Suara langkah kaki berat memasuki ruangan rapat. Yang tadi suasana tampak berisik seketika hening. Semua di dalam ruangan menunduk hormat ketika Raymond memasuki ruangan.
Mata mereka menuju ke arah wanita di sebelah Raymond siapalagi kalau bukan alesya. Untuk pertama kali mereka melihat wajah alesya. Dari wajah mereka dapat di baca mereka sedang bertanya pada diri mereka sendiri siapa wanita di sebelah Raymond.
Raymond peka dengan ekspresi semua orang yang berada di dalam memperkenalkan alesya. "perkenalkan ini alesya, sekretaris baru saya yang menggantikan fania"
Alesya menunduk hormat ke semua orang.
"mari silahkan di mulai rapatnya" ucap Raymond menduduki kursinya.
"maaf pak, direktur utama belum hadir" ucap seorang laki-laki yang terlihat seperti masih muda dari wajahnya.
Tumben sekali dia telat, biasanya dia yang paling awal datang. Batin Raymond.
Tok! Tok! Tok!
Suara ketukan pintu menjadi pusat perhatian semua orang.
"maaf saya terlambat" ucap gio lalu masuk kedalam ruangan.
Terlihat wajahnya seperti orang kurang tidur. Kantong matanya sudah seperti panda dan penampilannya sedikit berantakan.
Gio melirik Raymond sinis. Dia begini semua ulah Raymond.
Sedangkan Raymond di lirik seperti itu tidak peduli. Malah ia senyum, lebih tepatnya senyum meledek.
Rapat berjalan dengan lancar. Hampir dua jam rapat berjalan dan akhirnya selesai.
Klien Raymond bahagia karena perusahaan Raymond menerima tawaran kerja sama.
"Terim kasih tuan" ucap salah satu klien Raymond sambil memberi jabatan tangan.
"sama sama" jawab Raymond.
Klien itu melihat alesya berdiri di samping Raymond. "sekretaris barumu sangat cantik tuan"
"pasti, karena saya tidak sembarang memilih seorang sekretaris di perusahaan ini" jawab Raymond.
Alesya merasa malu dengan tatapan Raymond. Ia teringat bagaimana Raymond mengecup bibirnya. Sialan pikiran itu selalu muncul.
"wah Raymond sekretaris mu boleh juga nih" seorang pria jauh lebih muda dari Raymond ikut bergabung percakapan, sepertinya umur pria itu tidak jauh lebih dari alesya.
Raymond menatap tajam. "jangan coba-coba berbuat aneh kepadanya"
"wish galak bener, minta nomor hpnya dong" ucapnya genit.
Alesya melihat nya sangat ilfil, tipe-tipe fakboi terlihat dari tampangnya.
"alesya kembali ke ruangan mu deluan" ucap tegas Raymond.
Alesya menurut yang di ucapkan bosnya. "permisi" pamit alesya kepada pria yang tadi menggodanya.
"jangan lupa nomor hp mu, kalau kita bertemu lagi aku akan menagihnya kembali"
Raymond langsung memberi tatapan tidak suka. Tidak boleh ada yang menggoda alesya selain dirinya.
"jangan menggoda dirinya lagi ken" peringat Raymond.
Dia adalah kenno saudara Raymond yang di cap playboy. Nampak cewek cantik dikit langsung di sosor.
"dia sangat cantik tau, bagaimana aku tidak tergoda olehnya" jawab kenno. "kasih tau aku nomor hpnya, ayo dong ray kenalkan aku padanya" kenno memohon melas.
"tidak akan!" jawab Raymond tegas.
Malas berdebat lebih lanjut dengan kenno, Raymond meninggalkan kenno. Lebih baik mengurus pekerjaan dari pada meladeni kenno yang tidak penting.
_________________________________
Alesya masih sangat malu untuk menatap bosnya. Kejadian semalam tidak mudah dilupakan begitu saja. Berbeda dengan bosnya, dia merasa tidak ada kejadian apapun.
Tring! Tring! Tring!
Suara telepon membuyarkan pikirannya.
"hallo, dengan alesya disini" angkat alesya.
"apa Raymond sudah kembali ke ruangannya" tanya seorang dari seberang telepon.
"sudah pak" jawab alesya.
"oh baiklah, bilang ke dia aku akan menemuinya nanti" sambungan telpon di putuskan dari sana.
Dengan langkah berat alesya masuk ke ruangan bosnya. Raut wajah apa yang harus di tampilkan saat di depan bosnya nanti.
Gugup, itu lah yang sekarang di rasakan alesya. Apa kejadian semalam akan terulang kembali. Ia menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan pikiran kotornya itu.
"permisi pak" ucap alesya sopan.
Alesya memberanikan diri mengangkat kepalanya. Ia tahu kalau bosnya tidak suka kalau lagi bicara tidak menatap ke arahnya.
"ada apa alesya" Raymond terlihat santai. Berbeda dengan alesya terlihat gugup meski dirinya menutupi kegugupannya.
"pak gio akan datang ke ruangan anda pak" ucap alesya sesantai mungkin.
Raymond berdiri mendekat ke alesya. Alesya menggigit bibir bawahnya menahan kegugupannya. Pikirannya teringat ketika Raymond mengecup bibirnya.
Melihat alesya gugup, Raymond makin gemas melihat wajah alesya menahan semua kegugupannya.
Wajah Raymond mendekat ke wajah alesya. Alesya menahan napasnya dan menutup matanya. Ia belum siap dengan semuanya.
"aku tidak ingin bertemu siapapun, bilang ke dia" bisik Raymond ke telinga alesya.
Alesya bernapas lega ketika Raymond menarik wajahnya kembali. Wajah alesya sudah merah seperti tomat, ia sangat malu apa yang dipikirkannya tidak terjadi.
"Kenapa wajah mu seperti tomat busuk begitu" ledek Raymond.
Alesya menunduk malu.
"alesya" panggil Raymond.
Tidak ada jawaban dari alesya.
"alesya" Raymond menaikan suaranya.
"iya pak" jawab alesya gugup.
"apa kau tuli huh" ucap Raymond kesal.
"maaf pak"
Lihatlah dia sangat menggemaskan. Batin Raymond.
"kau sangat cantik hari ini"
Blush.
Pipi alesya merona merah atas pujian bosnya. Siapa yang tidak salah tingkah dipuji begitu.
Tidak mau berlama di ruangan bosnya yang membuat dirinya malu, alesya pamit keluar.
"maaf pak, saya harus permisi keluar" pamit alesya.
"cepat sekali, apa kau tidak ingin kejadian semalam terulang kembali" goda Raymond.
Alesya berjalan cepat keluar dari ruangan bosnya. Jantung nya sudah tidak karuan ditambah wajahnya yang sudah sangat merah membuat dirinya sangat malu.
Di ruangan, Raymond tersenyum senang melihat wajah alesya yang merah menahan malu karena ulahnya.
**Maaf yah baru bisa up sekarang:(
Author sibuk belajar dan ide nulis part ini tiba-tiba hilang.
Part kali ini tidak sepanjang part sebelumnya. Semoga kalian suka yah.
Like+komentar nya jangan lupa guyss.
Votenya juga loh hehe.
Sampai berjumpa di part selanjutnya hehe**.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Mang Widhi
lanjuttt
2020-06-29
1