apartemen alesya tidak sebesar apartemen Raymond. Hanya ada satu kamar di apartemennya, berbeda dengan apartemen Raymond mempunyai dua kamar dan ruang perpustakaan.
Raymond melihat foto yang di pajang alesya di dinding. Dari foto nya sendiri, bersama adiknya dan semua keluarganya.
"ternyata dari kecil dia sangat cantik dan menggemaskan" Raymond tersenyum melihat foto alesya.
"bapak lagi apa" Ucap alesya dari belakang.
Raymond langsung membalikkan tubuhnya. "kau mengagetkan ku" jawab Raymond.
"sorry" ucap alesya.
Raymond melihat tampilan alesya dari atas sampai bawah. Dia selalu terlihat cantik.
Kaos putih dengan paduan celana jins dan sepatu kets, tampilan simple terlihat elegan.
"apa ada yang salah dengan tampilan saya kah pak" alesya melihat dirinya sendiri. Kenapa dia melihatku seperti itu.
"tak ada" Raymond mendekat ke arah alesya.
"ingat yah pak, sebelum malam saya harus pulang"
Sempat terjadi bujuk membujuk antara Raymond dan alesya. Alesya menolak untuk ke apartemen bosnya. Ia takut dengan pikiran orang-orang tentang dirinya masuk ke apartemen seorang pria sendiri. Tapi, dengan ilmu jitu ancaman Raymond alesya terpaksa mau dan membuat persyaratan. Raymond langsung menyetujui nya agar alesya mau kembali ke apartemen nya.
"yuk" Raymond menggandeng tangan alesya keluar dari apartemen alesya.
Alesya memberontak agar tangannya di lepaskan, akan tetapi Raymond makin kuat menggenggam nya.
Di kantor....
Suara teriakan seperti di hutan terdengar di ruangan direktur.
"pak, ini di kantor bukan di hutan" tegur fania melihat tingkah gio seperti orang hutan yang teriak.
"kamu tau fania, saya berhasil membuat perusahaan xxx menandatangani kontrak kerja nya" teriak gio bahagia.
"iya pak saya tau, tapi bisakah bapak jangan seperti ini, kalau di liat dengan pegawai lain bisa turun harga diri bapak sebagai direktur" ucap alesya sudah jegah melihat tingkah bosnya sekarang.
Fania memijat dahinya yang merasa sedikit pusing. Sikap gio berbanding terbalik ketika di luar ruangan. Orang mengira gio itu tegas dan berwibawa tapi sikapnya itu akan menghilang ketika gio sudah di ruangan nya dan bersama Raymond.
"aku tak sabar, hadiah apa yang akan di beri Raymond kepada" ucap gio kepada dirinya sendiri.
Gio memegang bahu fania lalu diputarnya. "saya sangat bahagia fania, Raymond akan memberikan saya hadiah, huaahhh"
Fania mengikuti putaran yang di berikan gio. Kepalanya sangat pusing saat ini. Mungkin saat ini kepalanya terdapat burung-burung terbang di atasnya.
"pak, saya mual" lirih alesya. Penglihatannya udah remang-remang.
Gio memberhentikan aksinya itu. "maaf fania, saya terlalu bahagia" ucap gio tanpa bersalah.
Fania berjalan seperti orang sedang mabuk. Bosnya harus diperiksa kerumah sakit habis ini.
Setelah pekerjaan gio selesai ia akan memberitahu Raymond hasil rapatnya. Kalau sekarang menghubungi Raymond takut mengganggunya. Bisa-bisa Raymond marah tidak memberikan apa-apa pada gio.
Fania terus merutuki perbuatan bosnya itu. Lebih baik mempunyai bos seperti Raymond daripada gio. Tak apa pekerjaan lebih banyak daripada sedikit dengan bos seperti gio.
_______________________
Di dalam apartemen, dua insan sedang menyusun bahan makanan di dapur.
"alesya, tolong ambilkan ponsel saya" pinta Raymond. Dari tadi ponselnya terus berbunyi.
Alesya yang sedang menyusun Indomie memberhentikan aktivitas. Ia mengambil ponsel Raymond di atas meja makan.
"nih pak" beri alesya.
Raymond langsung menyambar ponselnya dari tangan alesya.
"hallo" ucap Raymond.
"......"
"aku lagi sibuk"
"......"
"belum waktunya, mengertilah"
Jiwa kekepoan alesya meronta-ronta. Bosnya lagi menelpon dengan siapa.
"ma, please. Beri aku waktu"
Oh, ternyata ibunya bos. Batin alesya.
"aku tutup dulu telpon nya, bye mom"
Raymond menghembuskan napasnya kasar. Ia bangkit dari tempatnya menuju kamar tidurnya.
"alesya selesaikan semuanya, saya ke kamar dulu" suruh Raymond.
Alesya mengerutkan dahinya heran. Kenapa sekarang pekerjaannya sekarang berubah menjadi pembantu rumah Raymond.
Wajah nya tiba-tiba berubah setelah bertelepon tadi.
Apa yang dikatakan ibunya sampai wajah nya begitu. Tidak mau berpikir panjang alesya segera membereskan semua barang yang di beli Raymond tadi.
Setelah selesai membereskan semuanya tak terasa matahari mulai bergerak dari timur ke barat. Raymond tidak keluar dari kamarnya dari tadi. Apa yang aku lakukan setelah ini.
Sebaiknya alesya membuat makanan saja daripada bosan menunggu Raymond keluar dari kamarnya. Nasi goreng dengan campuran sosis menjadi tema masakannya.
Drt... Drt... Drt...
Ponsel alesyaa bergetar. Sebuah pesan masuk dari ponselnya.
Fania Sekar M
Hei, kenapa hari ini kau tidak masuk kerja?
Alasan apa yang harus alesyaa katakan kenapa tidak masuk kerja hari ini. Tidak mungkin jujur kalau sedang berduaan dengan Raymond.
To: Fania Sekar M
Lagi tak enak badan
send..
Tak apa berbohong demi kebaikan. Pikir alesya.
Alesya melanjutkan masak-memasaknya. Lima belas menit akhirnya jadi nasi goreng buatan alesya. Piring nya di hiasi dengan salada, tomat dan mentimun.
"semoga Raymond menyukainya" gumam alesya.
Suara ketukan pintu terdengar dari luar. Dengan cepat alesya melangkah ke arah pintu membukakan pintu.
Betapa terkejutnya melihat siapa pelaku yang mengetuk pintu.
**Maaf ya upnya lama.
Partnya juga sedikit yang ini huhuhu. Next part dipanjangin lagi kok.
Like+komentar+votenya jangan lupa.
Tungguin part selanjutnya.
Semoga suka dengan part ini dan typo bertebaran**.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Sari Polim
ditunggu ep selanjutnya thor
2020-08-24
1
emul
Up yg byk thor
2020-08-23
1
nessa nessa
lanjut thor
2020-08-22
1