10. Senang

Mereka sampai ke tempat tujuan. Alesya turun deluan, ia tidak mau bosnya membuka pintu untuknya. Emang sepasang kekasih apa harus di perlakukan seperti itu.

Mata alesya berbinar melihat pemandangan di depannya. Wow.

"dasar tidak sopan, kenapa kau turun deluan" ucap Raymond kesal karena alesya turun deluan.

Tidak ada jawaban dari alesya. Alesya masih setia melihat keindahan di depannya.

"kamu suka sama tempat ini" tanya Raymond yang ikutan melihat pemandangan di depan.

"sangat suka" jawab alesya senang.

Kan bener dia sangat manis ketika senyum.

Mereka sedang berada di pantai. Raymond mengajak alesya makan siang yang berbeda. Biasa ia akan makan di restoran termahal kali ini ia ingin berbeda dengan biasanya.

"kamu mau pesan apa" ucap Raymond.

Raymond memegang menu restoran sedangkan alesya duduk sambil memandang ke arah pantai.

"hei, aku kesini mengajak mu makan bukan liburan"

Ucapan Raymond mampu membuat alesya menoleh ke arahnya. Alesya menatap dengan tatapan malas. Bisa gak sih, gak ngerusak mood.

Raymond melihat perubahan wajah alesya pura-pura cuek. Padahal ia telah menyesal menghilangkan senyuman alesya.

"samain aja pesanannya kayak bapak" jawab alesya ketus. Ia kembali memandang ke arah pantai. Tenang, itu lah yang di rasakan alesya.

Raymond mengembuskan napas pasrah. Ia membiarkan alesya memandangi pantai kembali.

Pelayan yang berdiri dari tadi hanya senyum-senyum sendiri melihat dua insan dihadapannya.

Setelah memilih menu makanan, Raymond ikut memandang ke arah pantai.

"kamu suka pantai alesya?" tanya Raymond.

"hm" jawab alesya singkat.

"apa tidak ada selain hm jawaban mu" ucap Raymond.

"iya"

Raymond merubah tatapannya ke arah alesya. Memandangi wajahnya yang begitu cantik. Bibirnya terus tersenyum menambah kecantikannya.

"cantik" ucap Raymond tanpa sadar.

"bapak ngomong apa" alesya melihat ke arah Raymond.

"gak, gak ada" jawab Raymond membuang wajahnya ke sembarang arah.

"tapi tadi bapak ngomong sesuatu loh" ucap alesya meyakinkan kalau pendengarannya tidak salah.

"salah dengar mungkin kamu" ucap Raymond dengan wajah seperti orang ketahuan mencuri. Mencuri hati alesya.

Masa sih aku salah dengar, sangat jelas kalau dia bilang cantik. Batin alesya.

"permisi, makanan datang" Ucap pelayan. Di taruh satu demi satu makanan ke atas meja.

"selamat menikmati tuan dan nona" ucap pelayan lalu ia kembali ke dapur.

Alesya melihat makanan di depannya sangat banyak, ia tidak tahu apakah ini akan habis. "pak ini sangat berlebihan"

"ya saya tidak tahu selera kamu jadi saya pilih saja semuanya" ucap Raymond santai.

"kan saya udah bilang samain pesanannya seperti punya bapak" Alesya benar-benar tidak mengerti sama pikiran Raymond.

"sudah jangan banyak bicara, makan saja" ucap Raymond final. Ia tidak ingin berdebat cuma masalah sepele.

Alesya mulai mengambil memotong steak miliknya. Enak, itu yang dirasakan alesya ketika sudah di dalam mulutnya. Tanpa malu ia melahap semua makanannya.

"tadi katanya sangat berlebihan, tetapi di makan juga semuanya dengan lahap" sindir Raymond.

"ya daripada mubazir lebih baik di habisin" jawab alesya. Sebenernya itu hanya sebuah alasan, karena alesya tidak bisa membiarkan makanan enak sebanyak ini di buang sia-sia.

"bilang aja kalau ini enak sehingga kau tidak dapat menolak semuanya" tebak Raymond.

Darimana dia tau pikiranku. Alesya menatap tajam ke Raymond. "terserah anda, yang penting ini semua gratis tidak mengurangi uang saya sendiri" jawab alesya dengan menunjuk pisau ke depan Raymond.

"hei, pisaumu turunkan" Raymond merasa itu berbahaya.

Alesya malah makin memajukan pisau di tanggannya.

Wajah Raymond berubah takut. "turunkan pisau mu atau aku tidak akan membayar makanan ini semua" Ancam alesya.

Alesya menurunkan pisaunya kembali. Bagaimana mungkin ia membayar semua makanan ini, bisa-bisa uangnya tidak cukup untuk membayar sewa apartemennya.

Mereka melanjutkan makan kembali.

_____________________________________

Alesya berdiri di depan restoran. bosnya menyuruh dirinya menunggu bosnya yang lagi membayar.

"lama sekali dia, gak tau apa aku sudah tidak sabar ingin duduk di tepi pantai" gumam alesya.

Raymond mengajak alesya berkeliling pantai sampai matahari tenggelam. Alesya sempat menolak karena pekerjaannya tadi belum selesai, tapi Raymond bilang kalau pekerjaan itu bisa diselesaikan besok. Kalau sudah bosnya yang ngomong alesya tidak dapat membatah. Sedangkan pekerjaan Raymond ia menyuruh gio menyelesaikan semuanya. Pembalasan ketika gio mengganggunya tadi.

"sorry, tadi ke toilet dulu" ucap Raymond mendekati alesya.

"pantesan lama" jawab alesya.

"ya udah yuk" Raymond menggenggam tangan alesya.

Terkejut akan sikap bosnya alesya melihat wajah Raymond.

"ada apa" tanya Raymond melihat wajah alesya. Jadi mereka saling tatap-tatapan.

Alesya memutuskan tatapanmya. "tak ada"

Mereka berjalan ke arah tepi pantai dengan tanggan saling bertautan. Alesya ingin melepaskan genggaman bosnya tapi ketika ia berusaha melepaskan malah tanggan bosnya makin erat menggenggam tangan alesya.

"apa kau ingin minum es kelapa?" tanya Raymond melihat orang yang sedang meminum es kelapa dengan pasangannya terlihat sangat romantis.

"tidak" tolak alesya. Saat ini perutnya masih sangat kenyang.

"ya udah kalau gitu saya yang minum" Raymond berjalan menuju tempat jualan es kelapa.

Setelah membeli es kelapa mereka duduk di bawah pohon pinus sambil memandang pantai yang luas dengan ombak yang naik turun.

Alesya hari ini sangat senang, seketika beban dipikirannya leyap, meski itu sementara.

Keduanya saling diam. Raymond yang asik dengan es kelapanya dan alesya asik memandangi ombak pantai.

"pak" ucap alesya membuka pembicaraan.

"hm" jawab Raymond masih asik meminum es kelapa di tangannya.

"bolekah saya bertanya"

"silahkan"

"apa alasan bapak mengajak saya kesini"

"karena tempat ini indah dan kamu menyukai nya bukan" jawab Raymond santai.

Masuk akal. Batin alesya.

"apa bapak tidak bisa mengajak orang lain"

"tidak, saya inginnya kamu"

"apa bapak tidak mempunyai seorang kekasih"

Ucapan alesya kali ini membuat Raymond tidak bisa menjawab. Ia mengalihkan wajahnya ke alesya.

"kenapa bapak diam" ucap alesya bingung. Apa yang di ucapkannya salah. Kan dia hanya ingin tahu.

"kau banyak bicara, fokus saja dengan pantainya" ucap Raymond.

"bapak kok gak nyambung yah, saya nanya apa jawabnya apa" ucap alesya kesal.

"sekali lagi kau bicara saya tidak akan segan mencium mu" ancam Raymond.

"saya tidak takut, saya bisa berteriak kalau bapak macam-macam dengan saya" alesya mengancam balik.

"wah, ternyata kamu berani menantang saya" Raymond merasa di tantang mendekatkan wajahnya perlahan ke wajah alesya.

Alesya melihat Raymond ingin berbuat sesuatu memundurkan tubuhnya. "a-apa yang ingin bapak lakukan" ucap terbata.

"yang kamu inginkan" Raymond tersenyum, lebih tepatnya tersenyum jahil.

"sa-saya akan berteriak kalau bapak makin mendekat" peringat alesya.

"silahkan kamu berteriak saya tidak peduli" jawab Raymond santai. Raymond makin mendekat ke wajah alesya.

Alesya sangat merasakan hembusan napas bosnya. Tiba-tiba lidahnya kelu untuk berbicara. Ingin sekali alesya berteriak tetapi mulutnya susah untuk di buka.

Cup.

Alesya memejamkan matanya. Bosnya telah mengecup bibirnya. Bibir sucinya kini sudah tidak suci lagi karena di sentuh bibir Raymond.

Raymond tersenyum melihat wajah alesya yang merah padam.

Oh bagaimana ini, ciuman pertama ku. Eh itu bukan ciuman itu hanya kecupan alesya, ahh kecupan pertama dibibir ku di renggut olehnya. Batin alesya.

Jantung alesya berdetak lebih cepat dari normalnya. Bosnya itu selalu membuat jantungnya berdetak lebih cepat.

Perlahan alesya membuka matanya. Ia langsung membuang wajahnya ke arah lain. Sungguh malu dirinya saat ini, menatap bosnya saja ia tidak berani.

Sedangkan Raymond hanya senyum-senyum sendiri. Ia tidak merasa bersalah atas kejadian apa yang di lakukan olehnya.

Mereka saling diam sampai matahari tenggelam.

____________________________________

Raymond mengantar alesya pulang ke apartemennya. Sebelum pulang mereka singgah untuk makan malam. Mereka hanya ngomong kalau penting saja.

"terimakasih telah mengantar saya pulang pak" ucap alesya lalu masuk ke apartemennya tanpa menunggu jawaban bosnya.

"dasar gak ada akhlak" cibir Raymond.

Raymond menacap gas mobilnya membelah jalanan malam ini.

Sampai di mansion miliknya ia langsung mandi membersihkan tubuhnya yang sudah lengket dengan keringat.

Hari ini ia pulang ke mansionnya, sejak ia pulang dari luar negeri ia tidak pernah menginjak mansionnya.

"harusnya aku lebih lama mengecup bibirnya atau ******* bibirnya tadi" gumam Raymond.

Raymond terus memegang bibirnya. Kalau boleh ia tidak akan mencuci bibirnya agar bekas bibir alesya tidak hilang dari bibirnya.

Bisa dikatakan saat ini Raymond sedang tidak waras gara-gara memikirkan alesya. Sekertarisnya sudah membuat dirinya gila.

Awal jumpa saja Raymond sudah tertarik dengan alesya di tambah alesya sekarang bekerja di kantornya membuat dirinya lebih sering dekat dengan alesya.

"lihat saja kau alesya, akan ku buat kau lebih gila dari ku" Raymond tertawa kecil.

Tidak mau bergelut pikirannya tentang alesya. Lebih baik ia tidur mempersiapkan tenaga untuk rapat besok. Ia sudah menyuruh gio menyelesaikan semuanya jadi malam ini ia tidak perlu bekerja. Kau rasakan gio, ini pembalasan ku.

******Akhirnya part ini selesai:)))))

Semoga kalian suka yah.

Maaf yah kalau ceritanya menurut kalian gak nyambung:(

Dan maaf yah author belum bisa membuat jadwal untuk up karena author lagi sibuk belajar persiapan masuk kuliah guyss:)

Doain yah akunya lulus nanti hehe:*

Oh ya, ini kenapa sih cover aku gak bisa muncul, sedih aku tuh:((((((

Komentar kalau ada typo yah.

Jangan lupa like+votenya dari kalian:)

Selamat membaca ke part selanjutny**a****:*

Terpopuler

Comments

Riska Febriyanti

Riska Febriyanti

up lg

2020-06-23

2

QueenApril

QueenApril

Crazy up dong thor jan lama² y

nanti jngn lupa mmpir balik ke novel ku ya thor aku tunggu kehadirannya loh thor

2020-06-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!